Bab 4 Kembali kecewa dan Diam.

Sudah 1 minggu hubungan antara Andin dan Candra benar-benar renggang dan dingin, tak ada kata harmonis ataupun manja-manja seperti yang selalu keduanya lakukan.

Hari ini, Andin mengantarkan Khansa ke rumah mertua nya karena Bunda akan pergi berlibur ke Kota lain bersama Ayah. Keduanya akan membawa Khansa dan tentu saja ingin ikut karena memang ia sangat dekat dengan Oma dan Opa nya.

"Hati-hati di jalannya, Nak"

Andin menganggukan kepala lalu pergi dengan taxi yang sudah sejak tadi menunggu nya. Rencana awal ia akan menginap di rumah mertua, namun ia urungkan karena takut Candra kerepotan dengan segala sesuatu keperluannya.

Pada akhirnya, Andin pulang menjelang malam dari Bandara selepas mengantar sang mertua dan Putri nya.

Apa kamu tak ada niatan untuk meminta maaf ataupun membujukku, Mas.

Apa kamu juga bahagia tak bertegur sapa denganku ini, aku kira kau akan berusaha membujukku saat aku diam dengan perubahan sikapku, ternyata aku salah.

Andin menatap sendu foto yang menjadi walpaper di ponselnya, ia mengusap foto tersebut dengan lembut dan tak terasa air mata nya kembali menetes.

Kuat Andin, bisik nya dalam hati dengan mulut bergumam tanpa suara.

Ia memandangi kota kelahirannya dengan sendu, andai saja ia masih mempunyai seorang Ibu atau Ayah maka ia tak akan terpuruk begini. Namun sayang, dia hanya wanita sebatang kara setelah kepergian sang Ibu dan Ayah nya entah dimana rimbanya.

Ayah, aku merindukanmu dan aku butuh sosok pelindung saat ini. Semoga kau baik-baik saja dimanapun kau berada, aku selalu mencintaimu.

Taxi berhenti di depan supermarket yang tak jauh dari Rumah milik Andin, dan ia memutuskan akan jalan kaki saja nantinya.

Beberapa bahan ia beli untuk di dapur dan juga perlengkapan dirinya yang sudah habis.

Sudah cukup.

Andin melangkah keluar dan berlalu menuju ke Rumah miliknya, ia beberapa kali bertegur sapa dengan para tetangga disana yang memang sudah saling mengenal.

"Loh, katanya lembur kok udah pulang"

Andin berbisik saat melihat ada mobil sang Suami yang sudah terparkir cantik di halaman Rumah nya.

Dekat dan semakin dekat ia bisa melihat bahwa pintu rumah nya tidak tertutup rapat dan Andin merutuki kecerobohan Candra akan hal itu.

Ceklek.

Pintu tertutup dan Andin langsung menyimpan belanjaan sebelum melangkah masuk ke dalam kamar nya, ia mengambil air dingin dan berlalu menuju ke kamar nya.

'Sshhhhh'

Deg.

Langkah kaki Andin terhenti tak kala pendengarannya mendengar suara laknat dari dalam kamar dirinya dan Candra. Pintu kamar yang tak tertutup pun mampu melihatkan apa yang ada di dalam sana.

"Mas Candra"

Pyar.

Langkah Andin mundur dengan air mata yang sudah luruh, dia melihat kembali bagaimana sang Suami begitu luar biasanya bersama dengan wanita lain.

"Andin"

Teriakan Candra tak mampu membuat dirinya sadar dan hanya air mata dengan gelengan kepala saja yang dia lakukan saat ini.

Bruk.

'Sakit sekali'

Tubuhnya luruh ke lantai dengan remasan yang sangat kuat di dada nya.

Andin merasa dunia nya hancur dan sudah tak terbentuk lagi, ia kira sang Suami tak akan berani membawa wanita nya pulang dan ternyata semuanya salah! Dia bahkan dengan berani nya melakukan hal menjijikan itu di atas ranjang saksi bisu yang selalu mereka gunakan untuk merajut kasih, berbagi peluh dan merasakan kebahagian.

"Andin, sayang"

Candra ikut ambruk dan memeluk Andin, namun sayang tangannya di tepis oleh Andin dengan sangat kasar.

"Kau keterlaluan Mas, aku diam bukan kira aku membebaskanmu dan sekarnag kamu sudah dengan terang-terangan membawa wanita itu ke Rumah kita? Aku kira kau sudah meninggalkannya"

Haha.

Andin tertawa hambar, ia menggelengkan kepala kembali dan menatap Candra penuh kekecewaan.

"Maaf, aku tak bisa meninggalkan Marisa dan aku akan menikahi nya besok. Karena dia sedang hamil anakku, mulai malam ini dia akan tinggal disini bersama kita dan aku mohon jangan beritahu Bunda dan Ayah dulu"

Jedder.

Nafas Andin terasa berhenti saat itu juga, tawa sumbang itu hilang dengan tangan yang mengepal kuat.

Plak.

Dengan sisa tenaga, tamparan keras pun Andin layangkan pada pria di hadapannya.

Pria yang sudah 7 tahun bersama nya, baik di kala sedih maupun bahagia. Pria yang sudah Andin pilih, bahkan ia merelakan semua kesempatan emas nya demi memilih hidup bahagia dengan pria di hadapannya ini.

"Sudah berapa, Mas?"

"Sudah berapa lama kau menikmati itu di belakangku? Apa sudah sejak 1 bulan? 2 bulan, atau 1 tahun? Jawab aku"

Teriakan itu menggema di ruang tamu, bahkan Marisa yang saat ini berdiri di belakang Candra pun memejamkan mata dengan erat karena terkejut nya.

Andin berdiri dengan segera, dia memandang Marisa yang masih terdiam di tempatnya sejak tadi keluar dari dalam kamar.

Candra pun ikut bangkit, dia menatap Andin dengan sulit di artikan dan ketakutan kalau saja Istri nya menyerang Marisa.

"Marisa, nama indah dengan rupa juga yang sangat indah. Dengarkan ini baik-baik, kau tau pria yang di hadapanku ini dialah seorang Suami dan juga Ayah bagi kedua perempuan yang berbeda usia.

Dia adalah cinta pertama bagi Putri kami dan dia juga adalah rumah untukku pulang, namun sayang semua tak lagi sama dan tempat dia pulang bukanlah aku, tetapi dia masih punya Rumah yang harus dia singgahi.

Kau tau Marisa, aku adalah orang pertama yang akan mendorong pria ini di kala terjatuh dan aku juga yang merelakan kesempatan emas agar aku bisa bersama nya dengan merajut kisah bahagia di depan sana.

Tapi, semua sirna karena pria ini meruntuhkan semua harapan demi harapan yang aku buat agar hidup bahagia"

Huh.

"Dan kau Candra Mahendra, aku sungguh kecewa dengan apa yang sudah kau lakukan saat ini padaku dan rumah tangga ini. Dengan enteng nya kau menyebutkan akan menikahi dia di hadapanku, dan kau bahkan sudah menghamili nya.

Kau, apa kau tau sakit yang aku rasakan saat ini Mas Candra? Sakit, rasanya aku ingin mati dan tak pernah kembali hidup apalagi bertemu dengan mu"

"Kau brengsek, Candra"

Pada akhirnya, luapan kecewa dan emosi Andin pun tak terbendung lagi.

Dan pada akhirnya ia kecewa lagi, dia melangkah ke arah pintu utama dengan air mata yang kembali menetes.

"Maafkan aku, tapi aku akan tetap menikahi nya meskipun tanpa izin darimu, Andin"

"Lakukanlah dan semoga kalian berbahagia, dan saat itu semua kalian lakukan, maka aku akan gugat cerai dirimu"

Deg.

"Tidak, aku tidak akan pernah menceraikanmu Andin"

Candra menghampiri Andin mengcengkram tangannya dengan kuat, bahkan ia membawa nya paksa ke arah kamar dan mengurung nya disana.

Brak.

Brak.

"Buka Candra, buka pintu nya"

Teriakan Andin tak di dengar oleh Candra sama sekali, dia bahkan berlalu ke kamar tamu dengan membawa Marisa untuk istirahat disana.

"Kita istirahat dulu ya, sayang"

Marisa menganggukan kepalanya dan ia memeluk Candra dengan erat, dia juga bermanja dengan sensual dengan menghempaskan tubuh keduanya ke atas ranjang.

"Kau sangat nakal"

Aku Marisa dan aku yang akan memiliki Candra seorang, dan kau akan aku tendang perlahan dari sini, Andin.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

laki model candra ini boleh gak si di mutilasi...

2024-04-03

1

Agoda fraund

Agoda fraund

bencinya dengan pelakor

2023-10-11

2

Nike Natalie

Nike Natalie

thor gk kreatif yaa atau pada ikut smua istri 1 tersiksa dan sabar,, malas baca

2023-08-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!