Kancil Yang Cerdik

Masih dengan membelakangi Aliya, Reno pun menertawakannya.

"Hahahaa... jaga hatimu baik-baik! Jangan sampai jatuh hati padaku!" ucap Reno seolah menantang, pria tampan nan angkuh itu kembali melangkahkan kakinya.

Dan sekarang, Aliya lah yang menertawakannya sehingga membuat Reno menghentikan langkah kakinya.

"Apa dia sudah gila? Kenapa berani sekali melawan ku!" batin Reno.

Lalu, Reno pun berbalik badan, ia menatap Aliya yang berhenti tertawa, dalam hati, Aliya merasa takut, tetapi, Aliya harus menjadi kuat. Setidaknya, jangan sampai terlihat lemah.

Lalu, Aliya membalikkan ucapan Reno dengan mengatakan kalau Reno lah yang harus berhati-hati.

"Jangan sampai anda jatuh hati padaku, Pak!" kata Aliya seraya menatap Reno.

Reno yang harus bekerja itu merasa tidak memiliki waktu untuk meladeni bocah yang ia pungut di jembatan, Reno pun pergi meninggalkan Aliya tanpa sepatah kata pun.

Di basement, Reno yang membuka pintu mobil itu harus membanting pintu saat menutupnya.

"Beruntung aku sedang sibuk, kalau enggak, mampus kamu! Beraninya dia! Enggak ingat siapa yang semalam mengompol!" kata Reno seraya memarkirkan mobilnya dengan kesal.

Di apartemen.

Setelah kepergian Reno, Aliya menarik kursi meja makan, ia duduk dan segera menarik nafas dalam. "Astaga, terbuat dari apa orang itu? Apa harus ku tanyakan pada Bunda?" batin Aliya.

Aliya yang duduk itu mengambil air minum lalu meminumnya habis tanpa sisa.

"Astaga, dari mana keberanian ini?" tanya Aliya pada dirinya sendiri.

"Ya, benar, aku enggak boleh lemah kalau tidak mau diinjak!" batin Aliya. Semalaman, Aliya memikirkan dirinya yang berada di kandang singa dan Aliya berpikir kalau dirinya harus kuat dan tegar.

Selesai dengan itu, Aliya pun pergi ke kampus dan karena banyaknya tugas, membuat Aliya harus terlambat pulang.

Aliya yang baru saja sampai di apartemen itu melihat sudah ada Reno yang sedang duduk bersama dengan Bundanya.

Aliya pun mendekat dan mengulurkan tangan, meminta punggung tangan Reka lalu menciumnya. Aliya pun duduk di samping Reka.

Dan Reno yang kembali dengan kepura-puraannya itu memanggil Aliya dengan sebutan sayang.

"Sayang, kenapa enggak ngabarin? Kan aku udah bilang untuk kabarin! Bikin khawatir aja!" kata Reno seraya menatap Aliya.

"Seharusnya kamu jangan terlalu lelah!" kata Reno pada Aliya penuh dengan perhatian palsunya.

"Ingat, kita sedang program kehamilan! Aku enggak mau nunda untuk itu!" kata Reno seraya menatap Aliya yang berada di sofa depannya.

Dalam hati, Reno merutuki dirinya sendiri, "Bodoh!"

Dan Aliya yang melihat ada Reka pun ingin menggunakan kesempatan ini, karena Aliya berpikir, Reka pasti akan melindunginya.

"Jangan salahkan, aku hanya mengikuti permainan Bapak!" kata Aliya dalam hati, Aliya yang sekarang berubah seperti kancil itu menatap Reno dengan tersenyum dan Reno yang melihat itu pun mencium rencana busuk Aliya.

Aliya bangun dari duduknya.

Aliya menyusul duduk di samping Reno dengan bermanja-manja. Bahkan, Aliya juga bergelayut manja di lengan Reno.

Dan dengan bodohnya, Aliya merasa nyaman saat memeluk lengan kekar Reno.

Dengan terpaksa, Reno yang pandai berakting itu mengusap rambut hitam Aliya seolah penuh kasih dan sayang, padahal, Reno sangat muak dan ia menahan kejengkelan itu sendiri, berharap kalau Reka akan segera pulang.

"Sungguh, Aliya harus menanggung akibatnya nanti!" kata Reno dalam hati.

Dan Reka merasa bahagia dengan pemandangan yang ada di lihat.

Reka merasa bahagia dengan apa yang dilihat. Dari keharmonisan Aliya dan Reno, Reka pun berpikir kalau Aliya akan segera memberikan cucu.

"Sepertinya, akan segera hadir Reno kecil atau Aliya kecil di tengah keluarga kita!" kata Reka seraya tersenyum dan mengambil teh hangat yang dibuatkan oleh Reno.

Reka menyeruput teh itu, seraya tersenyum bahagia.

Aliya menatap Reno dan Reno pun tetap menatap pada Reka, ia tak mau menatap wajah imut yang belakangan ini membuatnya kesal dan hampir darah tinggi.

Lalu, Reka yang harus menyampaikan niatan datangnya ke apartemen Reno itu memotong kemesraan Reno dan Aliya.

"Begini, Bunda mau adakan pesta untuk kalian!" kata Reka seraya meletakkan kembali cangkir teh tersebut ke meja.

Dengan alasan akan mendengarkan Reka, Reno pun menyuruh Aliya untuk duduk dengan benar.

"Sayang, perbaiki duduk mu!" kata Reno seraya berusaha melepaskan tangan Aliya dari lengannya.

Dengan manjanya, Aliya yang tak mau melepaskan tangan itu bertanya pada Reno, "Duduk yang benar itu seperti, apa?" tanya Aliya seraya mendongakkan kepala menatap Reno yang begitu dekatnya.

"Astaga!" geram Reno dalam hati.

Aliya tersenyum penuh kemenangan walaupun kemenangan itu tak bertahan lama, setelah Reka pergi, Aliya yakin kalai singa itu akan bangun dari tidurnya.

"Kemarin, Bapak enggak mau ku sentuh dan sekarang, aku memelukmu, Pak!" batin Aliya, gadis imut itu menatap Reno yang sedang menahan amarah.

"Sudah-sudah, nanti kalian melanjutkannya di kamar, sekalian membuatkan cucu untuk Bunda!" Sela Reka dan Aliya pun melepaskan pelukannya yang memeluk erat lengan Reno.

Reno pun dapat bernafas dengan lega.

"Sayang, kamu beruntung, kalau tidak ada Bunda, aku sudah menerkam mu! Haaauum!" kata Aliya seraya menirukan harimau yang ingin menerkam mangsanya. Setelah itu, Aliya pun tersenyum dan Reno pun menyentuh kening Aliya.

"Enggak panas!" kata Reno yang mengira kalau ada yang salah dengan Aliya.

Reka hanya bisa tersenyum dan merasa kalau kehadirannya itu sudah mengganggu menantu dan anaknya yang sedang hangat-hangatnya memadu kasih.

"Bunda seperti jadi kulit kacang!" kata Reka seraya melipat tangannya dan menatap Aliya juga Reno seraya menahan senyumnya.

Lalu, Reno kembali bertanya perihal pesta yang baru saja Reka rencanakan.

"Iya, pesta. Bunda mau semua orang tau kalau anak Bunda seperti yang Bunda katakan, anak kebanggaan Bunda yang tak pernah mengecewakan ini sudah menikah dan mereka harus melihat berapa cantiknya menantu Bunda yang ceria ini!"

Mendengar itu, Aliya pun merasa tersipu dan kembali menyenderkan kepalanya di lengan Reno.

Dengan suara pelan, Reno mengingatkan pada Aliya untuk memiliki batas dalam berpura-pura.

Aliya tak menghiraukan, baginya sangat menyenangkan saat dapat membuat Reno tak berkutik.

Lalu, dengan beraninya, Aliya berbisik pada Reno, ia mengatakan kalau Reno harus tetap berpura-pura menjadi suami yang baik.

Reno pun menarik nafas dan mengendurkan dasinya.

"Dasar kancil!" lirih Reno dan Aliya pun hanya bisa tersenyum.

Tak ingin berlama-lama bersandiwara, Reno pun mengatakan kalau akan menyerahkan semua urusan pesta itu pada Reka.

Mendengar itu, Reka pun mengiyakan.

"Iya, harus Bunda yang mengurus, ini pesta pernikahan anak satu-satunya Bunda." Reka sangat semangat dengan itu.

Setelah itu, Reka pun bangun dari duduk.

"Bunda tidak ingin mengganggu, Bunda pamit dulu!" kata Reka seraya berdiri dari duduknya dan mengambil tas tangannya yang berada di sofa tempatnya duduk.

Reno hanya mendengarkan dengan ekspresi datanya.

Bersambung.

jangan lupa like, komen dan difavoritkan ya, all.

Terpopuler

Comments

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

reka udah pulang siap2 diamuk singga aliya

2023-03-14

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Apa yg akan dilakukan Reno pd Aliya setelah ibunya pulang??mudah2an cm d marahin az,g ada kdrt ya.

2023-03-03

1

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

bagus,buat dy kezal klo bisa buat dy darting🤣🤣🤣cm siap2 az dgn resikonya nnti klo Reka dah pulang.Reno pasti ngamok.

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!