Pintu terbuka dan masuklah Candra yang baru selesai makan malam bersama orangtua nya.
Langkah kaki nya mendekati Andin yang sedang duduk di punggiran ranjang dengan sorot mata menatap keluar jendela.
Srett.
Gorden pun di tutup oleh Candra, hingga pada akhir nya Andin memutuskan untuk merebahkan tubuh nya dan memejamkan mata.
Namun, sebelum benar-benar terpejam ia di kagetkan dengan ucapan dari Candra, Suaminya.
"Bisakah kita bicara dulu, kamu ini kenapa tiba-tiba berubah?"
Heh.
Andin mendengus kasar dan menatap Candra dengan tajam, ia bahkan menggelengkan kepala saat dengan santai nya Candra tak merasa bersalah sama sekali dengan apa yang sudah terjadi.
"Kamu mau tau kenapa aku berubah?"
Anggukan Candra sebagai jawaban, bahkan langkah kaki nya sudah sampai di hadapan Andin yang mana Andin sendiri memilih untuk berdiri dan berhadapan dengan Candra.
"Baik, dengarkan ini baik-baik Tuan Candra Mahendra yang terhormat.
Apa kamu merasa sudah berbuat salah padaku? Tidak!, itulah yang akan kamu katakan. Namun, hari ini dengan mata kepalaku sendiri aku melihat Suami ku, sahabat, Ayah dan juga sandaran ku menghancurkan semua nya"
"Apa maksudmu, Andin?"
Hah.
Hah.
"Kau berkhianat di belakangku, bahkan kau telah melakukan hubungan badan dengan wanita itu Candra, aku melihat nya Candra"
Duar.
Kaki Candra merasa lemas seketika dan ia mundur perlahan, ia menatap tak percaya pada sang Istri yang sudah bersimpah air mata dengan tubuh yang bergetar hebat.
"Aku menemukan transaksi itu dan nota itu di saku kemeja yang kau pakai saat lembur, hingga siang hari nya kau kembali pergi tanpa tau aku bagaimana di Rumah menunggumu semalaman.
Dan, setelah aku mengikutimu hiks hiks aku melihat kau bercumbu dengan penuh nafsu dan gairah dengan wanita lain"
Hiks.
Hiks.
Andin menjeda ucapannya, ia sungguh tak kuat dan akhir nya ambruk di hadapan Candra.
Dia menangis sejadi-jadi nya, bahu bergetar dan air mata yang sudah tumpah membuat Candra menatap pilu pada sang Istri.
"Maafkan aku, sayang. Sungguh, aku khilaf"
"Bohong, jika memang kau sudah bosan dan tak mencintaiku maka kau bisa katakan dan aku akan pergi bersama dengan Khansa"
Candra menggelengkan kepala nya, ia bahkan ikut ambruk dan memeluk tubuh sang Istri yang terus saja meronta ingin di lepaskan.
"Aku sangat mencintaimu, Andin. Aku hanya bermain-main saja dengan wanita itu"
Haha.
Haha.
Andin tertawa dengab air mata yang masih menetes, dia menghentkan pelukan Candra dan menatap Candra dengan dingin.
"Cinta? Jika memang kau mencintaiku maka kau tak akan mengkhianati dan melukai ku"
"Baik, sekarang pilih saja! Tinggalkan dia atau biarkan aku pergi"
Gelengan kepala segera Candra berikan, dia lalu bangkit dan menatap Andin dengan dalam.
Bahu yang bergetar, air mata yang masih menetes itu membuat nyeri di hati Candra, dia kemudian memegang bahu Andin dengan erat.
"Aku tak akan membiarkan kamu pergi, dan aku juga tidak akan meninggalkan Marisa saat ini karena ia akan menjadi batu loncatan agar aku bisa di posisi lebih dari sekarang"
"Kau egois, Mas"
Brak.
Bertepatan dengan pintu di tutup kasar dan saat itu juga tubuh Andin luruh seketika ke lantai. Tangannya meremas dada yang sangat sesak, bahkan ia menangis dengan meraung karena mendapati kenyataan bahwa sang Suami tak mau melepaskan wanita itu.
Hiks.
Hiks.
"Apa yang harus aku lakukan, aku tak mungkin bertahan"
🐰
Sedangkan di kamar tamu, Candra merutuki kebodohannya yang sudah teledor dengan semua ini dan pada akhir nya rahasia yang ia jaga terbongkar oleh sang Istri.
"Ck, aku tak akan melepaskanmu sama sekali Andin. Karena aku sangat mencintaimu, sedangkan Marisa? Ia hanya aku jadikan alat agar naik jabatan"
Egois.
Candra memang sadar ia egois, namun ia tak mau jika harus kehilangan sang Istri yang amat sangat ia cintai.
Dia sama sekali tak merasa bersalah dan langsung saja merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
Malam ini Candra akan membiarkan Andin sendiri dulu, dia tak merasa risau karena Andin tak akan kabur setelah ia sendiri memastikan tak ada celah untuk kabur.
Hingga perlahan mata nya terpejam dan Candra masuk ke alam mimpi dengan dengkuran halus.
...****************...
Ke esokan pagi nya, Andin mengantarkan sang mertua pagi-pagi sekali ke halaman depan, keduanya akan pulang dan akan datang akhir pekan yang akan tiba nanti.
Andin melangkah masuk kembali dan membereskan semua nya, ia juga memasak untuk sarapan pagi ini hanya untuk berdua. Karena Khansa ikut bersama kedua mertua nya yang sudah pulang tadi.
Ceklek.
Pintu kamar tamu terbuka, Andin melangkah ke dapur dan menghindari Candra.
Bahkan dengan cepat ia merubah raut wajah nya dan mengabaikan sang Suami.
Candra menghela nafas dalam, ia menuju ke kamar nya dan akan bersiap untuk ke perusahaan.
Tak ada sapaan manja dan bahkan senyuman manis itu hilang dengan di gantikan wajah datar serta diam nya Andin.
Sampai Candra akan berangkat bekerja pun Andin tetap diam dan tak menghampiri ataupun berbasa-basi dengan dirinya.
Huh.
Aku akan membiarkanmu melakukan apapun sesuka mu, namun untuk pergi? Jangan harap!
Candra pergi dengan segera, ia juga bahkan mengunci seluruh pintu dari luar dan menyuruh penjaga agar tak membiarkan Andin keluar sama sekali.
Andin menatap Candra penuh kebencian dan kecewa, ia saat ini akan diam untuk melakukan rencana nya pada Candra.
Kau sangat egois Mas, aku tak mengenali dirimu lagi dan demi ambisimu kau bahkan rela mengkhianati ketulusanku seperti ini.
Aku kecewa, aku benci dan kamu akan tau apa yang akan aku lakukan padamu nanti.
Andin berbalik dan masuk ke dalam kamar, ia mengurung diri dengan merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
Ting.
*Selesaikan dulu masalah kalian, biar Khansa bersama Bunda disini.
Datanglah jika memang kau butuh teman, Nak.
Bunda*.
Pesan singkat dari sang mertua membuat haru Andin, tetapi ia sudah bertekad tak akan memberitahukan sang Bunda dan semoga Candra mau meninggalkan wanita itu sebelum mertua nya tau.
Tes.
Air mata Andin kembali menetes, namun dengan segera Andin menyeka nya dan menggelengkan kepala.
Jangan cengeng, kau harus kuat dan lawan semua ini. Aku tau bahwa Candra tidak akan dengan begitu saja melepaskan aku ataupun wanita itu.
Andin sangat tau, Candra adalah pria yang sangat keras kepala dan pantang menyerah dalam hal mendapatkan apapun.
Dan Andin sudah menebak, jika kedudukan di perusahaanya belum terpenuhi, maka dia juga tak akan berhenti bermain dengan wanita itu.
Andin terus saja memikirkan cara bagaimana menghadapi masalah ini, ia akan memberikan kesempatan dan berharap Candra mau melepaskan wanita itu.
Namun, Andin juga akan bertekad pergi jika sampai Candra tak mau melepaskannya dan tetap melakukan hal menjijikan ini.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
silvania Austin
egois bgt itu sicandra
2024-07-22
0
Mamath Kay
tinggal kan saja andin .. jangan sampai terpedaya. lagi
2023-12-17
1
Ricka Monika
perempuan tu jangan mau ditindas sm siapapun bahkan suami yg kelakuannya cam setan harus kuat walaupun sebenarnya rapuh, semangat tuk semua kaum perempuan jd lah wanita yg tangguh kuat semangat dan berambisi dlm hal yg positif tuk meraih kebahagiaan kita sendiri😎
2023-10-13
0