Mencari Pecahan Pohon Suci
Prolog
Dulu dunia ini terdapat banyak sekali ras dan bangsa, tapi semuanya terbantai ketika perang besar yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu apa penyebab perang itu atau bagaimana berakhir nya, tapi yang jelas, ras dan bangsa yang tersisa hanyalah, Manusia,Peri,Duyung, Raksasa, Penyihir, dan juga Iblis.
Masih banyak misteri didunia ini yang masih belum terkuak. Bahkan waktu telah berlalu 2000 tahun lamanya dan misteri itu masih terbungkus rapi di dalam kegelapan. Harus ada yang membukanya dan yang harus melakukan nya adalah aku. Rakka sang petualang. Sembari mencari pecahan pohon, aku akan menguak misteri dunia ini sampai akarnya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Di Negeri manusia, di pedalaman hutan yang rindang. berdirilah kerajaan yang megah dan cantik. Kerajaan itu bernama Kerajaan Daman.
Kerajaan ini sangatlah unik. Dia memiliki sistem yang berbeda di banding kerajaan lain di negeri manusia.
Kerajaan ini tidak memiliki prajurit sama sekali. Raja dari kerajaan itu sengaja melakukan itu karena dia tidak suka peperangan.
Tapi walaupun kerajaan itu tidak memiliki prajurit, kerajaan itu tidak pernah di serang oleh siapapun. Dan itu karena kerajaan itu memiliki sebuah barier yang sangat kokoh dan tidak bisa tidak ditembus walaupun ada hujan meteor. Begitulah kata mereka(para petinggi kerajaan).
Barier itu dibuat oleh sihir, tapi mereka tidak meminta bantuan para penyihir. Mereka membuat barier itu dengan menggunakan sebuah alat sihir ciptaan manusia.
Alat sihir adalah sebuah alat yang dibuat manusia agar manusia bisa menggunakan sihir layaknya penyihir. Alat sihir itu baru ditemukan 5 tahun lalu oleh seorang manusia jenius dari kerajaan Daman.
Dulu alat sihir pertama hanya bisa mengeluarkan air saja, tapi sekarang alat sihir sudah menjadi lebih canggih dan bisa mengeluarkan beberapa elemental. Walaupun kekuatan masih sangat jauh dari penyihir, tapi setidaknya itu bisa membuat manusia tidak jadi makhluk yang lemah lagi.
Kehidupan di kerajaan itu sangat damai dan aman. Walaupun tidak ada prajurit yang mengatur keamanan. Kadang-kadang emang ada pencuri atau penculikan, tapi semua itu bisa teratasi karena ada monster hunter di kerajaan itu.
Monster hunter adalah salah satu pekerjaan di dunia ini. Tugas mereka adalah memburu monster di sekitar kerajaan. Dan hasil buruannya biasanya diberikan ke serikat perdagangan untuk dijual.
Setiap monster memiliki harga jual yang berbeda-beda tergantung tingkat kesulitannya. Walaupun tugas mereka memburu monster, tapi terkadang mereka juga membantu keamanan di dalam kerajaan.
Selain monster hunter ada juga petualang yang terkadang membantu menjaga ketertiban. Para petualang dan monster sangat berbeda. Kalau monster hunter tugasnya memburu monster, tapi kalau petualang biasanya meneliti monster baru, tapi sebenarnya tak hanya meneliti monster, tapi ada banyak tugas mereka, dari meniliti batuan baru, reruntuhan yang baru ditemukan, tempat tempat baru dan lain lain.
Pokoknya tugas petualang itu adalah mencari sesuatu yang baru didunia ini. Jadi kebanyakan mereka ini sering berpindah ke satu tempat ke tempat lain. Mereka tidak punya, rumah mereka ya...alam liar.
Dan sebenarnya itulah yang seru dari menjadi petualang. Kita akan menjadi yang pertama kali menemukan sesuatu yang baru didunia ini. Dan kita akan terkenal dimana-mana ketika kita menemukan yang sangat langka dan juga baru seperti orang tua angkat ku yang berhasil menemukan sebuah pedang legendaris bernama Adamas yang konon tidak bisa patah.
Mereka sangatlah hebat. Mereka adalah petarung yang kuat dan juga pintar. Aku sangat mengagumi mereka sejak kecil dan sebenarnya karena merekalah aku jadi ingin menjadi petualang. Tapi sayangnya aku tidak seperti mereka yang kuat dan juga pintar.
********
Di salah satu rumah yang biasa saja. Terdengar suara yang sangat menggangu, tapi walaupun begitu, para tetangga tidak mempedulikan suara itu dan malah mendekat ke suara itu.
Suara itu tidak lain adalah suara adu pedang antara aku dan ayah angkat ku. Tentu saja kami tidak menggunakan pedang asli kami hanya menggunakan pedang kayu saja.
Kami bertarung dengan sengit, tapi sebenarnya tidak begitu. Sejujurnya ayahku sedang menahan diri saat ini. Sedangkan aku berjuang habis-habisan melawannya.
Tetangga yang melihat kami bersorak menyemangati ayahku. Yah emang rasanya aneh. Kita ini sedang latihan, tapi entah kenapa rasanya kami seperti sedang duel yang mempertaruhkan nyawa kami.
Sebenarnya aku agak gugup ketika dilihat begitu, apalagi yang menonton para wanita-wanita muda yang cantik.
"Ayolah Rakka. Lebih serius lagi." Kata ayahku yang mengayunkan pedang nya dengan santai.
Dia adalah ayah angkatku. Namanya Kris. Dia pria berusia 30 tahunan dengan tubuh tinggi, besar dan berotot. Dia memiliki rambut yang panjang sebahunya, berwarna hitam , Dan juga memiliki jenggot dan kumis yang tidak terlalu tebal. Sesungguhnya dia adalah pria idaman semua wanita.
"Kalau begitu bagaimana kalau ayah serius juga, nanti aku juga akan serius." Kataku bercanda.
Aku sebenarnya tidak jauh dari ayahku, yang membedakan hanyalah aku tidak tinggi, besar dan berotot seperti ayahku. Aku juga tidak berkumis dan berjenggot sepertinya, tapi aku memiliki rambut yang panjang seperti ayahku. Sebenarnya aku bukannya ingin meniru penampilan ayahku, tapi karena aku malas saja memotong rambutku.
"Hoho..begitu ya. Oke...kalau begitu. Siap-siap ya."
Ayahku memasang kuda-kudanya dan siap melesat kearahku.
"Eh..tunggu, aku cuma..." Belum selesai bicara, ayahku sudah berada di depan dan siap melancarkan serangannya. Aku yang panik cuma asal memegang pedangku di samping untuk menahan serangan ayahku.
Tapi karena Aku tidak memasang kuda-kuda. Aku pun terhempas jauh karena serangan ayahku. Bahkan pedang kayu yang seharusnya menahan serangannya malah patah. Yang pada akhirnya serangannya tetap mengenaiku dan itu sangat sakit.
"Aduh duh duh duh. Sakit tahu ayah!"
"Lho bukannya tadi kamu bilang aku harus serius. Ya jadinya aku serius lah."
"Ya tapi aku kan cuma bercanda.."
Ditengah pertikaian kami. Ada seorang wanita yang keluar dari rumah sambil membawa sebuah sarapan. Dia adalah ibu angkatku.
"Sudahlah kalian berdua. Lebih baik kalian kesini dan segera makan sarapan kalian." ibu angkatku duduk sambil meletakkan sarapan di teras rumah
Ibuku sangatlah cantik. Dia bernama Sarah. Dia memiliki kulit putih bersih, tapi ada juga bekas luka ditubuhnya, ya... walaupun tidak terlalu kelihatan sih. Sebagai seorang wanita, dia memiliki badan yang sangat bagus. Pria manapun yang melihat nya pasti tergoda. Rambut ibuku panjang sepunggung dan juga berwarna hitam pekat.
Melihat ibuku memanggil, kami pun segera menghampiri nya. Ayahku membantuku bangun dan kami pun berjalan bersama ke teras rumah.
Kami duduk bersama di teras rumah sambil menyantap roti panggang dengan selai stroberi buatan ibu.
Para tetangga yang melihat pertarungan kami tadi. Sudah pergi setelah ibuku keluar tadi.
"Jadi bagaimana latihannya, apakah ada kemajuan?" Tanya ibu.
"Umm..." Aku ingin menjawab tapi ada keraguan dalam diriku.
"Tidak ada, dia sama seperti dulu." Ayahku menjawabnya dengan gampang nya.
Ibuku terlihat kecewa ketika mendengar itu. Yah itu sudah wajar, aku sudah berlatih selama 3 tahun tapi tidak ada perubahan signifikan pada diriku.
Sebenarnya orang tuaku sudah menggunakan berbagai cara agar aku tambah kuat, tapi hasilnya tetap saja nihil. Aku tidak bisa menguasai yang diajarkan mereka, yang benar-benar ku kuasai hanyalah membuat jebakan. Dan itu sebenarnya tidak terlalu berguna ketika melawan lawan yang tiba-tiba muncul.
"Hah..tidak apa-apa Rakka. Kita berangkat nya masih Minggu depan kok. Kau masih ada kesempatan 1 Minggu lagi."
Ibuku itu sangat baik. Dia bakal terus menyemangati ku walaupun aku terus gagal.
"Benar kata ibumu. Jadi besok kita akan lakukan latihan terakhir sekaligus latihan terberat dalam hidupmu. Jadi bersiaplah."
Aku menelan roti yang ada di mulutku dan berkata.
"Aku punya perasaan buruk ini."
******
Keesokan harinya.
Biasanya aku itu bangun setelah matahari terbit, tapi kali ini aku disuruh bangun pagi karena aku dan ayahku akan Melakukan perjalanan yang cukup jauh.
Aku tidak diberi tahu latihan apa yang akan aku lakukan, tapi yang jelas aku merasa nyawaku akan terancam kali ini.
Ayahku mengajakku keluar kerajaan, anehnya diatidak membawa senjatanya seperti biasanya dan hanya aku saja yang membawa senjataku.
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami sampai di sebuah hutan belantara yang sangat lebat, sampai membuat cahaya matahari tidak bisa tembus kedalamnya.
Aura di hutan itu sangat mengerikan, bahkan disana aku tidak bisa melihat hewan satupun. Tidak ada kicauan burung, tapi ada suara aneh yang terus bersuara yang membuat suasana di hutan itu menjadi mengerikan.
"Umm...kita tidak akan masuk kehutan itu kan."
"Tentu tidak..."
"Syukurlah kukira..."
Ayahku mendorong ku ke hutan itu dengan keras sampai membuat ku terjatuh.
"Tapi hanya kau yang masuk kesana."
"Aduh...kenapa harus di dorong sih, kan bisa gunakan cara baik-baik." Aku lekas bangun sambil menepuk bokongku yang kotor.
Aku ingin keluar dari hutan itu, tapi entah kenapa ada semacam penghalang tidak terlihat yang memisahkan hutan yang mengerikan itu dengan hutan biasa.
"Eh...? Jangan bilang kalau..."
"Benar..inilah latihan terakhir mu. Yang harus kau lakukan itu gampang. Kau cuma harus bertahan hidup di hutan ini selama tiga hari saja. Dan kalau berhasil, kau boleh ikut kami berpetualang."
"Bertahan hidup? Gak mungkin aku bisa bertahan hidup di hutan ini, apalagi disini tidak ada hewan sama sekali, nanti bagaimana aku makannya."
"Kata siapa gak ada hewan. Tuh dibelakang mu ada 1 kelinci."
Aku melihat kebelakang dan memang ada 1 kelinci disitu, tapi kemudian kelinci itu dimakan oleh ular raksasa. Kami terdiam sejenak melihat kelinci itu dimakan bulat bulat oleh ular itu. Kemudian aku menatap ayah kembali sambil memasang muka cemas.
"Err... sebenarnya ular juga bisa dimakan kalau kau bisa memasaknya dengan benar."
Aku menatap datar ke ayahku, seakan memberitahu kalau itu tidak mungkin.
"Argh...baiklah."
Ayahku mengeluarkan daging rusa, tapi hanya sepotong saja.
"Ini... kuberikan satu daging rusa, dan sisanya kau lakukan sendiri oke."
Ayahku melemparkan nya dan ternyata daging itu bisa tembus dinding tidak terlihat itu. Aku menangkapnya dan aku sangat senang bisa mendapatkan daging rusa.
"Oke baiklah. Terima kasih ayah."
"Iya ya. Kalau begitu ayah pulang duluan ya." Ayahku berjalan pulang.
"Baik. Hati-hati dijalan ya."
Ayahku tidak menjawab dan tidak berbalik, dia hanya melambaikan tangannya ke arahku.
"Baiklah kalau aku berhasil bertahan hidup disini, aku bisa ikut berpetualang."
Aku pun berjalan lebih dalam kehutan itu dengan rasa percaya diri. Aku pikir, aku bisa melewati latihan ini dengan mudah, karena aku hanya perlu bersembunyi saja sampai lusa, tapi ternyata tidak. Di hutan ini kalau kau bersembunyi, maka kau mati dan kalau kau tidak bersembunyi maka kau juga akan mati.
Di hutan ini ternyata banyak sekali monster yang memiliki penciuman yang tajam dan juga pendengaran yang tajam, jadi kalau kau sembunyi pasti bakal ketemu. Dan satu satunya yang bisa kau lakukan disini hanyalah terus bertarung sampai tidak ada monster disekitar mu.
Selama di dalam hutan aku tidak sempat memasak, karena setiap aku menyalakan api, pasti selalu muncul monster satu-persatu. Dan itu membuatku kesulitan memasak.
Sejujurnya aku sangat kesulitan melawan monster-monster disini. Mereka sangatlah kuat, bahkan ada salah satu monster yang kuat sekali sampai membuatku penuh luka dan aku harus kabur darinya.
Aku pikir, aku tidak bakal bisa melewati latihan ini. Aku sudah penuh luka, belum makan sama sekali, bahkan tenggorokan sudah sangat kering, karena aku tidak bisa menemukan air yang bersih yang bisa kuminum. Saat aku menemukan air bersih, pasti air itu sudah dijaga oleh gerombolan monster dan itu membuatku tidak bisa meminum nya.
Disaat hari sudah malam aku mencoba beristirahat disembarang tempat, aku sudah sangat capek dan ingin menutup mataku, tapi kemudian di kegelapan malam muncul monster yang menyerangku dan itu membuatku kehilangan satu tangan ku. Tidak sepenuhnya hilang sih aku berhasil membunuh monster itu, dan berhasil mengambil kembali tanganku.
Aku menghentikan pendarahanku dengan memakan semacam tumbuhan herbal, dan juga mengikatnya dibagian yang terpotong agar aku tidak kehabisan banyak darah dan mati.
Untungnya dulu ibuku pernah mengajariku tentang tumbuh-tumbuhan herbal dan juga cara mengatasi pendarahan. Jadi untuk sekarang aku bisa selamat. Semoga saja...
Keesokan harinya.
Ayahku kembali ke hutan mengerikan itu untuk memeriksa keadaan anaknya. Dia berjalan santai, karena dia pikir anaknya pasti bisa mengatasi latihan ini, tapi setelah dia berada di depan hutan mengerikan itu. Dia sangat terkejut melihat kondisiku yang kritis.
Dia melihat aku yang sedang terbaring dengan memeluk tanganku yang sudah buntung. Kantung mataku menghitam karena aku tidak tidur sama sekali, bahkan sekarang ini mataku masih melotot terus. Bibirku membiru karena kedinginan, sebenarnya aku kedinginan bukan hanya karena angin malam, tapi juga karena tanaman herbal yang kumakan semalam, efek dari tanaman herbal itu bisa membuat tubuhmu kedinginan. Dan itu juga membuat darah ku membeku yang membuatku selamat kemarin malam.
"Astaga! Kau tidak apa apa nak." Ayahku segera memelukku yang sedang dalam kondisi kritis
Aku melihat ke arah ayahku dengan perlahan. Ketika melihatnya, ada air yang keluar dari mataku. Entah itu karena aku bersyukur masih bisa bertemu ayahku atau karena aku menyesal tidak bisa menyelesaikan latihannya. Aku tidak tahu itu, tapi yang jelas saat itu aku tidak bisa membendung air mataku. Aku hanya menangis dan terus menangis di pelukan ayahku tanpa berkata apa-apa.
Ayahku yang melihatku begitu pun merasa bersalah karena telah memberikan latihan yang cukup berat. Dia pun memelukku dengan kuat dan berkata.
"Tidak apa-apa nak. Tidak apa-apa. Ayo kita pulang."
Ayahku membopong ku dan kemudian berjalan kembali ke rumah. Dan saat itu lah aku akhirnya bisa tertidur nyenyak.
Setelah beberapa jam berjalan kami akhirnya berhasil kembali ke rumah. Ibuku tentu saja terkejut melihat kondisiku yang begitu parah.
Saat itu ibuku sedang memasak, tapi ketika melihatku.dia Langsung mematikan api untuk memasak dan langsung mengambil beberapa obat sihir di kamarnya.
Itu adalah obat sihir yang ibu beli dulu ketika masih berpetualang bersama ayahku. Isian dari obat sihir itu adalah campuran berbagai tanaman herbal dan tentu saja semua campuran itu di beri sihir agar kekuatan penyembuhan nya bertambah kuat dan juga lebih cepat.
Ibuku menyuruh ayahku untuk menempatkan ku di meja makan. Disana masih piring makan, karena sejujurnya sebentar lagi sudah waktunya sarapan, tapi kemudian ibuku menyingkirkan piring piring itu sampai membuat piring itu pecah karena terlempar ke tanah cukup keras.
Aku pun diletakkan di meja makan. Saat itu aku masih tidur, atau mungkin bisa dibilang pingsan. Ibuku memeriksa tubuhku apakah masih ada luka yang parah selain tanganku yang putus dan untungnya tidak ada. Setelah itu dia mengambil jarum dan benang untuk menjahit tanganku yang putus. Tentu saja itu bukan jarum dan benang biasa. Semua itu adalah alat sihir.
Sebelum menjahit tanganku ibuku merapalkan semacam mantra dan jarum dan benang yang dipegang ibuku bersinar. Setelah itu dia pun segera menjahit tanganku agar kembali menyatu.
Ibuku sangat lihat menjahit tanganku. Dia sangat teliti dan sangat rapi menjahit tanganku. Sebenarnya sebelum menjadi petualang. Dulunya ibuku adalah seorang dokter, tapi setelah mengenal ayahku dan menikahinya, dia pun mengikuti jejak ayahku dan menjadi seorang petualang juga.
Beberapa jam telah berlalu, dan akhirnya operasi telah selesai. Setelah berhasil menyatukan tanganku kembali. Ibuku memberiku sebuah minuman. Itu adalah sebuah obat sihir. Dari warnanya yang merah cerah. Itu sepertinya obat sihir tingkat tinggi.
Obat sihir juga ada tingkatannya. Dan cara membedakan nya adalah dari warnanya. Kalau obat sihir dengan tingkat rendah, biasanya warna obat itu adalah hitam. Sedangkan yang tertinggi adalah obat dengan warna merah cerah seperti obat yang diberikan padaku.
Khasiat dari obat tingkat tinggi tentu saja sangat berbeda dengan obat tingkat rendah. Obat sihir tingkat tinggi biasanya memiliki efek penyembuhan yang kuat dan juga sangat cepat. Obat ini bisa menyembuhkan luka yang parah seperti tangan putus hanya dengan waktu beberapa jam saja. Tentu saja obat ini sangat langka dan mahal. Biasanya obat ini hanya di berikan kepada orang -orang yang terluka sangat parah seperti aku.
Setelah beberapa jam ibuku merasa tegang, akhirnya dia bisa menghembuskan nafas lega karena sejujurnya dia sudah lama sekali tidak melakukan operasi begini.
Ayahku yang dari tadi di samping ibuku, melihat ku dioperasi merasa bingung, apakah sudah selesai atau belum. Dari tadi dia tidak melakukan apa-apa. Dia hanya melihat tanpa tahu apa yang sedang dilakukan istrinya.
"Umm...sudah selesai ini. Bagaimana kondisi Rakka?"
Ibuku mengelap keringat di dahinya dengan tangannya dan berkata.
"Tidak apa-apa. Aku sudah mengecek dia tidak terkena racun atau penyakit apapun yang bisa membahayakan nyawanya. Dan kalau tangan nya, seharusnya dia akan menyatu lagi dalam beberapa jam."
"Hah... syukurlah, kukira kita akan kehilangan dia."
Ayahku menghela nafas lega.
"Omong-omong, kenapa dia bisa jadi begini?"
"Aku juga tidak tahu. Aku cuma membawanya ke lembah di dekat sini untuk latihan bertahan hidup, tapi ketika aku ingin menengoknya. Dia sudah jadi begini."
"Lembah dekat sini? Maksudmu lembah Borh."
"Nah itu. Aku sengaja memilih lembah itu karena kebanyakan monster disana hanyalah Makupa. Dan seharusnya dia tidak apa apa karena monster itu lemah."
Makupa adalah makhluk seperti harimau, tapi memiliki kuping panjang dan juga memiliki bulu putih yang lebat disekitar lehernya, pergelangan kakinya dan juga ujung ekornya. Kalau berdasarkan level bahayanya, Makupa adalah monster dengan tingkat bahaya yang rendah. Dia lebih kuat dari slime, tapi lebih lemah dari Goblin. Monster itu lemah karena ukuran nya yang kecil. Hanya sebesar anjing saja.
"Hmm..kau benar, tapi yang kubingungkan, kenapa tangan nya bisa sampai putus. Yang kutahu, Makupa tidak bakal bisa melakukan hal ini."
"Kalau dipikir-pikir benar juga. Apakah ada makhluk lain yang kuat di lembah itu ya. Kalau iya bisa bahaya ini. Sebaiknya aku beri tahu para monster hunter untuk memeriksa lembah itu dulu. Kalau tidak, mungkin para monster hunter pemula yang biasanya pergi kesitu bakal menjadi korban selanjutnya."
Ayahku pun lekas pergi tanpa berpamitan pada ibuku.
"Eh..tunggu dulu.." ibuku ingin memberhentikan ayahku, tapi sayangnya dia sudah pergi dahulu.
"Malah sudah pergi, padahal aku mau suruh dia beli piring yang baru. Hah ya sudahlah, nanti saja kusuruh lagi."
Setelah itu ibuku pun membereskan piring-piring pecah yang berserakan di lantai.Selesai membereskan piring, dia beristirahat dan tidak melanjutkan masaknya karena pasti tidak akan ada yang makan, dan lagipula dia sudah sangat capek.
Hari sudah sore, tapi aku tak kunjung bangun, bahkan ayahku juga tak kunjung kembali. Lalu tak lama kemudian Ayahku akhirnya kembali, tapi dia kembali membawa sebuah gelang.
Gelang itu terlihat biasa saja. tidak ada hiasan, tidak ada motif, dia hanya polos saja. Warna gelang itu berwarna hitam pekat, berkilau layaknya sebuah emas tapi berwarna hitam. Ibuku yang penasaran dengan yang dibawa ayahku pun bertanya.
"Dari mana saja kamu? Dan gelang apa yang kau bawa itu?"
"Aku tadi ikut para monster hunter untuk memeriksa lembah Borh, dan disanalah aku menemukan gelang ini. Mungkin ini punya seseorang yang jatuh, atau mungkin punya orang yang sudah mati. Jadi daripada jadi fosil lebih baik aku bawa saja."
"Kau tadi ke lembah Borh, jadi ada apa disana? Apa ada monster yang kuat?"
"Kami sudah berjam-jam berkeliling lembah itu dan tidak menemukan monster yang kuat, disana ya cuma ada Makupa. Tapi ada satu hal yang bagiku agak janggal, yaitu kami menemukan cakar yang cukup besar dan itu tidak mungkin karena Makupa."
"Cakar besar?"
"Iya, lebar cakar itu sebesar 1 meteran."
"Itu besar sekali, apa jangan-jangan itu adalah monster yang menyerang Rakka kemarin."
"Aku tidak tahu pasti, tapi yang jelas kalau monster ini tidak segera ditemukan, bakal bisa membahayakan banyak orang."
"Semoga saja tidak ada korban untuk kedepannya.Pokoknya untuk sekarang kita harus merawat anak kita dulu oke."
"Ya kau benar."
Lalu di lembah Borh ada seekor rusa yang sedang memakan rumput yang segar di sana. Dia terlihat santai karena dia pikir di situ aman dari monster.lalu tiba-tiba, tanpa peringatan ada yang menyambar rusa itu sampai membuat tubuh rusa itu menghilang dan hanya menyisakan kepalanya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
anggita
kerajaan Daman..
2023-02-09
0