Bab 5 Perubahan Andin

*Ternyata pilihanku selama ini salah, aku kira dia adalah Suami, sahabat dan Ayah yang pantas aku perjaungkan serta banggakan hingga di masa depan kelak dan menua.

Tapi, dia sendiri yang membuatku kecewa dan memutuskan sesuatu yang tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiranku.

Jika aku bukan wanita yang membahagiakanmu, maka kamu semoga bahagia bersama dengan pilihanmu sendiri, Mas*.

Hening.

Tak ada tangisan, isak ataupun apapun itu di kamar utama. Andin memejamkan mata dengan lelah yang mendera pikiran dan juga tubuh nya.

Ia bahkan sampai tak sadar telah terlelap di atas lantai yang cukup dingin, bahkan dinginnya lantai dan juga AC tak ia rasakan karena lelah nya.

...****************...

Ke esokan pagi nya, pintu di buka oleh Candra dan ia sangat kaget saat melihat Andin tak sadarkan diri di atas lantai tanpa alas apapun.

"Andin, bangun sayang"

Candra menepuk pipi Andin pelan, ia bahkan terlihat panik karena Andin tak kunjung bangun.

Namun detik berikut nya, Candra bernafas lega saat mendengar lenguhan dari bibir ranum Andin.

"Akhirnya kau bangub juga, sayang"

Andin diam, dia bahkan memalingkan wajah nya dari Candra. Dia berusaha bangun meski tubuh nya masih lemah dan cukup pusing di kepala nya.

"Sayang, ayo bersiap kita akan ke KUA pagi ini"

"Sebentar sayang"

Andin mengepalkan tangannya, ia berlalu ke kamar mandi dan mengabaikan Candra yang memanggil nya terus menerus.

Tok.

Tok.

"Andin buka, kamu segera bersiap dan kita akan berangkat ke KUA bersama-sama"

Candra berlalu dari kamar, ia membiarkan Andin bersiap dan dirinya juga akan bersiap bersama dengan Marisa.

*

Hampir 1 jam Candra dan Marisa menunggu, namun Andin tak keluar dari kamar dan hal itu membuat Marisa begitu murka.

"Kalau kau masih mau menunggu silahkan, tapi kita batal nikah"

Huh.

"Ayo pergi"

Akhirnya Candra pergi begitu saja bersama dengan Marisa, keduanya memang sepakat untuk menikah di KUA terlebih dahulu dan nanti akan membuat pesta jika Candra sudah naik jabatan.

Kedua orangtua Marisa sudah disana sejak tadi, dan acara pernikahan sederhana itu pun berjalan dengan penuh kebahagian.

Marisa dan Candra tak langsung pulang, keduanya pergi ke Restoran terlebih dulu untuk makan siang bersama dengan kedua orangtua Marisa.

🐰

Tepat jam 4 sore Candra pulang serta Marisa yang kini sudah SAH menjadi Istri nya.

Keduanya masuk dengan tawa bahagia dan bergandengan tangan seakan menandakan bahwa keduanya tak akan terpisahkan sama sekali.

"Eh Mbak Andin"

Sapaan Marisa hanya di abaikan oleh Andin, bahkan Andin tetap makan dengan santai dan tak menghiraukan keduanya yang saat ini menatap dirinya.

"Andin, Marisa menyapa mu"

Brak.

Dengan penuh kekesalan Andin menggebrak meja dan menatap keduanya tajam.

"Apa kalian buta, aku lagi makan dan aku tak akan banyak bicara jika sedang makan"

Marisa mengepalkan tangannya saat di bentak oleh Andin, dia menghentakan kaki nya dan pergi ke kamar utama untuk istirahat.

Namun, pintu nya terkunci dan dia tidak bisa masuk sama sekali ke dalam.

"Itu bukan kamar tamu, kamar itu letaknya disana"

Jemari lentik Andin menunjuk ke arah kamar yang semalam Candra dan Marisa tempati, dia juga sudah mengeluarkan semua barang milik Candra dari sana.

"Mas, aku ingin tidur disini"

Rengekan manja itu sangat menggelikan di telingan Andin, dia memilih keluar dari Rumah dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan dari Candra sama sekali.

Andin melajukan motor kesayangannya ke Rumah sahabat nya, dia ingin menenangkan dirinya disana sebelum nanti akan pulang dan di suguhkan oleh kemesraan Suami dan adik madu nya.

Hingga tak berapa lama Andin sampai di halaman Rumah minimalis yang sangat asri itu, bahkan sahabatnya sudah menunggu di depan dengan senyuman yang sangat indah.

"Hai Andin, apa kabar? Aku rindu sekali"

Pelukan erat Andin dapatkan dari sang sahabat, dia dengan senang hati membalas pelukan itu dan tak terasa air mata nya kembali menetes.

"Hei malah di depan begini, ayo masuk"

"Ah iya, ayo masuk Ndin"

Andin menganggukan kepala dengan tersenyum, dia lalu duduk di sofa yang ada disana dengan berhadapan langsung sama sahabat dan Suami sahabatnya.

"Ndin, makin kinclong aja ya mentang-mentang Candra udah jadi Direktur pemasaran"

Hah.

"Bukannya Mas Candra hanya staf biasa?".

Ehh.

Kedua sahabatnya saling pandang, mereka cukup kaget saat melihat Andin yang seperti tak tau apapun.

Kemudian sahabat Andin menceritakan bahwa Candra sudah naik jabatan selama 3 bulan ini, dan hal itu sukses membuat Andin kaget.

Mereka terus saja berbincang dan Andin juga bisa melupakan sedikit sesak di hati nya.

Ternyata ia sudah di bohongi sejak lama, dan bukan hanya masalah pengkhianatan saja, bahkan Candra berbohong dengan status di perusahaannya.

Tepat jam 7 malam Andin pulang, dia melajukan pelan motor nya dengan sangat malas.

Sebenarnya ia sangat enggan pulang, namun dia tidak akan pergi dari sana sebelum Khansa pulang dan dia akan pergi bersama dengan Putrinya, Khansa.

Huh.

Setelah memasukan motor, Andin berjalan masuk ke dalam Rumah dan dia mendapati Candra sedang duduk santai bersama dengan Marisa.

Andin terus saja melangkah tanpa menghiraukan keberadaan dua manusia yang sedang menatapnya.

" Kamu dari mana saja, Andin. Jadi istri bukannya diam di Rumah ini malah keluyuran"

Candra menatap tajam Andin, namun Andin hanya diam dan cuek saja serta terus saja berjalan ke arah kamar nya.

"Mbak, masak buat makan malam dong, aku lapar"

Langkah kaki Andin berhenti saat akan menutup pintu kamar nya, dia menatap Marisa dengan datar.

Brak.

Klik.

Pintu di tutup dan langsung di kunci oleh Andin dari dalam, bahkan dia tidak membalas ucapan keduanya dan diam saja.

Kamu kenapa Ndin, kenapa aku merasa kamu berubah sekarang.

Candra menghela nafas, dia duduk kembali dan menyandarkan kepalanya ke sofa. Cukup lama Candra memejamkan mata dan mengabaikan rengekan dari Marisa, hingga ia membuka mata dan mengajak Marisa makan di luar saja.

"Uhh kamu sweet banget sayang, tau aja kalau aku ingin jalan-jalan"

Marisa memeluk lengan Candra dengan senyum yang bahagia, bahkan keduanya tak menyadari sepasang mata yang sedang menatapnya tajam.

Hingga pada akhirnya mobil itu pergi dari halaman Rumah itu, keduanya bahkan tak ada niat untuk membawa ataupun menawari Andin.

Aku akan bertahan sedikit lagi, dan pada saat itu kamu akan tau siapa aku sebenarnya, Mas Candra.

Selama ini kamu membodohi ku, dan bahkan kau memberikan nafkah dengan jumlah kecil tetapi aku tetap terima dengan ikhlas.

Dan mulai sekarang, jangan anggap aku wanita bodoh lagi karena Andin yang dulu sudah mati dan sekarang aku terlahir kembali dengan jiwa yang lain.

Andin menurup gorden jendela nya, ia lalu masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebelum ia terlelap dengan mimpi indah.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Andin bukan Goblok atau lelet..dia menunggu saat yg tepat..krn Suami sekarang pny kuasa dn pny uang..Andin hrs menyiapkan semua benar" matang dn terencana...itu menurutku sih...semangat Thor

2025-02-14

0

Khairul Azam

Khairul Azam

kebanyakan penulis novel bobotnya begini, udah tau laki" seperti itu masih aja nunggu nanti, nunggu apa, nunggu nympk gila

2024-06-30

1

Ani Maryani Naryani

Ani Maryani Naryani

ko c andin diam wae ambil anaknya dari nenek bilang suaminya nikah lagi dan bw pergi apalagi c andin cantik masih banyak yg suka sama andin dari pada sakit terus andin jangan kalah tu jukan kamu bs berdiri sendiri walau tampa suami

2024-03-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!