Bab 5 Kasur 1,9 Milyar

“Halo ...” Sultan mengibaskan telapak tangannya ke depan wajah Diana. Diana tersadar dari lamunannya.

Sultan? Nama pria asing itu Sultan. Cocok sama rumah mewahnya. Tapi apa ini beneran rumahnya?

Atau cuma nyewa? Jangan-jangan nanti aku yang disuruh bayar? Aku nggak punya uang. Kreditan masih banyak.

“Ini rumahku. Aku beli pakai uangku sendiri. Bukan uang mama. Bukan warisan.”

Kenapa orang ini bisa jawab? Bukannya aku tadi cuma bicara dalam hati.

Mereka menuju ke kamar Sultan.

Astaganaga. Busyet. Demi rumah spongebob. Ini kamar apa rumah?

Diana melihat kamar Sultan yang luasnya sepuluh kali lipat rumah kontrakannya.

“Kamar mandinya di mana?” Diana merasa kebelet.

Sultan menunjuk pintu yang berada agak jauh dari mereka. Diana berlari kecil. Ia membuka pintu tetapi bukan kamar kecil melainkan kamar pakaian.

Sultan tertawa cekikikan. Diana membuka pintu lainnya. Ternyata bukan kamar kecil tetapi ruang kerja. Diana beralih ke pintu lainnya. Kali ini ruang perpustakaan yang penuh buku.

“Jangan tertawa. Aku beneran kebelet ini.” Diana sudah lama menahannya.

Sultan menunjuk pintu lainnya.

Awas kalau ini bukan kamar kecil.

Diana membuka pintu yang ditunjuk Sultan. Kali ini beneran kamar kecil.

OMG. Ini kamar mandi tapi besar banget.

Diana melihat nuansa gold di sekelilingnya.

Ini emas asli? Ah. Pasti palsu. Siapa yang pakai emas beneran di kamar mandi?

Setelah selesai, Diana keluar. Ia melihat Sultan yang tertidur di ranjang.

Ini orang beneran sudah tidur? Aku juga ngantuk. Aku tidur di lantai aja. Lagipula karpetnya empuk banget.

Diana merebahkan dirinya di lantai.

Sandra yang membuka pintu langsung bersuara. “Tidak boleh tidur di lantai. Mantu Mama harus tidur di kasur. SULTAN!”

Sultan terbangun. Sandra mengomel panjang lebar.

“Bagaimana bisa kamu biarin Diana tidur di lantai?”

Sultan hanya mendengarkan dan diam. Tak ada bantahan.

“Tante ...”

Sandra mengernyit.

“Mama ...”

Sandra tersenyum.

“Diana yang mau tidur di lantai. Jangan marahin Sultan.”

“Mama rasa kamu harus panggil Kakak ke Sultan. Bukan nama aja.”

“Kami seumuran kan?” Diana juga tidak tahu umur Sultan. Diana melihat Sultan yang berwajah kira-kira seumuran dirinya. Mungkin lebih muda.

“Jadi, Sultan membohongimu soal umurnya?”

Diana bingung lagi.

Apa Sultan ini beda jauh umurnya dari umurku? Aku kira ia lebih muda dari aku.

“Umur Sultan itu 35 tahun.”

“APA!?” Diana sangat terkejut. Usianya dan usia Sultan terpaut sepuluh tahun.

“Wajah Sultan itu terlalu baby face. Mama sudah suruh ia tumbuhin kumis dan jenggot tapi malah dicukur. Mama lagi sibuk. Ingat! Tidur di kasur.”

Diana menuju ke kasur. Setelahnya Diana melihat Sandra pergi.

“Apa kamu benar-benar berumur tiga puluh lima tahun?” Diana tidak percaya.

“Benar.”

“Kok nggak bilang aku?”

“Karena kamu nggak nanya.”

Betul juga. Aku waktu itu fokus balas dendam ke kak Robert sampai nggak tanya-tanya.

“Mobil yang aku sewa kok nggak dikembalikan?”

“Aku beli.”

Diana baru sadar. Ia tadi sempat melihat garasi yang terbuka dan melihat ada mobil mirip yang ia sewa. Mobilnya terlihat paling lusuh di antara deretan mobil mewah.

“Kenapa dibeli? Bukannya kamu punya banyak mobil.”

“Apa harus ada alasan buat beli mobil?”

Ini orang. Aku lagi nanya malah ditanya balik. Tapi orang kaya mah bebas.

“Tidur.” Sultan menepuk kasur. Dengan hati-hati Diana berebah di kasur.

Empuknya ...

Diana merasa seperti tidur di awan.

Kasurnya kok beda banget sama kasur aku.

“Harganya satu koma sembilan.”

“Satu juta sembilan ratus ribu? Termasuk murah. Beli di mana?”

“Bukan satu koma sembilan juta tapi satu koma sembilan milyar.”

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!