Bab.5 ~Tempat tinggal baru

"Sampai bertemu besok, untuk bekerja." ujar Satya, sebelum jauh dari Aliyha dan berbalik lagi meninggalkannya.

Aliyha memasuki kamar yang telah di tunjuk Satya padanya. Dia memandangi sekeliling kamar itu, ada dua tempat tidur di kamar itu dan dua lemari kecil.

"Ternyata ada orang juga di kamar ini," gumam Aliyha seraya menuju tempat tidur yang di anggapnya tidak mempunyai pemilik.

Aliyha membereskan tempatya, mungkin dia bisa istirahat sebentar sebelum teman kamarnya selesai dari bekerja.

"Aku, tidak punya seprey." gumam Aliyha lagi, saat melihat kasurnya tidak tertutup apa-apa.

Aliyha membongkar kopernya, lalu menemukan sebuah kain bali.

"Ini bisa," gumam Aliyha seraya menggelar kain balinya di atas kasur yang hanya cukup untuk satu orang saja.

"Hm," Aliyha membaringkan tubuhnya di tepat tidur kecil itu, seraya memejamkan matanya. Ia sangat letih rasanya, dengan perjalanan panjang, yang hampir memakan waktu 9 jam itu. Kini dia ingin beristirahat untuk bisa memulai pekerjaannya besok.

*

Dua jam berlalu, Aliyha masih setia dengan matanya yang masih terpejam. Tanpa dia tahu, jika seseorang telah berada di kamarnya.

Aliyha membuka matanya perlahan, sesosok wanita yang hanya mengenakan celana dan juga bra tengah merias diri di depan kaca kecil dengan rambut yang terbungkus handuk.

"Aaakk!!" Aliyha terperanjat saat matanya terbuka dengan lebar, melihat adaborang lain di kamar itu.

"Aakkk," wanita itu pun ikut memekik seraya naik ke atas tempat tidurnya. "Haa!! Ada apa? Apa ada tikus, kecoak mungkin, atau apa yang kau lihat?" lanjutnya dengan raut wajah panik.

"Haa, siapa kau?" tanya Aliyha.

"Haa! Aku? Aku yang tinggal di kamar ini, harusnya yang bertanya itu aku! Siapa kau?" ujarnya sambil turun dari kasur, dan melakukan ritualnya tadi yang belum selesai. Sekarang dia mengerti, apa yang membuat Aliyha berteriak.

"Hehe, iya." Aliyha terkekeh, kini dia sadar bahwa kamar itu memiliki pemilik lain selain dirinya.

"Aku Aliyha. Aku baru datang dari surabaya, aku akan mulai bekerja besok." ucap Aliyha menjelaskan seraya tersenyum padanya.

"Hoo, dan kenapa kau berteriak melihatku?" tanyanya lagi.

"Maaf, reflek. Aku lupa, jika ada orang lain yang menempati kamar ini."

"Jadi, kau ingin mengusai kamar ini sendiri?" ketus wanita itu, yang belum di ketahui namanya.

"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu." ucap Aliyha mencoba menjelaskan.

"Lalu,"

"Iya... tadi aku masuk dan melihat kasur sebelah situ sudah rapi dan ada barang-barangnya juga. Tapi, aku lupa karena ketiduran," jelas Aliyha yang tak ingin terjadi kesalah pahaman.

Wanita itu tersenyum. "Sudahlah. Maaf, aku hanya bercanda. Aku Regina," ucapnya.

"Oh, ya. Trima kasih, Regina." ujar Aliyha.

Aliyha meraih ponselnya, dari tas slempang miliknya. menggeser layarnya, melihat jam yang barada di ponselnya.

"Astaga!! Ini udah mau malam?" kejut Aliyha.

"Ya. Kau baru sadar?" ucap Regina.

"Aku tidur sangat nyenyak hingga tak tahu waktu," gerutu Aliyha. "Aku boleh bertanya?"

"Katakanlah!"

"Di mana kamar mandinya? Aku ingin mandi sekarang," ujar Aliyha seraya menyiapkan perlengkapan mandinya dan handuk.

"Ada di luar, sebelah kiri setelah keluar kau akan menemukan kamar mandinya." jelas Regina.

"Trima kasih," Aliyha berlalu keluar menuju kamar mandi.

Ada dua bilik kamar mandi di sana, dan dua bilik lagi untuk toilet. Kedua bilik kamar mandi itu terkunci sangat rapat dan terdengar suara percikan air di sana, pertanda jika ada orang yang menggunakan kamar mandi itu. Aliyha harus menunggu mereka selesai untuk bergantian mandi di sana.

Seorang wanita keluar dari salah satu kamar mandi itu, lalu menatap tajam ke arah Aliyha yang tengah duduk di sebuah bangku di sana.

"Siapa kau?" tanya wanita itu ketus.

Aliyha menundukan kepalanya. "Maaf, Kak. Saya Aliyha, saya baru di sini." jawab Aliyha tanpa memandang orang yang bertanya padanya.

"Nggak salah, anak ingusan kayak kamu kerja di sini! Oh, pasti jadi cleaning servis, ya. Emang kayak kamu ini mau kerja sebagai apa lagi," ucapnya merendahkan Aliyha.

Aliyha tak menjawab, dia teris menundukan kepalanya tanpa mau menatap wanita itu.

"Dengar, ya. Di sini, aku yang mengatur semuanya, jadi kamu jangan membantah sama aku!" ujarnya kemudian berlalu dengan memyenggol bahu Aliyha hingga tergeser dari tempatnya.

"Ya, Allah. Kuatkan aku!" gumam Aliyha yang tak mau terjadi masalah padanya, sebelum hari bekerja, seraya menyapuh dadanya pelan.

"Hei!" Regina menepuk pelan bahu Aliyha yang tengah berdiri menghadap kamar mandi.

"Astaghfirullah!! Mba Gina! Ngagetin aja," ucap Aliyha seraya mengelus dadanya berulang kali.

"Ngapain begong aja? Emang kamu bisa basah, kalau hanya begong di depan kamar mandi," ujar Regina.

"Enggak, Mba. Tadi ngantri. Mba yang satunya baru keluar tadi," ujar Aliyha.

"Pasti Talita! Ngomong apa dia sama kamu?" tanya Regina yang menyadari jika tadi dia berpapasan dengannya saat ingin menyusul Aliyha.

"Nggak ada, Mba. Cuman dia bilang jangan membantah, karena dia yang mengurus semuanya di sini."

"Katanya, nggak ada, tapi pake cuman! Apaan tuh," kesal Regina.

"Eh, iya. Itu aja Mba," ucap Aliyha seraya ingin masuk ke kamar mandi.

"Eh..., tunggu. Aku bilangin ya, sama kamu. Jangan dengerin si mak lampir kribo itu. Kalau dia macam-macam, bilang sama aku. Ok!" ujar Regina, menghentikan langkah Aliyha yang akan masuk ke kamar mandi.

"Ha, mak lampir. Apaan Mba?" Aliyha melompat hingga ke belakang Regina karena takut dengan ucapannya.

"Hei! Itu! Mak lampir yang tadi, nyamperin kamu di sini," jelas Regina kesal.

"Oh, aku kira apaan. Mba, bisa tungguin aku mandi nggak? Aku cepet kok mandinya," ucap Aliyha yang masih memegang lengan Regina, tak ingin membiarkannya pergi.

"Ya, Elah... Ini anak, apaan sih? Lampu terang gini, juga."

"Jangan tinggalin Mba, aku nggak ngunci pintu, nih." ucap Aliyha yang ketakutannya terhadap makhluk gaib tak bisa di hilangkan.

"Astaga!!" Regina mepuk jidatnya pelan, saat mengetahui jika Aliyha sangat takut dengan yang gaib-gaib.

*

Pagi hari menjelang, Aliyha juga Regina tengah bersiap-siap untuk bekerja. saat ini Regina tengah merias wajahnya dan Aliyha hanya memperhatikan apa yang di lakukan oleh Regina.

"Kenapa kamu tatap aku seperti itu?" tanya Regina.

"Nggak, Mba. Aku heran aja, kenapa aku tidak bisa berhias seperti Mba Regina, aku hanya pakai bedak dan liptint saja." ucap Aliyha.

"Makannya belajar! Kalau punya suami nanti, bisa di gondol pelakor kalau nggak bisa dandan!" jawab Regina.

"Emang iya, Mba?"

"Iya. Kamu tau? Pelakor itu ratunya dandan, kalau kita kalah sama mereka, pasti suami kita bakal klepek-klepek sama mereka."

"Oh, gitu ya. Nanti deh, aku belajar dandan kalau sudah punya suami." jawab Aliyha santai.

Tok tok tok tok

"Siapa sih, pagi-pagi." gerutu Regina.

"Li, bukain pintu deh. Kamu nggak ngapa-ngapain, kan?" pinta Regina.

Aliyha beranjak dari duduknya di kasur, menuju pintu yang tengah di ketuk.

"Pak Satya," kejut Aliyha.

"Iya. Aku datang untuk menjemputmu," ujar Satya yang tengah berdiri di depan pintu.

Regina segera mempercepat rutinitasnya, karena kini Satya berada di depan kamar.

"Pak Satya, ada apa ya?" tanya Regina yang tak mendengar ucapan Satya tadi.

"Oh, saya mau jemput Aliyha, untuk menunjukan pekerjaannya." jawab Satya.

"Li, kamu sudah selesaikan?" tanya Regina dan mendapat anggukan dari Aliyha. "Pergi deh. Udah di tungguin, tuh." pinta Regina lagi.

Aliyha menuruti perintah Regina, dia segera pergi bersama Satya dengan berjalan berdampingan, sedangkan dari Kejauhan seorang wanita tengah geram menatap Aliyha dan Satya.

.

.

.

.

Like-like, comentnya mana nih. Giftnya buat author juga ya...

Episodes
1 Bab.1 ~Hamil
2 Bab.2 ~Panggilan kerja
3 Bab.3 ~Berangkat ke Jakarta
4 Bab.4 ~Singkat
5 Bab.5 ~Tempat tinggal baru
6 Bab.6 ~Buaya buntung
7 Bab.7 ~Ke klinik
8 Bab.8 ~Pelukan
9 Bab.9 ~Cari tempat tinggal baru
10 Bab.10 ~Melahirkan
11 Bab.11 ~Baby sister
12 Bab.12 ~I love you, Bunda
13 Bab.13 ~Daniel Ravendra
14 Bab.14 ~Pimpinan baru
15 Bab.15 ~Di ruang Miting
16 Bab.16 ~Foto di bingkai
17 Bab.17 ~Kejadian di ruangan Daniel
18 Bab.18 ~Pindah posisi
19 Bab.19 ~Lamaran Satya
20 Bab.20 ~Menjadi sekertaris
21 Bab.21 ~Lembur
22 Bab.22 ~Venya
23 Bab.23 ~Kecewa
24 Bab.24 ~Pantai
25 Bab.25 ~Pantai 2
26 Bab.26 ~Basah
27 Bab.27 ~Bertemu Darel
28 Bab.28 ~pindah kontrakan
29 Bab.29 ~Keluarga Satya
30 Bab.30 ~Pesta barbeque
31 Bab.31 ~Dia juga anakku
32 Bab.32 ~Aliyha pergi
33 Bab. 33 ~Lima tamparan
34 Bab.34 ~Menyusul Aliyha
35 Bab.35 ~Di rumah Aliyha
36 Bab.36 ~Renika, Rebika, Resika
37 Bab.37 ~Tidak butuh
38 Bab.38 ~Keputusan
39 Bab.39 ~Pinalti
40 Bab.40 ~Memiliki Anak di luar sana
41 Bab.41 ~Meninggalkan Darel
42 Bab.42 ~Regina terjebak
43 Bab.43 ~Ratu Putri Regina Wirawan
44 Bab.44 ~Dua tamparan
45 Bab.45 ~Surat perjanjian kerja
46 Bab.46 ~Tidak di restui
47 Bab.47 ~Mulai bekerja
48 Bab.48 ~Bonus 500 juta
49 Bab.49 ~Pernikahan Daniel
50 Bab.50 ~Perjodohan
51 Bab.51 ~Kecewa
52 Bab.52 ~Pindah ke mansion
53 Bab.53 ~Lesehan
54 Bab.54 ~Terkaya se-asia
55 Bab.55 ~Bercanda
56 Bab.56 ~Darel dan Kenan
57 Bab.57 ~Vila
58 Bab.58 ~Ambilin jiwaku
59 Bab.59 ~Perjodohan
60 Bab.60 ~Lagi...
61 Bab.61 ~Kembali Jakarta
62 Bab.62 ~Memberitahu Aliyha
63 Bab.63 ~Tidak ada rasa
64 Bab.64 ~Di taman
65 Bab.65 ~Rasa balas budi
66 Bab.66
67 Bab.67 ~Memutuskan hubungan
68 Bab.68 ~Kenan pergi
69 Bab.69 ~Inget om Kenan
70 Bab.70 ~Mencoba menerima
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab.1 ~Hamil
2
Bab.2 ~Panggilan kerja
3
Bab.3 ~Berangkat ke Jakarta
4
Bab.4 ~Singkat
5
Bab.5 ~Tempat tinggal baru
6
Bab.6 ~Buaya buntung
7
Bab.7 ~Ke klinik
8
Bab.8 ~Pelukan
9
Bab.9 ~Cari tempat tinggal baru
10
Bab.10 ~Melahirkan
11
Bab.11 ~Baby sister
12
Bab.12 ~I love you, Bunda
13
Bab.13 ~Daniel Ravendra
14
Bab.14 ~Pimpinan baru
15
Bab.15 ~Di ruang Miting
16
Bab.16 ~Foto di bingkai
17
Bab.17 ~Kejadian di ruangan Daniel
18
Bab.18 ~Pindah posisi
19
Bab.19 ~Lamaran Satya
20
Bab.20 ~Menjadi sekertaris
21
Bab.21 ~Lembur
22
Bab.22 ~Venya
23
Bab.23 ~Kecewa
24
Bab.24 ~Pantai
25
Bab.25 ~Pantai 2
26
Bab.26 ~Basah
27
Bab.27 ~Bertemu Darel
28
Bab.28 ~pindah kontrakan
29
Bab.29 ~Keluarga Satya
30
Bab.30 ~Pesta barbeque
31
Bab.31 ~Dia juga anakku
32
Bab.32 ~Aliyha pergi
33
Bab. 33 ~Lima tamparan
34
Bab.34 ~Menyusul Aliyha
35
Bab.35 ~Di rumah Aliyha
36
Bab.36 ~Renika, Rebika, Resika
37
Bab.37 ~Tidak butuh
38
Bab.38 ~Keputusan
39
Bab.39 ~Pinalti
40
Bab.40 ~Memiliki Anak di luar sana
41
Bab.41 ~Meninggalkan Darel
42
Bab.42 ~Regina terjebak
43
Bab.43 ~Ratu Putri Regina Wirawan
44
Bab.44 ~Dua tamparan
45
Bab.45 ~Surat perjanjian kerja
46
Bab.46 ~Tidak di restui
47
Bab.47 ~Mulai bekerja
48
Bab.48 ~Bonus 500 juta
49
Bab.49 ~Pernikahan Daniel
50
Bab.50 ~Perjodohan
51
Bab.51 ~Kecewa
52
Bab.52 ~Pindah ke mansion
53
Bab.53 ~Lesehan
54
Bab.54 ~Terkaya se-asia
55
Bab.55 ~Bercanda
56
Bab.56 ~Darel dan Kenan
57
Bab.57 ~Vila
58
Bab.58 ~Ambilin jiwaku
59
Bab.59 ~Perjodohan
60
Bab.60 ~Lagi...
61
Bab.61 ~Kembali Jakarta
62
Bab.62 ~Memberitahu Aliyha
63
Bab.63 ~Tidak ada rasa
64
Bab.64 ~Di taman
65
Bab.65 ~Rasa balas budi
66
Bab.66
67
Bab.67 ~Memutuskan hubungan
68
Bab.68 ~Kenan pergi
69
Bab.69 ~Inget om Kenan
70
Bab.70 ~Mencoba menerima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!