"Jin Oppa, aku insyaallah bisa sukseskan? Bisa bahagiakan Ibu? Bisa jadi tulang punggung buat Ibu? Bisa umroh bareng Ibu? Insyaallah bisakan Jin Oppa?" monolog Auris dalam hati seraya menangis dalam diamnya.
Auris menggulir sosiql media dan melihat Jin Bts semasa awal-awal debut dan tentu sangat jauh perbedaannya dengan sekarang. Terlebih Kim Seokjin tengah wamil sekarang. Hal itu bagai menjadi tamparan tersendiri bagi Auris.
"Baiklah ayo kita coba cari caranya pelan-pelan tapi pasti. Prasaan editan Videonya belum selesai semua. Aku juga pengen bisa juaalan di Ig sekarang aku nikmati aja prosesnya. Insyaallah nanti aku nikmatin hasilnya. Bukankah Allah panggil yang rindu, banyak-banyak memohon saja bukankah Allah punya 1001 satu jalan?" monolog Auris kembali.
Ting
Ting
Ada pesan dari nomer baru, khawatir dari teman sejawat yang juga sama-sama bimbingan dengan dosen yang sama Auris langsung membukanya dan melihat nomer siapa yang tertera kali-kali ada namanya di profil Wanya.
"Oh Allah, kenapa dia lagi. Ayolah, aku bahkan udah hapus nomer kontak semua yang berhubungan dengan dia. Jangan lagi, aku ngak kuat. Walaupun yang chat istrinya tapi mental Auris tidak kuat lagi, kenapa? Hei aku masih manusia? Hampir dua tahun menaruh rasa dalam diam lalu dia menikah dengan orang yang Auris kenal dengan sangat baik? Apakah Auris akan baik-baik saja? Bahkan sampai ngundang buat hadir ke akad nikah? Demi Allah Auris masih normal walau sempat benci pada sosok laki-laki. Tapi dia yang bisa membuat Auris merasa luntur walau sejenak, tapi kali ini tidak lagi. Kunci hati rapat-rapat dan buang kuncinya tanpa harus di ingat lagi kemana tempat membuangnya.
Biarkan urusan jodoh Allah yang urus. Auris sungguh tidak lagi ingin menaruh harap, karena terlalu menyakitkan walau tidak sampai menangis tapi ada sudut hati yang nyilu saat melihat foto keluarga pria pujaannya bersama wanita yang di kenal baik telah bersanding di pelaminan. Udahlah, mungkin itu yang di namakan tidak jodoh. Ambisi Auris adalah ingin menjadi versi terbaik yang dia bisa dan bisa bahagiakan Ibunda tercintanya.
Tidak ingin berpura-pura tidak tahu Auris memilih merespon walau sebenarnya ya udahlah.
"Iya, Alhamdulillah kabar baik. Kakak apa kabar?" tanya Auris melalui pesan singkat yang di kirimnya.
Auris kembali terlena oleh berbagai kegiatan dan rutinitasnya. Terlebih Auris tengah gencar-gencarnya mencari celah bagaimana Video yang di buatnya menghasilkan uang.
"Eh ada cara menghasilkan uang dari nulis novel? Apa ini benar? Tapi butuh berapa lama? Apa bakal mengeluarkan modal juga? Tapi cerita apa?" tanya Auris bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Menulis artikel di website yang di monitesi? Sama kayak youtube dong? Tapi caranya gimana? Efektif ngak?" tanya Auris kembali.
"Ya Allah, jalannya terlihat banyak tapi ngak tahu bagaimana memulainya dan akan berhasil atau tidak. Ya sudah lebih baik aku cuci piring dulu," kata Auris meninggalkan ponselnya.
Setelah menyelesaikan cuci piring Auris mengisi air ke dalam mesin cuci yang ada di rumahnya.
"Mumpung air besar sekalian saja mencuci pakaian agar nanti Ibu ngak kerepotan lagi," kata Auris seraya mengambil pakaian kotor yang ada di keranjang cucian.
"Ada deterjen ngak ya?" tanya Auris pada dirinya sendiri.
"Oh, Alhamdulillah bisa ini untuk mencuci sampai selesai," kata Auris.
Auris menggulir baju-baju yang di masukkannya ke dalam mesin cucian dan langsung memasukkan deterjen. Seraya itu Auris mencoba mencari info cara menulis yang pasti dapat duit. Ada ngak sih? Maksudnya bulan pertama langsung dapet gituloh? Sabodo amat kalau harus di kontrak yang penting mah jadi duit.
"Wattpadkan banyak novelnya yang di adaptasi jadi film dan drama series coba di sana aja kali ya? Kali aja bisa?" tanya Auris masih dengan mental coba-coba khas kerupuk kesiram air.
Hari pertama, semua masih biasa. Auris hanya merasa jika waktunya semakin sedikit untuk me time. Auris semakin berusaha bagaimana agar penghasilannya bisa menyalur dari hal yang menyenangkan. Salah satu yang Auris lihat adalah menjadi konten kreator dan penulis. Entah itu menulis naskah ataupun menulis Artikel.
Notifikasi panggilan menyadarkan Auris jika ada yang menelpon dirinya.
"Halo Beb," sapa Auris pada sahabat baiknya Ceni.
"Beb, kamu waktu ngumpulin lapran PTK kemaren gimana di suruh sama Miss Susi?" tanya Ceni pada Auris.
"Kayak biasa Beb, kan kamu lihat gimana proses aku ngumpulin laporan PTK sama Miss Susi," kata Auris sambil fokus pada laptop yang baru saja di bukanya.
"Jilidnya kemarena apa namanya Beb?" tanya Ceni pada Auris kembali.
"Jilid pink mengkilap Beb, kemarin aku bilang ke Abang tukang foto copy jilid laminating trus kata dia jilid buku gitu. Ya aku iyakan saja," kata Auris kembali.
"Oke Beb, oh iya kertas wangi apa cover juga pakai kertas wangi Beb?" tanya Ceni kembali.
"Ngak Beb, yang pakai kertas wangi hanya halaman pengesahan yang dua lembar itu aja," kata Auris kembali.
"Ok Beb, thank you. Kalau aku bingung aku telpon lagi!" kata Ceni dengan nada ngototnya.
"Masyaallah, untung teman dekat," kata Auris.
Tidak terasa waktupun berlalu. Galau-galauan skripsi ssudah berlalu. Bahkan Auris sudah di Acc skripsi bab 4 dan 5 tinggal menunggu jadwal kompre.
Namun ternyata ada satu yang membuat Auris sedikit meloyo. Ya konten dan juga tulisan meski sudah ada sedikit hasil tapi masih goceng abis. 2000, 3000 itupun dari hasil nulis.
"Ya Allah, kapan banyaknya kayak orang-orang," kata Auris.
Kebetulan saat ini Auris tengah di kampus tercinta bersama sahabat terbaiknya Ceni.
"Hei Beb! Kamu harus tahu Auris yang namanya karir semunya berproses ngak mungkin kamu langsung mencuat dan dalam semalam langsung sukses. Orang-orang yang kamu lihat sukses dan menjadi orang besar saat ini itu semua punya jalan dan proses masing-masing. Jadi intinya jalani aja dulu, mulai aja dulu pelan-pelan. Kalau soal uang harian kamukan bisa bantu Ibu dengan jualan, kalau kamu pantengin terus yqng ada kamu letih sendiri Beb," kata Ceni.
"Iya juga ya Beb," kata Auris perlahan.
"Nah, itu kamu tahu. Semangat, jangan putus asa," kata Ceni pada Auris.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments