Lexi melangkah cepat saat mobilnya tiba di depan rumah sakit,dia sudah tak sabar ingin melihat keadaan ibunya.
Di depan ruang ICU ketiga adiknya masih berjajar di bangku penunggu saat melihat kedatangan kakak tertua mereka,mereka bertiga pun langsung berdiri dari duduknya.
"Bagaimana ibu?"tanya Lexi cemas.
"Ibu sudah sadar namun masih belum bisa di pindahkan ke ruang rawat karena masih dalam pengawasan dokter kak,bila malam ini ibu banyak perkembangan dokter akan memindahkannya ke ruang rawat"ucap Daniel.
Lexi mengagguk mengerti penjelasan adiknya.
"Apa kakak boleh masuk?"tanya Lexi kepada ketiga adiknya.
"Masuklah kak ibu menanyakan kakak saat dirinya terbangun tadi"ucap Niko.
Lexi pun tersenyum dan langsung masuk ke dalam ruangan ICU itu,Lexi berjalan ke arah bangsal ibunya,ibunya menoleh lemas manatap anak tertuanya dan tersenyum.
"Lexi..."ucapnya lemas dia mengangkat kedua tangannya mengisyaratkan ingin memeluk tubuh anaknya itu.
Lexi mendekat dan memeluk tubuh ibunya yang masih terbaring lemas.
"Kemana saja kau ini?sepuluh tahun tak pernah pulang apa kau tidak merindukan ibu mu ini hem?"
Lexi menatap sendu wajah ibunya.
"Lexi rindu ibu selalu rindu..."Lexi membelai wajah wanita tua itu dengan lembut.
"Maafkan Lexi karena tak pernah pulang tapi kali ini Lexi janji Lexi tidak akan pergi jauh lagi dan akan selalu menjaga dan merawat ibu"janjinya.
"Lexi...boleh ibu minta sesuatu dari mu nak?"tanya ibu masih dengan nada lemas.
"Apa yang ibu inginkan?"tanya Lexi dengan semangat namun dengan nada setengah berbisik.
"Ibu ingin melihat kau menikah nak sebelum ibu pergi meninggalkan dunia ini"ucap ibu masih dengan nada lemas.
Deg...
Wajah Lexi langsung berubah bingung pasalnya bagaimana dia mau menikah pacar saja dia tidak punya jangankan pacar wanita yang dia sukai saja tidak ada.
Lexi lalu menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.
"Kenapa wajahnya seperti itu nak?"tanya ibu lagi.
"Lexi...usia mu sudah 35tahun nak apa kamu tidak ingin menikah dan mempunyai keturunan seperti teman-teman mu?"
Lexi masih tidak bisa menjawab pertanyaan ibunya dia masih terdiam.
Saat Lexi terdiam tiba-tiba dada ibunya terasa sesak sehingga beliau sulit bernafas Lexi panik dan segera memanggil dokter dan perawat yang berjaga disana.
Dokter langsung memeriksa kondisi ibu,tapi ibu menolak di periksa dan di tangani,dia hanya menginginkan Lexi menuruti permintaannya.
"Bu...ibu di periksa dokter dulu ya..."bujuk Lexi.
Ibu menggeleng.
"Tidak perlu heeeehhhh lebih baik ibu mati sekarang karena heeehhhhh kau tidak sanggup menuruti kemauan ibu heeeeehhhh"ibu berbicara tersengal-sengal.
"Tuan sebaiknya anda turuti saja kemauan ibu anda kondisinya sungguh sangat kritis"ucap dokter meyakinkan Lexi.
"Baik bu Lexi akan menikah"dengan terpaksa dia menyetujui permintaan ibunya.
"Be..sok...hhheeehhhh ibu ingin kau menikah besok"pinta ibu.
Duar...
Bagaikan bom yang di lempar ke wajahnya begitu terkejutnya dirinya mendengar permintaan ibunya yang sedang sekarat ini.
"Turuti saja Tuan..."ucap dokter.
"Baik bu...Lexi akan menikah besok pagi di hadapan ibu"Lexi mengiyakan saja permintaan ibunya,meski dia sendiri saat ini bingung mencari wanita yang mau di ajak menikah dengannya.
Setelah Lexi mengatakan hal itu ibu bersedia di periksa oleh dokter dan di tangani oleh dokter.
Lexi pun keluar dari ruangan ICU dengan wajah yang kebingungan.
"Bagaimana ibu kak?"tanya ketiga adiknya.
Lexi menceritakan kejadian di dalam ruangan ICU,menceritakan permintaan ibunya yang menginginkannya segera menikah dan itu diminta esok hari.
Ketiga adiknya menutup mulut mereka karena terkejut permintaan ibu yang sungguh sangat tiba-tiba dan dengan waktu yang sangat singkat.
"Apa kakak sudah punya calonnya?"tanya Daniel.
Lexi menggeleng pelan dia masih bingung.
"Ck...kira-kira siapa ya?"fikir Niko.
"Jangan banyak bicara bantu kakak berfikir"Lexi kesal.
Dan detik itu juga Rey menelponnya.
"Ada apa lagi Rey?"tanya Lexi kesal.
"Tuan...Tuan Glen nekat ingin bunuh diri di kantor ini tuan bila anda tetap menyita perusahaannya"ucap Rey terdengar panik.
Tring....
Lexi seolah menemukan titik terang atas masalahnya ini.
"Bawa gadis itu kerumah ku dan atur semuanya malam ini atur pernikahan ku dengannya besok"ucap Lexi tegas.
Ketiga adiknya hanya melongo mereka tidak percaya kakaknya bisa menemukan wanita secepat itu,walau memang tak dapat di pungkiri,tak akan ada yang dapat menolak pesona kakak tertua mereka ini.
"Kakak titip ibu,bila ibu menanyakan kakak katakan padanya kakak sedang menjemput calon menantunya"ucap Lexi penuh keyakinan.
...🦋🦋🦋...
Seorang gadis remaja dengan senyum ceria di wajahnya sedang berjalan bersama teman-temannya.
Saat sedang bersenda gurau tiba-tiba tangannya di tarik oleh dua orang pria bertubuh besar dengan memakai jas serba hitam.
Ketiga temannya yang berjalan bersamanya terlihat kebingungan bahkan mereka berusaha menolongnya dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Tapi mereka tak bisa menolong gadis itu karena kedua pria yang menyeret gadis itu mengeluarkan pistolnya dari balik jasnya.
"Hei...lepaskan aku siapa kalian"teriak gadis berambut coklat itu.
Tapi meski dia berteriak dan berontak kedua pria yang membawanya tak bergeming sama sekali.
Hingga pemberontakan itu pun terjadi gadis itu memberontak dia menggigit tangan salah satu dari pria besar itu dan menendang kelamin salah satunya hingga tangan mereka berdua pun melepaskan gadis itu.
Dan saat ada kesempatan gadis itu pun berhasil lari namun mereka tidak membiarkan gadis itu lari begitu saja,mereka langsung menggendong tubuh gadis itu seperti mengendong karung beras dan langsung membawanya masuk kedalam mobil.
Saat di dalam mobil gadis yang sangat energik itu terus berontak menendang dan memukul kedua pria itu hingga akhirnya mereka berhasil melumpuhkannya dengan membiusnya dengan obat bius yang di tuangkan kesebuah sapu tangan.
"Kimi...kimi..."teman-temannya meneriakan namanya saat Kimberly berhasil di bawa oleh dua orang pria yang tak di kenal.
Setelah berhasil melumpuhkan Kimberly kedua orang pria itu bernafas lega.
"Huft...gadis ini sangat merepotkan"ucap salah satunya.
"Iya dia sangat kuat"jawab yang satunya lagi.
Mobil yang membawa Kimberly tiba di sebuah rumah besar dan mewah tubuh Kimberly di bawa ke sebuah kamar,yang dimana Lexi sudah menunggu disana.
Lexi heran kenapa mereka membawa Kimberly dengan keadaan tidak sadar.
"Maaf tuan gadis kecil ini tadi memberontak terus dan sangat merepotkan kami,hingga kami terpakasa membiusnya"ucap salah satu diantara mereka.
"Kalian kerepotan hanya dengan seorang gadis kecil?"ucap Lexi tak percaya kedua anak buahanya yang gagah ini bisa kerepotan dengan seorang gadis kecil.
"Maaf tuan tapi gadis ini sangat kuat,wajah dan tubuh kami pun habis jadi sasaran empuk pukulan dan tendangannya"ucap mereka berdua.
Lexi memang melihat wajah kedua anak buahnya memar-memar di bagian wajah mereka dan dia tertawa melihat itu,setelah itu dia mengibaskan tangannya agar mereka berdua keluar dari dalam kamarnya.
Setelah mereka berdua keluar dari kamar Lexi,Lexi memperhatikan wajah polos gadis belia yang terlelap ini,dia tersenyum saat menatap wajah gadis belia ini,ini ketiga kalinya dia melihat wajah ini.pertama saat dirinya baru tiba dia melihatnya di halte bus karena supirnya hampir menabraknya,kedua di kantornya saat ayahnya memperlihatkan fotonya dan saat ini adalah ketiga kalinya dia melihatnya dengan ekspresi yang berbeda beda.
Apakah ini takdir?hari ini aku terus melihat wajah mu,dan kini kau berada di kamar ku untuk ku jadikan istri ku,oh astaga benarkah dia jodoh yang kau kirimkan untuk ku?.
Lexi membantin sendirian sambil menatap wajah gadis polos di hadapannya.
...🦋🦋🦋🦋🦋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments