Aku pulang dengan langkah gontai, setidaknya aku bersyukur dengan kejadian ini aku tidak merasakan sakit hati yang berlebihan meskipun aku akui aku patah hati ibarat kata layu sebelum berkembang. Aku putuskan untuk pulang kerumah kakakku kak Bima disana aku bisa terhibur melihat tingkah polah Eliza
"Thalita, kenapa kamu murung begitu? " tanya Kak Rania ia memang sangat peka dengan keadaanku
"Nggak apa-apa kak, aku hanya kurang enak badan saja" elakku
"Ya sudah, kamu istirahat dikamar saja!" kata Kak Rania
"Aku ingin main sama Eliza dulu, boleh ya Kak, nanti malam aku tidur sama Eliza ya kak" aku meminta ijin pada kakak iparku. Sepertinya bukan ide yang buruk tidur dengan Eliza dengan mendengar celoteh Eliza aku berharap bisa melupakan Andre
"Tidur aja pakai ijin segala, biasanya juga tidur sama Eliza, palingan kalau ada mama kalian rebutan. Ini kan, nggak ada mama jadi, kamu bebas sama Eliza " kata Kak Rania
" Tidur dimana saja boleh ,toh rumah ini kamarnya banyak yang tidak boleh itu tidur dikamar kakak kamu Rania, Itu sangat manganggu " kata Kak Bima
" Posesif amat, kaya pengantin baru aja, " umpatku pada kakakku yang selalu mengubar kemesraanya membuat jiwa jombloku meronta ronta
"Makanya, punya pasangan biar tau rasanya diperhatikan" ucap Kak Bima sembari memeluk istri tercintanya. Kak Bima memang selalu begitu ia sangat bucin dengan istrinya. Kak Rania sampai mabok kasih sayang ahhh... kapan aku punya pasangan seromantis mereka?
"Woi.... ngelamun ya?" kata kak Bima
" Ah... Enggak!, cuma ilfill aja sama kalian pacaran terus" ucapku
"Ah... jomblo bilang aja iri, ayo ma kita lanjutkan dikamar kalau disini takut Thalita kejang-kejang" kata kak Bima sengaja memanas manasiku lalu mereka kekamar mereka.
" Sayangnya tante, ayo ke kamar kamu!, ini udah malam tante punya buku dongeng baru loh" ucapku pada ponakanku
" Iya tante, kita bobo yuk" kata Eliza dengan muka tergemasnya aku lalu mengendongnya dan mengelitiknya dikamar kami bercanda hingga malam kak Bima datang ke kamar kami menyuruh Eliza segera bobo karena sudah malam.
"Tante tunggu bental ya, Eisa mau pup duyu" pamit Eliza padaku
Aku rebahan mengistirahatkan tubuhku kantuk langsung menyerang mungkin karena aku terlalu cape, capek hati dan pikiran tepatnya ditambah kamar Eliza lampunya remang remang. Anak itu memang tidak suka tidur dengan lampu terang .
Aku merasa seperti dipeluk seseorang rasanya hangat dan menenangkan sekali namun mataku sulit kubuka terasa lengket tiba-tiba terdengar suara Eliza
"Om ngapain dicini? peluk tante Lita begitu" kata Eliza
"Deg....Om? Om siapa yang meluk aku?" mataku langsung melek kantukku hilang seketika
" Kamu!," kataku dan Bams bersamaan
" Kenapa kamu disini?, pakai meluk- meluk aku juga?" tanyaku pada Bams
" Kapan kamu kesini?, lagian tidur kamarnya gelap, aku kira kamu Eliza dan kamu aku peluk juga diam aja, aku pikir Eliza " kata Bams mengelak
"Mana ada Eliza segede gini" kataku
" sstttt.... tante janan kelas-kelas!, nanti papa kecini lagi dan malah-malah lagi " kata Eliza aku dan Bams sontak diam
Mati aku kalau kak Bima tau aku disini sama Bams, aku dan Bams larut dalam pikiran masing.Sebenarnya masih pingin memaki dia namun, nanti malah panjang ceritanya kalau kak Bima sampai tau
" Mending kamu keluar dari kamar ini, tapi ingat urusan kita belum selesai " kataku pada Bams
" Siapa juga yang lama-lama sekamar dengan mak lampir kaya kamu? ,kaya nggak ada perempuan lain saja" umpat Bima
" Apa kamu bilang?, kalau aku mak lampir kamu apa? setan, gendruwo, " ucapku tak terima dikatai mak Lampir
" Udah, janan libut! om kelual? atau aku pandil papa bial dimalahi cemua " ancam Eliza yang mamou membuat aku dan Bams terdiam
Kemudian laki laki itu keluar dari kamar Eliza. Aku masih tidak menyangka Bams memelukku dan aku malah menikmatinya. ini gila bener-bener gila
"Sayang ...Eliza sayang kan sama tante? " tanyaku pada Eliza
" Cayang ante, kenapa ?" tanyanya
"Tante mohon, kejadian malam ini jadi Rahasia kita bertiga ya!" kata ku memohon pada Eliza bisa gawat kalau di ngomong ke papa mamanya
"Lahacia itu apa tante?" tanya Eliza polos
" Rahasia itu nggak boleh kasih tau siapapun, termasuk mama dan papa hanya tante, om Bams dan Eliza yang tau kalau om Bams masuk kamar Eliza" kataku memberi penjelasan pada Eliza.
"Gampang tante ...Eisa ndak bakal bicala cama papa dan yang lainya tapi, kalau eisa bilang ke papa kalau Om ban peyuk peyuk tante boyeh kan?" tanya Eliza denga polosnya
" Ya jangan!, tadi itu om nggak sengaja, kalau kamu ngomong sama papa dan mama itu namanya bukan Rahasia " kataku mempengaruhinya
" Begitu ya tante ? tapi kata mama kalau bukan cuami istli ndak boyeh peyuk peyuk dosa ante!" kata Eliza
" Itu nggak sengaja Eliza, namanya khilaf itu dimaafkan " kataku membela diri agar rahasia ini tidak bocor
"Sekarang kita bobo dan lupakan kejadian malam ini please ya tante mohon!" ucapku memelas niatku kerumah kakaku untuk menenangkan diri malah dapat masalah baru
##Pagi hari di meja makan
" Selamat pagi sayang!, gimana tidurnya nyenyak?" tanya kak bima sambil mencium kening Eliza
"Emmm...mmm" Eliza nampak berfikir
" Ya Tuhan jangan sampai dia mengadu pada kak Bima, bisa mati aku" batinku berteriak
"Pasti nyenyaklah kan bobonya ditemani tantenya" seloroh Bams tiba-tiba sepertinya ia juga takut kalau Eliza keceplosan
" Iya, apaladi ada om ban!" kata Eliza tiba-tiba .seketika mataku dan Bams sama sama melotot kaget dengan apa yang dibicarakan Eliza barusan
"Maksud kamu gimana? kamu tidur bertiga begitu?" ucap Kak Bima dengan sorot mata yang tak terbaca
"Ya Tuhan... tamat riwayatku,dimaki kak Bima " batinku
"Ya endak lah pa... tidulna cuma cama tante Lita gitu ..." ucap Eliza pada akirnya
" Huhhhh...." aku dan Bams menghembuskan nafas bersama sama
" Kirain kalian tidur bertiga ,aduh papa hampit jantungan ini " kata Kak Bima
" Dan kalian kenapa dari tadi diam aja, biasanya juga kaya anjing dan kucing " kata Kak Rania tiba tiba
"Kakak ini aneh deh, kita ribut dibilang berisik kita diem dibilang aneh " celetuk Bams tiba tiba
" Ya aneh aja ... kalian seperti ada sesuatu gitu " kata kak Rania mulai curiga
" Hallah kakak sukanya berprasangka buruk melulu, kali-kali sama adeknya berprasangka baik, lagian harusnya kakak senang kita nggak ribut" kilahku agar kak Rania tidak semakin curiga
" Hadehh... suka-suka kalian deh!" ucap Kak Rania pada akirnya
"Kita makan aja nggak usah ngeributin mereka biar saja, jomblo memang banyak masalah" kata kak Bima seperti biasa selalu meledek kami para jomblo
Ahhh ...akirnya aku lalui pagi ini dengan selamat tanpa disidang kak Bima, tapi aku masih punya urusan dengan si kunyuk satu itu.
Tbc...
Jangan lupa like, comment dan favorite ygy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments