Tugas

"Dari mana aja sih lo, gue udah kering ni di sini, nungguin Lo dari tadi ngak nongol nongol juga, janjinya siang eh tau tahunya udah jam segini baru nujukin tu batang hidung yang kagak ada" Ucap seorang gadis cantik sembari menggembungkan pipinya kesal, namanya Riana teman dekat Lia, dan hari ini ia memiliki beberapa tugas dari kampus, namun Lia malah menghilang membuat Riana menjadi panik karena mencari, dasar Riana selalu saja mencemaskan keadaan Lia

"Maaf, gue lupa, ya maaf kali Ri, lagian belum sore sore amat kan" Ucapnya sembari tersenyum konyol, ia memang melupakan hal ini, jika tak di ingkan oleh Riana maka ia tak akan datang ke tempat ini

Riana sangat ingin memukul kepala kecil itu, hal penting seperti ini bagai mana bisa lupa?, waktu sudah semakin mepet, mana dosennya killer lagi, uh semoga semua berjalan dengan baik, semoga aja tugas tugas ini selesai sesuai dengan keinginan dan harapannya

"Ngak sore sih, tapi udah hampir malam gini, Lo Ais Lo mah" Ucap Riana dengan nada pelan, mereka membuat janji untuk pergi siang, dan lihatlah jam berapa sekarang, sudah hampir sore dan ia bahkan bertanya tanya apakah tempat yang akan ia datangi kali ini masih buka saat jam sudah hampir menujukan waktu pulang kerja

"Sorry, lagian Lo juga nunggu ngak lama lama amat juga kan" Jawab Lia lagi, ia memang telat, tapi ya ngak kesorean amat sih, jam baru aja 15:09 dan mereka masih memiliki beberapa waktu lagi

Dan lagi Riana juga pasti baru dateng kan?, mengingat gimana kebiasaan Riana Lia jadi ngak yakin kalo ni bocah emang nungguin dia di sini, yah siapa tau kan ada hal lain yang ia lakuin di sini, seperti ketemuan contohnya

"Siapa yang bilang, gue udah jadi ikan asin tau gak, katanya habis balik dari kampus kita berangkat bareng, Eeh tau taunya gue di tinggalin gitu aja, kan kampret banget tu" Riana bahkan masih sibuk mengoceh, ia sudah menunggu dalam waktu yang begitu lama, namun yang di nantinya bahkan hanya menujukan wajah yang tak bersalah sedikitpun

"Gue ada urusan tadi, lagian Lo juga sih, kelamaan perginya, kan gue jadi kelupaan, dan nyelong aja kayak ngak ada dosa sedikitpun" Ucapnya membela diri, Riana mengatakan perihal tugas ini semalam dan bahkan saat siang hari Riana meninggalkannya begitu saja, wajar dong kalo dia lupa

"Masih muda aja udah pikun Lo, kalo tua bisa jadi apa Lo" Riana menghela nafas tak habis fikir, sebelumnya bukankah ia sudah mengatakan jika ia akan ke perpustakaan untuk mencari beberapa buku, ia fikir Lia akan menyusulnya, namun siapa yang tau Lia malah pegi entah kemana, dan bahkan belum punya niat kembali jika ia tak memiliki inisiatif untuk menelpon

"Jadi orang tua buat ana gue dan jadi istri yang baik buat suami gue" Jawab Lia dengan nada nan begitu ringan, dan itu bahkan berhasil membuat temanya mulai membacot ria kayak kagak ada kerjaannya

"Sialan lo" Ucap Riana dan keduanya tertawa bersama, beginilah Riana, gadis yang bermulut kejam namun begitu baik hati, hal yang sangat wajar jika Lia merasa begitu nyaman dan aman saat berada di sisi Seornag Riana

"Nah kan yang gue bilang bener"

"Yaudah, buruan, keburu malem ni, nanti kantor polisi tutup lagi" Ucap Riana dengan anda pelan

"Siap bos" Ucap Lia dan berjalan menuju motor yang berada di parkiran, dan kembali memutar gas motor menuju tempat yang sudah menjadi target mereka.

Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di salah satu rumah tahanan yang anda di Jakarta timur, dan seperti biasa mereka akan masuk dan melakukan beberapa Wawancara beberapa saat untuk mengumpulkan data dan menyelesaikan tugas yang di berikan dengan baik.

"Huh Akhirnya selesai juga" Ucap Riana dengan lega wawancara kali ini berjalan dengan sangat lancar, hal yang sangat kebetulan orang yang di wawancaranya hari ini adalah salah satu polisi yang menangkap preman tadi, Lia adalah mahasiswa dari fakultas hukum dan meneliti beberapa tindakan kriminal di kalangan masyarakat, mereka juga di beri akses bebas mewawancarai para napi (Nara pidana) secara langsung, beruntung polisi muda itu sudah memiliki jabatan yang cukup tinggi, jadi ia memberi izin untuk mewawancarai napi karena rasa terimakasih terhadap Lia yang membantu mereka menangkap tawanan yang berhasil lolos dari penjara

"Hari sudah mulai gelap, dan udah adzan juga kita cari masjid dulu yuk" Ucap Lia dengan nada pelan dan setelahnya segera bergerak untuk keluar dari rumah tahanan tersebut berjalan menuju perkiraan untuk segera menuju masjid dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim

"Yaudah yuk, eh ia ngomong ngomong ni, hari ini tugas kita kok lancar banget, kagak ada dramanya lagi, Lo tau sendiri kan kalo setiap gue datang ke tempat tempat beginian, pasti ribet banget" Ucap Riana dengan nada pelan, pekerjaan mereka hari ini bahkan terlalu mudah dan membuat mereka bertanya tanya, apakah yang sedang terjadi di sini,

"Bersyukur aja, tuhan udah nentuin jalan yang terbaik buat kita" Jawab Lia dengan nada pelan sembari memasangkan helemnya

"Iya, gue syukur banget, sampai saat ini pun gue masih merasakan nikmat yang tuhan kasih" Ucap Riana dengan nada lega, ia sangat mensyukuri apa yang ia miliki saat ini

"Emang Lo bisa apa kalo tuhan nyambut nikmat dari Lo" Jawab Lia dengan anda ringan

"Iya iya, is Lo mah, gangguin kebahagiaan gue aja, Lo tau sendiri kan sebelum kesini gue gugup banget, bahkan bingung mau ngomong apa nantinya, dan setelah di jalanin ternyata ngak sesulit itu, dan ternyata gue ngak sebodoh itu" Ucap Riana dengan penuh semangat, jujur saja ini adalah kali pertama ia mendatangi tempat seperti ini, dan untuk pengalaman pertama ini benar banar sangat baik

"Ngak ada yang ngak bisa di selesaikan, kalo gugup ya wajar lah, namanya juga manusia, gue juga yakin tu para orang yang di wawancarai juga gugup, Lo ngomongnya seolah mau memojokan banget, untung aja kita bisa selamat sampai keluar" Ucap Lia dengan nada pelan, pertanyaan Riana pada beberapa orang membuat Lia memanggang kepalanya, sebagai seoang tamu tentu aja mereka harus mengetahui batasan mereka, namun Riana?, bahkan ia begitu bersemangat mengulik semua informasi yang bahkan membuat para polisi yang di Wawancarai menjadi kelimpungan

"Ya maaf, gue mana tau hal begituan, selama ini kita belajar teori doang, pas kelapangan gue jadi semangat banget, dan siapa yang nyaka kalo pertanyaan pertanyaan itu keluar dari mulut gue" Jawab Riana Dangan nada kesal, ia juga tak berfikir jika pertanyaan itu keluar dari mukutnya

"Ah sudah lah, ngak perlu di pikirin lagi, yang penting tugas udah kelar kan, dan setelah ini kita bisa narik nafas lega" Lia berucap sembari melihat Medan jalan yang ia tempuh, meskipun sambil mengobrol tentu saja ia harus fokus menyetir karena keselamatan adalah hal yang paling utama dan harus di utamakan

"Bener tuh" Jawab Riana dangan nada pela

motor terus melaju di jalan raya di temani dengan beberapa obrolan kecil keduanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!