Tadi malam aku tidur sangat nyenyak sekali, aku bangun pukul lima subuh di kampungku sudah menjadi kebiasaan kami untuk bangun di subuh hari. Bahkan sebelum pukul lima subuh pun sudah banyak orang-orang yang memulai aktivitas nya sehari-hari.
Ku lihat Tia di kamar ibu ternyata sudah tidak ada, aku pun memutuskan untuk ke kamar mandi dan melaksanakan ibadah subuh.
Setelah semua selesai aku membuat sarapan untuk kami bertiga, tetapi aku di kejut kan dengan suara Tia yang berlari ke arah ku.
"Bu ibu ..."
"Iya nak! kenapa?"
"Itu di depan."
"Di depan ada apa?"
"Di depan ada ayah datang bu."
Rasanya tidak mungkin jika mas Dani menyusul ku ke kampung karena aku ingat persis bagaimana ia berkata kalau ia tidak sudi untuk datang ke kampung ku ini, entah apa alasannya tetapi sejak saat itu setiap kali aku pulang ke kampung aku tidak pernah lagi mengajaknya untuk ikut.
Aku lebih ke menghargai prasaan ibuku ini daripada ia sakit hati oleh sikap dan perkataan mas Dani. Namun, sekarang aku di kaget kan dengan kedatangannya ke kampung ku.
"Ma-mas Dani?"
"Ya kenapa? Apa kamu tidak senang aku datang ke kampung mu yang jelek ini?" Sungguh ucapannya sangat menusuk hatiku, mau bagaimana pun tempat ini adalah tanah kelahiran ku dimana aku tumbuh besar menjadi sekarang ini.
"Bukan seperti itu mas."
"Apa kamu membiarkan suamimu ini diam di luar dan mengobrol di pintu?"
Astaga aku baru ingat kalau aku belum menyuruh nya untuk masuk, lagian kenapa sih mas Dani tidak langsung masuk saja ke dalam? Kenapa juga ia malah menunggu ku untuk mengajak nya masuk? Aneh sekali orang itu.
"Mas mau minum kopi?" Tawarku.
"Ya aku sangat haus sekali dan lapar, apa kamu sudah memasak Ita?"
"Aku baru ingin memasak kalau begitu tunggu sebentar yah biar ku buatkan kopi untuk mu."
Aku segera masuk ke dalam dapur dan membuatkan kopi untuk mas Dani. Setelah selesai aku menemaninya duduk di kursi ruang tamu, kebetulan sekali ibu sedang ada pengajian rutin setiap hari sabtu di mesjid depan rumah ku.
"Mas pukul berapa berangkat dari kota?"
"Jam tiga subuh, kenapa?" Jawab nya ketus.
"Tidak, ada apa mas datang kemari? Eee ... Maksud ku tumben sekali mas mau datang ke kampung ku yang jelek ini!"
"Kenap gak senang suaminya datang? Atau kamu di sini selingkuh sama mantan mu itu yang penjual pecel lele itu ha?"
"Apasih mas? Ya sudah aku mau ke dapur saja mau masak dulu."
"Ya udah masak sana, aku ingin tidur dulu dan bangunkan aku jika masakannya sudah selesai."
Aku tidak menjawab perkataan nya mas Dani, aku lebih memilih melanjutkan masakku di dapur.
Setelah semua selesai ibu dan Tia baru saja pulang dari pengajian di depan rumah, ibu menatap ku penuh tanya.
"Ada yang salah bu?"
"Suamimu ada di mana?"
"Oh mas Dani ada di kamar ku bu, ia sedang istirahat di dalam sana. kenapa?"
"Kalau kamu kenapa-napa kasih tahu ibu ya! kalaupun ibu sudah tua dan jelas soal tenaga akan kalah dengan Dani yang masih muda dan keker badannya." Ucap ibu sedikit berbisik, mungkin ibu takut jika mas Dani mendengar nya.
"Baik bu."
Aku membangunkan mas Dani sesuai permintaan nya tadi dan berniat mengajak nya untuk makan bersama. Namun, langkah ku terhenti saat mendengar suara mas Dani sedang menelfon seorang wanita di sebrang sana.
"Siapa wanita itu?" Tanya ku dalam hati.
Ceklekkk (Aku membuka pintu kamar)
Seketika mas Dani langsung menoleh ke arah ku, ia seperti maling yang ketauan.
"Ka-kamu sejak kapan kamu di sana? kenapa kamu tidak mengetuk pintu dulu sih? ga sopan banget." Cerocos mas Dani padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
semangat terus
2023-03-19
0
WuSaKoRi
Paaaaling sebel sama suami arogan
2023-02-05
0