Reno pun keluar dari mobil, ia berjalan mendekat seraya memangil Aliya dengan sebutan gadis bodoh.
"Hay, gadis bodoh, apa yang kamu lakukan tengah malam begini?"
Lalu, Reno segera berlari saat gadis itu menengok kearahnya, tak sengaja, kaki gadis itu tergelincir dari pijakannya.
Reno segera meraih tangan itu dan Aliya pun berpegangan pada Reno, Aliya menatap penuh harap saat ini.
Entah mengapa, Aliya yang sudah sangat yakin dengan jalan pilihannya itu menjadi takut saat bayangan-bayangan wajah Edy bersama Surti terlintas di penglihatannya.
Bayangan wajah Edy yang tersenyum padanya, begitu juga dengan Surti yang membelai rambut hitamnya.
Lalu, Aliya mengulurkan tangan kirinya dan Reno yang menyelamatkan Aliya dengan berat hati itu pun mengulurkan tangan satunya dan setelah susah payah, sekarang, Aliya berhasil Reno selamatkan.
Dalam hati, Reno bergumam, "Seandainya gue enggak butuh lo, udah gue biarin lo mati malam ini!"
Sedangkan Aliya, gadis itu gemetaran, ia berjongkok karena lututnya tak mampu menopang berat tubuhnya.
Aliya menangis, ia masih membayangkan betapa mengerikannya saat ia hampir jatuh tadi.
Aliya yang sedang berhitung sampai tiga itu harus melihat ke belakang saat Reno memanggilnya.
Sekarang, Aliya menangis meraung.
Tangisan itu terasa mengganggu di pendengaran Reno yang sedang berkacak pinggang.
"Dasar bodoh!" Reno menertawakan Aliya dan Aliya mendongak, ia menatap Reno dengan air mata yang masih mengalir. Tatapan itu sangat tajam.
Mendengar Reno yang menertawakan dan mengatainya bodoh itu seolah mengingatkannya pada Gilang yang juga mengatainya bodoh.
Aliya pun memprotes Reno yang menertawakan tetapi menyelamatkan.
"Berhenti! Untuk apa bapak menyelamatkan saya kalau untuk menertawakan?" teriak Aliya pada Reno.
"Seharusnya kalau mau mati cari tempat lain! Jangan di depan ku!" Reno membalas ucapan Aliya dengan nada yang tak kalah kesal.
"Aaaaa, menyebalkan!" teriak Aliya seraya mengacak rambutnya sendiri, Aliya berpikir, kalau sudah seperti ini, dirinya tidak tau lagi harus bagaimana.
"Gadis gila binti bodoh! Silahkan kalau mau mencoba bunuh diri lagi, gue enggak akan menghalangi!" kata Reno seraya menunjuk tepi jembatan dan Aliya yang masih berpikir untuk mengakhiri hidupnya itu kembali bangun dari jongkoknya.
Dengan bergetar, Aliya kembali mendekati tepian jembatan tersebut, tetapi, kaki Aliya terasa lemas dan Aliya sangat takut jatuh dari ketinggian.
Reno yang melihat itupun tertawa.
"Haha, memang bodoh! Sudah lepas dari maut mau memanggil malaikat maut datang kembali!" kata Reno, pria tinggi berbadan atletis itu masih berkacak pinggang.
Dan Aliya menatap Reno dengan wajah yang cemberut.
Lalu, Reno mengatakan sesuatu pada Aliya.
"Dengar, semua orang memiliki masalahnya masing-masing!"
"Apa urusannya sama Bapak?" jawab Aliya, ia berdiri di tepi jembatan dengan tangan yang berpegangan erat.
"Ada hubungannya dan kita akan keluar dari masalah itu sama-sama!" kata Reno yang mulai mengutarakan apa yang ada dipikirkannya.
"Maksudnya, Bapak punya solusi untuk masalah saya?" tanya Aliya seraya menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, saya tau kalau kamu wanita bodoh yang dicampakkan oleh seorang pria, bukan begitu?"
"Dari mana Bapak tau?" tanya Aliya seraya menatap sinis pada Reno.
"Mudah ditebak!" kata Reno seraya berjalan ke arah mobilnya, lalu, Reno sedikit duduk di bagian depan mobil mewahnya.
"Jangan berbelit, saya tidak tau maksud Bapak!" kata Aliya, ia masih berdiri di tempat yang sama.
"Menikah dengan ku, kita sama-sama akan mendapatkan status, aku menutupi aib mu dan kamu menutupi aib ku!" kata Reno seraya tersenyum smirk.
Aliya pun memikirkan ucapan Reno.
Aliya memperhatikan penampilan Reno yang terlihat berwibawa.
"Sepertinya dia bukan orang biasa, kalau aku menikah dengannya, aku mendapatkan status, selain itu, aku juga menjadi istri dari orang kaya raya, aku bisa menampar Gilang dengan statusku yang baru!" batin Aliya seraya memperhatikan Reno.
"Aku tidak membuat tawaran sebanyak dua kali! Jadi apa jawaban kamu? Kalau menolak, silahkan lanjutkan untuk melompat, aku tidak perduli lagi!" kata Reno seraya bangun dari duduknya, ia bersiap untuk kembali masuk ke mobil.
Dan baru saja Reno akan membuka pintu, Aliya sudah memanggilnya.
"Pak, baiklah, tapi dengan satu syarat!" kata Aliya.
Reno pun berbalik badan.
"Apa?" tanya Reno.
"Saya mau, pernikahan kita seolah didasari cinta di depan orang tua saya!" pinta Aliya, gadis bercelana pendek di atas lutut itu berjalan ke arah Reno dengan sedikit tersenyum.
Dalam hati, Reno kembali mengatainya bodoh. "Sekali bodoh ya tetap bodoh, apalagi sampai dirinya hamil seperti ini!"
"Bagaimana?" tanya Aliya yang sudah berdiri di depan Reno.
"Baiklah, tentunya, bukan cuma kamu yang memiliki persyaratan!" kata Reno.
Reno pun membukakan pintu mobil untuknya Aliya.
Aliya berpikir kalau dirinya ikut dengan Reno, apakah akan aman.
"Cepat masuk, kalau aku mau buat kamu mati, untuk apa aku menyelamatkan kamu!"
"Benar juga," kata Aliya dalam hati.
Di mobil, Reno menjelaskan kalau semua yang terjadi di dalam pernikahannya adalah pura-pura dan Aliya pun menyetujui.
Perjanjian pun telah dibuat.
"Tapi ingat, seolah alami di depan Ayah dan Ibu saya!" kata Aliya menegaskan.
"Sangat mudah bagiku untuk berpura-pura!"
"Ok, kita menikah di kampung saya!" pinta Aliya.
"Merepotkan, kenapa tidak orang tuamu saja yang datang ke kota!" protes Reno.
"Ingat ya, Pak. Seolah alami, Bapak datang melamar lalu meminta saya untuk menjadi istri Bapak!" kata Aliya dan Reno pun mengiyakan.
"Ok dan mahar yang besok ku berikan itu adalah bayaran karena kamu telah mau bekerjasama!" kata Reno dan Aliya pun menganggukkan kepala.
****
Sekarang, Aliya diantarkan ke kosnya dan Reno mengatakan kalau besok dirinya akan menjemput.
Dan benar saja, Aliya yang merasa baru saja memejamkan mata itu masih mengantuk, tetapi, Reno sudah datang menjemput.
Aliya hanya mencuci wajah dan berganti pakaian, Aliya pergi dengan tidak membawa banyak barang, Aliya hanya membawa tas kecilnya.
Aliya yang sekarang sudah duduk di bangku mobil Reno itu mengatakan kalau kampungnya berada di Jawa Timur
Dan Reno yang tak mau membuang waktu untuk perjalanan jauh itu pun menyewa jet pribadi.
Tentu saja, Reno dibantu oleh asistennya yang dapat diandalkan, asisten Reno bernama Arman.
Setelah sampai di kampung halaman, sekarang, Aliya dan Reno melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi.
Tentu saja, kehadiran Aliya yang datang dengan membawa seorang pria, itu membuat Edy merasa terkejut.
Sekarang, semua orang duduk di ruang tamu, Aliya bukanlah gadis miskin, tetapi, kekayaannya tak setara bila dibandingkan dengan Reno.
"Apa? Menikah?" tanya Edy seraya bangun dari duduknya.
"Kenapa mendadak? Apa terjadi sesuatu?" tanya Edy seraya menatap Aliya bergantian dengan Reno.
"Tidak, Pak. Belum terjadi apa-apa. Tetapi, kalau tidak segera menikah, saya takut akan terjadi apa-apa, saya menyukai anak Bapak," kata Reno seraya menatap Edy.
Edy pun kembali duduk.
Dan Aliya yang duduk di samping Reno itu memuji akting calon suaminya dalam hati.
"Pak, lebih baik nikahkan saja, dari pada mereka tidak bisa menahan lagi!" bisik Surti, Ibu Aliya.
Edy pun setuju dan meminta waktu pada Reno untuk menunggu sedikit waktu, Edy ingin menyiapkan pesta yang mewah untuk anak satu-satunya.
"Saya tidak bisa menunggu, Pak," kata Reno dan Edy pun saling menatap dengan istrinya.
"Saya mau sekarang!" kata Reno dan Edy pun merasa heran dengan pria itu.
Tetapi, Edy akhirnya mengiyakan saat Reno akan mencium putrinya di depan matanya.
Akhirnya, pernikahan pun terjadi.
Pernikahan mewah dan termewah di kampung Aliya itu menjadi bahan gosip. Tetapi, Edy dan keluarga tak menanggapi.
Setelah sah menjadi istri Reno, sekarang, Reno membawa Aliya untuk menemui Reka.
Reka sangat menyukai Aliya yang terlihat sopan. Reka meminta pada Reno untuk tinggal bersama, tetapi, Reno menolak.
"Bunda sudah percaya bukan? Anak Bunda ini normal, buktinya, Reno mencintai gadis cantik ini!" kata Reno seraya menatap Aliya yang duduk di sampingnya.
"Baiklah, seringlah datang kemari, Bunda senang memiliki menantu!"
Reno menganggukkan kepala, Reno pun menggenggam tangan Aliya, membawanya pulang ke tempat tinggal Reno.
Apartemen mewah dan lebih mewah dari yang dimiliki oleh Gilang.
"Ingat, semua adalah pura-pura!" kata Reno seraya melemparkan koper Aliya ke kamar sebelah.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
reno bisa tahu juga aliya hamil ya,kalau udah suami istri jangan panggil bapak lagi ya aliya 🤭
2023-03-14
0
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
dipanggil bapak🤭 astaga kok jadi ngakak 😂😂
2023-03-14
1
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Akhirnya Alya selamat dr maut dan kesepakatan pernikahan kontrak dgn Renopun telah terjadi.sama2 di untungkan...tp isi perjanjian mereka menguntungkan salah satu pihak gak tuh?
2023-03-03
0