AELESHA

AELESHA

1

Aelesha, nama gadis yang saat ini berusia 17 tahun. Ia biasa di panggil dengan sebutan Ae atau Queen. Seorang gadis yang selalu bisa mengharumkan nama sekolah SMA Guna Bangsa.

Selain terkenal dengan kepintaran dan kecerdasannya, Ae juga terkenal dengan sikap bar-barnya. Ia juga ketua geng motor yang ada di Kota ini.

''Pagi Ma, Pa,'' sapa Ae kepada kedua orang tuanya. Ia tak lupa mencium pipi Mama dan Papanya.

''Pagi Ae, sarapan dulu,'' perintah Mama Yuni.

''Gimana sekolahmu sayang? Papa denger kamu juara 1 lomba matematika tingkat provinsi,'' ucap Papa Rio.

''Hem, iya Pa,'' jawab Ae.

''Kamu hebat! Papa bangga sama kamu,'' ucap Papa Rio.

''Mama juga bangga sama kamu sayang,'' ucap Mama Yuni mengelus rambut putri semata wayangnya itu.

''Andai Kakak masih ada di sini. Kakak juga pasti bangga sama aku. Aku kangen sama kamu Kak,'' batin Ae yang mulai berkaca-kaca.

''Ae, kamu kenapa sayang?'' tanya Mama Yuni yang menatap anaknya seperti tidak baik-baik saja.

''Enggak Ma. Aku hanya rindu aja sama Kak Ai,'' ucap Ae mengusap matanya yang mulai mengembun.

''Kak Ai udah tenang di sana Ae,'' Mama Yuni mengusap bahu anaknya dengan lembut.

''Aku akan membalaskan dendam Kakak kepada orang yang telah menghilangkan nyawamu Kak. Aku janji,'' batin Ae mengepalkan kedua tangannya.

''Iya Ma,'' ucap Ae.

Setelah sarapan, Ae berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke sekolah.

''Ae berangkat dulu Ma, Pa,'' pamit Ae. Tak lupa iya menyalami kedua orang tuanya dan mencium kedua pipinya.

''Hati-hati. Nggak usah kebut-kebutan di jalan Ae,'' Mama Yuni sedikit berteriak saat Ae sudah menjauh.

Ae mengendarai motor sport berwarna hitam. Motor itu adalah motor bekas Kakaknya dulu. Sebenarnya, kedua orang tua Ae ingin menjual motor itu, namun Ae melarangnya karna itu adalah satu-satunya peninggalan Kakaknya.

Ae berhenti saat lampu berwarna merah. Di sebelah Ae ada mobil kekinian yang menurut Ae memanglah keren. Ae hanya melirik sekilas mobil itu. Siapa sangka, di dalam mobil itu ada seorang lelaki yang tengah menatap Ae yang berada di atas motor sport.

Lelaki itu hanya menyunggingkan sebelah bibirnya. ''Anak jaman now,'' gumamnya. Lelaki itu terus memperhatikan ke arah Ae, rok pendek dengan baju atasan yang hampir kekecilan, sepatu berwarna putih dan tak lupa rambutnya yang terlihat pun berwarna terang.

Lampu pun berubah menjadi hijau, Ae melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sementara lelaki itu terus memandang ke arah Ae yang sudah semakin jauh.

Sesampainya di sekolah, Ae memarkirkan motornya di parkiran khusus di peruntukkan hanya untuknya. Bagaimana bisa seperti itu? Ya, itulah Ae, ketua geng yang sangat berpengaruh di sekolah ini. Hampir semua anak sangat menghormati Ae. Namun Ae masih tetap rendah hati, ia tak akan membuat masalah jika tidak ada yang mengawali.

''Pagi Queen,'' sapa teman-temannya.

''Pagi,'' ucap Ae.

''Hari ini kamu cantik banget sih, sumpah nggak ada obat,'' ujar Wilo teman satu geng dengan Ae.

''Nih ambil sendiri di tas,'' Ae sudah hafal dengan lagat teman-temannya. Pasti mereka hanya ingin menyontek tugas sekolah.

''Nahh, selain cantik dan pinter Ae juga baik hati loh,'' ucap temannya yang bernama Zelo.

''Kita masuk yuk, gerah banget nih,'' ucap Ae msngipasi wajahnya dengan tangannya.

''Gerah? Ini masih pagi lo Queen, udah gerah aja sih. Aku curiga pasti kamu tadi nggak mandi ya,'' tebak Wilo.

''Tadi lupa mau mandi. Cuma sikat gigi dan cuci muka aja,'' ucap Ae jujur.

''Omo, cantik-cantik jorok sih,'' Wilo menutup hidungnya.

''Tapi aku tetep wangi dan cantik kan. Siapa sih yang nggak terpikat dengan kecantikan seorang Ae,'' ujar Ae percaya diri.

''Hem, iya iya percaya pakek banget,'' ucap Wilo.

Mereka pun masuk ke dalam kelas. Setelah sampai di kelas, Ae langsung menyalakan AC dengan suhu 18 derajat dan itu membuat teman-temannya seperti di kutub utara.

''Kamu mau jadiin temen-temenmu ini es batu Ae. Gila! Dingin banget Ae,'' ucap Zehan menggosok-gosokkan telapak tangannya.

''Bentaran doang kok. Masih gerah ini,'' ucap Ae.

''Gila si Queen,'' gerutu Zelo.

''Turunin nggak suhunya Ae, atau aku pindahkan kamu ke kutub utara beneran,'' ucap Zehan yang sudah merasa ingin membeku.

''Iya iya Zehan sayang. Nggak usah marah-marah napa. Nanti ganteng paripurna mu hilang loh,'' ucap Ae yang memang suka menggombal ke lawan jenisnya. Apalagi jika orang yang di gombali Ae tidak tau dengan kesehariannya. Sudah bisa di pastikan mereka akan baper.

Ae menurunkan suhunya. Kali ini sudah tak sedingin tadi.

Bel masuk pun berbunyi. Semua murid masuk ke dalam kelas masing-masing. Ae yang sudah duduk sejak tadi pun segera mengambil buku pelajaran jam pertama.

''Ih aku belum selesai lagi,'' gerutu Wilo yang ngebut menulis contekan dari Ae.

''Salah sendiri kan,'' ucap Ae.

''Iya salahku, kenapa nggak punya otak encer sama sepertimu,'' ucap Wilo.

''Kamunya aja nggak mau belajar. Gimana mau dapat otak encer,'' ujar Ae.

Guru mata pelajaran jam pertama pun masuk, guru matematika yang selalu menampilkan wajah garang itu pun saat ini tengah tersenyum kepada anak-anak kelas 11.

''Pagi anak-anak,'' sapa Ibu Mei.

''Pagi,'' jawab mereka serempak.

''Pagi ini kita kedatangan guru baru. Beliau akan menggantikan Ibu mengajar pelajaran Matematika karna sebentar lagi Ibu akan pensiun,'' ujar Ibu Mei.

''Gurunya perempuan atau laki-laki Bu?'' tanya Wilo.

''Mau tau aja atau mau tau banget?'' tanya Ibu Mei tersenyum kepada muridnya. Muridnya pun hanya memandang Ibu Mei dengan aneh, pasalnya selama ini Ibu Mei tak pernah tersenyum seperti itu.

''Nggak jadi deh,'' ujar Wilo memalingkan wajahnya karna geli dengan guru yang ada di depan mereka saat ini.

''Gurunya laki-laki,'' ucap Ibu Mei.

''Huuuuu,'' sorak para murid laki-laki, sementara para murid perempuan bersorak heboh.

''Bisa jadi santapan nih Ae,'' bisik Wilo.

''Lihat-lihat orangnya dulu. Siapa tau dia udah tuir. Ya aku nggak mau lah,'' ucap Ae.

''Silahkan Pak,'' ucap Ibu Mei mempersilahkan guru baru itu masuk.

Sepatu pantofel yang di pakai oleh guru baru itu berbunyi, semua murid penasaran menatap ke arah pintu. Suara itu pun semakin mendekat dan,,,

Ahhhhh, wow, amazing, maha sempurnanya ciptaanmu Tuhan dan masih banyak lagi pujian lainnya.

''Santapan aku kali ini,'' bisik Ae.

''Good luck. Kamu tak akan gagal Ae,'' bisik Wilo.

''Mohon perhatiannya! Tolong tenang dulu!'' Ibu Mei menggedor-gedor papan tulis dengan penggaris kayu.

Murid-murid yang tadinya ricuh sekarang langsung diam. Walaupun mulutnya diam namun mata mereka seperti yang berbicara dengan ketampanan guru baru mereka.

*

Karya ketiga guys. Semoga suka yakk.

Lope you pulll

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cowok yg di lampu merah tadi kan?

2024-09-29

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Aah busyet Ae..🤣🤣😜

2024-09-29

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh mau nyomtek tho..🤣🤣🤣🤣 Aku juga langsung ngeh...

Mampir thor,Seru kek nya..🙋🙋🙋

2024-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!