Taxi yang di tumpangi oleh Andin pun melaju mengikuti kemanapun mobil Candra melaju, dengan jarak aman Andin bisa melihat bahwa sang Suami masuk ke dalam area perumahan kelas biasa saja namun terbilang masih elit.
Kemana dia pergi, perasaan temannya tak ada yang tinggal disini.
Andin masih berdiam diri di dalam taxi saat mobil milik Candra berhenti tepat di halaman salah satu Rumah itu.
Hingga pada akhir nya ia memilih melangkah keluar dan akan mencoba masuk untuk mengetahui segala nya.
"Pak, tolong tunggu dulu disini ya dan saya juga akan membayar lebih nanti nya"
Andin mewanti-wanti agar sang sopir jangan dulu pergi dari sana, karena ia tak mau keropotan lagi untuk nanti jika akan pulang.
"Baik Nyonya"
Langkah kaki Andin terus melangkah ke arah Rumah tersebut, kebetulan sekali disana pintu nya terlihat terbuka sedikit dan bisa Andin gunakan untuk melihat semuanya.
Kaki jenjang nya terus saja melangkah hingga ia tiba-tiba berhenti saat sampai di depan pintu dan melihat apa yang ada di depan nya.
Deg.
Deg.
Jantungnya berdetak kencang, tangannya mengepal kuat dan air mata yang sudah luruh begitu saja melihat sosok Suami yang sangat ia cintai, banggakan dan hormati kini telah berbuat pengkhianatan pada pernikahannya.
Mas Candra.
Andin membalikan tubuh nya saat suara laknat itu terdengar oleh telinga nya, tatapan mata nya sangat tajam dan dingin dengan langkah kaki yang lebar meninggalkan Rumah tersebut.
Taxi kembali melaju pergi dari sana, kini Andin tau apa prnyebab sang Suami bergelagat tak biasa sejak 1 bulan terakhir ini.
Andin memutuskan untuk pulang, ia sudah mempunyai rencana untuk sang Suami.
Selama di perjalanan, sorot mata nya terlihat begitu berkaca-kaca dan sesekali helaan nafas terdengar sangat berat.
Apa salahku selama ini? Kenapa kau bermain api sampai berbuat hal seperti itu Mas.
Apa ini alasanmu selama 1 bulan ini berbeda, apa aku sudah tak menarik lagi di matamu? Harus nya kau bicara dan jika memang sudah tak mencintaiku lagi maka aku akan pergi dari hidupmu, Mas.
Bukan seperti ini, rasanya sangat sakit sekali.
Pertahanannya luruh seketika, air mata yang sudah sejak tadi ia tahan kini tak bisa terbendung lagi dan keluar dengan begitu deras nya.
Rasa sesak di dada kian menderu, rasanya saat ini juga Andin ingin pergi dan meninggalkan semua karena sungguh ia tak sanggup.
Khansa, ya aku akan sebisa mungkin tegar untuk Khansa.
Beberapa saat terlewati dan kini Andin sudah sampai di Rumah nya, ia masuk dengan langkah tergesa dan mengurung diri di dalam kamar.
Hiks.
Pecahlah kembali tangis Andin, ia meraung dan berteriak untuk mengeluarkan semua rasa sakit yang sejak tadi berada di dada nya dan membuat nya sangat sesak.
Arrgghhhh
Hiks hiks.
Andin terus saja menangis dengan terisak pilu, ia merebahkan tubuh nya dan menatap langit kamar dengan air mata yang terus saja menetes.
Rasanya sangat sakit dan sesak, aku bertahan selama hampir 7 tahun dalam ikatan ini, manis dan asam nya aku terima dengan senyuman dan kamu, membuat ikatan suci ini tergores dengan sebuah pebgkhianatan yang bahkan kau relakan tubuh mu berbagi dengan wanita lain, Mas.
Kenangan demi kenangan tergambar jelas di ingatan Andin, bagaimana ia dulu dan Candra memulai semua dari awal, dan hingga kini Candra bisa sukses dengan bekerja di salah satu perusahaan ternama di Kota Bandung ini.
🐰
Hampir malam Andin baru terbangun dari tidur nya, ia menatap kesekeliling yang masih berantakan dan sudah lumayan gelap.
Andin bangun dan langsung melangkah ke kamar mandi, ia akan membersihkan diri terlebih dulu sebelum membereskan kekacauan di kamar nya.
Huh.
Helaan nafas keluar dari mulut ranum itu, air dingin mengguyur tubuh Andin dengan deras nya. Tak ada dingin, yang ada hanya segar dan tatapan kosong dari sorot mata indah tersebut.
"Ck, bahkan kau tak pulang"
Andin menatap dirinya dengan dalam dari kaca meja rias nya, ia sudah bertekad akan membuat keduanya kalang kabut dan pelajaran sesungguhnya akan ia berikan nanti.
Kita lihat Mas, kau akan menyesal!
Andin memilih bersantai di ruang keluarga setelah selesai dengan membereskan semua kekacauan di kamar, ia menatap layar ponsel nya yang menampilkan vidio dan beberapa poto Khansa dari sang mertua.
Ceklek.
Candra datang dengan wajah segar, ia bahkan sudah berganti pakaian dan Andin hanya melirik tanpa mau menghampiri nya. Bahkan, wajah teduh nan senyum manis itu pun tak ada lagi di wajah Andin dan di gantikan dengan diam dan datar nya.
Candra yang mendapati sikap lain Istri nya pun terlihat heran dan juga tak tenang.
"Kamu kenapa, sayang? Tak biasanya kamu begini dan mengabaikan aku?"
Sebuah pertanyaan lolos begitu saja dari mulut Candra, tanpa ia sadari sudah mematik percikan api di wajah Andin.
Dengan gerakan pelan, Andin menyimpan ponsel nya dan merogoh saku celana yang ia kenakan.
Pluk.
"Transaksi hotel dan total belanjaan yang bahkan aku sendiri tidak pernah kamu kasih uang segitu banyak nya"
Deg.
Candra menatap kertas di atas meja dengan jantung yang berdegup kencang, bahkan ia serasa menahan nafas saat melihat tatapan tajam dari sang Istri.
"Oo i itu punya temen yang ikut transaksi dari kartuku, sayang"
Kau berbohong Mas.
"Oh"
Brak.
Pintu kamar tertutup dengan keras, Candra meremas kertas tersebut dan membuang nya ke dalam tempat sampah.
Hampir saja, gumam Candra seraya mengelus dada nya dengan tegang.
Candra masuk ke dalam kamar, ia melihat lagi dan lagi sang Istri hanya diam dan bahkan membuang pandangannya dari dirinya.
"Ada apa dengan mu, sayang? Apa kamu sakit?"
Hening.
Tak ada balasan ataupun sikap manja Andin yang selalu ia tunjukan pada Candra, semua berubah dengan ekspresi datar dan tatapan kecewa.
"Mas, jika memang sudah tak cinta maka katakan dan jangan bermain api di belakangku"
Bruk.
Saking terkejut nya, jaket yang ada di tangan Candra pun terlepas begitu saja dengan wajah yang tegang.
"Tutupi bekas ciuman wanita lain yang ada di lehermu itu, atau Bunda akan melihat nya saat ia mengantarkan Khansa nanti"
Deg.
Deg.
Tangan Candra refleks memegangi leher nya dan berlalu ke arah kamar mandi, ia sangat ceroboh dan juga ketakutan.
Huh.
"Aku kuat, jangan lemah"
Ting
Nong.
Andin segera pergi dari sana setelah dirasa tak ada air mata lagi di pipi nya, dan benar dugaannya bahwa itu adalah Putri dan mertua nya yang baru saja tiba.
"Bun, sekalian kita makan malam bersama dan kalian menginaplah disini"
Senyuman itu kembali terbit untuk menutupi goresan luka yang amat menganga, ia tak mau kalau masalah nya tercium oleh mertua yang sudah sangat ia anggap orangtua kandung sendiri.
"Baik lah, Nak"
Mereka langsung saja masuk ke ruang makan, dan tak lama kemudian Candra datang dengan senyuman menyambut sang Putri yang sudah berlari ke arah nya.
Hingga pada akhir nya mereka langsung saja memulai makan dengan diam, sesekali Candra melirik Andin yang hanya diam dengan tak biasanya.
Bukan hanya Candra yang merasakan perubahan Andin, kedua mertua nya pun sama dan mereka paham bahwa sedang ada masalah di antara Putra dan menantu nya.
"Aku duluan ya Bun, Ayah"
"Andin, habiskan makanan mu dan jangan membuang-buang makanan"
Deg.
Andin menatap Candra sekilas, ia tak menghiraukan dan berlalu bersama dengan Khansa.
Huh.
Candra menghela nafas saat menyadari ia sudah membentak sang Istri, bahkan disana juga ada kedua orangtua nya dan juga sang Putri.
"Jika ada masalah selesaikan dengan kepala dingin, jangan menyalahkan Istri jika diri sendiri salah dan jangan membentak nya jika dia memang tak salah"
Deg.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Atoen Bumz Bums
sayang x gak direkam buat bukti dipengadilan
2025-03-05
0
silvania Austin
dsar pecundang
2024-07-22
0
Ricka Monika
untung orang tuanya waras kagak membela silelaki
2023-10-13
2