Bab.4 ~Singkat

"Aliyha pergi ke kota, Bu. Dia dapat kerjaan di sana," jelas Refika. Salma begitu tegang mendengar jawaban Refika.

"Apa! Apa dia pergi sendiri?" tanya Salma lagi.

"Iya, Bu. Sebenarnya dia melamar pekerjaan di sini, tapi dia di tempatkan di kantor pusat dan kantor pusatnya di Jakarta. Ibu tenang saja, Aliyha bilang di sana ada mes untuk tempat tinggal karyawan dan dia akan tinggal di mes." jelas Refika yang melihat raut kekhawatiran di wajah Salma.

"Apa, dia akan baik-baik saja?" tanya Salma dengan air mata yang sudah hampir jatuh di pipinya.

"Iya, Bu. Aliyha pasti baik-baik saja, Bu."

"Hiks...," Salma meneteskan air matanya, kini putri semata wayangnya telah pergi dan dia tak dapat menemuinya.

*

*

Bis yang di tumpangi Aliyha sudah sampai di terminal pemberhentian terakhirnya. Orang-orang beruntutan turun dari bis termasuk Aliyha.

Aliyha memandangi sekelilingnya dengan secarik kertas di tangannya. Ini pertama kalinya dia datang di Jakarta, dan dia sama sekali tak mengenal siapapun di sana.

"Pak, Bu. Bisa tanya?" ujar Aliyha sopan kepada orang yang berdiri di sana.

"Iya, Non" jawab sih ibu.

"Saya mau ke alamat ini, bagaimana ya? Saya harus naik apa?" tanya Aliyha lagi dengan menyodorkan secarik kertas di tangannya.

"Oh, mau kerja di sana?" tanya si ibu yang mengetahui alamat yang di tunjukan Aliyha.

"Iya, saya dari Surabaya dan di terima kerja di perusahaan itu," jelas Aliyha.

"Sebaiknya, Non naik taksi online saja. Soalnya kalau naik angkot masi dua kali terminal lagi baru nyampe, kalau taksi online sekali jalan Non, langsung sampe." jawab si ibu.

"Oh, gitu ya?" si ibu mengangguka pada Aliyah. "Baik, Bu. Makasih ya, nanti saya pesan taksi online saja, kalau begitu." jawab Aliyha.

"Iya, Non. Hati-hati," ibu itu tersenyum pada Aliyha dan Aliyha pun pamit dengan menganggukan kepalanya.

*

Aliyha telah menaiki taksi online yang di pesannya, 30 menit perjalanan mereka akhirnya mobil itu berhenti di depan sebuah gedung yang tinggi menjulang ke atas.

Aliyha turun dari taksi itu dan menatap gedung yang berada di depannya.

"Waw!" seru Aliyha dalam gumamannya.

"Siang, Non. Ada yang bisa di bantu?" tanya satpam yang melihat Aliyha kebingungan di depan gerbang masuk perusahaan.

"Oh, iya. Ini, apa benar alamat ini?" Aliyha menyodorkan secarik kertas yang sedari tadi di tangannya.

"Iya, Non. Kalau boleh tau, Non ini siapa, ya?" tanya satpam lagi.

"Oh, ya. Saya dari Surabaya, saya di terima kerja di perusahaan ini dan ke sini katanya konfirmasi sama pak Satya, saja. Beliau sudah tahu," jelas Aliyha.

"Oh, pak Satya... Dia di bagian HRD, yang mengurus karyawan di perusahaan ini, termasuk saya juga. Mari ikut saya, Non." jelas satpam itu seraya mengajak Aliyha dan mengantarnya.

Satpam itu mengantarkan Aliyha sampai keruangan Satya yang ada di lantai dasar gedung itu.

"Slamat siang, Pak," sapa satpam saat Di persilakan masuk oleh Satya.

"Iya, Pak Rinto. Ada perlu apa, ya?" tanya Satia.

"Ini, Pak. Nona, ini dari Surabaya," ucap Satpam bernama Rinto itu.

"Jangan panggil nona pak, nama saya Aliyha." ucap Aliyha dengan pelan.

"Oh, ya. Neng Aliyha, Pak, namanya." ucap Rinto lagi.

"Surabaya?" Satya memandang Aliyha yang berdiri hampir tersembunyi di belakang Rinto. "Oh, iya. Saya baru ingat," lanjut Satya.

"Ayo, Neng. Saya permisi, kalau begitu." pamit Rinto dan berlalu dari sana.

"Si..." ucapan Satya terputus saat wajah Aliyha terlihat jelas di hadapannya.

Satya terpaku melihat gadis belia yang berada di depannya, masih sangat muda dan cantik menurutnya.

Aliyha hanya diam saat Satya menatapnya tanpa kedip, bahkan bibirnya yang akan bicara tadi tak bergerak dari posisinya.

"Pak, Pak," sapa Aliyha setelah dia pikir sudah terlalu lama Satya terdiam menatapnya.

"Eh, ah, iya. Silakan gu, eh, duduk," ucap Satya yang menjadi linglung setelah melihat Aliyha.

"Apa tadi?" ujar Satya lagi.

"Saya dari Surabaya, Pak." Lama-lama Aliyha akan kesal juga dengan Satya yang seperti orang kebingungan entah apa yang akan di lakukannya.

"Oh, iya-iya. Berapa usia kamu?" tanya Satya saat Aliyha sudah duduk di depannya.

"18 tahun, Pak." jawab Aliyha.

"18 tahun! Kamu baru lulus sekolah, ya?" tanya Satya penasaran.

Aliyha menganggukan kepalanya. Satya berpikir mungkin wanita dewasa atau wanita berumur paruh baya yang akan datang dari Surabaya. Dia meminta orang yang pintar dalam berhitung dari stafnya di Surabaya dan mereka mengirim seorang gadis belia yang cantik padanya, mungkin mereka salah, pikirnya.

"Saya belum sempat melihat berkasmu saat di kirim melalui email, apa kamu membawahnya sekarang?" tanya Satya.

"Ada pak?" Aliyha meraih tasnya dan mengambil berkas yang di perlukan. Sebelumnya dia menyiapkan beberapa berkas lamaran untuk di masukan di perusahaan-perusahaan yang berbeda.

"Kamu baru lulus di bulan ini?" tanya Satya meyakinkan dirinya setelah menerima berkas dari Aliyha.

"Iya," ujar Aliyha.

"Jawabanmu pendek sekali," ucap Satya dengan menggelengkan kepalanya, sedangkan Aliyha kebingungan dengan dengan apa yang di pikirkan Satya.

"Apa kamu yakin, mampu untuk mengerjakan pekerjaan yang akan tangani nanti?" ujar Satya.

"Saya tidak bisa janji, Pak. Tapi saya akan berusaha, untuk tidak mengecewakan perusahaan ini yang telah menerima saya." jawab Satya.

"Huum, baiklah. Terlanjur juga. Kamu tahu, di mana kamu akan di tempatkan untuk bekerja." tanya Satya.

"Kepala gudang," jawab Aliyha singkat.

"Hm,"

"Pendek lagi jawabannya," batin Satya, entah apa yang di pikirnya, dia ingin Aliyha bicara panjang lebar padanya.

"Lalu, kamu sudah memutuskan untuk tinggal di mana?" tanya Satya lagi.

"Di mess," jawab Aliyha.

"Hm, baiklah. Kamu kerjanya besok saja, nanti saya akan menjelaskan tempat dan cara kerjamu nanti. Kamu masih baru, yang pastinya kamu masih butuh banyak bimbingan." ujar Satya.

"Ayo, saya antar ke mess, belakang," ajak Satya.

Aliyha mengikuti langkah Satya keluar dari ruangannya menuju belakang kantor dan samping gudang tempat para karyawan tinggal.

Di sana ada beberapa orang juga yang tinggal. Pria dan wanita di pisahkan di mess tersebut, wanita di belakang kantor dan pria di samping gudang.

"Ini, ini mess para wanita, dan yang sebelah sana, mess pria. Di sini di batasi, kalian punya tempat masing-masing dengan fasilitas yang sama, jadi tidak perlu pergi ke sebelah untuk urusan yang tidak penting." jelas Satya.

"Baik, Pak." jawab Aliyha.

"Apa kau tidak bisa, berdialog yang sedikit lebih panjang?" tanya Satya asal.

"Bisa, Pak," jawab Aliyha lagi, singkat.

Satya hanya tersenyum sambil mengacak-acak rambut Aliyha dan berlalu dari sana.

"Sampai bertemu besok, untuk bekerja." ujar Satya sebelum jauh dari Aliyha dan berbalik lagi meninggalkannya.

.

.

.

.

Jangan lupa dukung author, ya🤗

Episodes
1 Bab.1 ~Hamil
2 Bab.2 ~Panggilan kerja
3 Bab.3 ~Berangkat ke Jakarta
4 Bab.4 ~Singkat
5 Bab.5 ~Tempat tinggal baru
6 Bab.6 ~Buaya buntung
7 Bab.7 ~Ke klinik
8 Bab.8 ~Pelukan
9 Bab.9 ~Cari tempat tinggal baru
10 Bab.10 ~Melahirkan
11 Bab.11 ~Baby sister
12 Bab.12 ~I love you, Bunda
13 Bab.13 ~Daniel Ravendra
14 Bab.14 ~Pimpinan baru
15 Bab.15 ~Di ruang Miting
16 Bab.16 ~Foto di bingkai
17 Bab.17 ~Kejadian di ruangan Daniel
18 Bab.18 ~Pindah posisi
19 Bab.19 ~Lamaran Satya
20 Bab.20 ~Menjadi sekertaris
21 Bab.21 ~Lembur
22 Bab.22 ~Venya
23 Bab.23 ~Kecewa
24 Bab.24 ~Pantai
25 Bab.25 ~Pantai 2
26 Bab.26 ~Basah
27 Bab.27 ~Bertemu Darel
28 Bab.28 ~pindah kontrakan
29 Bab.29 ~Keluarga Satya
30 Bab.30 ~Pesta barbeque
31 Bab.31 ~Dia juga anakku
32 Bab.32 ~Aliyha pergi
33 Bab. 33 ~Lima tamparan
34 Bab.34 ~Menyusul Aliyha
35 Bab.35 ~Di rumah Aliyha
36 Bab.36 ~Renika, Rebika, Resika
37 Bab.37 ~Tidak butuh
38 Bab.38 ~Keputusan
39 Bab.39 ~Pinalti
40 Bab.40 ~Memiliki Anak di luar sana
41 Bab.41 ~Meninggalkan Darel
42 Bab.42 ~Regina terjebak
43 Bab.43 ~Ratu Putri Regina Wirawan
44 Bab.44 ~Dua tamparan
45 Bab.45 ~Surat perjanjian kerja
46 Bab.46 ~Tidak di restui
47 Bab.47 ~Mulai bekerja
48 Bab.48 ~Bonus 500 juta
49 Bab.49 ~Pernikahan Daniel
50 Bab.50 ~Perjodohan
51 Bab.51 ~Kecewa
52 Bab.52 ~Pindah ke mansion
53 Bab.53 ~Lesehan
54 Bab.54 ~Terkaya se-asia
55 Bab.55 ~Bercanda
56 Bab.56 ~Darel dan Kenan
57 Bab.57 ~Vila
58 Bab.58 ~Ambilin jiwaku
59 Bab.59 ~Perjodohan
60 Bab.60 ~Lagi...
61 Bab.61 ~Kembali Jakarta
62 Bab.62 ~Memberitahu Aliyha
63 Bab.63 ~Tidak ada rasa
64 Bab.64 ~Di taman
65 Bab.65 ~Rasa balas budi
66 Bab.66
67 Bab.67 ~Memutuskan hubungan
68 Bab.68 ~Kenan pergi
69 Bab.69 ~Inget om Kenan
70 Bab.70 ~Mencoba menerima
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab.1 ~Hamil
2
Bab.2 ~Panggilan kerja
3
Bab.3 ~Berangkat ke Jakarta
4
Bab.4 ~Singkat
5
Bab.5 ~Tempat tinggal baru
6
Bab.6 ~Buaya buntung
7
Bab.7 ~Ke klinik
8
Bab.8 ~Pelukan
9
Bab.9 ~Cari tempat tinggal baru
10
Bab.10 ~Melahirkan
11
Bab.11 ~Baby sister
12
Bab.12 ~I love you, Bunda
13
Bab.13 ~Daniel Ravendra
14
Bab.14 ~Pimpinan baru
15
Bab.15 ~Di ruang Miting
16
Bab.16 ~Foto di bingkai
17
Bab.17 ~Kejadian di ruangan Daniel
18
Bab.18 ~Pindah posisi
19
Bab.19 ~Lamaran Satya
20
Bab.20 ~Menjadi sekertaris
21
Bab.21 ~Lembur
22
Bab.22 ~Venya
23
Bab.23 ~Kecewa
24
Bab.24 ~Pantai
25
Bab.25 ~Pantai 2
26
Bab.26 ~Basah
27
Bab.27 ~Bertemu Darel
28
Bab.28 ~pindah kontrakan
29
Bab.29 ~Keluarga Satya
30
Bab.30 ~Pesta barbeque
31
Bab.31 ~Dia juga anakku
32
Bab.32 ~Aliyha pergi
33
Bab. 33 ~Lima tamparan
34
Bab.34 ~Menyusul Aliyha
35
Bab.35 ~Di rumah Aliyha
36
Bab.36 ~Renika, Rebika, Resika
37
Bab.37 ~Tidak butuh
38
Bab.38 ~Keputusan
39
Bab.39 ~Pinalti
40
Bab.40 ~Memiliki Anak di luar sana
41
Bab.41 ~Meninggalkan Darel
42
Bab.42 ~Regina terjebak
43
Bab.43 ~Ratu Putri Regina Wirawan
44
Bab.44 ~Dua tamparan
45
Bab.45 ~Surat perjanjian kerja
46
Bab.46 ~Tidak di restui
47
Bab.47 ~Mulai bekerja
48
Bab.48 ~Bonus 500 juta
49
Bab.49 ~Pernikahan Daniel
50
Bab.50 ~Perjodohan
51
Bab.51 ~Kecewa
52
Bab.52 ~Pindah ke mansion
53
Bab.53 ~Lesehan
54
Bab.54 ~Terkaya se-asia
55
Bab.55 ~Bercanda
56
Bab.56 ~Darel dan Kenan
57
Bab.57 ~Vila
58
Bab.58 ~Ambilin jiwaku
59
Bab.59 ~Perjodohan
60
Bab.60 ~Lagi...
61
Bab.61 ~Kembali Jakarta
62
Bab.62 ~Memberitahu Aliyha
63
Bab.63 ~Tidak ada rasa
64
Bab.64 ~Di taman
65
Bab.65 ~Rasa balas budi
66
Bab.66
67
Bab.67 ~Memutuskan hubungan
68
Bab.68 ~Kenan pergi
69
Bab.69 ~Inget om Kenan
70
Bab.70 ~Mencoba menerima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!