Mandi Uap Yang Menyenangkan

Setelah itu Kami menyewa kereta kuda karena rumah paman tapoc berada di pusat kota dan tempat itu adalah tempat para elit, tempat para orang kaya. Pokoknya tempat itu adalah tempatnya orang-orang pintar dan bermatabat.

Di kerajaan ini, orang-orang nya di bagi jadi 3. Yaitu orang elit, orang biasa dan juga orang kumuh. Tentu saja tempat mereka dibedakan juga. Biasanya orang elit berumah di pusat kerajaan dan disana banyak sekali rumah-rumah besar dan mewah. Tak hanya itu, disana fasilitas nya lebih banyak dan juga canggih. Dulu ayahku pernah berkata kalau di tempat para elit itu banyak sekali alat sihir yang canggih, seperti mereka tidak mandi dengan air, tapi dengan menggunakan uap. Sejujurnya aku masih tidak percaya dengan perkataan ayah saat itu, karena mana mungkin uap bisa membersihkan kotoran dibadan. Lalu kebanyakan orang disana itu adalah petinggi kerajaan dan juga orang dari serikat perdagangan.

Selanjutnya adalah orang biasa. Mereka berumah disekitar gerbang depan utama dan juga dipinggiran pusat kerajaan.orang biasa ya..biasa. tidak ada yang spesial di tempat ini. Semua orang ditempat ini biasanya berprofesi menjadi petani atau juga pedagang. Kalau monster hunter biasanya juga tinggal ditempat ini, tapi terkadang ada juga monster hunter yang tinggal di pusat kerajaan, dan biasanya monster hunter itu adalah monster hunter profesional yang sudah bisa memburu monster yang kuat. Omong-omong aku juga tinggal di tempat ini. Sebenarnya ayahku bisa saja tinggal di pusat kerajaan, tapi dia memilih di tempat biasa karena lebih nyaman dan juga damai.

Selanjutnya orang kumuh. Mereka berumah di pinggiran kerajaan dan juga di gerbang belakang. Dulu gerbang belakang, mempunyai fungsi yang sama seperti gerbang depan, yaitu sebagai tempat masuk dan keluar nya para pedagang, atau juga para bangsawan dari kerajaan lain. Tapi karena kejadian masa lalu yang menyebabkan pintu dari gerbang itu rusak parah sampai membuat pintu itu tidak bisa di perbaiki lagi yang membuat gerbang itu sudah tidak digunakan lagi dan hanya jadi gerbang untuk orang-orang kumuh keluar kerajaan. Kebanyakan orang-orang disana adalah pemulung, pengemis dan juga pengangguran. Selain itu sebenarnya juga ada pencuri yang bersembunyi di tempat kumuh.

Sebenarnya semua orang sudah tahu kalau banyak pencuri bersembunyi di tempat kumuh, tapi semua orang tidak mau ketempat itu karena terlalu kotor dan juga menjijikkan. Banyak orang ditempat itu tidak pernah mandi ataupun membersihkan tempat mereka dan itu membuat tempat kumuh jadi tempat paling kotor dan menjijikkan di kerajaan ini. Ditempat kumuh juga ada pasar dan harga barang-barangnya sangatlah murah, tapi jangan terlalu berharap tinggi dengan kualitas barangnya. Di pasar itu biasanya menjual barang barang bekas yang masih kelihatan bagus, atau sayuran yang hampir busuk.

Sejujurnya aku agak kasihan dengan orang-orang yang tinggal ditempat kumuh, mereka disana jarang makan dan kalau makan pun, mereka harus mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah. Yang tentu saja itu tidak higienis dan mungkin saja itu bisa membuat mereka jatuh sakit. Dan kalau sakit, mereka tidak bisa berobat ke dokter karena biaya pengobatan yang mahal.

Setelah 15 menit kami menunggangi kereta kuda, akhirnya kami sampai di pinggiran pusat kerajaan. Kami berhenti disini karena kereta kuda dilarang masuk ke pusat kerajaan karena untuk menjaga kebersihan dari kota itu. Dari situ kami pun berjalan ke tempat rumah paman Tapoc. Kukira perjalanan nya masih panjang, tapi hanya beberapa menit kami sudah sampai di rumah paman Tapoc.

Awalnya aku terkejut karena melihat rumah paman Tapoc yang besar, tapi aku sudah menduga itu. Jadi aku tidak terlalu terkejut.

"Wah rumah paman besar juga ya."

"Hehehe. Itu cuma biasa. Masih ada rumah yang lebih besar dari ini."

"Tapi tetap saja, ini masih lebih besar dari rumah ku."

"Sudah sudah. Jangan memujiku terus, lebih baik kita segera masuk kerumah."

Aku mengangguk tanpa bicara dan kemudian aku langsung berjalan ke rumah itu sambil memandang kemegahannya. Walaupun kulihat beberapa kali, dan dari segala sisi. Rumah itu memang sangat bagus sekali. Dilihat dari tinggi nya mungkin rumah itu memiliki 2 lantai. Aku bisa menebak kalau Jendela dan pintu itu terbuat dari kayu yang berkualitas dan juga mahal. Bisa terlihat dari betapa halusnya dan ratanya kayu itu. Motif dari ukiran kayu di pintu itu terlihat rumit, tapi juga sangat menawan. Seperti ada karya seni di pintu itu.

Aku sudah berada di depan pintu itu dan ingin membukanya. Aku memegang daun pintu itu yang berbentuk bulat. Ketika menyentuhnya aku tahu itu bukan besi, melainkan sebuah emas murni. Di daun pintu itu juga ada ukiran yang rumit, tapi menawan. Yang sejujurnya ketika aku memegangnya, tubuhku langsung merinding. Entah itu karena daun pintu itu yang dingin atau karena daun pintu itu yang terbuat dari emas yang sangat mahal. Aku tidak tahu, tapi yang jelas tubuhku merinding ketika memegangnya.

Ketika aku membuka pintu itu. Tidak ada suara decitan seperti suara tikus kejepit yang keluar dari engsel pintu itu. Aku juga membuka pintu itu dengan sangat mudah seperti aku membalikan sebuah kertas. Disaat pintu sudah terbuka sepenuhnya, tiba-tiba ada yang memanggil ku dan itu adalah paman Tapoc.

"Rakka!"

Aku pun berbalik badan, tapi pintu itu masih terbuka lebar.

"Ada apa paman? Katanya kita akan masuk."

"Itu bukan rumahku."

"Hah?"

"Itu..bukan..rumahku!"

Setelah mendengar itu aku memasang wajah datar, sambil mengedipkan mataku berkali-kali. Aku menghadap depan lagi dan di dalam rumah ada sekelompok keluarga yang sedang bersantai.

Disitu terlihat ibunya sedang memegang sendok sayur, ayahnya baru turun kebawah. Dia terlihat sudah rapi dan ingin pergi berkerja, dan juga ada 2 anak yang tadinya main kejar-kejaran, sekarang terdiam melihat kearahku. Semua orang didalam rumah melihat ke arahku dengan tatapan bingung. Aku yang ditatap pun juga bingung dan juga merasa malu. Lalu untuk menutupi rasa malu aku pun melakukan sesuatu.

"Halo bapak ibu. Apakah kalian ingin berlangganan air bersih dari pegunungan. Airnya segar lho."

Ya..aku berdalih sebagai seller air. Agar aku tidak malu-maluin salah masuk rumah orang.

"Ah..maaf kami tidak butuh lagi, karena kami sudah berlangganan di perusahaan Merula."

"Oh gitu ya. Sayang sekali, padahal air kami lebih segar lho."

"Maaf ya, tapi kami memang sudaj tidak butuh lagi."

"Hah.. yasudahlah. Aku akan cari orang lain saja. Kalau begitu aku permisi ya." Aku pun menutup pintu rumah itu dan segera berjalan cepat ke paman Tapoc.

"Kenapa paman tidak beritahu dari awal." Aku memarahi paman Tapoc

"Aku sudah teriak dari tadi, tapi kamu malah bengong dan malah nyelonong terus."

Ya itu tidak salah, aku dari tadi memang bengong melihat keindahan rumah itu dan itu membuatku tidak bisa membalas perkataan paman tapoc.

"Sudah sudah, tidak usah marah marah. Sudah biasa orang salah masuk rumah disini, jadi tidah usah malu-malu, apalagi harus berdalih sebagai seller air." Paman tapoc tertawa sedikit.

Aku meresa jengkel ketika ditertawai paman tapoc, tapi aku tidak bisa apa-apa karena tadi salahku sendiri. Dan sejujurnya aku juga tidak tahu kenapa aku harus menjadi seller air tadi dan setelah kupiki-pikir lagi ternyata itu cukup memalukan.

"Sudah. Ayo kerumah ku sebenarnya.dia tepat berada di belakang rumah ini."

Kami berjalan kesamping rumah itu. Disamping rumah itu ada jalan kecil seperti gang. Jadi kami lewat jalan itu untuk kerumah paman Tapoc.

Walaupun itu sebuah gang, tapi disitu tidak ada sampah, atau tempat sampah seperti yang selalu ada di setiap gang di tempat orang biasa. Gang itu sangat bersih, bahkan terlalu bersih, seperti ada seseorang yang selalu membersihkan jalan itu.

Ternyata gang itu cukup panjang dan itu memakan waktu sampai 2-3 menit untuk keluar dari gang itu. Setelah keluar, disana ada jalan besar lainnya yang menanti kami.

Disana juga banyak sekali orang yang berpakaian rapi dan juga mewah berlalu lalang di jalan besar itu. Tidak ada yang menggunakan kereta kuda disini, semuanya berjalan kaki.

Disaat kami juga ikut berjalan bersama dengan orang-orang disana. Disitulah aku melihat rumah yang sangat besar. Besarnya 3 kali lebih besar dari rumah sebelum nya. Bahkan di rumah itu juga ada halaman yang sangat luas dengan di hiasi pepohonan dan bunga bunga yang cantik.

Tidak hanya pepohonan, disitu juga ada banyak patung tentara berwarna emas yang menghiasi halaman itu. Dihalaman itu juga banyak sekali pekerja yang sedang merapikan rumput, menyirami tanaman, dan juga memoles patung berwarna emas tadi. Kalau di hitung-hitung. Mungkin jumlahnya ada 10 orang yang melakukan pekerjaan yang berbeda-beda. Awalnya aku berpikir kalau rumah itu milik salah satu petinggi kerajaan. Tapi kemudian paman tapoc berbicara begini.

"Ini dia rumahku."

Aku pun terkejut mendengar perkataan paman tapoc. Bahkan aku sempat tidak percaya dengan perkataan nya. Tapi kemudian dia berjalan santai ke rumah itu dan juga dia disambut hangat oleh pekerja disana.

"Selamat datang kembali, tuan tapoc." Para pekerja itu menyambut tuannya sambil membungkukan badannya.

Disitu aku masih terdiam sambil mulutku ternganga sedikit. Seakan tidak percaya dengan yang kulihat saat ini.

Melihatku bengong lagi, paman tapoc pun menghampiriku lagi dan menepuk pundak ku yang membuatku tersadar.

"Hei..jangan bengong lagi. Tenang saja ini rumah paman beneran kok. Ayo segera masuk."

"Umm. Baik paman." Aku mengangguk, tapi aku masih terkagum-kagum dengan rumahnya.

Kami pun berjalan bersama ke pintu depannya yang sangat besar. Selama berjalan aku berpikir. Sebenarnya apa pekerjaan paman tapoc. Bagaimana bisa dia punya rumah sebesar ini. Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku sampai membuatku tidak sadar kalau kita sudah berada di depan pintunya.

Setelah sudah dekat ternyata pintu itu lebih besar dari sebelumnya. Bahkan aku berpikir bagaimana cara membukanya, pasti pintu sangat berat. Tapi kemudian paman tapoc hanya menyentuhkan jarinya di pintu itu dan pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Ketika pintu itu terbuka, sudah ada para wanita muda yang cantik dengan pakaian maid. Menyambut kedatangan kami.

"Selamat datang tuan Tapoc dan tuan Rakka." Para pelayan itu membungkukan badannya dengan kedua tangannya diletakkan di bagian perut meraka.

"Saya sudah menunggu kedatangan anda tuan Rakka. Tolong ikuti saya,tuan. Saya akan mengganti pakaian anda." Salah satu wanita berambut pirang maju kedepan dan mengajakku ke ruang ganti.

"Eh..ada apa ini?" Aku pun bingung karena tiba-tiba diajak oleh seorang wanita cantik.

"Tenang saja, dia hanya akan mengganti pakaian mu. Jadi lebih baik ikuti saja."

"Okelah kalau paman bicara begitu."

Aku pun mengikuti wanita berambut pirang itu melewati lorong demi lorong. Selama kami berjalan, wanita itu berbicara padaku

"Salam kenal tuan Rakka, saya Vivi. Saya adalah asisten pribadi anda mulai hari ini. Jadi kalau anda butuh sesuatu bilang saja pada saya. Nanti saya akan penuhi permintaan anda dengan segera."

Aku agak terkejut kalau akan mendapatkan asisten pribadi, apalagi asistennya adalah wanita secantik dia. Jadi saat itu aku hanya mengiyakan saja.

Setelah beberapa menit berjalan di lorong, akhirnya kami sampai di suatu ruangan. Vivi membukakan pintu itu dan aku disuruh masuk duluan.

Aku pun hanya menuruti nya dan aku masuk duluan. Setelah masuk, betapa terkejutnya aku melihat banyak sekali baju mewah yang tersusun rapi di lemari. Di dalam ruangan itu ada berbagai baju dengan model yang berbeda-beda. Ada yang model berjas seperti punya paman tapoc, ada juga pakaian berkerah yang juga sangat bagus dan tentunya mahal. Tak hanya itu ada juga kaos yang sangat halus dan lembut ketika kusentuh. Pokoknya di ruangan itu penuh dengan baju mewah dan juga berkualitas tinggi.

"Baik tuan. Anda ingin menggunakan baju yang mana?"

Karena terlalu banyaknya baju disini aku jadi bingung ingin memakai apa jadi aku pun menyuruh Vivi yang memilihkan saja.

"Umm...kau sajalah yang memilihkan,Vivi."

"Baiklah. kalau begitu ,Mohon tunggu dulu,tuan."

Aku pun menunggu sambil melihat Vivi memilihkan baju untukku. Terlihat disitu kalau Vivi memilihkan jas seperti milik paman Tapoc, tapi jas itu berwarna biru tua.

"Bagaimana kalau ini tuan?"

Karena aku tidak terlalu peduli mau makai yang mana, jadi aku mengiyakan saja.

"Itu juga tidak apa-apa."

"Baiklah akan kubawa jas ini. kalau begitu ayo kita ke kamar mandi tuan?"

"Untuk apa?"

Vivi membukakan pintu dan mempersilahkan aku maju duluan.

"Tentu saja mandi, tuan."

Kalau dipikir-pikir, tadi pagi aku memang belum mandi sih. Aku terlalu sibuk menghabiskan waktuku dengan orang tuaku. Bahkan, biasanya aku tidak mandi karena pasti bakal berkeringat lagi karena latihan. Biasanya aku itu mandinya setelah latihan dan itu bisa siang atau sore.

Aku mencium ketiak ku dan tidak ada bau, karena aku baru mandi semalam dan setelah mandi aku tidak melakukan apapun yang membuatku berkeringat. Awalnya aku tidak mau menerima tawarannya untuk mandi, tapi karena dipaksa, aku pun ikut saja.

Seperti sebelumnya, rumah ini ternyata sangat besar, banyak sekali lorong demi lorong yang kulewati hanya untuk bisa sampai ke kamar mandi.

Setelah 3 menit akhirnya kami sampai di sebuah pintu. Tidak seperti ruangan yang lain, yang hanya memiliki satu pintu kecil. Ruangan kamar mandi ini memiliki dua pintu dan juga besar. Walaupun tidak sebesar pintu depan, tapi ini sudah setengah dari besarnya pintu depan.

Seperti paman tapoc yang membuka pintu depan dengan menyentuhnya. Vivi juga menyentuhkan jarinya di pintu itu dan pintu itu terbuka sendiri.

Ketika terbuka, ada uap yang keluar dari sela-sela pintu. Uap itu menyentuh kakiku dan itu terasa hangat dan juga sangat nyaman. Setelah pintu itu terbuka lebar. Disana ada banyak sekali wanita yang menunggu ku. Mereka berpakaian seperti maid, tapi agak berbeda. Pakaiannya seperti dikhususkan untuk di kamar mandi ini.

"Selamat datang,tuan Rakka. Mari..biar kami bersihkan tubuh anda." Pelayan itu membungkuk dengan sopan.

"Eh..kenapa ada para pelayan disini?"

"Mereka yang bertugas memandikan anda, tuan. Anda tidak usah ragu. Mereka akan membersihkan sejengkal kotoran yang ada di tubuh anda."

"Bukan itu yang kupikirkan, tapi.." aku belum sempat bicara, Vivi langsung mendorong ku ke kerumunan para pelayan itu.

"Baik kalau begitu. Aku akan menunggu diluar, tuan. Selamat menikmati." Vivi membungkuk dengan sopan dan pintu itu mulai tertutup.

Aku ingin keluar, tapi pintu itu tertutup lebih cepat dariku. Para pelayan itu mengerumuni aku dan mereka tersenyum seakan menyukai pekerjaan ini.

"Baik tuan. Lepas baju anda, biar kami bersihkan tubuh anda."

Saat itu perasaanku bimbang, aku tidak tahu saat ini sedang senang karena di kerumuni banyak wanita-wanita cantik, atau malu karena aku akan di telanjangi mereka. Tapi saat itu aku pasrah saja. Aku lebih baik menuruti mereka. Lagipula kalau aku menolaknya, meraka pasti tetap bersikeras untuk memandikan ku karena perintah dari paman Tapoc.

Aku di telanjangi dan dimandikan oleh mereka. Setiap jengkal dalam tubuhku dibersihkan dengan teliti dan juga sangat baik. Bagian punggung yang biasanya tidak pernah kubersihkan karena aku tidak bisa menjangkau nya. Sekarang di bersihkan oleh para wanita itu.

Setiap wanita membersihkan 1 dari setiap tubuhku. Ada yang membersihkan tanganku, ada yang membersihkan kakiku, bahkan ada yang membersihkan ******** ku. Sejujurnya aku sangat malu saat ini. Yah...semoga saja tidak ada yang berkomentar apalagi bergosip tentang tubuhku.

Untuk membersihkan tubuhku membutuhkan waktu sekitar 15 menitan. Setelah selesai salah satu wanita memberikan handuk hangat kepadaku untuk menutupi kemaluanku dan kemudian dia bertanya.

"Apakah anda ingin mencoba berendam air panas,tuan."

"Berendam air panas?" Aku membungkus ******** ku dengan handuk yang diberikan.

"Iya tuan. Biasanya tuan tapoc, Setelah kami bersihkan akan mencoba berendam air panas sebentar. Dia berkata kalau berendam air panas bisa merilekskan tubuhnya."

Sejujurnya itu sangat bagus. Karena saat ini tubuhku masih sakit semua akibat pelatihan ku minggu kemarin dan mungkin saja bisa sembuh karena berendam air panas.

"Hmm...emangnya boleh ya?"

"Tentu saja tuan. Sekarang kan anda menjadi tuan muda kami."

Setelah memikirkan nya matang-matang, aku pun menerima tawarannya.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan mencobanya."

"Baik kalau begitu, tolong tunggu sebentar. Kami akan segera menyiapkannya."

Awalnya tempat itu rata, tapi kemudian muncul gundukan yang ada lubang di tengahnya. Kemudian lubang itu terisi air panas yang membuat tempat itu penuh dengan uap. Aku tidak bisa melihat karena uap itu, lalu kemudian di dinding di bagian pojok atas ada semacam ruang udara yang membuat uap itu tersedot kesana dan uap itu pun menghilang.

"Air panas sudah siap, tuan." Pelayan wanita tiba-tiba berada di sampingku. Aku pun terkejut karena hal itu.

"Ini aku tinggal masuk saja ini."

"Iya tuan, tapi anda harus melepaskan handuk anda dahulu."

"Begitu ya." Aku pun melepaskan handukku dan memberikan nya ke pelayan. Setelahnya aku mendekati bak air panas itu. Awalnya aku mencoba menyentuhnya dengan jariku, Dan itu tidak terlalu panas, tapi tetap saja secara reflek aku langsung mengeluarkan jariku dengan cepat, seperti merasakan kalau air itu sangat panas.

"Ada apa tuan? Apakah terlalu panas."

"Tidak tidak, ini sudah pas kok."

"Bagus kalau begitu, tapi kalau tuan butuh apa-apa bilang saja, tuan."

"Iya nanti akan kupanggil, kalau aku butuh sesuatu. Jadi untuk sekarang bisa tidak biarkan aku sendiri."

"Baik tuan, kalau begitu kami akan menunggu diluar."

Para wanita itu lekas pergi setelah kuperintahkan. Tempat itu sudah sunyi, tidak ada seorangpun disana kecuali aku. Tapi aku lebih suka begini, aku sudah tidak tahan menahan maluku lagi.

Setelah para pelayan pergi aku pun mencoba merendam diriku secara perlahan. Ketika tubuhku sudah terendam. Ada perasaan rileks di tubuhku yang membuat diriku seperti tidak mau bergerak dari tempat itu. Otot-otot ku mengendur, detak jantungku berdetak perlahan, mataku menutup setengah. Tubuhku terlihat sangat nyaman sampai membuat rasa sakit yang mengahantuiku sebelumnya menghilang

"Ah..nyamannya. tak kusangka berendam air panas bisa senyaman ini."

Dulu ketika aku bersama orang tuaku, aku tidak pernah sekalipun, berendam air panas. Bahkan aku tidak tahu kalau air panas bisa buat berendam.

Ketika aku memikirkan orang tuaku, aku tersadar perkataan ayahku kalau orang-orang elit itu mandi dengan uap panas. Kukira dulu kalau yang dimaksud ayah itu adalah mandi dengan uap beneran, tapi sekarang aku tahu maksud sebenarnya dari ayah.

"Apa ayah pernah mandi disini ya? Kan mana mungkin dia tahu kalau orang-orang elit mandi dengan uap tanpa pernah mencobanya. Jadi mungkin saja ayah juga pernah dimandikan oleh wanita-wanita cantik tadi."

Pertanyaan tentang bagaimana ayah tahu kalau orang elit mandi dengan uap terus berputar dikepala. Tapi karena kenyamanan air panas ini, aku tidak melanjutkan nya dan memilih bertanya pada paman tapoc nanti saja.

Setelah beberapa 10 menit aku berendam ada satu pelayan yang menghampiriku. Padahal aku tidak memanggil, tapi dia datang sendiri kepadaku dan itu membuat ku bingung.

"Hmm?" Aku melihat bingung ke arah salah satu pelayan yang menghampiriku.

"Maaf mengganggu anda, tuan. Tapi tuan Tapoc memanggil anda."

"Untuk apa paman memanggil ku."

"Aku tidak tahu pastinya, tapi dia bilang ini penting."

Karena dia bilang ini penting, aku pun segera bangkit.

"Baiklah kalau begitu aku akan segera menemuinya."

Pelayan itu ingin pergi tapi aku memanggil nya lagi.

"Oh iya. Tolong bawakan juga bajuku yang dibawa Vivi."

"Baik tuan." Pelayan itu membungkuk sopan dan kemudian pergi.

Aku pun keluar dari bak itu dan tak lama setelah itu muncul para pelayan yang memandikan ku tadi sambil membawakan jas yang dipilih Vivi tadi.

Walaupun aku masih telanjang bulat saat itu, tapi entah kenapa aku tidak malu lagi, atau mungkin ini karena aku tidak peduli lagi. Lagipula mereka semua sudah melihatnya dengan jelas tadi.

"Tuan, tolong keruangan kecil disana dulu, biar kami dandani anda dahulu."

Aku pun menuruti katanya dan kemudian masuk ke kamar kecil yang ada di pojok kanan kamar mandi. Aku tak masuk sendirian ada dua wanita yang ikut bersamaku dan salah satu dari mereka membawakan jasku dan juga sebuah handuk.

Ketika didalam, ada cermin sebesar 2 meteran dan juga rak yang berisi banyak sekali wadah berbentuk tabung yang aku tidak tahu isinya apa.

Aku dan 2 wanita itu sudah didalam ruangan kecil itu. Salah satu pelayan itu mengering badanku dahulu dengan sebuah handuk yang dia bawa sebelumnya. Tak hanya badanku, rambutku juga di keringkan dengan handuk.

Setelah badan ku agak kering, pelayan yang lain mengambil salah satu wadah dan membukanya. Didalam wadah itu ternyata ada sebuah gel berwarna putih dan gel itu sangatlah harum sekali.

"Itu apa?" Aku bertanya karena sangat penasaran itu apa.

"Ini lotion,tuan. Ini berguna untuk melembabkan dan juga mengharumkan tubuh anda."

"Lotion? Terbuat dari apa itu?"

"Bahan bahan alami yang berkualitas, tuan. Seperti, minyak zaitun, lidah buaya, dan juga mentega shea."

[Note: Mentega shea adalah lemak yang diektrak dari kacang pohon shea afrika. Kalau butuh informasi lebih lanjut cari aja di google, karena aku juga cari disana hehehe]

Yah bisa dibilang itu bahan yang sangat berkualitas. Karena aku tidak pernah mendengar tanaman itu semua. Aku sudah mempelajari berbagai tanaman didunia ini dengan membaca buku yang diberikan ibuku saat kecil. Namun walaupun aku sudah membaca banyak buku. Tanaman yang disebutkan pelayan tadi belum pernah kudengar sebelumnya.

Pelayan itu mengoleskan lotion itu kebadanku.

"Umm...kalau boleh tahu itu tanaman apa ya? Kok gak pernah dengar."

"Ya..itu wajar kalau tuan tidak tahu tanaman itu, tuan. Karena tanaman itu baru saja di budidayakan oleh tuan tapoc 3 bulan ini."

"Hah..paman tapoc membuat tanaman baru dan juga lotion ini."

"Iya tuan. Sebenarnya lotion ini sudah diperjualbelikan kepada para bangsawan 1 bulan yang lalu dan lotion itu mendapat ulasan positif dari para bangsawan yang membuat permintaan sangat tinggi saat ini. Kabarnya lagi kalau tuan tapoc juga akan menjual lotion ini ke penduduk biasa dengan harga yang lebih murah dan mungkin saja itu bisa membuat perubahan yang besar di kerajaan ini, tidak mungkin di seluruh dunia."

"Hum...hebat juga ya paman tapoc."

"Memang. Selain membuat perubahan dalam teknologi, dia juga ingin membuat perubahan dalam hal kosmetik."

"Perubahan dalam teknologi?"

"Iya tuan, apakah anda tidak tahu."

"Tahu apa?"

"Anda sungguh tidak tahu, tuan." Para pelayan terkejut dengan pernyataan ku itu dan itu membuat ku semakin bingung, siapa sebenarnya paman Tapoc ini.

"Tidak tahu, emangnya kenapa sih?"

"Tuan tapoc itu sudah terkenal dimana-mana, tuan."

"Benarkah, kok aku gak tahu."

"Apakah anda tidak pernah membaca koran, tuan. Sudah bertahun-tahun, tuan tapoc selalu muncul dikoran karena kehebatannya."

Aku memang senang membaca buku, tapi aku tidak suka membaca koran karena itu sangatlah membosankan. Aku pernah sekali mencoba membaca koran saat kecil, tapi karena isinya hanya politik dan politik. Aku pun menjauhinya karena aku tidak suka berurusan dengan politik.

"Tidak pernah, memangnya siapa sih paman tapoc itu? Apakah dia sangat terkenal sampai sampai dia terus muncul di koran bertahun-tahun?"

"Dia adalah seorang jenius yang berhasil membuat alat sihir tuan. Dia sudah terkenal dimana-mana karena hal itu."

"tunggu..paman yang membuat alat sihir? Dia yang membuat semua alat sihir yang menakjubkan itu."

"Iya tuan, bagaimana anda tidak tahu. Kalau tidak salah anda itu adalah anak dari teman tuan tapoc kan. Apa dia tidak memberitahu anda?"

"Dulu aku pernah di beritahu kalau paman tapoc itu adalah seorang penjual senjata dan sejak saat itu aku masih berpikir kalau dia penjual senjata."

"Itu sudah 6 tahun yang lalu, tuan. Dan dulu dia tidak hanya menjual, tapi juga membuat senjata di toko nya."

"Oh gitu ya, tapi bagaimana...." Kata kataku terhenti karena pelayan itu sudah selesai mendandani ku.

"Sudah selesai, tuan. Kalau mau tanya lebih lanjut, lebih baik tanya langsung saja kepada tuan tapoc, tuan."

Aku yang tadinya terlalu fokus bicara dengan pelayan akhirnya melihat cermin dan ternyata jas itu sangat cocok dengan tubuhku. Warna biru tua dari jas itu yang seperti langit malam membuat penampilan ku misterius dan juga menawan.

Kulitku yang awalnya kering dan kusam. Sekarang sudah lembut layaknya kulit bayi. Rambutku juga terasa lembut dan halus layaknya benang sutra, Tapi rambutku masih ikal seperti sebelumnya.

"Wow...apakah baju ini cocok denganku? Entah kenapa, aku merasa baju ini terlalu mahal untukku."

"Tentu saja cocok tuanku. Karena postur tubuh anda yang ideal, Membuat jas itu cocok di tubuh anda."

"Benarkah begitu."

"Benar tuanku."

"Gitu ya. Terima kasih ya umm...."

"Panggil saja saya Sani, tuan"

"Dan saya, Rani, tuan"

"Hum...Terima kasih Sani, Rani. Kalau begitu aku akan pergi. Aku yakin paman Tapoc sudah menunggu ku terlalu lama."

"Baik tuan, akan kami antar ke keluar." Aku keluar bersama kedua pelayan itu.

Sebenarnya aku ingin bertanya apakah mereka kembar atau tidak, tapi karena paman tapoc menyuruhku mendatangi nya. Aku pun mengurungkan niatku dan lekas pergi dari kamar mandi.

Ketika diluar, sudah ada Vivi yang menunggu ku. Dia membungkuk kepadaku ketika aku keluar dan kemudian berkata.

"Anda sangat cocok dengan jas itu tuan. Anda sudah seperti pangeran dari negeri dongeng."

Sejujurnya aku agak tersipu malu dengan perkataan nya, tapi aku menahannya, sambil pura pura batuk.

"Uhuk..tadi paman tapoc menyuruhku untuk mendatangi nya kan. Kamu tahu dimana tempatnya."

Vivi berdiri tegak kembali, tapi tangannya masih berada di perutnya.

"Iya tuan, tadi aku sudah di beri tahu tempatnya."

"Bagus, kalau begitu bisa tolong antarkan aku."

"Baik tuan. Kalau begitu ikuti saya." Vivi menganggukan kepalanya dan kemudian pergi. Aku berada dibelakangnya, mengikuti nya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

lotion dg bhn alami..

2023-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Makhluk Misterius
2 Sampai Jumpa di Alam Liar
3 Mandi Uap Yang Menyenangkan
4 Keluarga Baru?
5 Ruangan Bawah Tanah
6 Kebahagiaan.......
7 ..... Berakhir Sudah
8 Si Detektif Hebat ?
9 Penyiksaan
10 Kejadian yang terulang kembali
11 Mati dan Hidup
12 Makhluk Misterius part 1
13 Makhluk Misterius part 2
14 Makhluk Misterius part 3
15 Sampai Jumpa di Alam liar part 1
16 Sampai Jumpa di Alam Liar part 2
17 Rumah Baru part 1
18 Rumah Baru part 2
19 Rumah Baru part 3
20 Keluarga Baru part 1
21 Keluarga Baru part 2
22 Keluarga Baru part 3
23 Ruang Bawah Tanah part 1
24 Ruang Bawah Tanah part 2
25 Makan Bersama part 1
26 Makan Bersama part 2
27 Makan Bersama part 3
28 Makan bersama part 4
29 Kebahagiaan Berakhir part 1
30 Kebahagiaan Berakhir part 2
31 Kebahagiaan Berakhir part 3
32 Penyisaksaan part 1
33 Penyiksaan part 2
34 Kejadian yang terulang kembali
35 Mati dan hidup
36 Manusia Serangga part 1
37 Manusia Serangga part 2
38 Manusia Serangga part 3
39 Manusia Serangga part 4
40 Manusia Serangga part 5
41 Manusia Serangga Part 6
42 Petualangan dimulai part 1
43 Petualangan dimulai part 2
44 Petualangan dimulai part 3
45 Petualangan dimulai part 4
46 Petualangan dimulai part 5
47 petualangan dimulai part 6
48 Petualangan dimulai part 7
49 Petualangan dimulai part 8
50 Petualangan dimulai part 9
51 Petualangan dimulai part 10
52 Petualangan dimulai part 11
53 Petualangan dimulai part 12
54 Petualangan dimulai part 13
55 Perjalanan ke Negeri Peri part 1
56 Perjalanan ke Negeri Peri part 2
57 Perjalanan ke Negeri Peri part 3
58 Perjalanan ke Negeri Peri part 4
59 Perjalanan ke Negeri Peri part 5
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Makhluk Misterius
2
Sampai Jumpa di Alam Liar
3
Mandi Uap Yang Menyenangkan
4
Keluarga Baru?
5
Ruangan Bawah Tanah
6
Kebahagiaan.......
7
..... Berakhir Sudah
8
Si Detektif Hebat ?
9
Penyiksaan
10
Kejadian yang terulang kembali
11
Mati dan Hidup
12
Makhluk Misterius part 1
13
Makhluk Misterius part 2
14
Makhluk Misterius part 3
15
Sampai Jumpa di Alam liar part 1
16
Sampai Jumpa di Alam Liar part 2
17
Rumah Baru part 1
18
Rumah Baru part 2
19
Rumah Baru part 3
20
Keluarga Baru part 1
21
Keluarga Baru part 2
22
Keluarga Baru part 3
23
Ruang Bawah Tanah part 1
24
Ruang Bawah Tanah part 2
25
Makan Bersama part 1
26
Makan Bersama part 2
27
Makan Bersama part 3
28
Makan bersama part 4
29
Kebahagiaan Berakhir part 1
30
Kebahagiaan Berakhir part 2
31
Kebahagiaan Berakhir part 3
32
Penyisaksaan part 1
33
Penyiksaan part 2
34
Kejadian yang terulang kembali
35
Mati dan hidup
36
Manusia Serangga part 1
37
Manusia Serangga part 2
38
Manusia Serangga part 3
39
Manusia Serangga part 4
40
Manusia Serangga part 5
41
Manusia Serangga Part 6
42
Petualangan dimulai part 1
43
Petualangan dimulai part 2
44
Petualangan dimulai part 3
45
Petualangan dimulai part 4
46
Petualangan dimulai part 5
47
petualangan dimulai part 6
48
Petualangan dimulai part 7
49
Petualangan dimulai part 8
50
Petualangan dimulai part 9
51
Petualangan dimulai part 10
52
Petualangan dimulai part 11
53
Petualangan dimulai part 12
54
Petualangan dimulai part 13
55
Perjalanan ke Negeri Peri part 1
56
Perjalanan ke Negeri Peri part 2
57
Perjalanan ke Negeri Peri part 3
58
Perjalanan ke Negeri Peri part 4
59
Perjalanan ke Negeri Peri part 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!