Kelindes Telur Cicak

"Jika tidak menyukainya maka jangan melihatnya. Jika membencinya maka hentikan membayangkannya. Baiklah ayo matikan televisinya aku lelah melihat drama Anupama yang tersiksa oleh para anak-anak yang tidak tahu diri. Masih untung di kasih Ibu yang begitu pengertian eh malah sibuk membela ayah tukang selingkuh? Apa drama kumenangis indosiar masih kurang?" kata Auris mendumel.

Auris membuka laptopnya dan mengerjakan skripsinya. Sesuai dengan perkataan dan ambisi gadis 23 tahun itu dia ingin segera lulus S1.

"Baiklah, tidak peduli aiapa yang mendapat bidikmisi dan masuk kampus impian. Mungkin ini memang jalanku. Allah percaya aku sanggup lantas mengapa aku ragu akan diriku sendiri. Insyaallah aku kuat, dan toga akan segera aku sandang di tahun 2023 ini bertepatan dengan Mei mendatang. Karena wisuda periode april di tunda ke bulan Mei," kata Auris mematikan televisinya.

"Bismillah, aku pasti wusuda Mei mendatang! Aku pasti sukses! Aku pasti akan bisa bantu ibu lunaskan hutang. Insyaallah akan ada jalan. Yang jelas sekarang aku akan lakukan apapun yang aku bisa. Hidup itu singkat jadi jangan terlalu banyak merana," kata Auris pada dirinya sendiri.

Tampak layar persegi panjang itu menyala dan ada tulisan jika guru pamong saat dia PLK menelponnya via sambungan telepon. Ada apa ini? Apa dia berbuat salah? Auris ketar-ketir tapi tetap ingin tahu apa yang akan di sampaikan oleh gurunya selama praktek lapangan kependidikan 6 bulan silam.

"Auris apa kabar?" tanya Mam X dari seberang sana.

"Alhamdulillah kabar baik Mam. Mam apa kabar?" tanya Auris kembali dengan nada ceria.

"Alhamdulillah Mam baik, Auris gimana penelitiannya apa sudah selesai?" tanya Mam X lagi pada Auris.

"Alhamdulillah, sudah hampir selesai Mam. Udah penulisan bab 4 dan 5 untuk skripsi," kata Auris kembali.

"Alhamdulillah, Auris sekarang sibuk ngak? Di rumah aja kan?" tanya Mam X pada Auris.

"Ya Mam di rumah aja, ada apa Mam?" tanya Auris.

"Auris bisa gantikan Mam ngajar di hari senin depan? Nanti bahan-bahannya Mam kasih tau? Kira-kira bisa ngak?" tanya Mam X pada Auris.

"Oh, insyaallah Mam. Iya Mam, nanti Auris temui Mam sebelum jadwal ngajar hari senin," kata Auris pada Guru Pamongnya.

Setelah saling mengucap salam sambungan telepon pun terputus.

"Tidak apa Auris, tidak apa jika tepung serbaguna sedangkan kamu di usia 23 tahun masih biasa-biasa saja. Gagal dalam bisnis, di tolak pendidikan dokter sebanyak 3x dan jadi pedagang nasi goreng sejak semester 1 hingga semester 5 itu sudah cukup baik. Kamu pasti bisa sukses! Impian kamu pasti akan tercapai! Ingat kata Jungkook Oppa 'Kamu boleh menangis tapi kamu tidak boleh menyerah'. Dan ingat kata Suga Oppa 'Kamu terlahir untuk menjadi nyata bukan untuk menjadi sempurna,' baiklah ayo Auris lakukan satu per satu," Auris kian bersemangat.

"Aku tidak akan menyerah," kata Auris mulai menyelesaikan pekerjaannya.

Ini adalah hari pertama aku bertekat bagaimana mengubah takdirku. Aku harus mengubah setiap kebiasaanku. Aku tidak ingin terus berlarut-larut seperti ini.

"Auris, ayo selesaikan sekarang," kata Auris.

Pagi hari ini adalah hari yang indah dan penuh dengan harapan. Auris melakukan semua yang terbaik untuk dirinya agar dia tidak merasa kacau.

"Apakah baik-baik saja jika kamu tetap jualan hari ini Auris?" tanya Ibu pada Auris.

"Alhamdulillah Ibu, bantu do'a saja Ibu agar aemuanya berjalan baik-baik saja. Bahan sudah aku masukkan, aku hanya menunggu kabar dari Miss Yulia agar bisa bimbingan," kata Auris pada Ibu.

Tepat jam 7.40 notifikasi dari hpnya membuat Auris menghentikan kegiatannya. Auris membaca jika ada pesan dai sang Dosen tercinta jika dia bisa bimbingan tepat jam 10 pagi ini. Auris segera membalas pesan sang Dosen agar bisa segera bergegas mengerjakan jualan dan segera datang bimbingan ke kampus.

"Ya Allah mudahkanlah semua urusanku ya Allah," kata Auris.

"Bu, bantu do'a agar semuanya baik-baik saja Bu. Semoga nanti jualannya cepat habis biar tidak terlambat menemui Miss Yulia ke kampus," kata Auris.

Waktu cepat berputar tidak terasa semua barang dagangan telah siap di distribusikan. Auris segera mengganti pakaiannya dan menunaikan dhuha 4 rakaaat sebelum berangkat jualan. Bagaimanapun 4 rakaat dhuha sebelum beraktivitas sudah seperti rutinitas yang tidak bisa Auris jalankan.

Ya jika kalian pikir Auris adalah gadis yang masa bodoh itu adalah kesalahan terbesar. Auris adalah perempuan muda yang over thingking, semakin dia meninggalkan banyak kebiasaan baiknya semakin Auris merasa jika harinya berantakan.

"Bu, Auris berangkat dulu. Assalamu'alaikum," Auris berpamitan dan mengecup pipi ibunda tercintanya.

Dengan bertemankan istigfar dan sesekali monolog dengan menggunakan bahasa inggris di balik masker yang di gunakan untuk menutupi wajahnya Auris menampilkan 1001 ekpressi.

"Nasi goreng, bihun, mie goreng, kacang ijo, ketan kacang ijo Bang, Kak. Murah, cuma 5000 perbungkus?" kata Auris menjajakan makanan yang telah dia produksi bersama sang Ibunda pagi ini.

"Nasi goreng, bihun, mie goreng, kacang ijo, ketan kacang ijo Bang, Kak. Murah, cuma 5000 perbungkus?"

Sekali lagi Auris menjajakan makanannya ke setiap tokoh yang buka yang di laluinya.

"Nasi goreng, bihun, mie goreng, kacang ijo, ketan kacang ijo Bang, Kak. Murah, cuma 5000 perbungkus?"

"Kak, nasi gorengnya berapa kalau beli dua?" tanya salah seorang pembeli pada Auris.

"Berapa Bang, oh dua 10.000," kata Auris seraya memberikan dagangannya agar sang pembeli bisa memilih.

Setelah berniaga, Auris melanjutkan jualannya dengan berjalan kembali hingga jualan Auris habis ter

"Nasi goreng, bihun, mie goreng, kacang ijo, ketan kacang ijo Bang, Kak. Murah, cuma 5000 perbungkus?"

Dialog yang sama dan juga ekspresi ceria yang sama terus di ulangi Auris hingga semua dagangannya menipis.

Auris berhenti di pinggiran jalan untuk melihat waktu yang berlalu.

"Ya Allah, sebentar lagi bimbingan. Aku harus segera pergi ke kampus," Auris segera menghitung jumlah sarapan yang tersisa meski hari masih lumayan pagi yaitu jam 9.30 pagi.

"Ngak papa, cuma lima kotak nasi goreng. Ini bisa ibu jual di sekolah, aku harus pergi ke kampus sekarang. Bagaimanapun Miss Yulia adalah orang yang tidak suka keterlambatan. Ya Allah semoga ini segera selesai," kata Auris dengan berjalan sigap menyusuri jalan yang cukup jauh di laluinya.

Setiba di sekolah, Auris segera menghampiri ibunya.

"Ibu, Auris harus ke kampus dulu bimbingan. Ini masih ada sisa lima. Kalau nanti memang ngak bisa di jual di sini, biar Auris jual di pasar aja sekalian beli bahan jualan buat besok," kata Auris dengan sigap.

"Ini uangnya pegang dulu, itu hasil jualan tadi. Tapi belum semua, Auris bawa agak lebih nanti takut kelindes telur cicak jadi jaga-jaga karena ngak ada uang pegangan," kata Auris segera pergi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!