Kedatangan

Suara mobil pun terdengar.

Setelah Dara turun dari mobil Harry, Dara justru terdiam saat ia melihat Adit di pelataran rumahnya.

Dara mempersilahkan nyonya Wijaya berjalan lebih dulu, sedangkan kedua mata Dara tak sanggup menutupi rasa terkejutnya dengan kedatangan Adit. Dara menoleh dan dengan spontan memeluk erat lengan Harry.

Harry menoleh.

Bu Sono justru melotot melihat sikap Dara yang berlebihan.

"Maaf kami datang di saat yang kurang tepat. Kalau begitu kami langsung permisi ya? Mungkin lain kali kami mampir, berkunjunglah juga lain waktu bu Sono" ucap bu Ani dengan spontan dan tersenyum pada nyonya Wijaya.

Bu Sono tersenyum lebar menyampaikan permintaan maafnya juga.

"Selamat ya, Dara" singkat Adit.

Dara tersenyum kecil, lalu terdiam setelah Adit berlalu.

Pak Sono dan Istrinya pun segera mempersilahkan Harry dan nyonya Wijaya masuk ke rumahnya.

"Siapa pria tadi nona Dara?" tanya Harry dengan sengaja setelah ia menyadari ekapresi yang terlalu berlebihan dari Dara.

"Harry!" ucap Nyonya Wijaya dengan spontan untuk menghentikan sikap Harry.

"Tidak apa nyonya. Pak Harry dan nyonya memang berhak mengetahuinya" ucap Dara mulai menghela nafasnya. "Sebenarnya, saya dan pria tadi sempat akan menikah tujuh tahun yang lalu" singkat Dara.

Dara justru terdiam sejenak, mencoba menyembunyikan perasaan kacaunya setelah melihat Adit kembali dalam situasi membingungkan seperti ini.

"Maaf saya yang melanjutkan nyonya" ucap pak Sono dengan spontan. "Apa yang dikatakan Dara memang benar, tapi kemudian semua dibatalkan karena pria itu mengalami kecelakaan yang parah. Beberapa pekan kemudian setelah kecelakan itu, keluarganya yang meminta keluarga kami benar-benar membatalkan acara pernikahan Dara" ucap Dara dengan serius.

Nonya Wijaya mengangguk.

“Jadi apakah artinya setelah pria itu kembali, semua hal yang tertunda dahulu akan di lanjutkan kembali?” tanya nyonya Wijaya.

"Tidak bu. Kami tidak pernah berkomunikasi lagi sejak saat itu, dan saya tau Dara pun begitu" singkat pak Sono dengan serius.

Nyonya Wijaya terdiam.

"Maaf, tapi sepertinya hal ini memang harus di bicarakan lagi lain waktu. Bukan begitu?" tanggap Harry lagi pada nyonya Wijaya.

"Tidak. Saya tidak akan mengubah keputusan saya. Jadi dengan hormat tuan dan nyonya Sono, apakah rencana pernikahan ini bisa terus kami lanjutkan?" tukas nyonya Wijaya.

"Maaf sebelumnya nyonya, apakah kami tidak keliru dengan keputusan pak Harry meminang anak kami? Sebenarnya kami tidak keberatan jika ingin dipertimbangkan lagi" ucap pak Sono.

"Harry sendiri yang sudah mengumumkan rencananya menikahi Dara. Keputusan saya pun tetap sama. Lebih cepat lebih baik" singkat Nyonya wijaya.

Pak Sono dan Istrinya tersenyum lebar. Mengiyakan.

"Baiklah. Dengan begitu maksud kedatangan saya tidak lain karena saya berencana menikahkan putra saya dengan nona Dara, dua hari sejak pertemuan ini. Bagaimana menurut anda pak Sono?" ucap nyonya Wijaya kemudian.

"Lusa nyonya?" Pak Sono terkejut.

Nyonya Wijaya hanya mengangguk meyakinkan ucapannya.

Tak banyak percakapan lain setelah itu, dan Dara merasa sedang membuka lembar kehidupan barunya bersama jalan cerita ajaibnya dengan Harry.

Semua ini benar-benar keajaiban bagi Dara.

Dara memang mencoba tak lagi mengungkit bahkan menyebut nama Adit di dalam hatinya.

Hanya Harry, ya untuk sekarang dan selamanya, hanya Harry.

Namun, sayangnya sejak hari kunjungan Harry itu, Dara tidak lagi mendapat sedikitpun pesan singkat dari Harry. Bahkan Harry tak menghubungi Dara sedikitpun hingga hari pernikahan. Mereka tak berkata sepatah kata pun sejak saat itu, dan Dara mulai menebak-nebak isi hati Harry sejak hari kunjungannya bersama nyonya Wijaya.

"Mba" singkat Karisa spontan ketika ia melihat Dara yang terlihat sangat sibuk mempersiapkan pernikahan tak masuk akal dengan atasannya.

Rasanya ini masih menjadi hal yang tidak mungkin. Tidak ada lamaran, dan langsung menikah. Bukankah ini cukup aneh? Apakah Dara diancam untuk hal ini?

Karisa menghela nafas. Keluarga Wijaya, khususnya Harry bahkan sudah sangat baik sebelum ini.

"Apa? Mau ikut menikah ya?" ucap Dara seraya tersenyum lebar melihat Karisa yang terdiam dibelakang Dara yang sedang memakai gaun perikahannya.

"Selamanya tidak akan ibu terima jika Karisa menikah dengan teman dari grup futsal!" celetuk bu Sono spontan.

Dara terkekeh, namun Karisa justru tetap memandang serius kearah Dara.

"Sebenarnya dari tadi aku justru memikirkan bang Adit yang kemarin datang. Aku sudah bertemu dengannya juga di Kampus. Sekarang dia melatih unit kegiatan mahasiswa di kampusku" singkat Karisa spontan.

Bu Sono justru berjalan menjauh dengan perlahan untuk menghindari percakapan Dara dan Karisa tentang Adit.

Dara mengubah senyumannya.

"Lain kali akan mba jelaskan padanya" singkat Dara.

"Sebaiknya sebelum mba menikah" ucap Karisa lagi.

"Mba mengerti apa yang sedang kamu pikirkan, tapi sekarang mba sudah tidak bisa merubah keputusan apapun" singkat Dara seraya berjalan kearah bu Sono dan pak Sono.

"Tapi kasihan bang Adit mba" singkat Karisa.

"Tidak ada yang salah dengan takdir" singkat Dara.

"Tapi ini juga takdir, saat bang Adit datang lagi sebelum mba Dara menikah. Benar kan?" singkat Karisa.

"Karisa!" bentak Dara dengan spontan.

Karisa terdiam, lalu berbalik.

"Mba egois! Buuuu! aku pulang malam!" singkat Karisa seraya mengambil kunci motor dan helmnya lalu pergi.

Dara hanya menghela nafas, lalu mengusap wajahnya sendiri.

Karisa justru berencana menemui Adit saat itu juga untuk membahas tentang Dara.

Sejak awal Karisa sengaja meminta ketua umum grup futsalnya untuk mengundang Adit melatih tim futsal di kampusnya. Adit adalah alumni dari universitas yang Karisa duduki sekarang, dan ia juga alumni grup futsal legendaris yang selalu memenangkan kejuaraan nasional. Harapan satu-satunya bagi Karisa tetap bermain futsal, agar ia mendapat kesempatan seperti hari ini untuk bisa bertemu dengan Adit.

"Aku mungkin akan mencari wanita yang pandai bermain futsal. Mungkin akan sangat menyenangkan jika bisa memiliki klub futsal sendiri" ucap Adit mengakhiri ucapannya.

Karisa mengerti, telah banyak kisah yang Adit sedang adit tutupi dihadapan siapapun. Adit justru berjanji akan sering datang melatih futsal sejak saat itu. Karisa justru sulit menyembunyikan detak jantungnya sendiri soal Adit. Apakah Adit serius dengan ucapannya?

Sejak hari itu, Karisa tidak sedikitpun membahas masalah Adit dengan Dara, maka hari pun berganti.

Hari pernikahan pun datang dengan cepat, secepat acara persiapannya. Akad dilakukan dengan khidmat di sebuah gedung mewah yang di desain seperti dalam negeri dongeng. Ribuan tamu diundang dengan dua malam perayaan yang megah.

Menakjubkan.

Sayangnya, sejak awal prosesi akad, Harry sama sekali tak menatap Dara, dan Dara pun mudah mengenal tatapan Harry yang berbeda dari biasanya. Kali ini Harry tak sedang merasakan apapun. Tak merasakan perasaan apapun selain menjadi boneka dalam drama kehidupannya.

Harry memang seperti itu.

Dara mencium punggung tangan Harry setelah janji di ikrarkan dan cincin telah ditukar.

Harry mengangkat dagu Dara dan membelai lembut pipi Dara, lalu mengecup bibirnya. Dara terkejut, namun ia mulai mencoba menutup matanya seperti Harry, dan membiarkan nafas itu mengatur waktunya.

Semua mata tertuju dengan terkejut.

Pak Sono mendehem.

"Maaf. Nak Harry, kecupannya di kening saja sudah cukup. Maaf soalnya saya mengundang anak-anak dari panti juga" ucap pak Sono seraya berbisik.

Harry segera menghentikan kecupan itu dan menggantinya dengan kecupan di kening.

"Kenapa tidak ada yang memberi tahu sebelumnya?" ucap Harry lirih. Itulah ucapan pertama dari Harry kepada Dara.

Namun Dara masih terlalu canggung menjawab pertanyaan dari Harry.

"Oke. 3.2.1 yap. Camera Shoot!" ucap fotografer setelah Harry dan Dara menunjukkan buku nikah kepada hadirin.

Pada pemotretan yang kedua, Harry mendekap Dara dengan senyum dan Dara tersipu malu.

Terpopuler

Comments

yrputri

yrputri

iyaa caca.. caca baca karyaku yaaa..mungkin bisa kasih saran atau dukungaaan untuk tulisanku

2023-02-10

0

Cokelatcaca🌼

Cokelatcaca🌼

Aku mampir ka, mampir juga di aku iya

2023-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!