Sudah seminggu Azka mendiami Mentari, mereka bagaikan dua insan yang tak kenal. Tak ada tegur sapa di antara mereka, interaksi mereka hanya sekedar masalah kegitan OSIS. Di dalam kelas pun, Azka tidak banyak bicara. Entah apa yang membuatnya semarah itu pikir Mentari. Ia hanya bisa memandang Azka dari jauh, ada rasa rindu sekedar bermanjaan pada Azka.
“Tari, katanya di kelas kamu ada siswa baru loh, cowoknya keren banget” seru Laura.
“Masa sih? Aku nggak tau tuh kalo ada siswa baru” jawab Mentari.
Akhir-akhir ini ia kurang update info di sekolah semenjak ia dan Azka bermusuhan.
“ Huh, kamu tuh ya” Laura memukul lengan Mentari.
“ Eh, tuh anaknya. Ganteng kan?” ujar Laura sambil menunjuk seorang siswa yang berjalan ke arah mereka.
Sontak Mentari terkejut, pasalnya orang itu adalah Rio sahabatnya saat di SMP dulu.
“ Rio !!” teriak Mentari.
Orang yang dipanggil pun menoleh ke arah Mentari, dan melambaikan tangannya ke arah Mentari sambil tersenyum manis.
“ Kamu kenal dia Tar?” tanya Laura. Tari mengangguk dengan semangat.
Tak berapa lama setelah urusannya selesai Rio mendatangi Mentari, semua mata menatap ke arah mereka. Banyak yang irih melihat Mentari langsung akrab dengan siswa baru tersebut.
“ Gimana kabar kamu Tar? Kok aku nggak lihat Azka? Bukannya kalian selalu bareng?” tanya Rio ketika sampai di hadapan Mentari.
“ Aku baik Yo, kalau Azka, dia..” ucapan Mentari terhenti, Laura langsung menimpali jawaban Mentari.
“ Sibuk pacaran tuh dia, tuh lihat aja di sana “ ujar Laura sambil menunjuk Azka yang lagi asyik berbincang dengan Rani di depan kelas Rani.
“ Azka punya pacar? Wah berarti kamu udah boleh pacaran dong ?” tanya Rio dengan semangat. Pasalnya Rio sudah menyukai Mentari sejak dulu tapi sayangnya Azka melarangnya untuk mendekati Mentri.
“ Azka pernah bilang ke aku, selama dia tidak pacaran, kamu juga nggak boleh pacaran. Tapi jika dia sudah pacaran maka kamu boleh pacaran” ujar Rio sambil tersenyum.
“ Hai bro, minggir loe, jangan gombalin tuh cewek, noh pawangnya bakal marah kalau loe dekati dia” ujar Radit yang tiba-tiba muncul di belakang Rio.
“ Mana marah dia, dia kan udah lupa sama Tari semenjak pacaran sama Rani” ujar Monika yang berdiri di samping Radit.
“ Dit,Monik kenalin ini teman aku, siswa baru disini, namanya Rio” ujar Mentari mengalihkan pembicaraan mereka. Rio pun menyalami Monika, Radit dan Laura.
Ketika mereka asyik berbincang-bincang, bel masuk pun berbunyi. Setiap siswa masuk ke kelasnya masing-masing.
“ Kamu duduk sama siapa Tar?” tanya Rio yang melihat kursi di samping Mentari kosong.
“ Duduk saja di sini, kemarin-kemarin yang duduk di situ Azka” Rio pun duduk di samping Mentari.
Azka yang baru masuk ke dalam kelas tidak memperhatikan keberadaan siswa baru di dalam kelasnya.
“ Ka lihat tuh cowok di samping Tari, dia siswa baru di kelas kita, tapi langsung akrab sama Tari” bisik Daniel kepada Azka yang membuat Azka berbalik menoleh ke bangku Mentari. Dan betapa kagetnya dia melihat siapa yang duduk di samping Mentari.
Baru Azka ingin menghampiri Rio, tiba-tiba seorang guru masuk ke dalam kelas. Proses pembelajaran pun dimulai. Tak beberapa lama bel istrahat berbunyi.
Semua siswa berhamburan keluar.Mentari berjalan berdampingan dengan Rio, mereka melewati meja Azka. Rio berhenti dan menyapa Azka. Azka hanya tersenyum lalu berlari keluar.
***
Di Kantin
Mentari dan Rio berjalan menuju kantin sambil melempar candaan, mereka tidak mempedulikan tatapan tidak suka dengan mereka. Setelah memesan makanan, mereka berjalan ke meja Radit, Monika dan Laura.
“ Aku nggak apa-apa kan gabung dengan kalian?” tanya Rio dengan sopan sebelum duduk. Ketiga sahabat mentari hanya mengangguk.
‘Kayaknya ini waktu yang tepat memans-manasi Azka, aku mau tau perasaan Azka ke Tari’ batin Radit dengan senyum smirknya.
“ Kalian itu kayak sepasang kekasih aja sih, jalan berduan sambil tertawa ria” ujar Radit sambil melirik Azka yang sedang berada di meja sebelah mereka.
Sangat dipastikan jika Azka mendengarkan ucapan Radit. Azka langsung menoleh ke meja mereka, Radit pun tersenyum .
“ Iya kalian cocok banget deh, apalagi kalian kan udah lama kenal” ujar Monika mencoba menggoda keduanya.
“ Apaan sih kalian? Aku sama Rio itu cuman temenan iya kan Yo?” tanya Mentari dengan gugup. Semburat merah telah menghiasi wajah cantiknya.
“ Temenan tapi kenapa tuh muka loe kayak kepiting rebus?” kini Laura ikut menggoda Mentari.
“ Ah apaan sih kalian? Kalian mau makan atau mau ngejekin aku sih?” tanya Mentari yang sudah sangat malu karena godaan sahabatnya itu.
“ hahahaha.. lihat tuh wajah kamu, merah banget, habis makan makanan pedas ya bu?” kini Radit yang menggoda Mentari. Rio hanya tersenyum melihat wajah Mentari yang terlihat sangat cantik.
“ Apaan sih? Riooo itu mereka godain aku terus, kamu ngomong dong kalau kita hanya temenan aja” ujar Mentari sambil memonyongkan bibirnya.
Semua temannya pun tertawa dengan tingkah menggemaskan Mentari. Tingkahnya itu pun tak lepas dari penglihatan Azka.
“ Wah udah mulai lapor-lapor nih ceritanya?” ujar Laura sambil tertwa cekikitan.
“ Udah ah, kasian Tari jadi malu gitu, untuk saat ini memang kami masih temenan, tapi entahlah besok” kini Rio mulai menggoda Mentari. Ketiga sahabatnya pun tertawa lepas.
“ Kamu bukannya nolongin malah nambahin sih” ujar Mentari memukul pundak Rio.
Rio pun memegang tangan Mentari dan tatapan mereka bertemu, yang membuat Mentari semakin malu dan langsung menundukkan kepalanya.
Radit, Monika dan Laura tanpa janjian mereka serentak melirik ke arah Azka yang sudah terlihat gusar. Sangat jelas di wajahnya jika ia tidak menyukai pemandangan itu.
Rani yang memperhatikan wajah jengkel Azka langsung bergelayut manja di lengan Azka. Azka pun tersadar dan menoleh ke arah Rani. Ia memandang Rani sambil tersenyum manis.
Sesekali ia mencium punggung tangan Rani. Tindakan Azka tanpa sengaja dilihat oleh Mentari. Ia pun merasa cemburu melihat adegan romantis itu.yang tiba-tiba membuatnya murung.
“ Eh kak Rio, ngapain kak Rio di sini?” tanya Andika yang tiba-tiba berdiri di belakang Mentari.
“ Ya makanlah, kamu nggak lihat kakak lagi makan?” ujar Rio dengan sewot.
“ Kakak geser noh, aku mau duduk di samping kak Tari” ujar Andika lalu duduk dengan paksa di samping Mentari.
“ Dasar bocah tengik loe” ujar Rio lalu menggeser duduknya.
“ Biarin” ujar Andika. Andika kemudian memperhatikan sekelilingnya, dan dilihatnyalah orang yang dicarinya.
“ Kak Azka !!!” teriak Andika. Azka pun menoleh ke arah Andika. Andika pun berdiri dan mendatangi meja Azka.
“Tadi mama kasi aku kunci rumah, katanya mama dan papa mau nginap di rumah nenek. Ini kuci saya yang pegang atau kakak yang pegang?” Tanya Andika ketika sampai di dekat Azka.
“ Kamu aja, soalnya aku mau jalan dulu bareng Rani” ujar Azka dengan cuek. Andika hanya mengangguk lalu kembali ke kursinya.
“ Sayang nanti kita kemana?” tanya Rani dengan manja dan sedikit berteriak agar Mentari mendengarkannya.
“ Terserah kamu saja sayang” ujar Azka sambil memegang tangan Rani.
***
“ Tuh Azka kok mau-maunya ya pacaran sama cewek alay gitu sih?” bisik Laura kepada Monika. Tapi masih terdengar oleh teman-temannya yang lain.
“ Entahlah, baguskan juga Mentari” ujar Monika. Yang diangguki Laura.
“ Tari sepulang sekolah aku antar kamu ya?” ajak Rio kepada Mentari. Belum sempat Mentari menjawab.
“ Nggakk boleh, kak Tari itu bareng aku pulang, dia kan tinggal di rumah aku” ujar Andika.
“ Benarkah? Sejak kapan kamu tinggal di rumah Azka Tar?” tanya Rio kepada Mentari.
“Saat lulus SMP, ayah ku pindah ke Malaysia, dia dikontrak di sana, jadi aku disuruh tinggal di rumah Azka” jawab Mentari.
***
Sepulang sekolah karena Rio selalu memaksa untuk mengantarkan Mentari pulang, maka Andika pun berinisiatif mengajak teman-teman Mentari ke rumahnya bikin acara. Dengan semangat mereka menerima ajakan Andika. Keenamnya pun pulang ke rumah Andika.
“ Wah rumah Azka besar ya?” ujar Radit dengan antusias.
“Biasa aja bro ngeliatnya, bikin mlu aja sih loe” ujar Rio yang sudah mulai terbiasa dengan sikap teman-teman Mentari.
“ Iya nih sayang, jangan bikin malu di rumah orang” ujar Monika tanpa ia sadari telah membuat teman-temannya tertawa.
“ Wah sejak kapan nih si Boncel dan Si Tiang Listrik jadian?” ejek Mentari sambil tertawa. Monika yang menyadari kesalahannya pun langsung menunduk.
“Bukannya kamu nggak suka sama Radit?” kini Laura ikut menggoda Monika.
“Eh jangan gangguan cewek gue loe pada, lagian apa salahnya kalau kami jadian?’ tanya Radit sambil menarik Monika duduk di sampingnya.
“ Mereka itu cocok, untuk memperbaiki keturunan. Yang satu pendek,yang satunya tinggi. Kan cocok” kini Andika ikut menyahut.
Mereka pun saling melempar candaan yang membuat ruangan itu berisik karena tawa mereka. Ketika mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Azka datang bersama Rani. Mereka pun terkejut, begitupun dengan Azka. Azka tidak memperhatikan kendaraan teman-temannya tadi jadi dia tak mengetahui jika di rumahnya kedatangan tamu.
“ Ngapain kalian di sini?” tanya Azka dengan sinis.
“ Aku yang ngundang, mereka kan teman kak Tari jadi temanku juga” ujar Andika.
“ Ayo sayang kita ke kamar aku, di sini berisik” ujar Azka sambil menarik tangan Rani. Rani dengan bangganya pun berjalan dengan santainya di hadapan Mentari.
“ Hati-hati loh Ka sama godaan syaitan” teriak Radit, yang membuat teman-temannya tertawa kecuali Mentari. Azka tidak mempedulikan mereka.
Tanpa terasa sudah pukul 17.00, keempat teman Mentari pun berpamitan. Tetapi Rani dan Azka belum keluar dari kamar Azka.
Dengan langkah lesuh Mentari berjalan masuk ke kamarnya yang berada di samping kamar Azka. Tanpa sengaja ia mendengar suara desahan yang membuat Mentari merinding, ia langsung masuk ke kamarnya dan menangis karena kecewa.
Pikirannya kini telah berjelajah ke suatu tempat, ia telah memikirkan hal aneh apa yang dilakukan dua insan yang dimabuk cinta. Tanpa terasa ia pun terlelap.
***
Setelah melepas ciumannya, Azka pun berdiri dan turun ke dapur mengambil minuman untuk Rani. Ketika sampai di dapur, ia bertemu dengan Mentari. Tanpa berbicara, Mentari berjalan tanpa mempedulikan Azka.
Kenapa tuh anak? Matanya bengkak, apa dia habis nangis?. Batin Azka. Dengan tanda tanya di pikirannya, Azka kembali ke kamarnya.
“ Sayang malam ini aku nginap di sini ya?” ujar Rani sambil memohon ke Azka.
“ Jangan dong, apa kata mama papa kamu? Lagian kalau mama papa aku tau bisa-bisa aku kena marah” ujar Azka membujuk Rani.
“Lagian besok kita ketemu lagi kan” sambung Azka yang masih membujuk Rani. Dengan berat hati Rani pun mengalah, dan ia diantar Azka pulang ke rumahnya.
***
Jangan lupa like dan comentnya ya 🙏
Terima kasih telah mampir di novel ku 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Putri Minwa
mantap thor Semoga sukses ya
2023-03-01
0
Dini Eriani
gak takut tuh si Azka ngelakuin hal” yg tidak wajar
berduan di kamaar
2022-03-25
1
Sukhana Lestari
salam kenal Thor.. dari nelly yg seneng baca.. Semoga sll sehat & tetep 💪💪💪
2021-10-02
1