NovelToon NovelToon

AELESHA

1

Aelesha, nama gadis yang saat ini berusia 17 tahun. Ia biasa di panggil dengan sebutan Ae atau Queen. Seorang gadis yang selalu bisa mengharumkan nama sekolah SMA Guna Bangsa.

Selain terkenal dengan kepintaran dan kecerdasannya, Ae juga terkenal dengan sikap bar-barnya. Ia juga ketua geng motor yang ada di Kota ini.

''Pagi Ma, Pa,'' sapa Ae kepada kedua orang tuanya. Ia tak lupa mencium pipi Mama dan Papanya.

''Pagi Ae, sarapan dulu,'' perintah Mama Yuni.

''Gimana sekolahmu sayang? Papa denger kamu juara 1 lomba matematika tingkat provinsi,'' ucap Papa Rio.

''Hem, iya Pa,'' jawab Ae.

''Kamu hebat! Papa bangga sama kamu,'' ucap Papa Rio.

''Mama juga bangga sama kamu sayang,'' ucap Mama Yuni mengelus rambut putri semata wayangnya itu.

''Andai Kakak masih ada di sini. Kakak juga pasti bangga sama aku. Aku kangen sama kamu Kak,'' batin Ae yang mulai berkaca-kaca.

''Ae, kamu kenapa sayang?'' tanya Mama Yuni yang menatap anaknya seperti tidak baik-baik saja.

''Enggak Ma. Aku hanya rindu aja sama Kak Ai,'' ucap Ae mengusap matanya yang mulai mengembun.

''Kak Ai udah tenang di sana Ae,'' Mama Yuni mengusap bahu anaknya dengan lembut.

''Aku akan membalaskan dendam Kakak kepada orang yang telah menghilangkan nyawamu Kak. Aku janji,'' batin Ae mengepalkan kedua tangannya.

''Iya Ma,'' ucap Ae.

Setelah sarapan, Ae berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke sekolah.

''Ae berangkat dulu Ma, Pa,'' pamit Ae. Tak lupa iya menyalami kedua orang tuanya dan mencium kedua pipinya.

''Hati-hati. Nggak usah kebut-kebutan di jalan Ae,'' Mama Yuni sedikit berteriak saat Ae sudah menjauh.

Ae mengendarai motor sport berwarna hitam. Motor itu adalah motor bekas Kakaknya dulu. Sebenarnya, kedua orang tua Ae ingin menjual motor itu, namun Ae melarangnya karna itu adalah satu-satunya peninggalan Kakaknya.

Ae berhenti saat lampu berwarna merah. Di sebelah Ae ada mobil kekinian yang menurut Ae memanglah keren. Ae hanya melirik sekilas mobil itu. Siapa sangka, di dalam mobil itu ada seorang lelaki yang tengah menatap Ae yang berada di atas motor sport.

Lelaki itu hanya menyunggingkan sebelah bibirnya. ''Anak jaman now,'' gumamnya. Lelaki itu terus memperhatikan ke arah Ae, rok pendek dengan baju atasan yang hampir kekecilan, sepatu berwarna putih dan tak lupa rambutnya yang terlihat pun berwarna terang.

Lampu pun berubah menjadi hijau, Ae melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sementara lelaki itu terus memandang ke arah Ae yang sudah semakin jauh.

Sesampainya di sekolah, Ae memarkirkan motornya di parkiran khusus di peruntukkan hanya untuknya. Bagaimana bisa seperti itu? Ya, itulah Ae, ketua geng yang sangat berpengaruh di sekolah ini. Hampir semua anak sangat menghormati Ae. Namun Ae masih tetap rendah hati, ia tak akan membuat masalah jika tidak ada yang mengawali.

''Pagi Queen,'' sapa teman-temannya.

''Pagi,'' ucap Ae.

''Hari ini kamu cantik banget sih, sumpah nggak ada obat,'' ujar Wilo teman satu geng dengan Ae.

''Nih ambil sendiri di tas,'' Ae sudah hafal dengan lagat teman-temannya. Pasti mereka hanya ingin menyontek tugas sekolah.

''Nahh, selain cantik dan pinter Ae juga baik hati loh,'' ucap temannya yang bernama Zelo.

''Kita masuk yuk, gerah banget nih,'' ucap Ae msngipasi wajahnya dengan tangannya.

''Gerah? Ini masih pagi lo Queen, udah gerah aja sih. Aku curiga pasti kamu tadi nggak mandi ya,'' tebak Wilo.

''Tadi lupa mau mandi. Cuma sikat gigi dan cuci muka aja,'' ucap Ae jujur.

''Omo, cantik-cantik jorok sih,'' Wilo menutup hidungnya.

''Tapi aku tetep wangi dan cantik kan. Siapa sih yang nggak terpikat dengan kecantikan seorang Ae,'' ujar Ae percaya diri.

''Hem, iya iya percaya pakek banget,'' ucap Wilo.

Mereka pun masuk ke dalam kelas. Setelah sampai di kelas, Ae langsung menyalakan AC dengan suhu 18 derajat dan itu membuat teman-temannya seperti di kutub utara.

''Kamu mau jadiin temen-temenmu ini es batu Ae. Gila! Dingin banget Ae,'' ucap Zehan menggosok-gosokkan telapak tangannya.

''Bentaran doang kok. Masih gerah ini,'' ucap Ae.

''Gila si Queen,'' gerutu Zelo.

''Turunin nggak suhunya Ae, atau aku pindahkan kamu ke kutub utara beneran,'' ucap Zehan yang sudah merasa ingin membeku.

''Iya iya Zehan sayang. Nggak usah marah-marah napa. Nanti ganteng paripurna mu hilang loh,'' ucap Ae yang memang suka menggombal ke lawan jenisnya. Apalagi jika orang yang di gombali Ae tidak tau dengan kesehariannya. Sudah bisa di pastikan mereka akan baper.

Ae menurunkan suhunya. Kali ini sudah tak sedingin tadi.

Bel masuk pun berbunyi. Semua murid masuk ke dalam kelas masing-masing. Ae yang sudah duduk sejak tadi pun segera mengambil buku pelajaran jam pertama.

''Ih aku belum selesai lagi,'' gerutu Wilo yang ngebut menulis contekan dari Ae.

''Salah sendiri kan,'' ucap Ae.

''Iya salahku, kenapa nggak punya otak encer sama sepertimu,'' ucap Wilo.

''Kamunya aja nggak mau belajar. Gimana mau dapat otak encer,'' ujar Ae.

Guru mata pelajaran jam pertama pun masuk, guru matematika yang selalu menampilkan wajah garang itu pun saat ini tengah tersenyum kepada anak-anak kelas 11.

''Pagi anak-anak,'' sapa Ibu Mei.

''Pagi,'' jawab mereka serempak.

''Pagi ini kita kedatangan guru baru. Beliau akan menggantikan Ibu mengajar pelajaran Matematika karna sebentar lagi Ibu akan pensiun,'' ujar Ibu Mei.

''Gurunya perempuan atau laki-laki Bu?'' tanya Wilo.

''Mau tau aja atau mau tau banget?'' tanya Ibu Mei tersenyum kepada muridnya. Muridnya pun hanya memandang Ibu Mei dengan aneh, pasalnya selama ini Ibu Mei tak pernah tersenyum seperti itu.

''Nggak jadi deh,'' ujar Wilo memalingkan wajahnya karna geli dengan guru yang ada di depan mereka saat ini.

''Gurunya laki-laki,'' ucap Ibu Mei.

''Huuuuu,'' sorak para murid laki-laki, sementara para murid perempuan bersorak heboh.

''Bisa jadi santapan nih Ae,'' bisik Wilo.

''Lihat-lihat orangnya dulu. Siapa tau dia udah tuir. Ya aku nggak mau lah,'' ucap Ae.

''Silahkan Pak,'' ucap Ibu Mei mempersilahkan guru baru itu masuk.

Sepatu pantofel yang di pakai oleh guru baru itu berbunyi, semua murid penasaran menatap ke arah pintu. Suara itu pun semakin mendekat dan,,,

Ahhhhh, wow, amazing, maha sempurnanya ciptaanmu Tuhan dan masih banyak lagi pujian lainnya.

''Santapan aku kali ini,'' bisik Ae.

''Good luck. Kamu tak akan gagal Ae,'' bisik Wilo.

''Mohon perhatiannya! Tolong tenang dulu!'' Ibu Mei menggedor-gedor papan tulis dengan penggaris kayu.

Murid-murid yang tadinya ricuh sekarang langsung diam. Walaupun mulutnya diam namun mata mereka seperti yang berbicara dengan ketampanan guru baru mereka.

*

Karya ketiga guys. Semoga suka yakk.

Lope you pulll

2

*

''Ehm, minta perhatiannya sebentar,'' ucap guru baru yang terlihat cuek dan dingin itu.

''Lama juga boleh kok Pak,'' ujar Ae mengeluarkan jurus buaya betinanya.

''Kalau saingan sama Ae aku mundur aja deh. Percuma,'' ujar salah satu teman satu kelas.

''Mundur alus, mundur alus,'' timpal yang lain.

Ae menyunggingkan bibirnya. Guru baru itu menatap Ae dengan tatapan berbeda.

''Perkenalkan, saya Georgino Alvaro. Kalian bisa memanggil saya Pak Alva atau Pak Varo,'' ujar guru baru itu.

''Kalau manggil sayang boleh nggak Pak?'' tanya Ae mengedipkan sebelah matanya. Pak Varo hanya menatap Ae dengan tatapan yang sulit di artikan.

''Makanan yang jatuh aja di panggil sayang. Sayang kan kalau aku kamu panggil sayang,'' ucap Pak Varo.

''Nih orang ngomong apa sih. Kayaknya sulit deh deketin dia,'' bisik Ae kepada Wilo.

''Semoga betah Pak mengajar di sekolah ini,'' ucap Ibu Mei.

''Semoga saja,'' ucap Pak Varo sambil melirik ke arah Ae.

''Tuh orang kenapa ya. Sejak tadi kayaknya lihat kamu aja deh. Jangan-jangan dia naksir duluan sama kamu,'' bisik Wilo.

''Kalau dia naksir duluan sama aku. Aku langsung mundur. Udah enggak asik,'' gumam Ae.

Pelajaran jam pertama pun telah selesai. Hari ini adalah hari pertama Pak Varo mengajar di kelas 11. Ia juga di pusingkan dengan tingkah bar-bar muridnya yang bernama Aelesha. Namun Pak Varo juga mengangkat kedua jempolnya untuk Aelesha, karna ia bisa menjawab semua pertanyaan yang di berikan oleh Pak Varo.

''Aelesha,'' gumam Pak Varo di dalam ruangannya sambil menyunggingkan senyumannya.

Sejak tadi pagi ia melihat Aelesha, ia mulai tertarik kepada gadis bar-bar itu.

Bel pulang pun telah berbunyi, Ae dan kawan-kawan 1 gengnya pun berkumpul di parkiran khusus tempat mereka.

''Agenda hari ini?'' tanya Ae.

''Hari ini nggak ada agenda Ae. Tapi nanti malam ada yang ngajakin kita duel di jalan xx,'' ucap Zehan.

''Nggak usah di terima! Aku nggak mau salah satu di antara kita babak belur lagi,'' ujar Ae.

''Tapi Ae. Mereka merendahkan geng kita, katanya geng kita tidak berani adu jotos. Bahkan mereka bilang kalau kita semua anak Mama yang selalu berlindung di ketiak orang tua,'' ucap Zelo.

''Jam berapa?'' tanya Ae.

''Jam 11 malam, kalau iya nanti kita ketemuan di tempat biasa,'' ujar Zehan.

''Baiklah,'' Ae mengiyakan ajakan kawan 1 gengnya. Ia tak mau di rendahkan sebelum bertarung.

Ae sejak kecil sudah menguasai beberapa ilmu bela diri. Siapa lagi yang mengajarinya kalau bukan Kak Aiden, Kakak Ae yang hampir 2 tahun lalu meninggal dunia karna di keroyok oleh musuhnya.

Saat Ae ingin menaiki motornya, Ia melihat Pak Varo yang tengah berjalan tak jauh darinya.

''Pak Varo, Pak Varo,'' panggil Ae.

''Ada apa?'' tanya Pak Varo dengan ekspresi datarnya.

''Ae boleh minta tolong nggak?'' tanya Ae.

''Minta tolong apa?'' tanya Pak Varo mengerutkan keningnya.

''Minta tolong ambilin hatiku yang udah jatuh di kamu,'' ucap Ae dengan senyum manis di bibirnya.

Eakk.

Eakk

''Aduh si Queen mulai nih,'' gumam Zelo.

''Cuit cuit Pak Varo,'' sorak Wilo.

Sudah bisa di pastikan wajah Varo saat ini seperti kepiting rebus. Pak Varo tak menanggapi perkataan Ae, ia segera masuk ke dalam mobilnya dengan telinga yang memerah.

''Good Girl. Kamu memang ratu gombal sepanjang masa,'' ucap Wilo cekikian.

''Lucu nggak sih menurutmu lihat wajahnya yang merah gitu. Hihihi,'' ujar Ae ikut tertawa.

''Lucu pakek banget. Ini kali pertama kamu gombalin guru. Fiks hari-hari berikutnya dia pasti jatuh hati ke kamu,'' ujar Wilo. Ae hanya menyunggingkan senyumannya.

Di mobil milik Varo.

Varo terlihat senyum-senyum sendiri saat mendengar gombalan dari muridnya. Seumur hidupnya baru kali ini ia di gombali oleh seorang perempuan dan itu muridnya sendiri.

''Aelesha,'' gumamnya lagi. Entah sudah berapa kali ia mengucapkan nama itu. Namun nama Aelesha tiba-tiba hari ini sangat berkesan di hatinya.

*

Malam hari pun telah tiba. Kali ini Ae mengendap-endap seperti maling yang takut ketahuan. Ia menenteng sepatu dan jaketnya keluar dari rumah. Ae juga menuntun motornya keluar dari gerbang. Nasib baik masih berpihak kepadanya, satpam yang berjaga sedang tak ada di tempat jadi ia leluasa pergi dari rumah.

''Selamet- selamet,'' Ae mengusap dadanya. Jantungnya benar-benar dag dig dug malam ini. Ia tak pernah pergi hampir tengah malam seperti ini sebelumnya. Jika ketahuan kedua orang tuanya sudah bisa di pastikan Ae mendapat hukuman dari mereka.

Ae menyalakan motornya saat sudah berada jauh dari kawasan rumahnya. Ia juga terlihat sangat lelah karna menuntun motor yang lumayan gede sendirian. Nafasnya pun masih ngos-ngosan.

''Kamu kenapa sih berat banget. Nggak sebanding tau nggak sama berat badan aku. Kalau aku naik di kamu, kamunya masih bisa lari kenceng. Kalau aku yang menuntun kamu, nafas aku tinggal senin kamis,'' gumamnya berbicara sendiri.

Setelah sampai di tempat biasa mereka berkumpul, mereka pun segera mengendarai motor mereka masing-masing menuju jalan xx. Jalan itu memang jarang di lewati orang-orang, maka dari itu geng Ombro meminta mereka untuk adu jotos disana.

''Jumlah mereka berapa?'' tanya Ae, saat mereka tengah sampai di sana.

''5 orang doang kok. Kita pasti bisa. Beli mulut mereka dengan jotosan maut ini,'' ujar Zehan yang menahan kesal.

''Sabar dulu. Kalau kita nggak di serang lebih dulu jangan memulai, oke,'' ujar Ae.

Geng Ombro yang menantang geng Ae pun datang. Ae segera turun dari motornya. Ketua geng ombro pun juga turun dari motornya. Ia melepaskan helm yang tadi ia pakai.

''Vincent?'' batin Ae melebarkan matanya.

Vincent mendekat ke arah Ae. Karna cahaya lampu hanya remang-remang saja membuat Vincent tak begitu jelas melihat wajah Ae. Namun saat jarak Ae dan Vincent semakin dekat Vincent terpesona dengan kecantikan Ae.

''Apa kamu ketua geng ini?'' tanya Vincent.

''Ya,'' jawab Ae seadanya. Ia menahan tangannya agar tak memukul Vincent.

''Aku Vincent, ketua geng Ombro,'' Vincent tiba-tiba mengulurkan tangannya kepada Ae. Ae hanya melirik sejenak tangan Vincent. Ia terlihat acuh.

Vincent menarik kembali tangannya. ''Kami hanya ingin berkenalan dengan kalian. Semoga kita bisa berteman,'' ujar Vincent.

''Tidak semudah itu kamu bisa berteman dengan kami, pembunuh! Aku akan pastikan sebentar lagi nyawamu akan melayang,'' batin Ae. Namun jika ia ingin membunuh Vincent sekarang juga, ia takut polisi akan menangkapnya dan membuat kedua orang tuanya sedih dan malu.

''Aku harus bermain cantik. Sepertinya dia tertarik denganku,'' batin Ae menatap Vincent dalam-dalam.

*Yuk jangan lupa likenya

3

''Aku Ae. Senang bisa berkenalan dengan anda Tuan Vincent,'' ujar Ae. Semua teman-teman 1 geng nya di buat melongo dengan tingkah mereka berdua. Niat awal geng Ombro ingin mengajak duel geng Silent Boom, namun siapa yang mengira mereka malah berkenalan seperti ini.

''Apa kita bisa berteman sekarang?'' tanya Vincent menatap Ae penuh harap.

''Tentu saja. Siapa sih yang nggak mau berteman dengan orang setampan anda, Tuan Vincent,'' ucap Ae membuat Vincent seperti melayang di udara. Ae sangat berbakat di dunia pergombalan. Pergombalan menurutnya sangat mengasikkan, apalagi saat ia menggombal dan musuhnya baper beneran, itu adalah sebuah kemenangan baginya.

''Jangan memanggilku Tuan, aku merasa sudah tua jika kamu memanggilku Tuan. Panggil saja Vincent,'' ucap Vincent.

''Baiklah,'' ucap Ae mengedipkan sebelah matanya. Vincent yang menatap Ae pun langsung merasa terpana hatinya.

''Gilaa gila gila. Nih cewek cantik bener. Aku suka yang kayak gini,'' batinnya.

''Kalau tidak ada yang ingin di bahas lagi, kita pamit undur diri. Ya, karna kita anak sekolahan jam segini seharusnya ada di rumah,'' ucap Ae menaiki motornya.

''Baiklah. Hati-hati Ae. Sampai jumpa lagi,'' Vincent melambaikan tangannya saat Ae dan geng Silent Boom meninggalkan tempat itu.

''Bos apa-apaan sih. Kita itu niatnya mau duel, kenapa malah kenalan sama ketua geng Silent Boom,'' gerutu salah satu anggotanya.

''Mata kalian nggak normal, ha? Ketuanya cewek, gila kalau kita ajak duel,'' Vincent memberi alasan kepada anggotanya.

''Bos kan tau kalau geng Silent Boom ketuanya cewek. Kemarin aja ngebet banget mau duel, eh malah kenalan,'' ucap anggotanya.

''Udahlah udah. Aku nggak mau nyakitin cewek. Apalagi cewek itu secantik dan semanis Ae. Mana mungkin aku tega,'' ucap Vincent.

''Bos kita ternyata lemah kalau soal cewek,'' ejek anggotanya bernama Bemo.

''Kita cabut! Nggak usah banyak ba*ot,'' ucap Vincent naik ke atas motornya lalu pergi dari sana.

*

Sesampainya di rumah, Ae langsung menuju kamarnya. Masih sama seperti berangkat tadi, ia tetap mengendap-endap seperti maling. Setelah sampai di kamar ia lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

''Kak Ai, izinkan aku membalaskan dendam Kakak kepada manusia laknat itu. Bukankah nyawa harus di bayar dengan nyawa?'' batin Ae menatap langit-langit kamarnya.

''Kak Ai, Ae rindu Kak,'' bulir bening menetes begitu saja dari matanya. Aiden adalah sosok kakak yang sangat melindungi adiknya. Aiden lebih sayang kepada Ae daripada nyawanya sendiri. Sampai akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya karna di keroyok oleh geng Ombro yang tak lain dan tak bukan ketuanya adalah Vincent.

Flashback On

''Kakak kenapa?'' tanya Ae yang mendapati Kakaknya babak belur.

''Biasalah anak muda,'' jawab sang Kakak.

''Ini nggak biasa Kak. Sampai babak belur kayak gini kamu bilang biasa. Gimana kalau Papa dan Mama tau, pasti mereka bakalan sedih Kak,'' ucap Ae.

''Mereka nggak akan tau, mereka masih ada di LN sampai minggu depan,'' ujar Ai.

''Siapa yang ngelakuin ini semua sama Kakak. Aku nggak terima Kakak di aniaya seperti ini,'' ucap Ae.

''Kakak nggak di aniaya Ae. Kakak hanya adu jotos, Kakak nggak pa-pa kok. Kamu yang tenang aja,'' ucap Ai menenangkan Ae.

''Terus musuh Kakak gimana?'' tanya Ae penasaran. Pasalnya Kakaknya sampai babak belur seperti ini, padahal Ai pernah memegang sabuk hitam taekwondo.

''Masuk rumah sakit,'' ucap Ai santai.

''Whatt?? gimana kalau Kakak dapat masalah?'' tanya Ae takut.

''Nggak bakalan. Orang dia yang nantangin duluan,'' ucap Ai. Ae hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sang Kakak.

''Lihat foto ini. Kamu harus hati-hati jika bertemu dengannya. Awalnya dulu dia teman Kakak, tapi tiba-tiba ia menjauhi Kakak karna masalah cewek. Dan ia pun ingin menghilangkan nyawa Kakak,'' ucap Ai memperlihatkan foto Vincent dan the geng.

''Siapa namanya?'' tanya Ae.

''Vincent, namanya Vincentsius,'' ujar Ai.

Sejak saat itu Ae menandai wajah yang bernama Vincent itu.

Flashback off

''Kamu telah menghilangkan nyawa orang yang paling aku sayang Vincent. Aku berjanji akan meleyapkan nyawamu juga,'' gumam Ae menatap layar ponselnya yang tiba-tiba ada notif dari nomor baru, dan ternyata itu nomor Vincent.

📩''Cepat tidur cantik, cewek jangan tidur malam-malam, nggak baik,'' bunyi pesan itu.

''Kenapa aku ingin muntah melihat pesan darinya. Dasar lebay,'' guman Ae. Ia tak membalas pesan dari Vincent, ia memilih memejamkan matanya dan tidur.

Keesokan harinya, ia bangun terlambat. Jam menunjukkan pukul 6 lebih seperempat dan ia baru membuka matanya.

''Mampus aku! Jam pertama kan kimia. Mana gurunya killer lagi,'' batinnya sambil menggosok giginya. Hanya menggosok gigi dan mencuci muka, Ae langsung berganti pakaian dan make up tipis-tipis lalu berangkat. Sudah kebiasaan tiap pagi kalau Ae tak pernah mandi. Ia sangat malas jika harus mandi yang gerakannya hanya gitu-gitu saja, katanya.

Setelah semua peralatan sekolah sudah berada di dalam tas, ia segera berjalan menuju ruang makan. Di sana sudah ada Mama Yuni dan Papa Rio.

''Pagi Ma, Pa,'' jadwal pagi Ae mencium pipi kedua orang tuanya sebelum sarapan.

''Ae langsung berangkat aja Ma, Pa. Takut telat,'' ujar Ae menyambar roti selai di atas meja.

''Kamu nggak sarapan nasi dulu?'' tanya Mama Yuni.

''Nggak sempet Ma. Udah keburu telat ini,'' ucap Ae sambil menyalami tangan kedua orang tuanya.

''Ae berangkat dulu,'' pamit Ae langsung berlari ke garasi untuk mengambil motor kesayangannya.

''Hati-hati sayang!'' teriak Mama Yuni.

Sesampainya di sekolah, Ae terlambat 3 menit memasuki area sekolah. Untung saja Ae sangat kenal dengan satpam yang berjaga. Ia memberikan sedikit uang sakunya kepada satpam itu. Setelah itu Ae langsung masuk dan memarkirkan motornya di parkiran khusus.

Ia berlari ke kelasnya. Namun nasib baik tak datang padanya hari ini. Saat ia berlari, tiba-tiba ia menabrak tubuh seseorang. Namun hanya Ae yang terjatuh di situ.

''Aww shitt kalau jalan pakai mata. Jangan pakai dengkul,'' ucap Ae sambil mengusap sikunya yang terasa ngilu.

''Bukannya jalan pakai kaki ya?'' tanya Pak Varo yang berjongkok di depan Ae.

Ae pun langsung menatap ke arah orang yang berjongkok di depannya. ''Eh, Pak ganteng. Maaf ini salah saya jalan nggak lihat-lihat,'' ucap Ae merasa malu.

''Kalau jalan pakai kaki jangan pakai mata ya,'' ucap Pak Varo dengan sedikit mengejek. Pak Varo berjalan meninggalkan Ae tanpa menolong gadis itu terlebih dulu.

''Ish sialan. Awas aja ya. Aku tunggu kebucinanmu padaku,'' gumam Ae sambil melihat guru tampannya pergi dari hadapannya.

*

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.

See you next episode guys.

Lope you pull.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!