Suara teriakan dari kaum hawa memenuhi koridor IPA yang luas. Pekikan penuh kagum menyapa indra seorang laki-laki yang berjalan dengan gagah bersama kedua sahabatnya yang sudah menebar senyum yang katanya untuk ibadah.
Aarav Neandro Aristed, nama laki-laki yang kini berjalan dengan wajah datar dan angkuhnya itu menghiraukan gumaman dan teriakan penuh kekaguman dari kaum hawa yang melihatnya.
Siapa yang tak mengenal laki-laki satu ini? Aarav sangat terkenal di SMA Arcturus bukan hanya di lingkungan IPA bahkan di lingkungan jurusan lain Aarav juga cukup terkenal. Meskipun siswi dari jurusan lain hanya bisa menatapnya saat upacara atau hanya saat SMA Arcturus sedang mengadakan acara untuk sekolah.
Itupun hanya jika kaum hawa itu beruntung karena sifat Aarav yang misterius ia jadi jarang terlihat bagi murid jurusan lain, apa lagi sekolah mereka yang menempatkan siswa sesuai jurusan. Jarak antara jurusan satu ke jurusan lain memang cukup jauh, namun terkadang ada yang rela ke jurusan IPA hanya untuk melihat cogan di sana atau sebaliknya anak IPA yang rela datang ke jurusan lain untuk melihat cogan di sana.
"Gimana?" tanya Aarav pada Damar setelah meletakkan tasnya di meja dan kini menatap Damar penuh tanya. Damar yang mendapat pertanyaan tidak jelas itu mengerutkan keningnya sebelum mengerti apa yang sedang di tanyakan sahabatnya itu.
"Premannya udah habis dan untuk cewek itu ternyata sekolah di sini satu jurusan sama kita dia anak kelas XI IPA 3 lengkapnya bakal gue kasih nanti," jelas Damar yang langsung mendapatkan anggukan dari Aarav sedangkan Bagas yang tak mengetahui apapun mengerutkan keningnya apalagi mendengar Arrav yang menanya tentang seorang gadis, itu merupakan hal yang langkah.
Ia jadi berpikir apa yang dilakukan oleh gadis tersebut hingga Aarav mencarinya. Aarav adalah orang yang begitu malas untuk berhubungan dengan kaum hawa jadi ia berpikir apa gadis itu begitu menyinggung Aarav hingga Aarav mau repot-repot untuk mencarinya.
"Wait gue gak salah denger Aarav nanyain cewek? Kenapa? Jangan bilang dia misi lo? Tumben cewek biasanya juga gak mau kalua cewek? Atau dia nyinggung elo?" tanya Bagas yang membombardir Aarav dengan pertanyaan. Aarav yang mendengar hanya memutar bola matanya malas, mendengar pertanyaan tak bermutu dari sahabatnya yang memang paling banyak bicara itu.
Aarav tak menghiraukan sahabatnya itu dan langsung membuka handphonenya untuk bermain game, Bagas sudah mendengus kesal karena Aarav tak mau menjawabnya dan malah sibuk dengan ponselnya.
"Mar jelaskan," pinta Bagas pada Damar dan akhirnya karena kasian Damar menceritakan nya pada Bagas secara singkat sedangkan Aarav tak menghiraukan perbincangan sahabatnya itu. Terlalu fokus dengan kegiatannya sendiri.
"Terus nama tuh cewek siapa?" tanya Bagas pada Damar yang kini membuat Aarav ikut mengalihkan tatapannya pada Damar menunggu jawaban Damar.
"Kayra Izora Ivander," jawab Damar yang sontak membuat Bagas terkejut, ia tahu siapa gadis itu dan ia tak menyangka sahabatnya akan tertarik pada gadis itu.
"Kayra? Bukannya dia yang suka di bully Bella?" gumam Bagas tapi masih bisa didengar oleh Damar dan Aarav yang kini sudah menatap lurus pada Bagas.
"Iyap info yang gue dapet juga kayak gitu, btw lo tau dari mana?" tanya Damar dengan tatapan lurus pada Bagas penuh selidik. Ia tak tahu jika sahabatnya itu suka bergosip.
"Lo pada aja yang kudet, si Bella kan pemes dan pasti Kayra yang paling sering jadi sasaran dia juga ikutan pemes apa lagi si Kayra itu cantik ya walaupun dia introvert gitu," jawab Bagas sambil menjelaskan pada sahabatnya yang terus saja menatapnya.
Lagi pula apa yang di katakan Bagas adalah benar, Kayra gadis introvert yang sayangnya cantik dan sering menjadi bullyan karena sikapnya yang pendiam dan selalu menerima dirinya yang di bully.
Aarav yang mendengarnya tanpa sadar mengepalkan tangannya kesal mendengar penjelasan Bagas, bagaimana gadis itu bisa sebodoh itu? Pikir Aarav tak habis pikir dengan Kayra.
Saat menolong Aarav saja gdis tersebut malah bisa memiliki ide seperti itu. Namun mengapa untuk menolong dirinya sendiri tidak bisa?
Kini pikiran Aarav tertuju pada satu gadis yang sudah berhasil mengusirnya, dengan selalu muncul di pikirannya, gadis bodoh yang menerima perilaku orang lain pada dirinya, Kayra.
***
Perlahan senyuman terbit di wajah Aarav yang kini berada di rooftop gedung IPA yang letaknya memang tidak jauh dari gerbang dan dari sana Aarav dapat melihat gadis yang terus saja berjalan menuju gerbang dengan menunduk, entah apa yang gadis itu lihat atau sedang di carinya.
Tanpa siapa yang tahu apa isi hati seorang Aarav yang terus memperhatikan gadis itu. Sahabat nya hanya diam dan fokus pada urusannya sendiri tanpa mau pusing memikirkan apa yang telah terjadi pada Aarav, laki-laki yang tak pernah menyukai wanita itu kini malah terus memandangi gadis yang tanpa sengaja menolongnya.
"Masih aja lo liatin, samperin sana," perintah Damar yang hanya mendapat gelengan dari Aarav yang terus memperhatikan gadis yang tak lain adalah Kayra, gadis yang akhir akhir ini selalu menjadi fokusnya.
Aarav yang biasanya jarang keluar dari kelasnya bahkan belakang ini sering kali keluar dari kelasnya hanya sekedar untuk melihat Kayra, gadis yang sedari tadi menjadi objeknya.
"Ayo balik, ntar malam gue ada misi mau siap-siap," ajak Bagas yang langsung mendapatkan anggukan dari sahabatnya yang lain yang kini juga berjalan bersisian dengannya.
Banyak pasang mata yang terus memperhatikan mereka, namun semua tak mereka hiraukan dan segera bergegas untuk menuju rumah mereka masing-masing.
Di lain sisi kini Kayra tengah berjalan menuju halte dekat sekolahnya menunggu bus yang biasa ia tumpangi lewat, Kayra memang tak pernah terlihat membawa kendaraan kesekolah nya ia selalu menaiki anggukan umum tapi tidak dengan taxi.
Sehingga banyak yang berpikir jika Kayra adalah gadis miskin yang berhasil sekolah di sekolah elit karena beasiswa.
Tak beberapa lama bus yang biasa ditumpangi datang. Dengan segera ia naik dan duduk di kursi tengah dekat dengan jendela, memandang pemandangan padatnya ibu kota yang kian semakin menambah polusi udara yang tak sehat.
Kayra memejamkan matanya menikmati suasana yang ramai, ia sebenarnya tak suka keramaian Kayra lebih suka berada sendirian ataupun hanya dengan beberapa orang yang ia kenal.
Tak beberapa lama bus yang ditumpanginya sudah sampai di depan halte dekat komplek perumahan yang bisa dibilang mewah.
Kayra berjalan menuju rumahnya, rumah berlantai dua yang cukup luas dengan ornamen modern namun sayang seperti yang Kayra mau rumah itu tak ada orang, hanya Kayra yang berada di sana, pekerja rumahnya akan datang di pagi hari dan akan pulang di sore hari.
Cukup terbiasa dengan kesendirian membuat Kayra merasa nyaman dalam kesendirian dan kesepian yang selalu menemaninya. Tak ada lagi kesedihan walau semua seakan mempermainkannya.
Huft
Suara hembusan nafas keluar dari Kayra, Kayra membuka pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur king size nya dan memejamkan matanya menikmati kesendirian yang membelenggunya.
Berharap semua beban akan luruh dan semua ketenangan yang akan menghampiri, semoga Tuhan menjawabnya dan menginjinkannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments