Sebelum Jesica benar benar pulang ke kost, Jesica di hampiri Ibunnya.
" Icah, kamu yakin mau mandiri, kamu punya uang ngak? Ibun ngak mau loh nanti kamu kelaparan, dan juga sakit, kita dirumah saja ya, tenang semua keperluan kamu biar Ibun yang nanggung, Ibun kerja selama ini kan buat kamu juga nak," Kata Ibu Jesica.
Sejak Jesica kecil, Ibu Jesica pekerja keras, hasil dari kerja kerasnya, sekarang dia mempunyai beberapa butik milik sendiri, dan memiliki banyak karyawan.
" Ngak deh bun, aku mau mandiri saja, Ibun ngak usah kuatir, aku bisa jaga diri baik baik kok".
" Yakin? kamu punya duit ngak? ".
" Ada sih dikit".
" Ya sudah ini jajan buat kamu yah, " Ibu Jesica menyerahkan amplop cukup tebal kepadanya.
" Ngak usah Bun, ngak lama lagi aku gajian kok".
" Ngak boleh nolak, kalau kamu nolak, kamu ngak boleh pergi dari sini, mengerti".
" Loh kok Ibun gitu".
" Habis kamu nolak terus pemberian Ibun".
" Iya iyah makasih ya Ibun sayang".
" Nah , gitu dong".
" Oklah, tapi bun, Ibun harus hati hati sama suami baru Ibun, jangan sampai nanti Ibun di peras oleh nya, aku ngak rela Ibun, aku masih curiga padanya".
" Kamu ini yah masih curiga curiga juga, tenang saja Ibun tidak bodoh sayang, dia ngak bakalan meras Ibun, semua aset Ibun sudah atas nama kamu, jadi dia tidak peluang untuk meras Ibun".
" Ibun yakin? tapi aku kurang yakin, kok Ibun mau sih sama dia? ".
" Haha Ibun jadi malu ngomongnya, Dia mirip banget sama mantan Ibun waktu sekolah dulu, ganteng nya, maconya, aaaa bikin ibun tergila gila pada nya aaa Romeoku" Mendengar perkataan Ibunnya, Jesica tepuk jidatnya sendiri.
" Terserah Ibun lah, tapi awas saja nanti dia nyakitin Ibun, akan ku kasih pelajaran si Denian itu, awas saja".
" Eh jangan ngomong gitu, harus sopan dia ayahmu sekarang" Kata Sarah si Ibu Jesica, sambil menepuk bahu Jesica membuat Jesica sedikit oleng.
" Aaaah Ibun kasar ah, nanti aku jatuh".
" Maap maap nak, Ibun sengaja, hehe" kata Ibu Jesica sambil nyengir.
" Ibun ah, udah ah aku balik".
" Sama siapa?".
" Sama Nanda".
" Eh ngak boleh, harus ada laki laki yang nemanin kamu, kamu naik motor kan" Jesica mengangguk.
" Mana? mana si boy tadi, panggil".
" Buat apa? ".
" Panggil cepat bawel ah" Kata Ibu Jesica
" Iyah, Sama , Ibun juga bawel uh" Jesica berpaling untuk memanggil Boy dan Nanda.
" Ihh nih anak ngelawan mulu, ini karna kebanyak kan makan pete nih waktu ngandung, makanya bandel" Kata Sarah.
" Ada apa tante .. ?? " Boy bertanya.
"Iya panggil tante Sarah, ngerti".
" Iya tante ada Apa tante? .
" Kesini naik apa? ".
" Naik motor tante".
" Bagus..! kamu kawal Jesica balik ok, awas mereka jangan sampai kamu tinggal, jika kamu tinggal, kamu tante hukum".
" Ta, tapi tante".
" Ngak ada tapi tapian, kawal mereka balik paham! ".
" Iya tante".
" Bagus sekarang pulang, malam sudah larut, jangan lupa sudah sampai telpon Ibun, kamu ngerti Icah" kata Sarah mengingatkan anak nya.
" Iya Ibun".
" Ayo semua salim sama Ibun" Nanda dan Boy hanya senyum senyum melihat tinggah laku Sarah, tetapi Jesica merasa malu kepada temannya, karna Sarah Ibun nya terlalu barbar.
**
Akhir nya Boy mengawal Nanda dan Jesica kembali ke kost nya, setelah sampai mereka pun mengucapkan terima kasih.
" Boy makasih ya".
" Lain kali kalau mau di kawal ,bayar , paham".
" Idih perhitungan sekali, harus sekarang bayar nya? ".
" Pas gajian, kamu harus traktir aku".
" Ok Traktirnya bakso pake tetelan yang banyak, mau kan".
" Iihh ogah, makan sendiri".
" Enak tau, mmmh ngak sabar nih makan bakso".
" Ngak ngak, yang lain, no tetelan".
"Aku jadi Pengen tau, kenapa tidak suka tetelan? ".
" Ya ngak suka saja Geli , kayak harimau saja makan daging dan lemak lemaknya di makan sekalian, eeewh, "kata Boy meremang membayangkan tetelan.
" Sok kamu, nyamain aku sama harimau hah".
" Emang , kamu rakus".
" Enak saja, sudah sana pulang, siuh siuh, lama lama kamu di sini bikin muak , songong amat".
" Ya sudah siapa yang betah lama lama di sini! nanti ketularan rakus nya, harimau" kata Boy sambil menaiki motornya.
" Enak saja harimau! aku mah meong, eh salah comel, iyah maksudku comel gitu".
" Haha, cocoknya meong, haha, ya sudah lebih baik ku pergi, dadah Icah Gendut" Kata Boy sambil melambaikan tangan, dan lansung tancap gas.
"Dadah eh dadah, Enak saja Gendut, kok gedut sih, se ramping gini kok di bilang gedut, susah loh nurunin badan kayak gini, aaaah bener bener tu orang rajanya bikin orang kesel".
" Tapi tunggu, Icah Gendut? Perasan dulu juga ada yang meledikin aku Icah Gendut, apa si Boy jelmaan si kalvino kali yah, wah wah harus di cari tau nih, jangan jangan bener dia musuhku yang dulu, awas aja kalo bener, tak kerjain dia" kata Jesica ngomong sediri.
Dor.
" Dor eh dor, Nandaaaaa ngagetin aja, kalo aku jantungan gimana" kata Jesica sangat kaget.
" Habis kamu ngomong sendiri, di tungguin dari tadi di dalam, ngak nongol nongol, mana si Boy".
" Dah pulang, ah udah ah tidur yuk, capek".
"Iyah".
***
Sementara itu diperjalanan ada yang nelpon Boy, Boy berhenti dan menerima telpon tersebut.
" Kalvino, kamu di mana? Mami sekarang sudah di Mansion Kakek mu, kamu sekarang kesini ya cepat" kata Mami Boy di berang telpon.
" Mami kapan Mami pulang?".
" Sudah tanya tanya nanti saja sekarang pulang cepat".
" Tapi Mi! ".
" Ngak ada tapi tapian, cepat".
" Iya Mami" Jawab Boy singkat, Boy pun melajukan motor Ninjanya ke arah Mansion kediamanan Kakek Aditya.
***
Sesampai nya di sana, Boy lansung dilayani dengan sopan, sebenarnya Mansion ini adalah tempat impian, apalagi Boy adalah cucu lelaki satu satunya dari keluarga kakek Aditya.
Tapi sayang Boy Kalvino lebih suka mandiri dari pada harus di kekang dengan beberapa aturan di dalam Mansion ini, apalagi Kakeknya terlalu menuntutnya supaya sempurna di mata kakek Aditya.
" Kalvino sayang akhirnya kamu datang juga saya, mami kangen" kata Julia maminya si Boy.
Boy hanya tersenyum.
" Sudah makan nak, mami bikin puding kesukaan kamu tadi, kamu mau sayang? ".
Boy mengangguk.
" Aduh anak Mami sekarang ngirit kalau ngomong ya, ya sudah mami ambilkan dulu ya" Julia pun menuju ke dapur.
Tiba tiba Boy di hampiri Kakek Aditya.
" Ternyata masih ingat jalan pulang kamu! , sudah tidak punya uang lagi! ".
Boy memutar bola mata malas.
" Maaf kek, aku sedang tidak ingin berdebat".
" Yang ingin berdebat dengan kamu siapa hah? kamu jadi anak memang tidak ada sopan santun nya, itu didik kan mamimu hah? ".
Boy berdiri seolah olah tidak terima perkataan kakek nya, Boy pun pergi meninggalkan kakek Aditya dengan sikap dingin nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments