Semua yang kulihat hanya gelap gulita, dimana ini? Apa yang terjadi? Suara?
“Subject Batu Mulia, Diamond Soul berhasil hidup.”
Batu mulia? Diamond soul? Apa maksudnya? Kenapa aku tidak bisa menggerakkan mataku, tanganku? Badanku? Aku tidak bisa merasakannya. Apa yang terjadi?
Krak Krak Grrrrr
Suara apa itu?
Aku berusaha untuk membuka kelopak mataku dan pada akhirnya perlahan-lahan sebuah cahaya mulai memaksa masuk menerobos kornea mataku. Langit biru dengan awan yang saling beriringan merupakan hal pertama yang kulihat. Mataku seolah-olah melihat dengan kacamata 3D dimana aku menemukan sekelilingku yang merupakan bangunan-bangunan tinggi pencakar langit hancur seperti terkena ledakkan. Aku tidak tahu apa yang terjadi namun pandanganku kembali kepada langit biru itu. Menghilangkan tanda tanya kenapa semua bangunan itu seperti itu.
“Sangat indah.” Itulah ucapan pertama yang diucapkan oleh bibirku tanpa tahu apa yang akan menungguku nantinya.
Krrrk Grrr
Suara itu lagi? aku berusaha untuk mencoba menolehkan kepalaku kearah kiri saat aku melihat sesosok monster aneh. Seperti lintah namun ukurannya sangat besar. Giginya besar dan juga runcing melingkar diseluruh permukaan mulutnya. Jangan lupakan lendir yang bergelayut disekitaran mulutnya yang terbuka lebar.
“A-apa? Itu?” aku perlahan bangun, tidak peduli betapa terkejutnya diriku namun aku mengira semua ini hanya mimpi?
Tiba-tiba sebuah robot mungil seukuran bola basket dan memiliki layar yang mengeluarkan emoticon imut ketika dia berbicara muncul dan melakukan pemeriksaan kepadaku. Dan sebuah suara cempreng muncul dari robot tersebut.
“Halo!!! Diamond Soul.” Teriaknya yang membuat monster lintah itu melirik kearahku dan mulai bergerak perlahan kearahku. Mungkin aku sedikit terkejut betapa monster itu sedang makan siang. Bukan makanan yang layak dimakan manusia namun dia memakan manusia. Cukup aneh dan terkesan ambigu namun ketahuilah monster itu sedang melahap manusia. Aku rasa mereka sudah mati.
“Ah?! Apa waktunya tidak tepat?” tanya robot itu yang melihat monster lintah itu mulai beringsut untuk melompat kearahku.
Melihatku yang masih terdiam, robot mungil itu langsung berteriak, “Jangan terdiam saja!!! Lari!!! Akan aku jelaskan saat lari.”
“Hah?” tanyaku yang masih terdiam.
“Kau mau hidup atau tidak?!” teriaknya lagi. “Bangun dan kemudian lari! Kerahkan semua tenagamu diamond Soul….!”
“Diamond Soul?” tanyaku dan perlahan bangkit walaupun aku sangat kesusahan. “Namaku Leviatan… Leviatan Haru.” Kataku memperkenalkan diriku walaupun tidak ditanya dan berusaha bangkit untuk lari. Satu hal yang aku rasakan adalah tubuhku sangat berat. Seakan-akan tubuhku sudah mengalami obesitas yang sangat parah.
“Oh rupanya kapasitas otakmu berfungsi dengan baik! Dan ayo lari!” teriaknya lagi.
Sesaat robot itu menyuruhku untuk lari sesaat itulah monster lintah itu melompat untuk memangsaku yang ukuran monster lintah itu 200 kali dari lintah biasanya.
“KYAAAAHHH!” teriak robot tersebut. “A! kau baik-baik saja?” tanyanya khas suara yang menurutku seperti suara manusia. Apa dia manusia?
Untunglah saat monster itu melompat kearahku, Reflek aku juga melompat kesamping dan kemudian langsung lari.
“Ha?! Kau sudah lari?” kata robot itu dan kemudian mengikutiku yang sekarang dikejar oleh 5 ekor monster lintah yang melompat-lompat dibelakangku. Memamerkan giginya yang besar-besar dan mengerikan.
“Hmmm, oke akan aku jelaskan. Namaku adalah System 31200456 code Diamond Soul. Aku adalah robot yang akan selalu menemanimu disaat suka maupun duka… jadi kau bisa memanggilku kapan saja dan dimana saja dengan menyebutkan namaku System 31200456 code…”
Belum sempat robot itu melanjutkan kata-katanya, aku memotongnya. “…bagaimana cara membunuh mereka? Tubuhku berat dan mataku kabur.”
“Owhh… aku lupa soal itu. Tubuh diamond Soul memiliki kekuatan untuk menciptakan senjata yang terbuat dari diamond dan merupakan salah satu batu mulia yang terkuat dan juga tertajam didunia, hehe. Coba kamu bayangkan sebuah senjata yang ada difikiranmu.”
“Aku tidak bisa.” Kataku. Tubuhku berat untuk berlari apalagi untuk menghindar dari serangan lintah raksasa itu. Dan robot ini malah menyuruhku untuk membayangkan senjata? Yang terfikirkan oleh ku saat ini hanya pedang panjang atau sebuah sabit seperti di film-film malaikat kematian. Yah aku menyukainya, apabila aku yang menjadi tokoh utama di dalamnya yang bersiap untuk membunuh siapapun.
“Ha? Aku kira otakmu tidak bermasalah.”
“System apa kau bisa berubah menjadi senjata?” tanyaku karena terlalu lelah dan juga aku berharap ini semua mimpi namun disuatu sisi ada perasaan aneh yang tidak aku tahu apa itu.
“Tentu saja, karena tubuhku dilengkapi dengan senjata api yang…”
“… kalau begitu berubah lah menjadi senjata api apapun itu… dan hancurkan monster lintah itu.” Kataku sambil meraih robot itu dan mengarahkan robot itu menghadap monster lintah itu.
“Heh???” robot itu tidak terima namun pada akhirnya tangan mungil robot itu berubah menjadi shootgun yang menembak monster lintah yang berada di hadapannya. Dari arah samping ternyata masih ada monster lintah dan sontak aku membayangkan senjata seperti pedang panjang dan saat itu terciptalah pedang panjang yang berkilauan, tidak melewatkan sedikitpun kesempatan aku langsung menebas monster lintah yang berada di jangkauan pedangku dan kemudian seperti didalam video game aku bergerak untuk menebas semua monster yang ada di hadapanku. Saat ini aku merasakan tubuhku sedikit ringan ketika aku mengayunkan senjataku ke arah monster lintah itu. Aku menebasnya dan melompat menghindar dari serangan. Memang sulit namun entah kenapa aku menyukainya.
“Dibelakangmu System!” kataku memperingatkan robot yang malah terdiam melihatku.
Robot melirik kebelakang dan kemudian langsung menembak dengan shootgun.
Pada akhirnya aku dan robot itu bertarung dengan saling membantu satu sama lain dan melindungi satu sama lain. Dan tidak terasa… dari saat matahari masih menyingsing dan langit masih biru sudah berubah menjadi langit malam yang berbintang.
“Aku tidak menyangka akan membunuh semua monster lintah ini dihari kamu terbangun.” Ucap Robot yang berada di belakang tubuh Levi yang terduduk lelah. “Biasanya robot tidak pernah ikut bertarung dengan soul. Dikarenakan kami hanya sebagai pemberi informasi untuk para soul.”
“Soul?” tanyaku. “A-apa yang terjadi?” tambahku pada akhirnya setelah mengumpulkan sejenak nafas agar aku tidak mati karena lupa bernafas.
“Hmmm? Kamu tidak mengingatnya Levi?” tanya robot itu.
“Tidak, aku hanya mengingat namaku dan aku sepertinya… membenci dunia ini.” Lirih Levi
“Hmm.. sepertinya kamu tidak salah sih, tapi dunia yang sekarang bukan dunia yang dulu kamu tempati. dan sekarang kamu berada di luar SHIELD.”
“Shield?”
“Shield merupakan tempat para manusia hidup dimana para soul ditugaskan untuk menjaga manusia dari monster yang dikenalkan dengan dead soul. Dan monster yang kita lawan hanya merupakan monster kecil dan terbilang lemah dan tentu saja mereka bukan tergolong dari dead soul melainkan mereka adalah bias dari monster dead soul.”
Ha? Lemah katamu?
^^^^^^Bersambung^^^^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Garl4doR
Shotgunnya kalau meluncurkan proyektil Diamond itu mewah banget sih/Skull/ keren sih konsep kekuatannya. Aku juga baru aja bikin karakter yang punya kekuatan semacam ini semalam, manipulasi berlian. Btw kalo bayangin Levia kupikir Eve dari Stellar blade jadi cocok gak sih?/Chuckle/
2024-12-18
0
author, sedikit saran, kalau batin letak tanda ini ( " ) yaa, biar bisa ngerti, itu batin apa nga, kalau nga letak gw bingung jadinya😅
2023-02-03
2
Cellestria
tetap semangat thor 🤭 Kiranya masukan yang kami berikan dapat bermanfaat bagi thor 🙏 Tetap semangat thor🥰
2023-02-03
1