Pergulatan Batin

Keesokan hari kemudian, Zahra bangun lebih awal dari biasanya untuk memasak makanan kesukaan Raditya. Pagi sekali sudah bergelut dengan dapur karena ia memang hobi memasak. Untuk sarapan pagi ini ia masak nasi uduk spesial dan udang asam manis. Sesekali mencium aroma masakannya sendiri "Aromanya harum sekali, pasti mas Radit suka" Sambil senyum senyum ia mengaduk tumis udang asam manis. Tadinya ia ingin masak ayam bakar tapi dalam lemari es hanya ada udang, telor, dan sayur mayur lain. Akhirnya memilih udang sebagai pendamping nasi uduk.

"Selamat pagi sayangku" Tiba tiba ada seseorang memeluknya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Raditya. Layaknya pengantin baru pagi hari rambut mereka basah. "Masak apa sih aromanya harum sekali? Seharum rambut basah ini" Raditya bermanja di bahu sang istri dengan sesekali menciumi rambut basah sang istri.

Senyum Zahra melebar "Pagi juga mas, kok kamu sudah bangun sih. Padahal tadi itu aku mau bikin kejutan buat kamu lho"

"Kajutan?" menempelkan dagu di atas pundak Zahra, tangan kanan Zahra tak henti mengaduk sayur lalu Raditya ikut membantunya. Mereka nampak serasi layaknya suami istri pada umumnya.

Awal pernikahan memang terasa sangat indah, bagaikan dunia milik berdua. Apa saja mau di kerjakan berdua.

"Kasih tau nggak ya?" Canda Zahra. Raditya lalu mengoleskan tepus pada pipi sang istri "Ah...mas Radit"

Raditya lalu terbahak meljhat wajah Zahra "Sungguh lucu sekali istriku ini" Mencubit hidung sang istri dan reflek Zahra hendak membalasnya, tapi Raditya bisa menghindar. Ketika hampir saja terpeleset sigap Raditya menarik tangan Zahra lalu keduanya saling bertatap muka.

Kebetulan saat itu Liona handak menuju dapur lalu melihat kejadian depan mata yang membuatnya berbalik badan. Nafas terasa sesak melihat keromantisan mereka berdua, hatinya mulai memanas.

"Liona..." Ibu Rohaya melihat manantunya terpaku sendiri membelakangi kedua insan saling bertatap muka. Mereka tidak sadar atas kehadiran Liona "Ehem....." ibu Rohaya berdehem dengan keras untuk memecah keromantisan mereka demi menyelamatkan hati menantu lainnya.

"Ibu?" Raditya segera melempar pendang ke arah sang Ibu, dan ia juga melihat Liona berdiri membelakanginya (Apa dia cemburu?) Pikir Raditya.

Jelas Liona cemburu karena biar bagaimanapun ia juga adalah istri sah Raditya. Bahkan selama menikah tidak sedikitpun Raditya memperlakukan Liona seeprti dia memperlakukan Zahra. Mungkin bagi Raditya wanita paling spesial dalam hatinya hanya Zahra saja, sehingga tak ada ruang untuk Liona.

"Liona kamu sudah siapkan sarapan untuk ibu? Nanti ibu ikut kamu sekalian berangkat ngajar ya, ibu mau pergi sebentar kerumah teman ibu. Sumpek rasanya di rumah udah serasa di neraka" Ucapan Ibu Rohaya jelas menyindir Zahra, sejak menjadi istri Raditya kebencian mulai menjalar dalam diri beliau, padahal dulu Zahra adalah menatu paling ia sayangi. Di abnding dengan Kinanty dan Liona dia adalah menantu kesayangan beliau. Namun, sekarang semua berbalik.

"Lihat mas ibu bicara deperti itu pasti untuk menyindirku" Lirih Zahra sembari melingkarkan tangan pada lengan sang suami.

"Baik, buk. Ibu mau si masakin apa?" tanya Liona.

"Apa saja asal itu kamu yang buat, ibu tidak mau makan makanan dari tangan orang lain" Ibu Rohaya semakin menyulut bara api. Setelah melontarkan kata kata tajam beliau lalu pergi keluar rumah.

"Wanita itu pasti sudah menghasut ibu,mas. Mas tau sendiri kan selama ini ibu sangat sayang sama aku, pasti dia biang di balik semua ini" Melempar kesalahan kepada orang lain sudah menjadi ciri khas pelakor.

Liona tak mau menanggapi ucapan Zahra, toh dia tidak menghasut siapapun untuk membenci Zahra. Ia pun segera berjalan menuju lemari es lalu memgambil telur.

"Sudahlah, jangan di ambil hati. Mending kamu sajikan sarapan karena aku mulai kerja hari ini" Ujar Raditya. Tak lama ia bergegas menuju ruang makan menunggu makanan datang.

Kini tinggal Zahra dan Liona saja "Pantas mas Raditya suka jajan di luar, nggak taunya punya bini bisanya cuma masak telur terus" cibir Zahra seraya mengambilkan nasi untuk Raditya.

Zahra semakin membuat ulah dengan sengaja menyenggol tangan Liona yang tengah mengaduk telur, alhasil terus tadi tumpah "Ups.....nggak sengaja" Dengan memutar bola mata ia lalu meninggalkan Liona.

"Astagfirullah....kenapa dia bisa sejahat itu?" Liona hanya bisa mengelus dada mengingat perilaku beruk Zahra kepadanya.

Terpopuler

Comments

Bocah Gaming

Bocah Gaming

kpan zahra kualatnya thor perasaan dr judul sebelumnya sampe ke judul baru liona trus yg apes

2023-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!