Bab 3

Diruangan kantor terdapat dua pria paruh baya yang sedang duduk menikmati secangkir teh. Mereka sedang mengobrol sesuatu yang lumayan sedikit penting.

"Jadi gimana?" tanya andra.

"Aku udah bicarain soal ini dengan putraku, dia awalnya menolak tapi istriku membujuknya dan yah dia menerimanya" jawab rajendra sambil meminum tehnya.

"Hmm, tinggal aku berbicara dengan putriku" ujar andra.

"Tapi aku tidak yakin dia mau menerimanya, karna dia sedang berkuliah sambil kerja" sambungnya.

"Wah anakmu bekerja?" kaget rajendra.

"Ya dia yang menginginkannya, dia ingin kuliah sambil bekerja terus dia ingin mandiri juga" ujar andra.

"Baiklah kau biacarakan dulu dengan putrimu, nanti kau kasih tau apa keputusannya" ujar rajendra.

Setelahnya dia berpamitan untuk pergi, karna dia hatus kembali kekantornya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dikantin kezia bersama aurel sedang makan, karna jam kuliahnya hanya pagi saja jadi dia memutuskan setelah makan dia akan langsung pulang.

"Zi kamu mau langsung pulang?" tanya aurel disela-sela makannya.

"Hmm karna aku hanya ada kelas pagi saja" jawabnya.

"Oh ya udah aku juga pulang, soalnya aku mau nganter mamah ke mall" ujarnya.

Kini kezia sudah berada dikamarnya dia sedang menikmati istirahagbya sebelum pergi bekerja nanti siang. Karna kezia kerja dari jam 2 hingga 8 malam saja.

Tok... Tok...

Diluar kamar kezia ada yang mengetuk pintu, dia pun beranjak untuk membuka siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"Loh ayah" ujar kezia saat membuka pintu ternyata ayahnya.

"Ayah gak kerja" tanya kezia.

"Ayah boleh masuk?" tanya balik andra.

"Boleh yah ayo masuk" jawab kezia.

Kezia dan ayahnya duduk dikasur kezia, dia merasa aneh dengan ayahnya .

"Kenapa yah? Ada yang dibahas?" tanya kezia.

Andra menganggukkan kepalanya dia mengelus lembut kepala zia, " Ada hal penting yang ingin ayah bicarakan" ujar andra.

"Hal penting apa?" tanya zia penasaran.

"Jadi ayah akan menjodohkanmu sama anak teman ayah" ujar andra.

Zia kaget dengan apa yang diucapkan ayahnya itu, "Ayah kan tau aku masih kuliah" bantahnya.

"Ayah tau sayang, tapi ini juga demi kebaikan kamu" ujar andra untuk meyakinkan anaknya.

"Kamu tenang aja, nanti kita bakal ada pertemuan keluarga jadi kamu tau siapa yang akan menikah dengamu" sambungnya.

"Tapi yah, kak reksa aja belum menikah loh" ujarnya dengan lesu.

"Iya sayang, kakak kamu nanti akn menikah ko jadi sekarang kamu duluan ya" ujarnya yang masih setia mengelus rambut zia.

"Terus kuliah sama kerjaan aku gimana dong?" tanya zia.

"Soal itu kamu bisa bahas sama calon suami kamu" jawabnya.

"Hmm ayah harap kamu menerimanya zi, kamu inginkan liat ayah sama bunda bahagia" ujarnya.

Zia mneganggukkan kepalanya, dia sangat ingin melihat orang tuanya bahagia. Tapi apa dia juga akan mengorbankan masa kuliahnya.

"Baiklah ayah keluar dulu, kamu pikirin ini baik-baik" ujar andra sambil pergi meninggalkan zia.

Setelah ayahnya keluar, zia memikirkan soal perjodohannya. Dia bingung harus menerimanya atau tidak. Kalo menerimanya dia bakal berhenti kuliah apalagi kerjanya, kalau tidak dia mengecewakan orang tuanya.

"Hufthhh... Aku harus gimana sekarang" gumamnya.

"Aku telpon aurel aja" sambungnya.

Dia menelpon aurel dan langsung tersambung.

"Kenapa zi tumben nelpon, gak kerja kamu"

"Kerja ko rel, cuma aku mau cerita dulu ke kamu"

"Cerita apaan zi"

"Aku dijodohin"

"Hah apa kamu dijodohin"

"Iya rel aku bingung, harus gimana sekarang"

"Ya udah besok kan kuliah libur, kita ketemu aja di tempat kerja kamu buat bahas masalah ini"

"Hmm baik rel, aku tutup ya makasih"

"Iya sama-sama"

Setelahnya kezia memutuskan telponnya dengan aurel, sekarang dia harus bersiap-siap untuk bekerja kembali. Dia keluar kamarnya dengan tas yang disampirkan dibahunya.

"Yah bun aku berangkat dulu ya" ujar zia.

"Hati-hati sayang, mau ayah antar?" tanya andra.

"Boleh deh yah" jawabnya.

"Ya udah ayo sekarang kita berangkat" sambungnya.

"Bun kita pamit ya" ujar zia.

"Iya hati-hati kalian" ujar rena.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Diruangan kantor yang bertuliskan Shaka Adi Pratama CEO disalah satu perusahaan yang bernama Pratama'Company. Dia membangun perushaannya tanpa bantuan sang ayah, shaka ingin membuktikkan dia bisa hidup mandiri tanpa campur tangan ayahnya.

"Pak sebentar lagi ada pertemuan dengan klien yang ingin bekerja sama dengan perusahaan kita" ujar Dino Wijaya sekretaris shaka dan teman sewaktu mereka bersekolah.

"hmmm" dehem shaka.

"Elah shaka cuma bicara hmm doang kamu" dengus dino.

Shaka menatap dino datar, "Apa?" tanya shaka.

"Gak sih, aku dengar-dengar kamu dijodohkan oleh om rajendra" ujar dino.

"Kau benar dino" ujar shaka sambil memijit pelipisnya.

"Wah hebat kamu akan segera menikah" ujar dino dengan tengil.

"Gimana cantik gak perempuannya" tanya dino.

"Mana aku tau dino, nama nya saja aku tidak tau apalagi wajahnya" jawab shaka.

"Hmm, ya sudah mending kau siap-siap buat pertemuan nanti saja" ujar dino sambil melenggang pergi dari ruangan shaka.

"Hufhh.. Aku penasaran siapa perempuan yang akan dijodohkan denganku" gumamnya sambil pergi dari ruangannya.

Dicafe kezia sedang melayani pelanggannya, walaupun sedikit kurang fokus dia harus tetap kerja dengan profesional. Kini zia sedang duduk setelah pelanggan cafe sudah mulai sepi.

"Zi kamu pasti cape ya" ujar siska yang duduk disamping zia.

"Lumayan mba cape juga" ujar zia sambil tersenyum.

"Oh iya besok kamu mau ikut lembur?" tanya siska.

"Ikut mba lumayan kan uangnya" jawab zia sambik terkekeh .

"Kau ini zi, kamu anak orang kaya malah minta kerja jdi pelayan cafe" heran siska.

Zia terkekeh kecil. "Iya emang sih mba, tapi aku pengen msndiri aja" ujarnya.

"Ya sudah lanjut kerja lagi yu" ajak siska.

"Ayo mba" ujar zia.

Malampun tiba kini jam menunjukkan pukul 8 malam, itu artinya waktu pulang kerja buat zia. Dia sedang berganti pakaiannya.

"Zi mau bareng mba?" tanya siska.

"Gak usah mba, aku minta jemput ka reksa aja ko" jawab zia.

"Ya sudah mba duluan ya" ujarnya sambil pergi meninggalkan zia.

"Iya mba hati-hati" ujar zia melambaikan tangannya.

Tak lama mobil reksa tiab di depan cafe tempat zia bekerja, dia langsung menghampiri mobil reksa dan masuk kedalamnya.

"Malam kak reksa" sapa zia.

"Malam dek, pasti kamu kelelahan banget ya dek?" tanya reksa saat melihat keringat didahi zia.

"Iya lumayan kak, tadi di cafe pelanggan cukup ramai" jawabnya sambil mengelap keringat didahinya dengan tissu.

"Ya sudah kamu tidur aja nanti kakak bangunin" ujarnya sambil mengelus kepala zia.

"Iya deh kak, zia juga ngantuk" ujarnya.

Kini mobil reksa sudah sampai diperkarangan rumahnya, dia melihat kearah zia yang sudah bangun.

"Loh udah bangun dek, tadinya mau kakak bangunin" ujar reksa.

"Iya kak aku kebangun" ujarnya.

"Ya sudah ayo masuk dek" ajak reksa.

Diruang keluarga terlihat ayah dan bundanya sedang bersantai sambil menonton tv.

"Malam ayah bunda" sapa zia.

"Malam sayang, sini duduk dulu" ujar bunda.

Zia pun duduk disamping kakaknya, dia menatap bundanys heran.

"Kenapa bun?" tanya zia.

"Zi gerah tau bun pengen bersih-bersih" sambung zia.

"Kamu udah dengerkan dari ayah soal perjodohan kamu?" tanya rena.

"Udah bun" jawab zia.

"Jadi keputusan kamu gimana zi?" tanya andra.

"Aku menerima perjodohannya" jawab zia.

"Kamu serius sayang?" tanya rena dengan senang.

"Iya bunda aku serius" jawab zia sabil tersenyum.

"Baiklah ayah akan memberi tau bahwa kamu menerima perjodohan ini" ujar andra sambil melenggang pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!