Pagi ini Mentari bangun kesiangan, Andika sudah berangkat dari tadi. Dengan langka lesuh Mentari berjalan menuju meja makan, ia hanya minum susu yang sudah dibuat Bi Jum. Setelah meminum susunya, Mentari mengenderai motornya.
Setelah sekian lama tinggal di rumah Azka, baru kali ini Mentari mengendarai motor kesayangannya itu.
Sesampai di sekolah betapa bersyukurnya Mentari kerena pintu gerbang belum tertutup. Ia pun melajukan motornya masuk ke sekolah. Setelah memarkirkan motornya, Mentari berlari ke kelasnya, sesampai di sana, kelasnya sudah kosong, sepertinya teman-temannya sudah berada di lapangan karena pasalnya hari ini mata pelajaran Penjas di jam pertama.
Setelah berganti pakaian, Mentari berlari ke Lapangan, entah hari ini hari keberuntungan Mentari atau apalah ternyata Pak Rudi guru Penjas mereka tidak masuk, mereka hanya mengisi jam olahraga dengan pertandingan Futsall.
“ Tumben kamu telat Tar?” tanya Suci teman sekelas Mentari.
“ Semalam aku nonton film bolliwood sampai jam 02.00 jadi kesiangan deh” jawab Mentari dengan berbohong.
Karena semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang dilakukan Azka dengan Rani di kamar Azka kemarin.
“ Untung Pak Rudi nggak ada, bisa lari keliling lapangan loe” ujar Maya di samping Mentari sambil tertawa.
Mentari hanya berucap syukur dalam hati, karena ia benar-benar bersyukur hari ini tidak jadi kena hukuman.
“GOLLLLL !!!!” teriak beberapa teman kelas Mentari.
Ketiganya pun menatap Rio yang tetawa puas setelah berhasil mencetak gol ke gawang lawannya. Mentari pun menyadari jika Azka tidak ada di antara teman-tenan cowoknya.
“Aku ke toilet dulu ya” pamit Mentari.
Mentari berlari ke arah toilet perempuan, tiba-tiba langkahnya terhenti karena mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Ia pun melupakan niatnya mau ke toilet.
Dengan langkah mengendap-endap ia berjalan menuju sumber suara yang ternyata berasal dari lapangan Basket. Mentari pun membuka pintu dan betapa kagetnya ia melihat apa yang ada di hadapannya.
Tiba-tiba dadanya menjadi sesak, air matanya jatuh bercucuran menghiasi wajah cantiknya.
Betapa hancurnya perasaan Mentari yanng melihat Azka sedang berciuman dengan Rani.
Mentari hanya mampu menangis dalam diam, ia pun menutup mulutnya agar suara tangisannya tidak keluar, dengan rasa sesak akibat kecewa, Mentari berlari ke Toilet. Ia pun melepaskan tangisannya. Ia menangis di dalam toilet. Mengeluarkan rasa sakit di hatinya.
“ Kenapa sakit banget sih? Azka kan buka pacar aku, aku nggak berhak merasakan sakit hati ini” ujar Mentari di sela-sela tangisnya.
“ Sampai kapan aku harus seperti ini? Bukan kah Azka sudah berpacaran, berarti aku pun sudah bisa berpacaran, aku tidak sanggup menahan rasa sakit ini, aku juga pantas bahagia” ujar Mentari sambil menghapus air matanya.
“Aku harus membuktikan jika aku bisa tanpa Azka, aku bisa bahagia tanpanya”
Mentari membasuh wajahnya, lalu memakai bedak dan lipstik agar wajahnya tak terlihat pucat. Setelah dirasa penampilannya sudah rapi, ia pun berjalan kembali ke Lapangan.
Sesampai di lapangan terlihat Azka yang sudah bergabung dengan teman-temannya. Dia sedang berbicara dengan Rio dan Daniel. Mentari pun berjalan ke arah ketiganya.
Azka yang melihat Mentari berjalan ke arahnya pun tersenyum bahkan takjub dengan penampilan Mentari yang sangat cantik.
“ Yo aku mau bicara sama kamu” ujar Mentari ketika sampai di depan ketiganya.
Senyum yang menghiasi wajah tampan Azka tiba-tiba hilang seketika. Ia melihat Mentari yang tak sedikit pun melihat ke arahnya.
“ Bicara apaan Tar?” tanya Rio dengan senyum manisnya.
“ Masalah pribadi, aku nggak bisa ngomong di sini” ujar Mentari sambil tersenyum dan membuat siapa pun yang melihatnya pasti terpesona.
“ Ayo” ujar Mentari sambil menarik tangan Rio. Azka yang melihat itu hanya bisa mengepalkan tangannya menahan emosi.
“ Rasain loe Ka, nyesal kan loe” ujar Radit yang memperhatikan interaksi sahabatnya itu. Ia bisa melihat wajah cemburu Azka, dan kepalan tangannya. Radit tersenyum dengan puas.
***
“ Kamu mau ngomong apa Tar?” tanya Rio setelah mereka sampai di taman belakang ruangan UKS. Mentari hanya menunduk, ia gugup untuk mengatakan keinginanya itu.
“ Kamu kenapa? Bilang aja Tar” bujuk Rio.
“ Aku, Aku mau jadi pacar kamu Yo” ujar Mentari sedikit gugup.
“ Bisa kamu ulangi Tar?” pinta Rio.
“ Aku mau jadi pacar kamu” ujar Mentari dengan mantap sambil menatap Rio.
“ Terima kasih ya Tar, aku bahagia banget dengarnya” ujar Rio sambil memeluk Mentari.
“ Jadi mulai sekarang, aku yang akan antar jemput kamu ya” ujar Rio sambil memohon kepada Mentari. Mentari pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Rio.
Setelah mereka puas mengutarakan isi hati mereka, mereka pun kembali ke kelas untuk berganti pakaian sebelum ke kantin. Setelah berganti pakaian, mereka berjalan menuju kantin sambil bergandengan tangan. Sebuah senyuman menghiasi wajah mereka.
“ Sepertinya ada kabar bahagia nih” ujar Radit sambil melirik Azka yang telah duduk di meja Rani.
“ Tau aja loe bro” ujar Rio sambil tersenyum ke arah Mentari dan mencium punggung tangan Mentari. Tindakan Rio sontak membuat mata ketiga sahabatnya melotot.
“ Kalian udah jadian? Kapan?” tanya Monika dengan antusias. Ia sengaja berteriak supaya Azka mendengarnya. Dan benar saja. Azka berbalik dan melihat ke arah mereka.
Radit, Monika dan Laura sudah janjian untuk mengerjai Azka, mereka akan memanas-manasi Azka. Mereka menginginkan Azka menyadari perasaannya dan membuang egonya.
“ Tadi” jawab Mentari dengan malu-malu.
“ Berarti makan geratis nih” ujar Radit, sambil memukul-mukulkan sendoknya di mangkok baksonya.
“ Iya deh, aku yang teraktir kalian, sebagai rasa syukurku, wanita yang aku suka sejak lama kini telah menjadi kekasihku” ujar Rio lalu duduk di depan Radit. Ucapan Rio pun disambut dengan gembira oleh ketiganya.
***
“ Silahkan pilih pasangan kelompok kalian, satu kelompok terdiri dua atau tiga orang ya” ujar Bu Ani.
“ Kita berdua aja ya sayang” ujar Mentari.
“ Terserah kamu sayang” ujar Rio sambil mengusap pipi Mentari yang malah membuat wajah Mentari memerah karena malu.
Perlakuan manis Rio terhadap Casandra pun tak terlepas dari tatapan Azka.
Ngapain juga saya kesal gini, Mentari kan bukan siapa-siapa ku. Batin Azka.
Ia tidak menyadari jika sebenarnya ia cemburu melihat kedekatan Mentari dengan Rio. Ego yang ia miliki terlalu tinggi sampai-sampai menutupi perasaannya tersebut.
“ Setiap kelompok silahkan memilih situs bersejerah di sekitar kalian, dan tugas kalian melakukan riset terhadap situs tersebut. Penelitian kalian adalah penelitian lapangan ya, jadi dokumentasi dibutuhkan. Kalian juga bisa menggunakan studi pustaka untuk menambah pembahasan kalian” ujar Ibu Ani.
“Baik bu” jawab serentak siswa.
Bel pulang pun berbunyi. seperti kesepakatan mereka tadi, Rio akan mengantar Mentari pulang walaupun mereka tak berboncengan karena Mentari membawa motor ke sekolah.
***
Keesokan harinya di sekolah
Pengurus OSIS mengadakan rapat membahas kegiatan LDKS yang akan diadakan Sabtu-Minggu. Kali ini Radit terpilih sebagai ketua Panitia.
“ Jadi peserta LDKS kali ini adalah seluruh kelas X dan sebagian Kelas XI yang tidak pernah mengikuti kegiatan LDKS di sekolah kita” ujar Radit menutup Rapatnya.
Setelah rapat selesai, mereka pun keluar dari Secret OSIS. Ketika Mentari Keluar, Rio sudah berdiri dan tersenyum ke arah Mentari.
“ Cie yang udah ditunggu sama pangerannya” ejek Laura.
“ Maaf ya sayang, rapatnya lama jadi kamu nunggunya lama” ujar Mentari sambil tersenyum kepada lelaki yang kini mengisi hari-harinya itu.
“ Nggak lama kok sayang, masa saya bisa nunggu jawaban cinta kamu selama 5 tahun, sedangkan nunggu kamu selesai rapat sejam aja nggak bisa” jawab Rio.
“ Aduh, kamu punya saudara kembar nggak sih Yo?” tanya Laura.
“ Kenapa?” tanya Mentari
“ Aku mau jadi kekasihnya, ucapan Rio bikin jiwa kejombloanku meronta-ronta” ujar Laura sambil tertawa. Yang membuat teman-temannya tertawa.
Azka yang melihat pemandangan itu hanya bisa terdiam. Radit yang melihat Azka yang tengah memperhatikan mereka pun langsung menghampiri Mentari.
“Beruntung loe Tar, dapat cowok kayak Rio. Kalau aku jadi Rio sudah banyak Cewek aku pacari, daripada nunggu ketidakjelasan seseorang” ujar Radit sambil memegang pundak Mentari.
“ Itu tandanya kamu nggak bisa mencintai seseorang dengan tulus bro. Karena ketika kita mencintai seseorang dengan ketulusan, maka kita akan terus berjuang untuk mendapatkannya” ujar Rio lalu menarik tangan Radit yang ada di pundak Mentari.
“ Satu lagi, jaga sikap sama pacar aku ya, walaupun kalian bersahabat tapi tak menutup kemungkinan ada rasa yang muncul di antara kalian” kini Rio menyinggung Azka. Ia pun mengetahui jika Azka sedang menatap ke arah mereka.
“ Santai bro” ujar Radit yang membuat keempatnya tertawa.
***
Jangan lupa like dan comentnya ya 🙏
Terima kasih telah mampir di novel ku 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Putri Minwa
Radit bikin cair suasana aja
2023-03-01
0
Rezhazulfa
koment pertama nih kakak yuhu.....
2020-07-28
1
Rabaniyasa
semangat thor
2020-06-10
1