HAZEL IN CASTOR'S LAND

HAZEL IN CASTOR'S LAND

Ibu Angkat yang Kejam

Di Kota London, 2022

Gadis dengan lesung pipi mungil, tetapi memiliki julukan si buruk rupa.

***

Perempuan paruh baya itu memekik, pagi hari yang cukup menegangkan untuk Hazel. Bila tak ada Tommy di rumah, suasana rumah itu tak tenang, selalu saja istrinya memarahi Hazel tak beralasan.

"Bisakah kau menyetrika lebih rapi lagi?!" tanya Kammy dengan membentak.

Wajah wanita yang selalu menampakkan kemarahan, tumpukan cucian itu dilempar ke Hazel. Umpatan demi umpatan dilayangkan ke anak angkatnya. Gadis berusia 19 tahun itu hanya bisa mendengarkan, tak ingin membantah Ibu angkatnya, Kammy. Pakaian-pakaian Kammy kembali ia setrika, melakukannya dengan terburu-buru, jam mata kuliah sebentar lagi, tetapi Ibu angkatnya tak mau mengerti dengan hal itu.

"Kau hanya anak angkat ku, jangan berlagak dijadikan putri di rumah ini," kata Kammy yang kesekian kalinya berkata seperti itu.

Kedua mata Hazel tak berkaca-kaca lagi, dia sudah terbiasa dengan kalimat kasar Ibu angkatnya, semua perkataan itu tak melukainya lagi. Hazel menganggap itu hanya kemarahan orang tua yang wajar.

Usai berbenah, Hazel pamit ke kampus, dia tak mendapatkan sarapan pagi dari Kammy. Hazel sudah terbiasa tidak sarapan, dia akan makan jika Kammy sudah tertidur pulas.

"Aku pergi, mungkin aku akan pulang telat, aku harus membantu Pak Van Hill," ucap Hazel.

"Pergilah, melihatmu saja aku muak," sahut Kammy tanpa menoleh ke Hazel.

Kammy melihat Hazel keluar dari halaman rumahnya, dia menghela nafas, dia menyadari perlakuannya pada Hazel tak berperikemanusiaan, tetapi tetap saja dia memiliki kemarahan karena Hazel, ada faktor yang menyebabkan dirinya begitu jahat pada Hazel.

Hazel mengayuh sepeda dengan cepat, menyelinap di tengah -tengah perjalan kaki. Saat itu dia memakai earphone, menuntaskan kesepiannya. Namun dia terhenti sejenak di depan toko baju, toko yang memajang patung cantik memakai gaun indah seperti ratu kerajaan. Hazel bermimpi suatu saat nanti, dia memakai gaun indah putri kerajaan.

"Setelah aku banyak uang, aku akan memperbaiki semuanya, dan mewujudkan impianku," gumamnya.

Setiba di kampus, Hazel yang ingin masuk ke kelas mendapatkan kejutan dari teman kampusnya, dia dilempari tepung, baju dan rambut Hazel seluruhnya putih karena taburan tepung. Hazel lagi-lagi menahan diri untuk tidak murka. Kelima gadis dengan karakter antagonis itu meneriakinya dengan 'Gadis si buruk rupa'. Hazel hanya pasrah, membiarkan rekan lainnya menonton dirinya di olok-olok.

"Apa yang kalian lakukan?! Bubar!" Dosen yang tiba-tiba menghentikan adegan kejahatan para mahasiswanya.

Mereka bubar terkecuali Hazel, dia diminta dosennya untuk istirahat saja, dosen itu tahu mental Hazel sedang tidak baik-baik saja, tidak mudah menerima ejekan dari teman-teman sejawatnya.

Hazel menurut, dia menenangkan diri di dalam toilet. Hazel memilih duduk di atas kloset merenungi kehidupannya.

'Inikah adegan yang harus aku terima setiap harinya? Apakah ini adil untukku?' Dia bergumam.

Hazel melihat pantulan wajahnya di cermin, "Aku memang gadis buruk rupa," gumamnya lagi. Kulit Hazel dipenuhi bekas cacar air. Teramat menjijikkan di mata teman-temannya.

Hazel terpaksa keluar dari kampus, dia menuju ke perpustakaan tempatnya bekerja paruh waktu. Saat itu pemilik perpustakaan sedang sibuk mengatur buku di rak.

"Aku datang lebih awal," kata Hazel mengejutkan Pak Van Hill.

"Kau ke tempat yang membuatmu lebih nyaman," sahut Pak Van Hill yang saat itu sudah tahu suasana hati Hazel.

"Aku tidak dibutuhkan dari segala sudut di dunia ini, aku selalu dipandang sebelah mata, benar kata mereka, aku memang bernasib sial," keluh Hazel bila teringat kalimat orang-orang yang mengoloknya.

Pak Van Hill menunjuk ke Hazel, dia tidak suka mendengarkan isyarat keputusasaan dari mulut gadis itu.

"Kau harus tahu, di muka bumi ini semuanya memiliki manfaat tersendiri, kau tidak perlu jadi tokoh utama di cerita orang lain, jadilah tokoh utama untuk kehidupan mu sendiri, kau yang paling bertanggungjawab atas dirimu, Hazel .."

Hazel menarik nafas dalam-dalam, mengganti rongga dadanya dengan udara yang terisi beban moral.

"Kau lelah dengan hidup mu?" tanya Pak Van Hill.

"Mengakuinya, aku rasa tak ada gunanya, aku harus melanjutkan hidup ku, sesuai semestinya," sahut Hazel berdamai dengan batinnya

Hazel meletakkan tasnya di kursi, dia mengambil tumpukan buku itu dari tangan Pak Van Hill. Senyumannya menyeringai wajahnya, kesedihan Hazel seketika lenyap bila berada di perpustakaan Pak Van Hill.

"Letakkan buku itu saja, aku sudah membuat sarapan yang begitu banyak, makanlah .." kata Pak Van Hill. Dia sangat menyayangi Hazel seperti cucunya sendiri.

Hazel tetap mengelap buku-buku itu, dia tak akan membiarkan Pak Van Hill kelelahan mengerjakan yang sudah menjadi tugasnya.

"Kau makan dulu," ujar Pak Van Hill kembali.

"Aku menyelesaikan ini dulu, sarapan lah lebih dulu Kakek," sahut Hazel.

Pak Van Hill geleng-geleng kepala seraya tersenyum, hidup dalam kesendirian membuatnya kesepian, tetapi dengan kehadiran Hazel, Pak Van Hill memiliki gairah hidup lagi.

Pak Van Hill melihat raut wajah Hazel, dia memahami gadis itu menyimpan banyak kesedihan yang tak ia tampakkan. Pak Van Hill mengajaknya duduk di kursi, dia ingin membicarakan perihal serius dengan Hazel.

"Apakah kau menyenangi perpustakaan ini?" tanyanya.

Ada seorang pria masuk ke dalam perpustakaan, pria itu membawa karton. Pak Van Hill menyambutnya, membuka karton itu lalu memeriksa isinya. Ada puluhan kantong darah yang ada di karton itu. Hazel lagi-lagi terkejut melihatnya, walaupun bukan pertama kali melihat Pak Van Hill mendapat kiriman kantong darah, tetap saja itu mengejutkan bagi Hazel.

"Saya sudah mengirimkan ke direktur, cepatlah pergi," ucap Pak Van Hill. Dia ingin pria itu segera pergi dari perpustakaannya.

Hazel tak berhenti melihat gelagat Pak Van Hill yang mencurigakan. Pak Van Hill melirik Hazel, berharap gadis itu tidak bertanya tentang dilihatnya. Pak Van Hill membawa karton itu ke gudang, Hazel mencoba ingin membantu tetapi dicegah oleh Pak Van Hill.

"Tidak perlu, Hazel. Lanjutkan saja pekerjaan mu," ucap Pak Van Hill berusaha mengangkat karton itu seorang diri.

Dengan nafas terengah-engah, Pak Van Hill menutup pintu gudang itu dari dalam. Seolah menunjukkan aktivitasnya tak ingin dilihat oleh Hazel. Kecurigaan kian membukit di hati gadis itu, dia perlahan mendekati gudang dengan mengendap-endap, rasa penasaran Hazel menguasai jiwanya.

Dari dalam gudang terdengar suara Pak Van Hill sedang tertawa, seperti sedang berbicara dengan seseorang. Hazel tahu, Pak Van Hill hanya tinggal seorang diri, tak ada satupun tamu yang ada saat itu, namun bila mendengar Pak Van Hill, si Kakek berusia 70 tahun itu sedang berdialog dengan seseorang, tepatnya dengan seorang pria juga.

"Selamat Pagi," sapa seseorang yang ada di pintu masuk. Seorang pria masuk ke perpustakaan menyapa Hazel.

Hazel bergegas menjauh dari gudang, dia mempersilakan mahasiswa itu mulai mencari buku yang dia inginkan. Hazel masih deg-degan, sekelumit pertanyaan di benaknya, agar tidak membuat pelanggan itu curiga, Hazel melanjutkan kembali aktivitasnya merapikan buku.

"Kau melihat Pak Van Hill?" tanya pria itu pada Hazel.

Hazel melirik ke gudang, "Dia ada urusan, tunggu saja."

Pria itu melayangkan anggukan, memulai mencari buku-buku yang diperlukannya, sesaat mendengar suara riuh dari arah gudang, Hazel pun juga mendengarnya. Tak ingin menimbulkan kecurigaan di pria itu, Hazel bergegas mengalihkan perhatiannya.

"Pak Van Hill sedang menonton TV, maaf .. kami ada buku biografi baru, ada di sana," ujar Hazel yang berbohong demi menjaga Pak Van Hill. Walaupun dia tahu, tak ada TV di dalam gudang itu.

Note : Perpustakaan Pak Van Hill

Episodes
1 Ibu Angkat yang Kejam
2 Buku Dongeng Negeri Castor
3 Ke Kastil Rahasia
4 Misteri di Lembah Zhietta
5 Ketegangan
6 Menemani Tidur
7 Pencarian Hazel
8 Pertemuan dengan Raja dan Ratu
9 Latihan Bela Diri
10 Membuat Ramuan Kekebalan Tubuh
11 Kemarahan Tommy
12 Janji Alaric
13 Virus Mematung
14 Kecurigaan
15 Hazel Terkejut
16 Keberadaan Alaric
17 Jebakan
18 Ke Lembaga Penelitian
19 Perjalanan Hazel
20 Pengakuan Pak Van Hill
21 Menyelamatkan Alaric
22 Terbuktin Pengkhianatan
23 Hilangnya rasa Kemanusiaan
24 Melawan dengan kekuatan tersembunyi
25 Berakhir Bencana
26 Mengutarakan Isi Hati
27 Kembalinya seperti semula
28 Sangat Menyakitkan
29 Semuanya Bersedih
30 Kembalinya Hazel ke London
31 Melanjutkan Hidup
32 Memutuskan untuk Memulainya
33 Mencari Pintu Buku Dongeng
34 Buku Dongeng Ajaib
35 Kejanggalan
36 Kebahagiaan Alaric
37 Mencari Hazel
38 Menemukan Hazel
39 Jejak Alaric
40 Misteri
41 Bertemu Sesaat
42 Buku Dongeng Yang Bercahaya
43 Mengecoh
44 Memeluk Lagi
45 Mencuri Buku Ajaib
46 Akan Menikah
47 Ikatan yang penuh Darah
48 Kesakitan
49 Latar Belakang Misteri
50 Bertemu tanpa Sengaja
51 Merasa Tidak Dihargai
52 Kebenaran yang Menakutkan
53 Terpaksa Melakukannya
54 Berjanji Sepenuh Hati
55 Terkejut
56 Ancaman Albert
57 Berjuang Mengungkapkan
58 Penculikan
59 Keluar untuk mengatakan
60 Kematian
61 Pesan Alaric
62 Kisah yang diteruskan
63 Kisah yang diteruskan 2
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ibu Angkat yang Kejam
2
Buku Dongeng Negeri Castor
3
Ke Kastil Rahasia
4
Misteri di Lembah Zhietta
5
Ketegangan
6
Menemani Tidur
7
Pencarian Hazel
8
Pertemuan dengan Raja dan Ratu
9
Latihan Bela Diri
10
Membuat Ramuan Kekebalan Tubuh
11
Kemarahan Tommy
12
Janji Alaric
13
Virus Mematung
14
Kecurigaan
15
Hazel Terkejut
16
Keberadaan Alaric
17
Jebakan
18
Ke Lembaga Penelitian
19
Perjalanan Hazel
20
Pengakuan Pak Van Hill
21
Menyelamatkan Alaric
22
Terbuktin Pengkhianatan
23
Hilangnya rasa Kemanusiaan
24
Melawan dengan kekuatan tersembunyi
25
Berakhir Bencana
26
Mengutarakan Isi Hati
27
Kembalinya seperti semula
28
Sangat Menyakitkan
29
Semuanya Bersedih
30
Kembalinya Hazel ke London
31
Melanjutkan Hidup
32
Memutuskan untuk Memulainya
33
Mencari Pintu Buku Dongeng
34
Buku Dongeng Ajaib
35
Kejanggalan
36
Kebahagiaan Alaric
37
Mencari Hazel
38
Menemukan Hazel
39
Jejak Alaric
40
Misteri
41
Bertemu Sesaat
42
Buku Dongeng Yang Bercahaya
43
Mengecoh
44
Memeluk Lagi
45
Mencuri Buku Ajaib
46
Akan Menikah
47
Ikatan yang penuh Darah
48
Kesakitan
49
Latar Belakang Misteri
50
Bertemu tanpa Sengaja
51
Merasa Tidak Dihargai
52
Kebenaran yang Menakutkan
53
Terpaksa Melakukannya
54
Berjanji Sepenuh Hati
55
Terkejut
56
Ancaman Albert
57
Berjuang Mengungkapkan
58
Penculikan
59
Keluar untuk mengatakan
60
Kematian
61
Pesan Alaric
62
Kisah yang diteruskan
63
Kisah yang diteruskan 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!