"Jatuh cinta hukumnya wajib bagi pasangan yang sudah menikah" jawab Furqon memperhatikan wajah Annisa sekilas." Dan tidak untuk yang belum menikah" lanjut Furqon lagi.
"Kalau itu mah! aku tau ustadz." Annisa tidak puas dengan jawaban Furqon."Maksudku berdosa tidak?" tanya Annisa lagi.
"Belum ada hukum yang mengatakan apakah jatuh cinta itu halal atau haram. Pada hakikatnya cinta itu adalah fitrah yang di berikan Allah kepada setiap manusia. Namun jika kita mencintai seseorang, atau jatuh cinta kepada seseorang. Janganlah menyampaikannya secara langsung kepada orang tersebut, ada cara dan a...."
"Caranya bagaimana ustadz?" potong Annisa cepat dan begitu antusias.
"Katakanlah kepada orang tuamu, atau saudaramu. Kakak atau Abang mu, bisa juga sepupumu. Mintalah kepada mereka untuk menyampaikannya kepada orang tersebut" jawab Furqon.
Annisa terdiam, masa iya dia harus mengatakannya pada Ayahnya atau keluarganya untuk menyampaikan itu kepada Furqon. Apa kata Ayahnya nanti?. Pasti Ayahnya akan memarahinya, menasehatinya panjang kali lebar. Apa lagi mengingat usianya masih muda, belum lulus sekolah.
"Dan yang perlu kalian ingat, meski mencintai belum ada dalil hukum yang mengatakan haram atau halal. Tapi janganlah melakukan suatu hal dengan mengatas namakan cinta, yang mungkin bisa saja melanggar aturan Agama, contohnya: berpacaran" jelas Furqon lagi.
Annisa yang mendengarkan penjelasan Furqon, mengerucutkan bibirnya, panjang. Sedangkan yang lainnya diam menyimak apa yang di jelaskan Furqon dengan serius.
Banyak dari mereka yang sama seperti Annisa yang sedang jatuh cinta. Bahkan di antara mereka banyak yang berpacaran, di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
"Kalau jatuh cinta itu tidak haram dan juga halal, terus maksudnya apa ustadz?" tanya Hasna menunjuk tangannya ke atas.
"Jatuh cinta adalah rasa kasih sayang. Bahkan Allah menyuruh hamba hambanya untuk saling mencintai, mengasihi dan menyayangi sesama, bahkan kepada binatang sekalipun. Cinta itu adalah sebuah perasaan. Tapi seperti yang saya jelaskan tadi. Jangan melakukan sesuatu yang melanggar peraturan Agama dengan mengatas namakan cinta. Seperti melakukan hubungan pacaran, berdua berdua duaan dengan yang bukan mahram, saling bergandengan tangan, saling pandang pandangan, tebar pesona. Segala yang melakukan kontak fisik dengan yang bukan mahram, itu hukumnya haram. Kecuali dengan alasan asalan tertentu. Seperti menolong orang yang dalam keadaan gawat darurat" jelas Furqon panjang lebar.
"Ustadz sudah pernah jatuh cinta belum" tanya Salwa.
Annisa dan semua siswi di kelas itu serentak menganggukkan kepala, menyetujui pertanyaan Salwa.
Ustadz Furqon tersenyum untuk yang pertama kalinya, manis banget, membuat para cewek cewek d ia kelas itu klepek klepek pengen peluk.
"Tentunya sudah" jawab Furqon.
Annisa yang duduk di bangkunya senyum senyum tidak jelas dengan mata terpejam, berpikir kalau Furqon jatuh cinta kepadanya.
"Sama siapa ustadz?" tanya salah satu siswi di kelas itu.
"Kita lanjut pelajarannya lagi" ucap Furqon tanpa ingin mengatakan kepada siapa dia jatuh cinta.
"Yaaaa ustadz" seru semuanya dengan suara lemah.
**
Annisa yang tidak bisa tidur dari tadi, terus menukar posisi tidurnya ke kiri dan ke kanan. Berpikir bagaimana caranya ia mengatakan kepada orang tuanya kalau sekarang ia sedang jatuh cinta. Pasti Ayahnya nanti marah. Tapi Annisa harus mengatakannya, seperti yang di jelaskan Furqon tadi di kelas. Kalau jatuh cinta jangan menyampaikan langsung kepada orangnya, mintalah keluargamu atau orang terdekat yang menyampaikannya.
"Aduh ustadz Furqon! jatuh cinta ribet amat ya. Apa harus keluargaku yang menyampaikannya?. Kan aku bisa menyampaikan sendiri" ucap Annisa berbicara sendiri sambil mendudukkan tubuhnya, lalu mengacak acak rambutnya sampai berantakan.
Annisa tidak bisa tidur karena terus memikirkan solusi bagaimana caranya meminta keluarganya untuk menyampaikan pada Furqon kalau dia mencintai laki laki itu. Dan juga bayang bayang wajah tampan Furqon terus menari mari di kelopak matanya, sehingga membuatnya sukar tidur. Laki laki itu Benar benar sudah mengganggu tidur malamnya.
"Apa aku telepon Kak Yasmin aja ya?" gumam Annisa sambil berpikir.
Yasmin adalah Kakak Annisa yang masih melanjutkan pendidikannya di Kairo. Usianya berada empat Tahun di atas Annisa.
Setelah berpikir, Annisa pun meraih ponselnya dari atas meja nakas, dan langsung menghubungi Kakaknya Yasmin. Kebetulan di sana masih masih sore. Pas sekali Kakaknya itu sudah pulang kuliah.
"Halo, assalamu alaikum Nurul Annisa" sapa suara lembut seorang wanita dari balik telepon.
"Walaikum salam Kakakku sayang" balas Annisa tersenyum.
"Adikku yang cantik kenapa belum tidur?" tanya Yasmin. Di Indonesia sudah hampir tengah malam, namun Adiknya itu belum juga tidur.
"Annisa gak bisa tidur Kak" jawab Annisa.
"Kenapa? apa yang kamu pikirkan?" tanya Yasmin lagi.
Annisa mengerucutkan bibirnya, berpikir.
'Cerita gak ya sama Kak Yasmin?. Nanti Kak Yasmin cerita sama Ayah gimana?. Ayah pasti marah.'
"Annisa, ada apa?. Kok malah diam?."
"Hm! itu Kak" Annisa menggaruk lehernya bingung.
"Ayo cerita sama Kakak, ada apa?."
"Tapi Kak Yasmin jangan cerita sama Ayah ya" ucap Annisa.
"Kamu ada masalah?."
"Hehehe....! masalah hati Kak" Annisa menyengir.
"Masalah hati?." Yasmin yang berada di balik telepon mengerutkan keningnya.
"Kakak sudah pernah belum jatuh cinta?" tanya Annisa.
"Oo! jadi Adikku ini sekarang lagi jatuh cinta."
"Iya Kak, di sekolah ada guru baru, tampan banget. Sekarang Annisa lagi bingung nih gimana caranya dapatin itu laki laki. Padahal Annisa udah nembak dia, eh tapi malah katanya kalau lagi jatuh cinta jangan sampaikan pada orangnya...."
Annisa pun menceritakan apa yang sudah di jelaskan Furqon tadi waktu di sekolah. Tentang jatuh cinta, yang tidak boleh di sampaikan langsung kepada orangnya, harus memakai perantara keluarga.
"Jadi?" tanya Yasmin setelah Annisa selesai bercerita.
"Aku harus bagaimana?, aku jatuh cinta sama guru tampan itu. Jantungku berdebar debar setiap melihatnya. Gak bisa tidur terus memikirkannya" ucap Annisa lagi.
Yasmin menghela napasnya pelan, lalu berbicara."Annisa!" panggil Yasmin dengan suara lembutnya."Usiamu masih muda Dek, jangan memikirkan cinta cintaan. Fokuslah dengan pendidikan mu. Lagian, kalau Ayah atau Kakak menyampaikan perasaanmu kepada pria itu, lalu apa yang harus kamu lakukan?. Apa kamu ingin menikah muda?."
Annisa terdiam mendengar apa yang di katakan Kakaknya itu. Menikah?, pikirnya.
"Dan juga, kamu yakin kalau kamu mencintai pria itu?. Bisa aja kamu hanya terpesona Dek. Cobalah untuk meminta petunjuk pada Allah, apa kamu benar mencintainya atau tidak. Kalau memang benar kamu mencintai pria itu. Biar Kakak sendiri nanti yang mengatakannya pada pria itu" ucap Yasmin lagi.
"Tapi Annisa takut Ayah marah." Annisa memanyunkan bibirnya.
"Biar nanti Kakak yang bicara pada Ayah. Sana sholat malam dulu, ini sudah tengah malam kan di sana?."
"Iya Kak ku sayang, Trimakasih ya. Kak Yasmin memang Kakak ku yang terbaik." Annisa mengulas senyumnya, meski keinginannya belum tersampaikan, setidaknya ada orang tempatnya untuk curhat.
"Oh Ya, bagaimana kabar Hanif?. Kakak udah kangen banget sama dia. Pasti badannya sudah gendut." Yasmin menanyakan kabar Adik mereka yang baru lahir dari rahim istri kedua Ayah mereka.
"Dia semakin lucu dan suka tersenyum, gemas banget" jawab Annisa merekah kan senyumnya.
"Sayang sekali, Kakak masih lama baru bisa pulang." Suara Yasmin terdengar kecewa.
*Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Melki
next Thor.....
2023-01-29
0