Cengeng!

Di perlakukan kasar oleh pria yang baru saja dikenalnya, tentu itu membuat Aliya merasa sangat takut.

Aliya yang belakangan ini mendapatkan perlakuan kasar dari dua orang pria itu pun menangis, dengan mendapatkan tatapan tajam dari Reno, itu mampu membuat Aliya terkencing di celananya.

Melihat itu, Reno melepaskan Aliya seraya sedikit mendorongnya. "Cengeng!"

"Bereskan dan jangan sampai ada sisa kotor sedikit pun!" ucap Reno seraya menatap tajam Aliya dan Aliya yang ketakutan itu pun terduduk lesu saat Reno berbalik badan, Reno masuk ke kamarnya.

Di kamar, Reno sendiri merasa buruk, ia tak menyukai air mata dan ia harus melihat air mata Aliya.

Air mata Aliya seolah mengingatkan dirinya pada masa lalu, air mata yang Reno keluarkan untuk Serena yang sekarang menjadi salah satu bintang populer di Korea.

Kala itu, Reno yang menangis, memohon pada Serena agar tak pergi meninggalkannya, tetapi, Serena mengabaikan permintaan Reno dan memilih untuk mengejar impiannya.

"Aaaaaa!" teriak Reno.

Reno yang sekarang sedang berdiri di depan cermin besar kamarnya itu seolah melihat flashback dirinya yang cengeng, menangis karena cinta yang bodoh.

'Crah!' Suara kaca yang pecah karena Reno tinju, Reno tak menyukai bila bayangan Serena datang.

Seandainya dirinya mampu, ia sudah menghabisi nyawa Serena yang sekarang sering kali ia lihat di layar televisi.

Sebenarnya sangat mampu, tetapi, hati Reno lah yang tak mampu melukai wanita yang pernah ia cintai,

Bahkan, sudah berkali-kali Reno mengganti televisi apartemennya karena Reno akan melakukan hal yang sama yaitu menghancurkan, ia tak menyukai bila dirinya melihat Serena.

Dan TV itu pun menjadi pecah karena ulah Reno.

Aliya yang masih terduduk lesu itu menatap kamar Reno saat mendengar suara berisik. Aliya yang belum juga membereskan bekas ompolnya itu pun segera bergegas untuk mengganti pakaiannya lalu membersihkan bekas ompol tersebut.

"Ya Tuhan, aku seolah buah simalakama!" batin Aliya.

Aliya takut, takut Reno keluar dari kamar dan melihat kalau Aliya belum membereskan, lalu, itu semakin menambah kemarahan Reno.

Dengan cepat Aliya membereskan dan belum selesai dengan itu, Aliya melihat Reno yang keluar dari kamar dengan jari tangan kanan yang berdarah.

Aliya yang memang berhati baik itu seolah melupakan apa yang baru saja Reno lakukan padanya.

Melihat tangan yang berdarah, Aliya pun mengejar Reno.

"Pak." Aliya memanggil seraya menahan tangan Reno yang terluka.

Aliya menatap tangan itu, "Pak, tangan Bapak terluka, ini harus diobati!" kata Aliya yang kemudian menatap Reno dan Aliya yang mendapatkan tatapan tajam setajam silet itu pun segera melepaskannya. Aliya merasa bodoh karena melupakan ucapan Reno yang tak suka jika ia sentuh.

Aliya mundur beberapa langkah, ia takut kalau Reno akan kembali mencengkramnya.

Dan Reno yang sedang menahan amarah itu pergi meninggalkan apartemen, pertama, Reno pergi ke klinik terdekat lebih dulu untuk mengobati luka tangannya dan setelah itu, tak ada yang tau kemana Reno pergi.

****

Malam begitu terasa sunyi.

Aliya merasa menikah dengan Reno tak membuat hidupnya menjadi lebih baik.

Aliya memang membutuhkan status, tetapi, tidak dengan perlakuan kasar Reno.

Aliya yang duduk menekuk kakinya di ranjang itu menatap foto Edy dan Surti yang berada di layar ponselnya.

Aliya menangis. Sempat berpikir untuk melarikan diri, tetapi, Aliya teringat dengan perjanjian yang sudah dibuat. Bahkan, di dalam perjanjian itu tertulis jelas Aliya akan mendapatkan masalah baru jika melanggar perjanjian tersebut.

Aliya yang tengah menangis itu harus berhenti menangis, ia teringat kalau dirinya belum makan malam dan begitu juga dengan Reno.

Sebelum itu, Aliya masih duduk di tepi ranjang, entah apa yang sedang dipikirkan olehnya dan Aliya pun menganggukkan kepala dengan semangat.

Aliya pun bangun dari duduknya, ia pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Pikirannya tak berhenti memikirkan Reno yang sangat mengerikan. "T-rex!" ucap Aliya yang sedang memasak. Tentu saja umpatan itu untuk Reno.

"Pantas aja jomblo seumur hidup, sangat menyeramkan! Mana ada perempuan yang mau sama dia!" batin Aliya.

Tetapi, sampai Aliya selesai dengan memasak dan makan sendiri, Aliya tak mendapati Reno yang kembali.

"Pergi ke mana dia? Apa dia punya tempat tinggal lain? Ahh... sudah pasti, orang kaya seperti dia mana mungkin memiliki satu tempat tinggal!" batin Aliya yang sekarang mencuci perabotan bekas memasak dan makannya.

Setelah itu, Aliya kembali masuk ke kamar, Aliya seolah melupakan Gilang karena sekarang yang ada dipikirannya adalah Reno.

"Lelaki seperti dia, biasanya sangat menjaga cintanya, buktinya dia enggak mau sama sekali tersentuh!" batin Aliya yang sekarang berbaring di ranjang.

"Astaga, mikir apa aku ini, jangan-jangan benar rumor yang beredar, kalau dia itu penyuka sesak jenis!" Aliya masih berbicara sendiri dalam hati.

Setelah malam berlalu, Aliya yang membuka mata itu masih sendiri di apartemen. Ya, Reno sama sekali tak pulang.

Lalu, Aliya melakukan tugasnya yang menggantikan Lela. Ia memasak, mengepel dll.

Dan Reno yang baru kembali di pagi hari itu melihat Aliya sedang membersihkan apartemennya, mengelap meja yang tak berdebu supaya mengkilap.

Lalu, Reno memanggil Aliya dan Aliya sempat terkejut itu mengatur detak jantungnya, ia merasa kalau harus membiasakan dirinya dengan berada di sisi Reno.

"Siapkan pakaian dan keperluan lainnya!" perintah Reno dan setelah mengatakan itu, Reno berjalan menuju ke kamarnya. Langkah kakinya itu terhenti saat Aliya memanggilnya.

"Maaf, tapi... kemarin, Bapak sendiri yang melarang saya untuk menyentuh barang-barang pribadi Bapak!" jawab Aliya.

Reno yang mendengar itu pun menjadi sakit kepala karena ternyata, Aliya mampu menjawab dirinya.

Reno yang masih membelakangi Aliya itu mengatakan kalau Aliya harus menurut dengan apa Reno perintahkan.

"Baiklah!" kata Aliya dan dalam hati, Aliya mengatakan kalau Reno baru saja menjilat ludahnya sendiri.

"Enggak malu! Kemarin begitu marahnya sampai barangnya sendiri dibuang!" batin Aliya seraya ikut berjalan ke kamar Reno dan Reno yang mengetahui itu pun mengabaikannya.

Reno memilih untuk mandi dan Aliya pun menyiapkan pakaian ganti.

Selesai dengan itu, Aliya pun segera keluar dari kamar Reno.

Lalu, Aliya menyiapkan sarapan untuk suaminya.

Selesai bersiap, Reno pun menyusul Aliya ke ruang makan. Di sana Reno yang tak ingin Aliya salah paham dengan mengambilkan pakaiannya itu pun menjelaskan.

"Dengar, menyiapkan pakaian adalah salah satu tugas Lela! Jadi... jangan pernah berpikir kalau itu adalah tugas seorang istri!" ucap Reno seraya duduk di kursi meja makan.

Aliya sendiri masih berdiri menyajikan makanan dan ia masih ingat kalau Reno tak suka makan dengan orang asin. Aliya akan makan setelahnya.

Selesai dengan itu semua, Reno pun bangun dari duduk dan Aliya memanggilnya.

"Pak."

Dan Reno pun menghentikan langkah kakinya. Ia sama sekali tak berbalik badan untuk menatap yang sedang mengajaknya berbicara.

"Aku melakukan itu semua karena aku memiliki hati yang baik, jadi, jangan pernah Bapak berpikir kalau aku akan mengambil hati Bapak dengan sikap baikku!"

Bersambung.

Maafkan untuk typonya dan tetap beri dukungan, like, komen, gift/vote setelah membaca, ya.

Terpopuler

Comments

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

nah gini aja yerus aliya jawab aja omonggan reno kalau emang salah biar dia puyeng

2023-03-14

1

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

kan kalian jodoh tu sama² pernah menangis karena mencintai orang yg salah

2023-03-14

0

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

semenakitkan itukah reno 🤣🤣🤣 tanggung jawab ren udah bikin alea ngompol sangking takut nya

2023-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!