Bab 3

Pada ke esokkan paginya Jesica mendapat telpon dari ibunya.

" Hallo ibun," kata Jesica ( Ibun adalah panggilan sayang Jesica kepada ibunya).

" Icah sayang, nanti malam kamu harus pulang yah, ibun mau kamu mendampingi ibun pas acara nikahan ibun yah, pokok nya harus, hanya kamu yang ibun punya, jangan sampai kecewain ibun yah, " kata ibu Jesica di seberang telpon sana.

" Tapi ibun, icah ngak.. " baru saja Jesica ingin bicara sudah di potong ibu nya.

" Ngak ada tapi tapian, jika kamu ngak mau datang, ibun akan suruh orang buat jemput kamu secara paksa, ngerti".

" Tapi bun, " ketika Jesica ingin bicara lagi, ternyata ibunya sudah memutuskan sambungan telpon secara sepihak.

" Ahh ibun, bikin kesal saja," Jesica memukul mukul meja sehingga Nanda menegurnya.

" Woi berisik, bisa diam ngak" kata Nanda.

" Kamu diam saja aku lagi kesal, arrrgh" kata Jesica sambil mengacak ngacak rambutnya.

" Kamu sudah gil* ya, aneh, kenapa sih? ".

" Tuh ms bawel, ibun aku mau nikah sama berondong dekil malam ini, ah sebel, sudah ku bilang cowok itu matre, ibun masih saja ngak percaya, ah aku sebel, aku benci, " kata Jesica menoyor noyor hp nya.

Nanda ketawa.

" Kamu mau marah, jangan lah di lampiaskan ke hp itu, nanti rusak, ntar kamu nangis," kata Nanda sambil geleng geleng kepala.

Jesica membuang nafas kasar lalu membenamkan muka nya di atas boneka yang sedang di pegangnya.

***

Semetara itu.

" Hai bro, malam ini datang ya ke acara pernikahan ku di******, please datang, aku pengen semua teman aku hadir di acara penting aku" kata Denian calon ayah tiri Jesica.

" Liat nanti saja, memang kamu nikah dengan siapa?" tanya Boy.

" Dengan janda kaya satu anak bro, kamu tau ngak bro, jika aku menikah dengan dia ,aku untung banyak, bayangin saja, dia Kaya, pekerja keras, aku tak perlu lagi kerja".

" Ditambah lagi dia punya anak gadis cantik banget, aku menang banyak, kalau aku ada kesempatan aku akan tiduri ke dua nya, nama anak nya ngak salah Jesica deh, cewek tercantik yang pernah ku temui," kata Denian.

Mendengar nama Jesica di sebut, Boy menjadi terkejut, apakah yang di maksud Denian adalah Jesica yang dia kenal.

" Aku kesal dengan Si Jesica tu, berani berani nya dia menolak cintaku, sekarang aku akan membalas nya dengan cara menikahi ibunya, setelah ku kuras ibunya, selanjutnya Jesica lah targetku," Boy semakin terkejut, jika benar Jesica yang dia kenal yang di maksud Denian, Boy harus membantunya.

Boy pun meninggalkan Denian dengan tampang tidak suka, Denian jadi salah tingkah.

" Jangan lupa ya bro nanti kamu datang ya" kata Denian, Boy pun tidak menjawab perkataan Denian, Boy pun pergi berangkat kerja.

***

Sesampai nya di Supermarket, Boy tiba tiba berhenti, dia melihat Jesica sedang bicara kepada atasan.

" Pak, saya mintak izin pulang cepat pak , karna nanti saya akan menghadiri penikahan ibu saya" kata Jesica dengan nada memohon.

Boy kembali kaget, jadi benar yang di maksud Denian adalah si Jesica ini.

" Baik lah, sebelum kamu pulang, selesaikan dulu tugas mu" Kata atasan.

" Baiklah pak, makasih pak" Kata Jesica sedikit gembira.

Jesica pun memulai melanjutkan pekerjaan

nya.

" Minggir, " Boy sengaja menabrak Jesica.

" Woi jadi ini kebiasaan kamu yah, suka nabrak orang, masih pagi nih, jangan cari masalah deh" kata Jesica kesal, karna dari pagi ada saja membuat nya muak.

" Woi situ yang halangi jalan, ini tempat umum, jadi jangan se enak nya mau menghalangi jalan" kata Boy sengaja membuat Jesica kesal.

" Ah udah ah lagi malas berdebat hari ini, pergi sana us us us, tu kan aku jadi lupakan, harus hitung dari awal lagi nih barang, itu gara gara kamu nih".

" Kok aku, kamu nya saja yang oon" Boy pun menjitak kepala Jesica.

" Ah sakit, nih rasakan, " Jesica tak mau kalah, dia memukul bokong Boy, sehingga Boy melarikan diri, sambil menjulurkan lidah menjauhi Jesica.

" Huff, benar benar tu orang, nambah aku kesal saja, tu kan kelupaan lagi, iiih, ngitung dari awal lagi deh, bikin capek saja" Kata Jesica memulai pekerjaan nya lagi.

***

Sementara itu Boy meyusun rencana, dia tidak bisa berbuat banyak, dia tidak bisa menggagalkan pernikahan Denian karna itu bukan urusan nya, Denian juga bukan saudaranya tapi setidak nya Boy bisa membantu Jesica menjauh dari Denian.

" Kenapa aku peduli dengan perempuan itu, dia bukan siapa siapa, tapi kenapa aku jadi tidak rela, jika Denian akan menyakiti Jesica".

Boy menghusap muka nya dengan kasar dan mulai bekerja.

**

Hari pun mulai gelap, Jesica bersiap siap pulang kerumah ibunya, tapi dia tidak sendirian , Jesica di temani Nanda datang ke acara tersebut.

Acara akan di mulai, pasangan pengantin telah siap untuk ijab kabul, Semua tampak bahagia kecuali Jesica, dia sangat muak dengan acara tersebut.

" Hai senyum dong, kamu bakalan punya bapak tiri nih, nanti dia akan menjaga ibunmu" kata Nanda.

" Aku ngak yakin, palingan nanti Ibun ku di peras" kata Jesica.

" Kenapa kamu ngomong begitu, memangnya kamu kenal dengan calon bapak tirimu? ".

" Dia tu cowok matre, dulu dia pernah nyatakan cinta pada ku, tapi aku tolak, karna setiap ketemu dia selalu memerasku, minta beliin dompet lah, jam tangan lah, sampai dia pergi toilet pun, bayar iurannya aku juga, dasar cowok******".

"Sstt.. jangan ngomong kasar banyak orang disini tauk, sabar ya" kata Nanda sambil mengusap bahu Jesica.

Sungguh di sayang kan acara nya sangat lancar, tampa ada gangguan, Jesica jadi tambah kesal.

" Kenapa ngak ada orang sih yang gagalin acara ini, huff, kiamat sudah dekat" kata Jesica sehingga membuat Nanda ketawa geli.

Sedang asik menikmati acara, Jesica merasa ada yang memperhatikan nya, dia pun melirik orang itu, benar saja orang itu dari tadi mengawasi Jesica.

" Boy? " Ketika namanya di sebut Boy pun melangkahkan kakinya ke arah Jesica.

" Siapa tu cah, ganteng bangeeet" kata Nanda berbisik di telinga Jesica, Jesicapun mencubit tangan Nanda.

" Awwh sakit".

" Diam".

"Eh Boy dengan siapa kesini? " tanya Jesica basa basi.

" Dengan teman".

" Ooowh" kata Jesica pendek.

" Kenalin aku dong sama dia" bisik Nanda.

" Apa an sih norak! ".

"Plissss".

" Eh boy kenalin teman aku Si Nanda, teman satu kost ku".

" Oh Aku boy" Boy dan Nanda berjabat tangan.

"Nanda" kata Nanda malu malu.

Boy hanya tersenyum.

" Oh ya boy teman kamu yang mana? mana tau aku kenal" tanya Jesica.

" Tuh yang duduk di pelaminan" Boy menunjuk ke arah Ibun dan Ayah tiri nya.

"What???? jangan bilang Boy berteman dengan Denian, si cowok matre itu" Kata Jesica di dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!