Feng tak sadarkan diri selama dua hari. Pengangkatan resmi raja yuk akan di lakukan setelah Feng siuman. Tapi dia belum juga siuman.
Ratu yin khawatir sekali. Tapi lili meyakinkan kalau Feng baik-baik saja. Hanya lukanya cukup parah karena selama ini di diamkan saja.
Seperti biasa, lili membuat obat dan memberikan energi dari dia. Aura hijau pengobatannya. Ratu yin dan raja yuk juga ikut memberikan aura dan energi mereka kepada Feng yang masing terbaring belum sadarkan diri di ranjangnya.
Sampai akhirnya tangannya bergerak. Jarinya menunjukkan pergerakan.
"yang mulia, pangeran Feng sudah mulai sadar." Kata lili memberitahu ratu yin.
"Syukurlah."
Mereka melihat itu. Pangeran Feng mulai membukakan mata. Dia melihat sekelilingnya. Lili pamit oergi. Tugasnya sudah selesai.
Feng ingat bagaimana lili bisa mengalahkan dia. Dia paling tidak suka kalah dan terlihat lemah Dimata siapa pun. Feng menyimpan dendam untuk lili.
"feng, kamu sudah lebih baik?" ratu yin duduk di samping pangeran Feng. Dia meraih tangan sang anak.
"Ibu, apa yang terjadi?"
Feng tak yakin. Tapi dia ingin mendengar cerita dari sudut pandang orang-orang. Raja yuk yang menceritakannya. Feng malah semakin benci lili yang membuat semua orang melihat dirinya jadi lemah.
"Ahh, kapan pengangkatan ayah?" tanya Feng mengalihkan pembicaraan.
"Hari ini. Nanti sore karena ini kamu sudah sadar. Kamu bisa menghadirinya?"
Feng mengangguk, "ibu, ayah. Aku minta waktu untuk semedi ya? Untuk memulihkan energi ku?"
"tentu."
Keduanya meninggal Feng. Feng minta waktu. Dia duduk dan mulai bersemedi. Tapi dalam pikirannya, dia teringat lili. Lili yang menarik dia, mengobati dadanya tanpa izin. Lili yang bahkan membuat dia pingsan di depan semua orang di kerajaan.
"Aku tidak akan melepaskan kamu. Kamu membuat saya malu. Aku akan membalas ini dan memberikan pelajaran kepada kamu. Kamu yang akan membutuhkan aku nanti."
Feng pergi. Dia mengambil jubah dan pedangnya. Dia suka main dengan anak-anak di luar istana. Kadang dia suka menyamar untuk menyendiri. Jalan-jalan dan seperti remaja pada umumnya di dunia pendekar. Ada yang dagang dan berternak.. Feng ikut ke sungai. Banyak yang sedang memandikan ternak dan memberi makan.
"aku punya masalah. Bisa bantu mencari solusiny?" tanya Feng yang duduk di sebelah pengembala kambing.
"Apa yang mulia?"
Feng kaget. Dia tahu kalau dirinya itu Pangeran?
"Jangan panggil seperti itu. Panggil nama seperti biasa saja. Kamu sahabat saya."
Kasta rendam di dunia pendekar, memilili aura abu-abu. Feng pernah bertarung dengan perampok dan yang suka memalai orang miskin di kerjaan itu. Auranya tak sengaja keluar. Bahkan dari pedangnya. Biru hanya orang yang berasal dari istana.
"Saya ada seorang wanita. Dia bisa mengalahkan saya. Baru kali ini. Saya benci sekali dengan dia. Mungkin karena keadana saya sedang tidak bagus saja, yang sampai pingsan di tangan dia."
"Harga diri saya merasa diinjak. Saya ingin membalasnya. Bagaimana saya membalas wanita itu?"
"Harga diri wanita, yang paling berharga adalah wanita itu sendiri."
Dia menunjuk wanita yang mengambil air.
"Tiduri saja dia. Dengan dipaksa. Dia akan merasa sangat rendah dan kotor. Itu bisa memuaskan ego dan ambisi anda yang mulia."
"Terima masih sudah mau memberi solusi yang bagus untuk balas dendam. Kalau tanya penasehat kerajaan, atau bahkan ibunda ratu, pasti semua membela wanita itu."
"dengan senang hati yang mulia."
"besoj akan saya bawakan koin emas untuk kamu. Tapi jangan pernah bocorkan ini semua. Termasuk tentang saya."
"Tidak akan yang mulia. Yang mulia pangeran sudah sering membantu saya dan keluarga saya."
***
Pangeran pergi dari sana. Istana sibuk menyiapkan untuk acara dan upacara pengangkatan kembali yuk sebagai raja kali ini.
Semua sibuk di tempat masing-masing. Xixi dan Xia juga sedang berdandan dengan baju yang berbeda. Ratu yin, apa lagi.
"Ibu sangat cantik."
Feng datang ke kamar ratu yin. Dia memeluk ibunya begitu saja.
"kamu belum siap-siap. Sana ke kamar kamu, minta bantuan dayang untuk siap-siap."
"baik ibu."
Feng pun langsung pergi dari sana. Dia ke kamarnya. Dayang membantu Feng siap-siap.
Setelah semua siap. Semua berkumpul di aula tengah kerjaan. Banyak perangkat kerajaan yang lain, juga rakyat ikut melihat di alun-alun kerajaan.
"hari ini, secara remis, tuanku, yang mulia pangeran yuk, kembali ke istana, dan menjadi raja."
Mahkota raja pun dipakaikan oleh ratu yin kepada raja yuk sekarang. Raju yuk memberi salam kepada semua rakyatnya.
"Selamat datang yang mulia."
"kami senang anda kembali."
Semua juga tau kisah yuk. Dari tua dan muda. Dari jaman orang tuanya yuk sampai anaknya tuk hari ini.
"selamat ayah Handa."
Xixi dan Xia mendekati raja yuk dan memberi selamat. Dia menjabat tangan ayahnya secara bergantian. Yuk pun memeluk kedua putrinya.
"selamat yang mulia raja." Giliran Feng yang memberikan selamat kepada yuk.
Yuk malah menghampiri lili. Dia menggandeng lili, yang berpakaian berbeda, ini dengan gaun khas kerajaan. Sangat cantik. Sampai Feng pangling. Dia mengenalkan lili kepada semua warga kerajaan. Sebagai anak seorang tabib yang merawat dia selama ini. Semua berterima kasih kepada lili. Mereka menunduk memberi hormat.
Acara setelahnya adalah jamuan kerajaan. Ada beberapa tamu yang datang dari jauh. Ratu yin dan raja yuk sedang menyambut mereka.
Sementara putri xixi dan Xia bermain-main dengan teman sebayanya. Tak memandang bulu dari kerajaan mana pun.
Lili sedang di dapur. Dia ingin membuatkan obat untuk pangeran Feng. Sudah waktunya lagi.
Dia mengantarnya ke kamar. Tapi Pangeran Feng malah menutup pintunya. Dia mengunci pintunya.
"Pangeran, apa maksudnya ini?"
Pangeran Feng mendekati lili. Lili ketakutan dan mundur. Dia mencoba kabur dari Feng. Tapi Feng menahannya. Dia menarik Lili dan mendorong lili hingga jatuh ke atas ranjang dengan cukup kasar.
"kamu yang membuat saya malu di depan semua orang. Beraninya menyentuh saya tanpa izin saya. Sekarang giliran saya membalas kamu."
Feng melepaskan bajunya. Dia melah menindih lili. Berlutut diatas badan lili yang sudah dalam kungkungan antara kedua kaki Feng.
Feng dengan kasar dan brutal menciumi leher dan seluruh badan lili.
"pangeran Feng, hentikan ini. Saya mohon."
Berkali-kali dia memohon. Tapi pangeran Feng tidak mau menghentikan apa yang dia lakukan. Dia malah membuka baju lili dengan kasar, sampai meniduri lili tanpa baju dan menyatukan miliknya dengan milik lili.
Kedua tangan Feng menahan tangan lili di sisi dan kanan kiri badan lili. Lili sama sekali tak bisa melawan. Dia hanya bisa menangis. Baukan dia mencoba mengeluarkan kelautannya saja, dia tak bisa.
Energi dan aura dia sudah terkuras perlahan saat mengobati Feng. Lili juga belum sempat bersemedi untuk mengembalikan kekuatan dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
his pangeran feng. .sungguh terlalu 😠
2023-05-28
0