Selesai berbicara berdua dengan papahnya Kimi lalu meminta berbicara berdua saja dengan Lexi.
Dan saat ini mereka hanya berdua di kamar ini.
Kimi duduk berhadapan dengan Lexi di sofa kamar tersebut.
"Boleh aku mengajukan syarat sebelum pernikahan?"tanya Kimi serius.
"Ya silahkan"Lexi menjawab santai.
"Aku tetap ingin sekolah setidaknya aku bisa menyelesaikan SMA meski kita menikah nanti,dan bisakah anda tidak menyentuh ku sampai aku lulus sekolah?aku tidak mau hamil disaat aku masih sekolah dan akhirnya aku harus berhenti karena mengandung"ucapnya.
"Kau bisa home schooling bila kau hamil"ucap Lexi santai.
"Tapi aku tidak mau home schooling om aku ingin tetap bertemu dan bermain dengan kawan-kawan ku dengan para sahabat ku,melewati keseruan saat remaja"ucapnya sewot.
"Tunggu-tunggu kau panggil aku apa tadi?Om?"tanya Lexi.
"Iya Om bukan kah anda sudah Om-om atau anda ingin saya panggil paman?atau Uncle?"tanyanya polos.
"Stop tidak jangan panggil aku seperti itu apa aku setua itu di mata mu?"gerutu Lexi.
"Iya"jawaban yang polos jujur tapi sungguh menyakitkan bagi Lexi.
Dia benar-benar di buat pusing oleh gadis remaja di hadapannya ini.
"Berapa usia mu?"tanya Lexi akhirnya.
"Bulan depan 17 tahun"ucapnya polos.
Lexi memijat dahinya sungguh dia menyadari mengapa gadis ini menyebutnya dengan seperti itu,karena usianya saja belum genap 17tahun saat dirinya akan di nikahi.
"Baikalah aku menyetujui syarat mu,kau tetap bisa bersekolah,bertemu dengan teman-teman mu tapi kau juga harus menemani ibu ku saat di rumah,di saat aku sibuk bekerja di luaran sana mengerti?"peringat Lexi.
Dan Kimi hanya mengangguk.
"Dan satu lagi jangan panggil aku dengan apa yang kau sebutkan tadi"satu sayat dari Lexi.
"Lalu aku harus panggil anda apa?"tanyanya polos.
"Terserah asal jangan yang kau sebutkan itu"ucap Lexi.
"Oia siapa nama mu?"Tanya Lexi yang belum mengetahui nama calon istrinya ini.
"Kimberly dan semua orang memanggil ku Kimi"jawab Kimi dengan senyum manis.
Padahal tadi dia sangat histeris dan menangis kencang,dan saat ini dia bisa tersnyum semanis itu.
Batin Lexi.
"Kalau om siapa namanya?"tanya Kimi polos.
"Ck sudah ku bilang jangan panggil aku om..."keluh Lexi.
"Terus aku harus panggil apa dong?"tanyanya polos.
"Panggil aku kakak,kak Lexi"ucap Lexi santai.
"Jadi nama anda Lexi?nama yang keren hihi"Kimi cekikikan.
Lexi tersipu melihat senyuman calon istrinya ini,entah kenapa gadis kecil ini sangat berbeda dengan para wanita yang selalu di temuninya,bahkan sepertinya kelakuan dan tingkahnya melebihi kedua sahabat wanitanya yaitu Mentari dan Reka,mereka berdua juga brutal tapi sepertinya gadis yang di depannya ini lebih brutal dari mereka berdua.
Tapi entah kenapa Lexi malah sepertinya tertarik dengan kepribadiannya.
"Siapakan diri mu untuk pernikahan kita besok,aku tinggal kau dulu disini karena masih ada pekerjaan"Lexi berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Kimi sendirian di kamar tersbut.
Kimi melamun di kamar Lexi dirinya tak menyangka kalau akan segera menikah dan lebih tidak percaya lagi calon suaminya adalah pria dewasa yang sudah mapan.
Kimi berjalan ke arah ranjang dia mengambil tasnya yang ada disana dan mengeluarkan buku gambarnya dia menggambar disana.
Salah satu hobinya yaitu menggambar dan dia sangat ahli membuat gambar,setiap perasaannya selalu dia lukiskan dalam coretan dalam bukunya.
Dan saat ini dia menggambar seorang pengantin wanita dengan wajah sedih dan air mata.
Kehidupannya akan berubah mulai besok,dia akan menjadi seorang istri besok,seorang istri dari seorang pria dewasa yang baru pertama kali dia temui hari ini.
...🦋🦋🦋...
Malam pun tiba Lexi kembali ke kamarnya setelah seharian ini lelah bekerja dan bolak-balik kerumah sakit melihat keadaan ibunya.
Tadi saat dia kembali ke rumah sakit ibunya sudah bisa di pindahkan keruang rawat esok hari jadi dia bisa menikah di depan ibunya besok di ruang rawat rumah sakit.
Lexi mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan kamarnya karena tidak mendapati calon istrinya disana,dan matanya terhenti saat meihat tubuh kecil itu berbaring di sofa sambil memeluk sebuah buku.
Lexi menghampirinya mendekat dan mengambil buku dalam dekapan gadis itu,di lihatnya sebuah gambar pengantin wanita sedang menangis.
Lexi tersenyum saat melihat gambar tersebut.
"Dia masih sedih rupanya"gumamnya.
Lexi lalu mengangkat tubuh Kimi dan memindahkannya ke kasur menyelimuti tubuh gadis itu yang masih mengenakan seragam sekolah bahkan dia pun melepaskan sepatu yang masih di kenakan Kimi sejak tadi.
Lexi tak tega membangunkan gadis itu untuk mengganti pakaiannya,mengingat kejadian hari ini sangat membuatnya bersedih,gadis mana yang tidak sedih mengetahui papahnya menjualnya untuk di jadikan istri orang lain sementara dirinya masih ingin berpetualang bersama teman-teman seusianya.
Lexi pun masuk ke kamar mandi untuk mebersihkan dirinya,dirinya pun tak menyangka akan menikah besok dengan seorang anak remaja yang usianya terpaut 18 tahun darinya,bahkan usianya baru menginjak 17 tahun bulan depan.
Lexi tersenyum di bawah shower saat mengingat betapa mudanya calon istrinya ini.
Apa kata mereka bila tahu aku menikahi gadis remaja ini,mereka pasti sangat terkejut bila mendengar berita ini,ck...tidak-tidak aku tidak perlu memberitahu kedua orang itu yang ada mereka bisa menceramahi ku sebulan penuh.
Batinnya saat mengingat kedua sahabat kecilnya itu.
Sepuluh tahun sudah mereka berpisah,bahkan anak-anak mereka pasti sudah tumbuh besar sekarang,begitulah fikirannya.
Acara mandi pun selesai Lexi pun berganti pakaian dan tidur di sofa dia tidak mungkin tidur satu ranjang dengan anak gadis itu,karena meski dia tidak tertarik mejalin hubungan dengan wanita,Lexi tetaplah pria normal yang bisa bangunlah jiwanya bangunlah raganya bila bersentuhan langsung dengan wanita,apa lagi dengan status yang jelas saat ini yaitu gadis itu adalah calon istrinya.
Meski sebelumnya Lexi sering di goda dengan wanita namun dia sama sekali tidak tertarik untuk menghabiskan waktu bersama mereka karena,dia benar-benar tidak ingin terikat dengan wanita-wanita yang seperti itu.
Meski tak semua wanita yang mendekatinya nakal,ada juga yang berhati lembut sopan dan pandai namun tetap saja dia tidak tertarik,hingga akhirnya dia terpaksa menikahi anak remaja ini karena tuntutan orang tuanya.
Lexi tersenyum mengingat bagaimana kisah pernikahannya ini kedepannya mengingat sang calon istri masih ingin sekolah dan tidak ingin hamil dulu.
Beginikah takdir pernikahan ku?hehehe.
Batinnya sebelum dia memejamkan matanya untuk tertidur di bawah selimut tebal itu.
...🦋🦋🦋🦋🦋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments