Pempek, Tekwan dan Model

'Alhamdulilah, sampai di bandara. '

Aku menginjakan kaki di eskalator dengan hati-hati. Antri untuk mengambil koper yang kuletakan di bagasi. Ya, karena ukurannya lumayan besar, jadi kumasukan saja di bagasi pesawat. Syukurnya, tidak lama menunggu, muncul benda kotak berwarna biru muda. Yaps, itu dia koperku.

Sembari menunggu gawai diaktifkan, aku mencari tempat duduk dulu.

Ting. Drrtt. Gawaiku bergetar. Ibu sudah menghubungi.

"Assalamualaikum, hallo, Bu. Alhamdulilah, sudah sampai Sekar. Iya, ini sedang mencari makan dulu ya, Bu. Nanti kalau mobilnya sudah mau berangkat, dikabari lagi. Assalamualaikum." Aku tutup telpon dari Ibu. Kulirik jam Albaku sudah pukul 10.30.

Sekarang aku cari mobil travel dulu saja. Nanti baru shalat terus makan.

Setelah mendapat mobil dan mendapatkan waktu keberangkatan, aku langsung ke masjid bandara. Kubasuk mukaku, kuambil sabun cuci muka berwarna putih merah jambu. Ah, segar sekali.

Kubenahi hijab merah maroon-ku. Baru aku melangkah ke masjid, melaksanakan shalat Dhuhur.

Selesai melipat mukena, kupakai kaos kaki berwarna cokelat, ada hitamnya dibagian jari-jari kaki. Lalu kupasang sepatu putih dengan cepat.

Perutku sudah mulai demo ini.

Tidak jauh dari bandara, ada penjual pempek dan tekwan. Aduh, jadi tambah lapar. Segera aku masuk ke tempat tersebut, sebelum itu aku membeli air mineral dulu. Oya, kopernya aku titip di tempat penitipan deket masjid.

"Bu, pesan tekwan 1 porsi ya, sama pempek juga. Makan disini, Bu. Modelnya dibungkus ya Bu, kuahnya dipisah, pesen 5 bungkus. Makasih, Bu." Tuturku sambil tersenyum.

"Oke dek. Tunggu yo." Beliau langsung meracik makanan khas Kota Palembang itu.

Sambil menunggu, aku memberi kabar kepada Ibu dan Bapak, kalau aku sudah menemukan mobil travel dan sudah makan.

"Silakan dek, ini sudah jadi. Men kurang asin, la ado garem di mejo. " Ujar beliau sambil meletakkan makanan berkuah bening tersebut di mejaku. "Makasih, Bu. Ini uangnya, Bu." Jawabku tersenyum, "kembaliannya untuk Ibu."

Baca doa dan segera kuambil sendok dan garpu. Mari makan, teman. Sambelnya jangan lupa, yaaa....

Setelah puas mencari bekal, makan dan minum. Akupun segera menuju ke mobil.

Sudah pukul 13.00, nanti sampai rumah bisa kemaleman. Jarak antara bandara dan rumahku bisa menempuh waktu selama 5 jam. Itu kalau di daerahku sedang tidak hujan dan banjir, ya. Ditambah jalan Lintas Jambi-Palembang yang banyak berlubang.

Maka dari itu, persiapan bekal sangat dibutuhkan, cemilan paling penting.

Kupangku kardus kuning berisi pempek, pesanan Mas Andra, Masku. Katanya, mumpung ada yang di Palembang jadi sekalian nitip. "Pesen yang lengkap ya dik, kapal selam juga, yang ada telor juga, ponakanmu pengen yang itu." Begitu pesan Mas Andra lewat telpon tadi.

Aku memilih duduk dekat jendela, di kursi belakang pak supir. Sambil bershalawat, kulihat pemandangan di luar mobil. Rintik air mulai turun.

Wah, baik sekali Pemilik Semesta menurunkan berkahnya bertepatan dengan kepulangan Sekar. Semoga membawa berkah, ya. Doa Sekar dalam hati.

Hampir 5 jam, Sekar di mobil. Tadi tertidur sebentar. Sampai di dekat mau masuk daerah tempat tinggalnya, Desa Makmur, ia terbangun. Bagaimana tidak, jalan masuk ke desa Sekar masih berbentuk kerikil dan koral yang disebar diatas tanah. Alhamdulilah, tidak hujan disini, bayangkan kalau hujan, bagaimana nasibku?

"Tante Sekar, aku kangen." Dira, keponakanku, menyambutku pulang. "Pempek untuk Dira ada kan, Tante Manis? Beli model juga nggak Tan?" Tanya Dira menggemaskan.

Aku hanya menganggukan kepala. "Ajak masuk, Tantemu, Dira." Suara itu ....

Terpopuler

Comments

Kimie Meonk

Kimie Meonk

SMA dong dari bandara k rmh q jga sktr 5 jaman lah bru nyampe...

2021-06-21

0

Nunasoraya

Nunasoraya

Hmm.. Author, sepertinya "mejo" bukanlah bahasa Palembang 😁

2020-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Mudik ke Dusun
2 Bandara Adisutjipto
3 Pempek, Tekwan dan Model
4 Sekar Putri Koesuma
5 Calon Kandidat
6 Takut dengan Bapak
7 Akbar Zafran Sanjaya
8 Opor Ayam ala Sekar
9 Jatuh Hati
10 Malam Takbir
11 Bertemu
12 Obrolan Malam
13 Lebaran ala Keluarga Wira
14 Amanah
15 Kata Mila
16 Lamaran 'Kakang Prabu'
17 Makan Bakso
18 Cerita Aku dan Kamu
19 Cerita Aku dan Kamu (2)
20 'Bunga Hati' yang Berbunga
21 Tanggung Jawab
22 Sampai Tujuan
23 Bercerita
24 Ujian Kehidupan
25 Kota Seribu Kuil
26 Penganggum Akbar
27 Kapan Pulang?
28 Rasa
29 Persiapan
30 Resmi
31 Sukses
32 Obrolan Setelah Menikah
33 Antara Azan dan Iqomah
34 Ngunduh Mantu
35 Ikut Mengabdi di Kota 1000 Kuil
36 Rumah Tangga yang Sebenarnya
37 Pasukan Datang
38 Sayang Kamu, Bi
39 Pemilik Hati
40 Palembang, Kami Datang
41 Reuni
42 Aku Mia
43 Mari Bercerita
44 Ilmu dan Buah Hati
45 Semesta Mengabulkan Doa
46 Bonus Episode - Tesis Mama Muda
47 Bonus Cerita - Semua dari Hati
48 BC - Harus Ada yang Mengalah
49 BC - Penyelidikan Sekar
50 BC - Jalan-jalan Bertiga
51 BC - Jalan-jalan Bertiga (2)
52 BC - Aku Juga Berhak Tahu
53 BC - Bercerita dan Martabak
54 BC - Semanis Madu
55 BC - Teringat Bapak
56 BC - Seminar di Jogja
57 BC - Hati yang Diuji
58 BC - Cemburunya Sekar
59 BC - Akbar yang Kagum
60 BC - Akbar yang Mesum
61 BC - Keluarga Impian
62 BC - Alarm Hati
63 BC - Seperti Bapak (Bersyukur dan Berbagi)
64 BC - Seperti Bapak (Bijaksana dan Sabar)
65 BC - Ikut Abi Saja!
66 BC - Fatimah masuk PAUD
67 BC - Tentang 'Sayap'
68 BC - Semesta, Terima Kasih
69 Cerita Baru
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Mudik ke Dusun
2
Bandara Adisutjipto
3
Pempek, Tekwan dan Model
4
Sekar Putri Koesuma
5
Calon Kandidat
6
Takut dengan Bapak
7
Akbar Zafran Sanjaya
8
Opor Ayam ala Sekar
9
Jatuh Hati
10
Malam Takbir
11
Bertemu
12
Obrolan Malam
13
Lebaran ala Keluarga Wira
14
Amanah
15
Kata Mila
16
Lamaran 'Kakang Prabu'
17
Makan Bakso
18
Cerita Aku dan Kamu
19
Cerita Aku dan Kamu (2)
20
'Bunga Hati' yang Berbunga
21
Tanggung Jawab
22
Sampai Tujuan
23
Bercerita
24
Ujian Kehidupan
25
Kota Seribu Kuil
26
Penganggum Akbar
27
Kapan Pulang?
28
Rasa
29
Persiapan
30
Resmi
31
Sukses
32
Obrolan Setelah Menikah
33
Antara Azan dan Iqomah
34
Ngunduh Mantu
35
Ikut Mengabdi di Kota 1000 Kuil
36
Rumah Tangga yang Sebenarnya
37
Pasukan Datang
38
Sayang Kamu, Bi
39
Pemilik Hati
40
Palembang, Kami Datang
41
Reuni
42
Aku Mia
43
Mari Bercerita
44
Ilmu dan Buah Hati
45
Semesta Mengabulkan Doa
46
Bonus Episode - Tesis Mama Muda
47
Bonus Cerita - Semua dari Hati
48
BC - Harus Ada yang Mengalah
49
BC - Penyelidikan Sekar
50
BC - Jalan-jalan Bertiga
51
BC - Jalan-jalan Bertiga (2)
52
BC - Aku Juga Berhak Tahu
53
BC - Bercerita dan Martabak
54
BC - Semanis Madu
55
BC - Teringat Bapak
56
BC - Seminar di Jogja
57
BC - Hati yang Diuji
58
BC - Cemburunya Sekar
59
BC - Akbar yang Kagum
60
BC - Akbar yang Mesum
61
BC - Keluarga Impian
62
BC - Alarm Hati
63
BC - Seperti Bapak (Bersyukur dan Berbagi)
64
BC - Seperti Bapak (Bijaksana dan Sabar)
65
BC - Ikut Abi Saja!
66
BC - Fatimah masuk PAUD
67
BC - Tentang 'Sayap'
68
BC - Semesta, Terima Kasih
69
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!