''Aku Ae. Senang bisa berkenalan dengan anda Tuan Vincent,'' ujar Ae. Semua teman-teman 1 geng nya di buat melongo dengan tingkah mereka berdua. Niat awal geng Ombro ingin mengajak duel geng Silent Boom, namun siapa yang mengira mereka malah berkenalan seperti ini.
''Apa kita bisa berteman sekarang?'' tanya Vincent menatap Ae penuh harap.
''Tentu saja. Siapa sih yang nggak mau berteman dengan orang setampan anda, Tuan Vincent,'' ucap Ae membuat Vincent seperti melayang di udara. Ae sangat berbakat di dunia pergombalan. Pergombalan menurutnya sangat mengasikkan, apalagi saat ia menggombal dan musuhnya baper beneran, itu adalah sebuah kemenangan baginya.
''Jangan memanggilku Tuan, aku merasa sudah tua jika kamu memanggilku Tuan. Panggil saja Vincent,'' ucap Vincent.
''Baiklah,'' ucap Ae mengedipkan sebelah matanya. Vincent yang menatap Ae pun langsung merasa terpana hatinya.
''Gilaa gila gila. Nih cewek cantik bener. Aku suka yang kayak gini,'' batinnya.
''Kalau tidak ada yang ingin di bahas lagi, kita pamit undur diri. Ya, karna kita anak sekolahan jam segini seharusnya ada di rumah,'' ucap Ae menaiki motornya.
''Baiklah. Hati-hati Ae. Sampai jumpa lagi,'' Vincent melambaikan tangannya saat Ae dan geng Silent Boom meninggalkan tempat itu.
''Bos apa-apaan sih. Kita itu niatnya mau duel, kenapa malah kenalan sama ketua geng Silent Boom,'' gerutu salah satu anggotanya.
''Mata kalian nggak normal, ha? Ketuanya cewek, gila kalau kita ajak duel,'' Vincent memberi alasan kepada anggotanya.
''Bos kan tau kalau geng Silent Boom ketuanya cewek. Kemarin aja ngebet banget mau duel, eh malah kenalan,'' ucap anggotanya.
''Udahlah udah. Aku nggak mau nyakitin cewek. Apalagi cewek itu secantik dan semanis Ae. Mana mungkin aku tega,'' ucap Vincent.
''Bos kita ternyata lemah kalau soal cewek,'' ejek anggotanya bernama Bemo.
''Kita cabut! Nggak usah banyak ba*ot,'' ucap Vincent naik ke atas motornya lalu pergi dari sana.
*
Sesampainya di rumah, Ae langsung menuju kamarnya. Masih sama seperti berangkat tadi, ia tetap mengendap-endap seperti maling. Setelah sampai di kamar ia lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
''Kak Ai, izinkan aku membalaskan dendam Kakak kepada manusia laknat itu. Bukankah nyawa harus di bayar dengan nyawa?'' batin Ae menatap langit-langit kamarnya.
''Kak Ai, Ae rindu Kak,'' bulir bening menetes begitu saja dari matanya. Aiden adalah sosok kakak yang sangat melindungi adiknya. Aiden lebih sayang kepada Ae daripada nyawanya sendiri. Sampai akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya karna di keroyok oleh geng Ombro yang tak lain dan tak bukan ketuanya adalah Vincent.
Flashback On
''Kakak kenapa?'' tanya Ae yang mendapati Kakaknya babak belur.
''Biasalah anak muda,'' jawab sang Kakak.
''Ini nggak biasa Kak. Sampai babak belur kayak gini kamu bilang biasa. Gimana kalau Papa dan Mama tau, pasti mereka bakalan sedih Kak,'' ucap Ae.
''Mereka nggak akan tau, mereka masih ada di LN sampai minggu depan,'' ujar Ai.
''Siapa yang ngelakuin ini semua sama Kakak. Aku nggak terima Kakak di aniaya seperti ini,'' ucap Ae.
''Kakak nggak di aniaya Ae. Kakak hanya adu jotos, Kakak nggak pa-pa kok. Kamu yang tenang aja,'' ucap Ai menenangkan Ae.
''Terus musuh Kakak gimana?'' tanya Ae penasaran. Pasalnya Kakaknya sampai babak belur seperti ini, padahal Ai pernah memegang sabuk hitam taekwondo.
''Masuk rumah sakit,'' ucap Ai santai.
''Whatt?? gimana kalau Kakak dapat masalah?'' tanya Ae takut.
''Nggak bakalan. Orang dia yang nantangin duluan,'' ucap Ai. Ae hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sang Kakak.
''Lihat foto ini. Kamu harus hati-hati jika bertemu dengannya. Awalnya dulu dia teman Kakak, tapi tiba-tiba ia menjauhi Kakak karna masalah cewek. Dan ia pun ingin menghilangkan nyawa Kakak,'' ucap Ai memperlihatkan foto Vincent dan the geng.
''Siapa namanya?'' tanya Ae.
''Vincent, namanya Vincentsius,'' ujar Ai.
Sejak saat itu Ae menandai wajah yang bernama Vincent itu.
Flashback off
''Kamu telah menghilangkan nyawa orang yang paling aku sayang Vincent. Aku berjanji akan meleyapkan nyawamu juga,'' gumam Ae menatap layar ponselnya yang tiba-tiba ada notif dari nomor baru, dan ternyata itu nomor Vincent.
📩''Cepat tidur cantik, cewek jangan tidur malam-malam, nggak baik,'' bunyi pesan itu.
''Kenapa aku ingin muntah melihat pesan darinya. Dasar lebay,'' guman Ae. Ia tak membalas pesan dari Vincent, ia memilih memejamkan matanya dan tidur.
Keesokan harinya, ia bangun terlambat. Jam menunjukkan pukul 6 lebih seperempat dan ia baru membuka matanya.
''Mampus aku! Jam pertama kan kimia. Mana gurunya killer lagi,'' batinnya sambil menggosok giginya. Hanya menggosok gigi dan mencuci muka, Ae langsung berganti pakaian dan make up tipis-tipis lalu berangkat. Sudah kebiasaan tiap pagi kalau Ae tak pernah mandi. Ia sangat malas jika harus mandi yang gerakannya hanya gitu-gitu saja, katanya.
Setelah semua peralatan sekolah sudah berada di dalam tas, ia segera berjalan menuju ruang makan. Di sana sudah ada Mama Yuni dan Papa Rio.
''Pagi Ma, Pa,'' jadwal pagi Ae mencium pipi kedua orang tuanya sebelum sarapan.
''Ae langsung berangkat aja Ma, Pa. Takut telat,'' ujar Ae menyambar roti selai di atas meja.
''Kamu nggak sarapan nasi dulu?'' tanya Mama Yuni.
''Nggak sempet Ma. Udah keburu telat ini,'' ucap Ae sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.
''Ae berangkat dulu,'' pamit Ae langsung berlari ke garasi untuk mengambil motor kesayangannya.
''Hati-hati sayang!'' teriak Mama Yuni.
Sesampainya di sekolah, Ae terlambat 3 menit memasuki area sekolah. Untung saja Ae sangat kenal dengan satpam yang berjaga. Ia memberikan sedikit uang sakunya kepada satpam itu. Setelah itu Ae langsung masuk dan memarkirkan motornya di parkiran khusus.
Ia berlari ke kelasnya. Namun nasib baik tak datang padanya hari ini. Saat ia berlari, tiba-tiba ia menabrak tubuh seseorang. Namun hanya Ae yang terjatuh di situ.
''Aww shitt kalau jalan pakai mata. Jangan pakai dengkul,'' ucap Ae sambil mengusap sikunya yang terasa ngilu.
''Bukannya jalan pakai kaki ya?'' tanya Pak Varo yang berjongkok di depan Ae.
Ae pun langsung menatap ke arah orang yang berjongkok di depannya. ''Eh, Pak ganteng. Maaf ini salah saya jalan nggak lihat-lihat,'' ucap Ae merasa malu.
''Kalau jalan pakai kaki jangan pakai mata ya,'' ucap Pak Varo dengan sedikit mengejek. Pak Varo berjalan meninggalkan Ae tanpa menolong gadis itu terlebih dulu.
''Ish sialan. Awas aja ya. Aku tunggu kebucinanmu padaku,'' gumam Ae sambil melihat guru tampannya pergi dari hadapannya.
*
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.
See you next episode guys.
Lope you pull.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Dari mana dia bisa dapakant nomor Ae..
2024-09-29
0
Qaisaa Nazarudin
Gak tau aja dia kalo yg CANTIK dan MANIS itu yg paling BAHAYA,ya gak thor..
2024-09-29
0
nowitsrain
Dasar si Ae
2023-04-16
0