Ratu yin, raja yuk, putri xixi dan Xia keluar dari ruang makan. Mereka ke tempat sumber energi yang terlihat sedang bertarung dia berasal.
“Putri lili.”
“Pangeran Feng.”
Ratu yin dan raja yuk kaget melihat keduanya yang berkelahi. Putri xixi dan Xia juga diam menatap keduanya.
“Wahh, tapi perpaduan warna ini sangat indah,” mata putri Xixi
“Iya. Indah sekali. Bagaimana bisa, sampai ada yang bisa mengurung kak Feng? Wahh, ilmu kak lili pasti sangat kuat.” Putri xia ikut mengangguk dan takjub melihat itu.
Ratu yin dan raja yuk saling memandang. Mereka seperti pernah melihat ini. Tak asing. Keduanya saling tersenyum menatap satu sama lain. Itu mengingatkan mereka ke masa lalu keduanya dulu. Persis seperti itu, tapi berbeda energi saja.
“hetikan keduanya,” kata ratu yin kepada semua yang ada di sana.
“jangan. Tidak perlu di hentikan. Putri lili sedang mengobati pangeran Feng. Apa dia pernah terluka parah?” raja yuk menahan semua prajurit yang akan maju.
Ratu yin menceritakan kisah singkatnya. Mereka hanya diam mengamati. Sampai akhirnya energi pangeran Feng, biru muda itu perlahan menghilang. Berganti hijau terang milik putri lili. Pangeran Feng tak sadarkan diri. Putri lili menurunkan pangeran Feng secara perlahan.
Melihat itu, raja yuk meminta prajurit untuk membawa pangeran Feng ke kamarnya.
“wah, baru kali ini aku melihat kak Feng dikalahkan seseorang, iya kan dik?” tanya Xia kekada xixi, yang dia rangkul, tang berdiri di samping dia.
“Iya kak.” Xixi mengangguk.
Pangeran Feng di bawa ke kamarnya. Dia tak sadarkan diri. Ratu yin dan raja yuk mengikuti sampai masuk ke dalam kamar anaknya itu. Xixi dan Xia jadi ikutan.
“Tidak apa-apa. Pangeran Feng hanya sedang istirahat saja yang mulia ratu,” kata putri lili menjelaskan kepada ratu yin yang kelihatan khawatir.
“ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi kepada pangeran Feng?” tanya balik ratu yin kepada lili.
Lili meminta semua orang keluar dari kamar Pangeran Feng. Dia butuh pemulihan, lebih baik sendiri. Semuanya pun keluar. Ratu yin mengajak lili ke ruang makan kerajaan lagi.
“Tadi saya mau ke ruang makan kerajaan yang mulia. Tapi tiba-tiba pangeran Feng terluka. Sudut bibirnya mengeluarkan darah. Kata para penjaga, pengawal dan prajurit, mereka hanya sedang berlatih.”
“Bagaimana bisa berlatih sampai Feng terluka. Dia tak terkalahkan. Seperti ayahnya.”
“tapi pada akhirnya ayahnya yang dulu juga pernah terkalahkan kan, kan?” yuk Membenarkan.
“iya. Tapi-“ ratu yin bingung harus melanjutkan kalimatnya.
“pangeran Feng punya luka dalam yang cukup serius yang mulia ratu. Apa tabib tidak memberitahu, atau yang mulia tidak tahu.”
Ratu yin mengangguk. Dia tahu. Tapi dia kira sudah lebih baik sepanjang waktu. Karena dia selalu melihat pangeran Feng baik-baik saja. Tapi di balik itu, pangeran Feng menutupi setiap kali lukanya kambuh.
Mereka ke ruang makan. Setelah sepanjang jalan membahas pangeran Feng. Mereka makan bersama. Ratu yin mengambilkan makanan untuk putri lili.
“lalu sekarang, apa keadaan pangeran Feng sudah lebih baik? Atau bagaimana putri lili?” tanya ratu yin yang memberikan makanan untuk lili.
“Pasti pangeran Feng kita baik-baik saja. Lili adalah tabib terbaik karena semua ilmu ayahnya diturunkan ke dia.” Puji raja yin.
“Akan semakin pulih yang mulia, yang mulia bisa memberikan obat yang yang mulia buat sendiri kan? Dengan dicampur energi yang mulia ratu dan yang mulia raja. Itu akan membuat pangeran Feng jauh lebih baik secara perlahan.”
“baik. Akan kami lakukan.”
Ratu yin pun kembali duduk di samping raja yuk. Dia mengambilkan makanan untuk raja yuk.
“aa.”
Ratu yin ingin menyuapi raja yuk. Xixi dan Xia tersenyum melihatnya.
“Tidak malu dilihat anak-anak?” tanya raja yuk kepada istrinya yang sudah lama tak bertemu itu.
“Tidak. Kenapa harus malu, saya sangat mencintai anda yang mulia raja yuk, saya sangat merindukan anda. Saya ingin menyuapi anda. Kenapa harus malu? Lagi pula saya istri anda.”
“iya ayah. Kita kan Cuma senyum. Kita pura-pura gak lihat deh.”
“anggap kita tidak di sini.” Timpal xixi. Tapi dia langsung diam. Dia baru ingat, yuk bukan ayahnya juga.
“jangan sedih. Anggap saya seperti ayah kamu. Kamu juga kan kata ibu yin yang sudah menyelamatkan kakak kamu, pangeran Feng?”
Yuk menggunat energinya untuk mengangkat dagu xixi, agar menatap dia. Xixi mengangguk.
“Boleh panggil ayah juga?”
“tentu. Kenapa tidak.”
“Iya ayah. Aku sayang ayah juga.”
Xia yang memeluk xixi karena ayahnya jauh di sebrang meja sana. Mereka pun melanjutkan makan bersamanya. Sampai makanan penutup.
“Ahh, iya sayangku, istriku. Aku punya satu permintaan.” Kata raja yuk kepada ratu yin.
“apa itu?”
“aku sudha berjanji kepada ayahnya putri lili, kalau aku kembali ke istana aku akan menjaga lili dan menikahkan dia dengan anak kita.”
“kak Feng?” Xia yang kaget. Yuk mengangguk.
“feng sudah punya kekasih?” tanya raja yuk menatap semuanya.
Xia dan xixi kompak mengangguk. “belum punya. Mana ada yang mau dengan kak Feng. Sekali mendekat yah, langsung ditebas kak Feng. Kak Feng itu.”
“Benar-benar sangat tidak romantis ya kak. Sangat kejam. Katanya tidak percaya cinta, wanita, dan banyak hal.” Xixi menyambung ucapan kakak perempuannya.
“yang mulia raja. Itu tidak perlu, jangan hiraukan ucapan ayah dulu. Ayah hanya bercanda. Saya mendapatkan tempat tinggal saja sudah cukup disini.”
“Tapi saya setuju. Saya akan meneruskan ini. Di hari penobatan raja yuk, sekalian saya akan mengumumkannya.” Kata putri yin kepada putri lili.
“Tapi-“
“tidak ada tapi-tapian. Kalau tidak mau menikah dengan Feng, kamu tidak boleh tinggal dengan saya. Mengerti?”
“Saya akan pergi dari sini.”
Lili pergi dari sana. Raja yuk hanya bercanda. Tapi putri lili seperti ayahnya, sangat serius. Dia tak bisa diajak bercanda.
“tunggu. Pangeran Feng butuh kamu bukan? Kamu yang hanya bisa mengobati anak saya. Tinggallah disini.”
“Iya kak. Untuk kita. Saya mohon.” Xixi dan Xia ikut memohon.
Ini lebih karena masalah tugas dia untuk mengobati. Dari ramalan yang ayahnya bicarakan juga Lili harus membimbing energi biru. Itu kan Pangeran yuk. Kalau tidak bisa mengobati luka hatinya, dia akan menghancurkan dunia.
Karena pangeran Feng tidak memiliki cinta di dalam hatinya. Putri lili harus mengajarkan itu kepada pangeran Feng.
“tidak perlu menikah yang mulia. Saya akan disini sebagai tabib pangeran Feng. Saya akan mengobati dia. Saya permisi. Saya mau ke kamar saya.”
Putri lili pamit pergi dari sana. Ratu Yin menatap raja yuk. Yuk meminta ratu yin untuk bersabar. Dia yakin kalau mereka punya takdir yang spesial. Xia dan xixi sangat mendukung itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments