Bab 3

"Roky, dia adalah Roky. Selama ini aku telah mencintainya dan menjalin hubungan dengannya," jawab Clarista membuat Dominic semakin terpuruk. Bagaimana tidak, Roky sendiri adalah anak dari adik mamanya.

Mereka adalah sepupuan. Dari dulu, Roky memang selalu menginginkan apa yang Dominic suka, termasuk Clarista.

Dengan cara licik, akhirnya Roky berhasil mendapatkan Clarista beserta tubuhnya yang selama ini di jaga oleh Dominic.

***

"Apa? Roky? Maksud kamu Roky.. Roky.. Roky sepupuku?" tanya Dominic lagi.

Ia berharap jika Clarista akan mengatakan tidak.

"Hhhhh, ya, dia adalah Roky sepupumu," jawab Clasrista berat.

"Tapi kenapa Ris? Kenapa harus dia? Clarista katakan, kamu pasti bohong kan. Kamu pasti sedang menyiapkan sebuah kejutan untukku kan? Katakan iya Ris," ucap Dominic.

Di dalam kepanikannya, Dominic masih berusaha untuk berpikir positif. Ia yakin sekali jika Clarista masih sangat mencintainya.

"Kejutan apa Dom? Nggak ada kejutan. Aku serius. Aku mau kita putus karena aku telah mencintai Roky. Dan asl kamu tau, sebentar lagi, kami akan segera menikah, karena aku telah hamil anaknya Roky," ucap Clarista seakan memberikan pukulan telak untuk laki-laki tampan itu.

Dunia Dominic rasanya seketika akan runtuh saat mendengar perkataan wanita yang ia cintai itu.

Bagaimana bisa dia bisa terkecoh selama ini. Selama menjalin hubungan dengan Clarista, Dominic tidak pernah melakukan apa-apa terhadap Clarista, dan kini, ia mendapatkan dua kabar buruk sekaligus, pertama, ia terancam tidak lulus lagi, dan kedua, ia harus menerima kenyataan jika Clarista hamil dengan sepupunya sendiri.

"Tidak.. Apa ini Ris? Kemana Clarista yang aku kenal? Bagaimana bisa kamu hamil anaknya Roky, sedangkan aku adalah pacarmu. Aku sendiri saja bahkan tak mau menyentuhmu sebelum aku menikahi mu," ucap Dominic seketika lemas ke lantai.

"Haha, ya jelas bisalah Dom. Clarista itu cinta sama gue. Jelas, dengan senang hati, dia bersedia hamil anak gue. Ya meskipun awalnya gue udah bilang sama Clarista untuk tidak memberi tahu lo tentang hubungan kami dulu. Tapi ya mau gimana lagi. Clarista tidak mau menjadikan gue selingkuhannya terus.aka dari itu, dia menemui lo dan mengatakan semuanya.

Gue minta maaf ya bro. Cinta itu memang nggak bisa di paksakan," ucap Roky yang tiba-tiba saja muncul dan merangkul pundak Clarista.

"Ayo sayang, kita pergi. Hati ini kita ada jadwal fitting baju pernikahan kita," ucap Roky lagi mengajak Clarista pergi.

"Kurang ajar lo Rok. Selama ini lo selalu merebut apa yang gue punya. Dan kini, lo merebut Clarista dari gue. Saudara macam apa lo ini Roky?" umpat Dominic berdiri tegak.

"Karena gue selalu suka dengan apa yang lo miliki Dom," jawab Roky santai, lalu pergi dengan wanitanya.

"Anjing, kurang ajar lo," umpat Dominic lagi.

Dominic yang sudah sangat kesal itu akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah dengan banyak kekecewaannya.

Entah karena hari ini ia memang sial, tiba-tiba saja, mobil yang di kendarai oleh Dominic pun tiba-tiba mengalami pecah ban.

Untung saja jalanan saat ini tidak terlalu ramai, jadi dengan mudah, Dominic pun bisa menepikan mobilnya tanpa harus kena umpat oleh pengendara lainnya.

"Kenapa gue sial sekali sih hari ini?" umpat Dominic sembari melihat ke sebuah jembatan di depannya. Jembatan yang di bawahnya di aliri sungai berarus deras.

"Apa baiknya gue mati aja kali ya? Capek banget rasanya jika harus seperti ini terus," gumam Dominic berjalan mendekati jembatan yang ada di depannya itu.

Setibanya di jembatan, Dominic pun langsung menaikkan sebelah kakinya dan tidak butuh waktu lama, kini ia sudah berada di sisi sebelah pagar jembatan besi tersebut.

"Maafkan aku tuhan, sepertinya aku tidak sanggup lagi untuk hidup dan menjalani semua ini. Jika memang nanti aku harus masuk ke dalam neraka, aku ikhlas," gumam Dominic membentangkan tangannya lebar dan memejamkan matanya erat.

Di saat Dominic hendak siap terjun bebas ke sungai yang deras tersebut, tiba-tiba saja ada seseorang memeluknya dari belakang, hingga Dominic pun tidak bisa terjun ke bawah. Tubuhnya tertahan oleh tangan yang sepertinya dimiliki oleh seorang wanita itu.

"Hai, apa yang lo lakuin. Lepasin gue," ucap Dominic berusaha melepaskan pelukan seseorang tersebut.

"Tidak! Saya tidak akan melepaskan mu. Jika bunuh diri bisa menyelesaikan masalah, maka sudah akan ada ribuan orang yang akan mengakhiri hidupnya setiap detik. Lagi pula, bunuh diri adalah perbuatan yang di benci oleh agama. Allah sangat-sangat tidak menyukainya, dan sebagai balasannya, si pelaku akan kekal di neraka nya," ucap wanita tersebut yang ternyata adalah Khadijah Azzahra.

Khadijah yang kebetulan melalui jembatan itu tanpa sengaja melihat ke arah Dominic yang hendak melompati jembatan. Dengan cepat, ia meminta berhenti dan segera turun dari taksi dan menyelamatkan Dominic.

Tak akan ada yang menyangka jika pertemuan ini telah di rencanakan oleh yang maha kuasa.

"Gue nggak peduli. Gue udah bosan hidup. Tuhan yesus nggak adil sama gue. Jadi buat apa gue harus tetap hidup dan menunggu dia mencabut nyawa gue?" ucap Dominic membuat Khadijah tau jika laki-laki yang ia tolong itu berbeda agama dengan dirinya.

"Ya sudah, begini saja. Mending sekarang kamu turun dulu. Ceritain semuanya sama saya. InsyaAllah saya akan membantumu. Siapa tau, setelah bercerita, kamu merasa tenang dan lega," ucap Khadijah memberikan solusinya.

Dominic tampak terdiam sejenak. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja di ucapkan oleh wanita yang masih memeluknya dari arah belakang itu.

"Atau begini saja, jika kamu masih belum tenang setelah bercerita dengan saya, maka saya tidak akan melarang mu untuk bunuh diri lagi. Saya janji," ucap Khadijah lagi.

"Ok. Kalau begitu gue turun. Tapi lepasin dulu pelukan lo," jawab Dominic mengalah.

"Tapi, bagaimana saya bisa percaya jika kamu tidak berbohong?" tanya Khadijah lagi.

"Hhhhh.. Ok.. Ok.. Gue turun balik sekarang," ucap Dominic langsung memutar tubuhnya yang masih dalam keadaan di peluk oleh Khadijah.

Karena jarak yang terlalu dekat, tanpa sengaja, kedua mata mereka bertemu. Baik Dominic dan Khadijah pun saling bertatap mata untuk beberapa saat hingga Khadijah sadar bahwa apa yang telah ia lakukan itu adalah dosa besar.

"Astaghfirullah," ucap Khadijah lalu menundukkan pandangannya dan seketika melepaskan tangannya yang masih memeluk Dominic.

Gadis bercadar itu merasa sangat bersalah dan berdosa sekali terhadap apa yang baru saja ia lakukan.

"Woi, lo melepaskan pelukan lo. Bagaimana nanti kalo gue jatuh kebawah," protes Dominic yang tanpa ia sadari kedua tangannya telah memegang sisi pagar pembatas.

"InsyaAllah kamu nggak akan jatuh. Itu tangan mu memegang pagar pembatas sangat erat sekali," jawab Khadijah membuat Dominic malu sendiri.

"Oh iya, gue lupa," balas Dominic cengengesan.

'Kenapa gue kayak gini ya? Bikin malu aja. Dan ini jantung kenapa lagi? Kenapa harus jedag-jedug gini sih,' batin Dominic melangkahkan kakinya ke sisi jembatan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!