Sore ini kedua orang tua Azka lagi bersantai di Taman belakang rumah mereka. Sambil menikmati Teh melati buatan istrinya, pak Raihan membaca koran.
“ Kakak, baru pulang ya ? Dari mana, jam begini baru pulang?” tanya Bu Santi kepada putra sulungnya.
“ Dari rumah teman Ma, Azka ke kamar dulu ya, capek Ma,” ujar Azka sambil menyalami kedua orang tuanya.
“ Tunggu dulu dong nak, Mama mau bicara dengan kamu,” ujar Bu Santi sambil menarik sebuah kursi yang berada di sampingnya. Azka pun duduk di samping sang Mama.
“ Akhir-akhir ini mama dan papa perhatikan kamu, kamu sepertinya ada masalah dengan Mentari. Kamu jarang pulang bareng Mentari...”
“ Bukan jarang Ma tapi emang udah nggak pernah tuh” potong Andika yang tengah berjalan ke arah ketiganya.
“ Adek, bikin Mama kaget aja” seru Bu Santi ketika melihat putra bungsunya itu. Pak Raihan hanya diam mendengarkan obran istri dan kedua putranya itu.
“ Aku sibuk Ma, lagian sekarang aku punya pacar yang mesti diantar jemput” ujar Azka dengan malas.
“ Ka kamu itu anak laki-laki tertua papa, bersikaplah layaknya seorang laki-laki nak, jika ada masalah bicarakan, jangan didiamkan. Masalah itu, sekecil apa pun harus segera diselesaikan jangan ditunda, nanti bakal menjadi masalah besar” kini Pak Raihan mulai angkat bicara. Dia pun sering memperhatikan tingkah putra sulungnya yang mulai berubah akhir-akhir ini.
“ Iya nak, kamu tahu kan Mentari itu sudah seperti anak mama dan papa, dia seperti halnya adikmu, jika ada kesalahannya, kamu tegur jangan diamkan. Akhir-akhir ini Mama lihat dia selalu mengurung dirinya dalam kamar,” ujar Bu Santi sambil mengelus rambut putra sulungnya itu.
“ Selama Mentari tinggal di sini itu tugas kalian menjaganya, apa lagi sebentar lagi dia akan pindah ke Malaysia, kemungkinan kalian akan sulit bertemu dengannya, jadi...”
“Maksud mama apa?” tanya Azka yang kaget mendengar ucapan Mamanya.
“ Tadi Ayahnya Mentari menelpon Papa, katanya selesai semester ini, Mentari akan pindah ke Malaysia” ujar Pak Raihan.
“ Kok cepat banget sih Pa? Bukannya nanti setelah lulus Sekolah baru Kak Tari pindah ke Malaysia” kini Andika yang menyahut, pasalnya Mentari tidak pernah bercerita tentang kepindahannya itu.
“ Apa Papa tidak bisa membujuk Om Andre?” tanya Azka penuh harap.
“ Papa nggak bisa, karena kepindahan Mentari itu atas permintaan Mentari sendiri, jadi Papa...”
“ Ini tuh gara-gara kak Azka sih, masalah sepele dibesar-besarkan,” ujar Andika sambil memukul meja, yang sontak membuat kedua orang tuanya kaget.
“ Ini tuh salah kamu, bukannya kak Azka,” ujar Azka tidak menerima disalahkan dalam hal ini.
“ Salah kak Azka yang terlalu protektif kepada kak Tari, Dika aja dilarang dekat dengan Kak Tari. Bilang aja kalo kak Azka itu cemburu ya,” ujar Andika tidak mau kalah.
“Kalian ini apa-apaan sih? Kok malah berantem gini sih?” ujar Bu Santi mencoba menenangkan kedua putranya.
“ Bilang suka aja susah banget, ego tuh jangan ditinggiin,” ujar Andika sambil berjalan meninggalkan mereka. Ia pun berlari masuk ke rumah mencari Mentari.
***
“ Kak Tari beneran mau pindah ke Malaysia?” tanya Andika ketika dia masuk ke kamar Mentari. Mentari hanya mengangguk.
“ Kenapa? Apa karena kak Azka?” tanya Andika. Kini Mentari menggeleng.
“ Bukan dek, Kak Tari cuman ingin dekat dengan Ayah dan Bunda aja kok,” ujar Mentari sambil tersenyum ke arah Andika.
“ Tari aku mau ngomong sama kamu,” ujar Azka yang tiba-tiba masuk kamr Tari.
“ Aku juga mau ngomong sama kak Tari, aku yang duluan di sini ya,” ujar Andika dengan sewot.
“ Dika kamu keluar dulu, kakak cuman sebentar mau ngomong sama Tari,” bujuk Azka. Dengan berat hati, Andika keluar dari kamar Mentari. Azka pun mengunci pintu kamar Mentari.
“ Kenapa dikunci Ka?” tanya Mentari dengan keheranan.
Bukannya menjawab Azka berjalan mendekat ke arah Mentari, Mentari pun mulai gugup ketika jarak di antara mereka semakin menipis.
Mentari terlonjak kaget ketika tanpa diduga Azka langsung memeluk Mentari. Mentari bisa merasakan detak jantung Azka yang sangat cepat dan seirama dengan detak jantungnya, ia yakin jika Azka juga merasakan detak jantungnya.
Azka memeluk Mentari dalam diam, ia melepaskan rasa rindunya yang sangat besar. Ia yang merindukan sifat manja Mentari dan Aroma Parfum Mentari.
Setelah merasa puas memeluk Mentari, Azka mulai melonggarkan pelukannya. Ia menatap mata Mentari dan memberikan kecupan kepada bibir Mentari. Mentari hanya melongo, ia tak menyangka jika Azka akan menciumnya.
“ Aku mohon padamu jangan pergi Tar, aku nggak bisa jauh dari kamu,” ujar Azka setelah melepas pelukannya. Mentari hanya diam menatap wajah tampan Azka.
“Maafkan aku Tari, aku hanya takut jika kamu akan disakiti oleh cowok, makanya aku ngelarang kamu dekat sama cowok lain,” ujar Azka sambil menunduk.
“ Maafkan aku Ka, aku nggak bisa membatalkannya, aku merindukan Ayah dan Bundaku,” ujar Mentari.
Azka pun menatap Mentari dengan tatapan memohon. Mentari hanya menggeleng.
“ Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan kamu, aku nggak bisa memaksa kamu. Tapi kamu mau kan memaafkan aku? Dan kita kembali seperti dulu?” ujar Azka.
Mentari mengangguk sambil tersenyum ke arah Azka. Azka kembali memeluk Mentari sambil berujar “ aku sangat merindukanmu Tar,”.
Tok tok tok
“ Kok lama banget sih? Kalian ngapain di dalam?” teriak Andika dari luar. Azka bergegas membuka pintu dan tersenyum kepada Andika.
“ Kalian ngapain sih? Lama banget,” ujar Andika. Azka hanya tersenyum dan berjalan ke dekat Mentari.
“ Kalian sudah baikan?” tanya Andika setelah melihat Azka memegang tangan Mentari. Keduanya pun mengangguk.
“ Baguslah kalau begitu,” ujar Andika.
***
Pagi ini seperti biasanya Rio menjemput Mentari setelah berpamitan, mereka pun berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah, Mentari terus saja tersenyum membuat Rio heran melihat kekasihnya itu.
“ Kamu kenapa sayang? Bahagia banget,” tanya Rio sambil menggandeng tangan Mentari. Bukannya menjawab, Mentari hanya berjalan sambil bersenandung. Rio yang memperhatikannya hanya bisa tersenyum.
Mereka pun berjalan menuju kelas, dan ketika mereka berpapasan dengan Azka dan Rani, Azka tersenyum ke arah Mentari dan Mentari membalas senyum Azka. yang membuat Rio jadi heran.
“ Kalian sudah baikan ya Sayang?” tanya Rio setelah mereka duduk di dalam kelas.
“ Iya sayang,” jawab Mentari sambil tersenyum.
Pantas saja dia senyum terus, ternyata semua karena Azka, jelas banget kalau Mentari suka sama Azka Batin Rio.
***
Ketika Mentari sedang makan di kantin bareng Rio dan ketiga sahabatnya, tiba-tiba Azka dan Rani menghampiri mereka. Laura dan Monika pun terkejut melihat kedatangan Azka dan Rani.
“ Kami boleh gabung kan?” tanya Azka sambil menggandeng tangan Rani.
“ Tentu saja boleh Ka. Ayo Ran duduk sini,” ujar Mentari sambil menunjuk kursi di sampingnya. Tingkah Mentari membuat ketiga sahabatnya kaget.
“ Kalian sudah baikan ?” tanya Radit setelah Azka dan Rani duduk.
“Iya, dalam persahabatan berantem itu biasa kan ?” ujar Mentari sambil tersenyum.
“ Aku gabung ya,” ujar Andika yang tiba-tiba duduk di samping Laura. Mereka berenam pun menikmati makanan mereka sambil melempar candaan.
“ Kalian jangan mesra-mesraan di sini, bikin irih aja sih,” ujar Laura. Ia merasa risih memperhatikan ketiga pasangan di hadapannya itu.
“ Yang sabar kak, kita yang jomblo hanya bisa menikmati pemandangan yang mereka sajikan saja,” ujar Andika dengan santai.
“ Makanya loe jangan sibuk baca novel aja Ra, sekali-kali loe keluar, siapa tahu ketemu cowok,” ujar Monika menggoda Laura.
“ Kenapa mesti cari di luar sih kak, kan ada Dika yang nggak punya pasangan alias jomblo,” ujar Andika yang membuat semua tertawa.
“ Aku setuju kok Ra, kalau kamu jadi adik iparku kelak,” ujar Azka sambil tertawa.
“ Sorry ya aku tuh suka cowok yang lebih tua daripada aku, aku suka yang dewasa, nggak labil dan lebay kayak kalian,” ujar Laura dengan nada songongnya.
“ Ih kak Laura suka cowok yang sudah berpengalaman ya, yang udah matang ?” tanya Andika yang dibalas pelototan oleh Laura.
“ Kak Laura suka yang sudah jago ciuman kayak kak Azka ya ?” ujar Rani dengan polosnya. Sontak membuat Azka langsung menyembunyikan wajahnya karena malu. Radit pun tertawa keras.
“ Benarkah Azka itu jago ciuman Ran ?” tanya Monika menggoda Rani.
Rani dengan polosnya langsung mengangguk membuat semuanya tertawa. Mentari yang mendengar hal itu pun teringat ketika Azka mengecup bibirnya.
“ Sudahlah jangan nanya yang aneh-aneh sama cewek gue loe pada, kayak nggak pernah ciuman aja sih loe,” ujar Azka.
“ Manis nggak Ran ?” tanya Radit yang masih ingin menggoda Rani.
“ Jangan dijawab sayang, jangan peduliin mereka,” ujar Azka, menarik Rani meninggalkan mereka.
Ia harus membawa gadisnya itu menjauh dari manusia-manusia jail itu. Kelakuan Azka pun membuat teman-temannya tertawa puas.
***
Jangan lupa like dan comentnya ya 🙏
Terima kasih telah mampir di novel ku 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Putri Minwa
💪💪💪
2023-03-01
0
Sukhana Lestari
semangat terus Thor ❤️❤️❤️
2021-10-02
0