Cemburu Buta

Setelah seminggu berlalu, maka hari ini adalah hari terakhir kegitan Masa Orientasi Siswa. Semua peserta didik baru diberi tugas memberikan kado kepada Panitia yang mereka sukai. Dengan langkah semangat Kevin berjalan menuju Mentari. Ia pun menyerahkan kado khusus kepada Mentari.

“Ini buat kak Tari, entar di rumah baru dibuka ya kak” ujar Kevin dengan Coolnya.

“Iya, terima kasih ya Vin” ujar Tari sambil menyimpan kado itu di tasnya. Sudah banyak yang memberikannya kado.

“ Kak Tari !” teriak Andika menghampiri Tari. Kevin pun menatap Andika dengan tatapan tajam. Mentari yang melihat Andika langsung berdiri menghampiri Andika.

“Ini buat kakak” ujar Andika.

“Terima kasih ya Dika” ujar Mentari sambil mengusap rambut Andika. Andika yang diperlakukan seperti itu pun tersipu malu.

“ Hei bocah, kamu ngasih kado buat Tari?” tanya Azka sambil menarik baju Andika. Semua mata pun tertuju ke arah mereka.

“ Emang kenapa?” tanya Andika sambil menghempaskan tangan Azka.

Tanpa diduga, Andika mencium pipi Mentari yang membuat semua orang berteriak histeris. Mentari yang mendapat kecupan tiba-tiba Andika pun kaget. Azka pun memukul kepala Andika.

“Berani banget loh Dik” ujar Azka dengan emosi. Radit, Laura dan Monika berlari menuju ke arah mereka.

“Azka, apaan sih loe?” ujar Mentari.

“ Kenapa? Loe suka dicium di tempat umum kayak gini Tar?” tanya Azka yang mulai emosi. Entah kenapa ia tidak menyukai tingkah Andika tersebut.

“ Kenapa kak Azka membentak Ka Tari sih?” ujar Andika yang sudah ikut emosi melihat tingkah kakaknya itu. “ Emang cuman kakak aja yang boleh dekat dengan kak Tari? Siapa pun boleh, termasuk aku” ujar Andika sambil menarik tangan Mentari.

“Berhenti kalian !!!” teriak Azka.

Tanpa mempedulikan Azka, Andika masih menarik Mentari menjauh dari Azka. Azka pun mengepalkan tangannya. Dari dulu dia sudah tahu jika selama ini Andika menyukai Mentari dan ia tidak bisa menerima itu.

“Dia siapa Ka?” tanya Radit yang menghampiri Azka. Tanpa menjawab pertanyaan Radit, Azka pun berlari mengejar Andika dan Mentari.

“Bohong kalau Azka tidak menyukai Tari, pasti dia suka sama Tari” ujar Monika kepada Laura.

“Iya Nik, aku juga berpikir gitu. Azka terlalu protektif kepada Tari” ujar Laura.

“Yuk kita ikuti mereka” ujar Monika.

***

“Kamu nggak apa-apa kan Dika ?” tanya Mentari setelah mereka sampai di sebuah taman di belakang sekolah.

“Nggak apa-apa kok kak. Soal yang tadi, maafkan Dika ya kak” ujar Andika sambil menunduk.

“Sudahlah lupakan masalah yang tadi, lagian ngak masalah kok kamu nyium kakak. Kamu kan adik kakak” ujar Mentari.

“ Kak Tari, aku mau jujur sama kakak. Sebenarnya aku suka sama kak Tari” ujar Andika sambil menatap Mentari.

“Tapi Dika, kamu tahu kan kalau kakak selama ini hanya menganggap kamu adik kakak” ujar Mentari.

“Iya kak, Dika paham. Tapi bisa kah kakak memperlakukan Dika seperti perlakuan kak Tari kepada kak Azka?” tanya Andika penuh harap.

“Maksud kamu apa Dik? Selama ini kan kakak tidak pernah membedakan kalian?” tanya Mentari.

“Kakak bisa kan bermanja-manja kepada Dika? Dika juga pengen dekat dan memberikan perhatian kepada kak Tari” ujar Andika.

“Tapi Dik, kakak..” ucapan Mentari terhenti. Tanpa diduga, Andika memberikan kecupan di bibir Mentari.

Buk

Azka pun memukul Andika. Emosinya sudah naik di ubung-ubungnya. Mentari hanya bisa berteriak histeris. Radit yang mengikuti Azka dari tadi langsung menarik Azka.

“Ya ampun Dik, bibir kamu berdarah” ujar Mentari dengan khawatir.

“Apaan sih loh Ka? Aku heran sama kamu, kenapa kamu emosi kayak gini sih?” teriak Mentari. Ia tidak habis pikir melihat sahabatnya itu.

“ Menjauh loe dari Tari, aku tidak mengizinkan kamu mendekatinya”ujar Azka dengan penuh penekanan.

“Cukup ya Ka. Cukup kamu mengatur hidup aku. Kamu bisa dengan sesuka hatimu mendekati cewek mana pun, tapi kamu malah membatasi pergaulanku. Bahkan Andika, adik loe sendiri, loe larang mendekatiku. Apa sih mau mu Ka?” tanya Mentari dengan penuh emosi. Radit, Monika dan Laura pun terkejut saat mengetahui jika Andika adalah adik Azka.

***

Semenjak kejadian itu, hubungan Azka dan Mentari mulai renggang. Mereka sudah jarang berbicara. Bahkan saat ini telah terdengar kabar jika Azka dan Rani telah jadian. Dan itu bukan sekedar isu, karena Mentari selalu melihat Azka yang selalu bergabung dengan Rani dan teman-temannya.

Seperti saat ini, di dalam kantin.

Mentari pun berjalan menuju meja Laura dan Monika, tanpa menoleh ke arah Azka, ia berjalan dengan cepat. Karena terburu-buru tanpa sengaja Mentari menabrak Yoga, kakak kelas mereka. Ketua Tim Basket di sekolah mereka.

“Aduh maafkan saya kak” ujar Mentari dengan gugup. Semua mata tertuju ke arah mereka. Termasuk Azka yang duduk di samping Rani.

“Wah, beruntung sekali saya ditabrak gadis tercantik di sekolah ini” ujar Yoga dengan senyum liciknya. Mentari hanya bisa menunduk karena ketakutan. Pasalnya, Yoga terkenal playboy dan kasar.

” Mana Pawang kamu itu? Udah lama saya tidak melihat kalian jalan bareng, kamu sudah dicampakkan ya?” tanya Yoga sambil menertawai Mentari.

Azka yang mendengarkan ucapan Yoga hanya bisa mengepalkan tangannya. Ingin sekali rasanya ia berdiri dan memukul lelaki itu, tapi egonya terlalu ringgi dan menahannya bertindak.

“Maaf kak, saya nggak sengaja tadi” ujar Mentari dengan suara bergetar karena menahan air matanya. Baru kali ini ia mendapat masalah dengan lelaki seperti Yoga.

“Maaf? Nggak semudah itu ya cantik” goda Yoga.

Buk..

Tiba-tiba seseorang memukul Yoga dari samping. Semua mata tertuju kepad aorang yang telah berani memukul Yoga. Anak pemilik sekolah mereka. Dan betapa kagetnya mereka ketika melihat Andikalah orang yang memukul Yoga.

“Berani loe sentuh dia, gue patahin tangan loe” ancam Andika kepada Yoga.

Yoga yang melihat tatapan pembunuh Andika pun tak bisa berkutik. Andika pun menarik Mentari dan mendudukkannya di sebuah kursi kosong di dekat Laura dan Monika.

“Kakak nggak apa-apa kan?” tanya Andika dengan cemas. Mentari pun memeluk Andika lalu menangis karena ketakutannya.

Azka yang menatap kedekatan adiknya dengan sahabat masa kecilnya itu pun hanya bisa mengepalkan tangannya menahan emosi.

“Kamu kenapa Tar?” tanya Radit yang baru-baru masuk ke kantin.

Laura pun menceritakan kejadian tadi, Radit mengepalkan tangannya. Yang membuatnya kesal adalah sikap Azka yang tidak menolong Mentari. Entah apa yang dipikirkan Azka, apa kah egonya terlalu tinggi. Pikir Radit.

Radit menatap Azka dengan tatapan tidak suka. Azka yang menyadari tatapan tidak suka Radit pun hanya memalingkan wajahnya dari Radit.

“Apa sih dipikiran Azka itu? Kenapa dia cuek banget pada Tari?” ujar Laura dengan kesal.

“Iya, baru kali ini Azka bersikap seperti itu, biasanya kalian hanya sebentar jika lagi bertengkar, tapi kali ini beda banget” ujar Monika yang ikut jengkel melihat Azka yang hanya diam melihat Tari dipermalukan.

“Untung adaDika, entah apa yang akan terjadi pada Tari jika Dika nggak ada” ujar Laura.

“ Terima kasih ya Dika, aku takut sekali tadi, untung kamu datang” ujar Mentari yang masih menangis. Rasa takutnya bercampur dengan rasa kecewanya kepada Azka.

“Mulai sekarang, Dika akan menjaga kak Tari” ujar Andika sambil memegang tangan Mentari.

Azka yang mulai jengkel melihat tingkah adiknya itu pun, berdiri dan meninggalkan Rani tanpa pamit.

***

Jangan lupa like dan coment nya ya 🙏

Terima kasih telah mampir di Novel aku ya 🙏

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

yang sabar Azka

2023-03-01

0

AdeOpie

AdeOpie

lah di sini katanya ada lanjutannya cerita Mrs jutek dan Mr jutek yang manah

2022-01-31

0

Rabaniyasa

Rabaniyasa

lanjut thor

2020-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!