03.

Clara menatap layar tivi tak percaya, wanita yang berdiri di samping pamannya terlihat cukup cantik dan dewasa. Clara merasa sendi-sendi lututnya lemas, cintanya pupus sudah, dia merasa tidak punya tempat untuk berlindung lagi.

Dia harus cepat dapat pekerjaan, harus bisa menabung supaya tidak mengharapkan bantuan dari pamannya lagi.

Kalau pamannya menikah pasti segala sesuatu istrinya yang akan mengontrol, dan tentu saja Clara harus tahu diri. Dia tidak ingin dikatakan sebagai beban dan menumpang hidup di rumah orang.

Dia tahu perusahaan Ayahnya dikelola oleh pamannya, tapi setelah kematian kedua orang tuanya, semua aset perusahaan Ayah paman Alexander nya lah yang membuat perkembangan bisnis nya merajai seluruh negeri. Tentu itu semua hasil kerja keras pamannya, hingga maju pesat.

Tapi Clara heran kenapa akhir-akhir ini pamannya mengurangi uang bulanannya, apa yang terjadi. Clara menggeleng kepala lemah, dia hanya bisa pasrah saja dengan keadaan.

"Hai Clara... boleh aku duduk disini ". sahut sebuah suara membuyarkan lamunan Clara.

Clara menoleh, dia melihat wajah seorang siswa tampan tersenyum manis padanya. Siapa lagi kalau bukan Anton. Clara langsung merasa tidak nyaman dengan keadaan ini.

" Maaf.. aku sudah selesai, kalau mau duduk silakan, aku mau pergi.. " ujar Clara seraya mengambil piring dan gelasnya. Dia tidak ingin ada masalah lagi, Anton siswa populer yang digilai oleh Amira cs.

" Clara.. " sahut Anton merasa diabaikan oleh Clara, dia sudah lama memendam rasa suka pada Clara. Dia ingin mengenal Clara lebih dekat lagi.

" Maaf.. ". Clara berlalu dari hadapan Anton.

" Kenapa bro.. ".sahut Julius teman akrab Anton " apa dia menolak mu lagi... sudah lah, jangan dipaksa, Amira nanti tidak senang.. ".

" Aku tidak suka sama Amira... "

"Hei kenapa... ditolak lagi ya.. " sahut Dodi cengengesan " Bro pelan-pelan aja, jangan putus asa... kalau jodoh pasti akan dapat juga" ditepuk nya bahu Anton memberi semangat.

Tak jauh dari situ di ujung kantin sepasang mata sudah menunjukkan rasa tak suka melihat situasi tersebut. Tangan nya mengepal erat menahan emosi, matanya menatap tajam ke arah Clara.

"Dasar ****** sialan... aku semakin membencinya " ucapnya marah.

"Aku punya rencana.., aku bisa menyingkirkannya keluar dari kampus ini " kata Lusi tersenyum jahat.

"Oh ya.. kau yakin "

"Iya.. yakin "

"Baik, apa itu rencanamu"

Lusi membisikkan rencananya pada Amira. Tampak wajah Amira berbinar-binar, setelah Lusi memberitahukan rencananya agar Clara bisa dikeluarkan dari kampus. Mereka menganggap Clara adalah semacam bakteri yang mengganggu .

"Bagus... ide mu luar biasa, aku yakin dia akan meninggalkan kampus sebelum lulus, gadis miskin yang sombong... huh tunggu saja kau akan merasakan akibatnya karena tebar pesona pada suamiku Anton". Amira mendengus sinis.

Lusi dan Sani sama-sama mengangguk mengiyakan ucapan Amira tersebut, kemudian mereka tertawa senang.

...****************...

Hari yang dinantikan Clara akhirnya datang juga, hari ini dia akan menerima uang bulanannya. Dia akan membayar uang kuliah dan asrama. Clara menunggu pelayan pengganti pamannya diruang tunggu asrama.

Sudah satu jam dia menunggu, tapi orangnya belum muncul juga. Biasa jam segini sudah datang, kenapa belum tiba juga pikir Clara melirik jam.

Dua jam berlalu, tiga jam berlalu, tidak ada yang datang menemui nya. Clara menghela nafas frustasi, pikirannya tidak tenang. Dan satu harian Clara menunggu tidak ada yang datang. Clara dengan langkah lunglai kembali ke kamarnya, perasaannya benar benar tidak tenang. Ada apa kenapa jadi begini, pikirnya.

Clara duduk di tepi tempat tidur dengan lesu, dia menunduk menatap lantai tanpa berkedip. Dalam diam dia merenungi nasib nya yang benar-benar sial. Bagaimana aku harus bayar uang kuliah dan kamar asrama, apa aku harus kerja part time saja ya, pikirnya lagi.

Clara menyambar jaketnya, dan kemudian bergegas keluar kamar, menguncinya dan kemudian dia pun dengan langkah pasti keluar dari asrama untuk cari kerja part time yang cocok buat anak kuliahan seperti dia.

Dia mencoba peruntungannya ke toko kue yang tidak begitu terlalu jauh dari kampus. Di sana ada beberapa toko pembuat kue. Dengan tekad bulat dan berani dia pun memasuki toko pertama.

"Sore kak...apakah disini membutuhkan karyawan ". sahutnya dengan ramah pada salah satu karyawan toko tersebut.

" Sore juga... coba tanya manager nya aja dek, nah.. itu dia manager nya " karyawan tersebut menunjuk seorang wanita yang sedang mengatur roti roti yang baru keluar dari oven kedalam etalase.

"Sore kak.. " sapa Clara ramah

"Ya ada apa dik.. "

"Apakah disini membutuhkan karyawan lagi ? " tanya Clara

"Oh sudah penuh... tidak ada lagi " ucap sang manager

"Terimakasih kak.. "

"Iya sama sama.. "

Clara keluar dari toko tersebut, dia tidak putus asa. Dia berjalan lagi menelusuri setiap jalan melihat toko yang kemungkinan menerima nya. Dia masuk lagi ke satu toko lain, dengan ramah menanyakan apakah disitu memerlukan seorang karyawan lagi.

"Apakah kamu mau kerja ditempat lain, kalau disini sudah penuh... saya ada teman yang membutuhkan karyawan, tapi tidak di toko roti " sahut si manager pada Clara

"Iya kak.. boleh, saya bisa nya kerja dari jam 5 sore sampai jam 9 malam saja " ucap Clara

"Kalau begitu cocok sekali, ini alamatnya... kamu bisa pergi kesana, katakan saya yang merekomendasikan kamu kerja di sana.. "

"Terimakasih kak... " sahut Clara senang sekali "Oh ya nama kakak siapa? "

"Diana... "

...****************...

Clara tidak menyangka dia bisa bekerja di sebuah restoran, sebuah keberuntungan yang tak terduga. Dia akan bekerja dengan sepenuh hati, dia bertekad menabung untuk masa depan.

Dia akan mengandalkan dirinya sendiri mulai sekarang, harus lebih kuat lagi, tidak boleh cengeng. Suatu saat bila pamannya menikah dengan wanita itu, dia pasti tidak harus terus bergantung lagi pada pamannya.

Dia masih muda, masih panjang perjalanannya. Mungkin empat atau lima tahun lagi, akan ada muncul pria idamannya yang mirip sifat dan karakternya seperti pamannya.

Dia harus berusaha melupakan pamannya, dia tidak bisa memiliki pamannya lagi.

Dua hari sudah Clara bekerja di restoran, dan dua hari Clara belum membayar uang kuliah dan asrama untuk bulan ke depan.

Pagi ini seperti biasa Clara sarapan dikamar, dia tidak mau lagi sarapan di kantin. Dia tidak mau ada masalah lagi seperti biasanya, Amira sangat membencinya.

Baru saja Clara mengunci kamarnya, kepala asrama datang menghampirinya. Wajahnya tampak tidak senang memandang Clara.

"Clara... kau belum bayar kamar asrama ya..., ini sudah telat dua hari, dan juga ku dengar juga kau belum bayar uang kuliah " cecar nya tidak senang.

" Pamannya saya ada masalah Nyonya...jadi dia belum bisa mengirim uang buat saya.. " sahut Clara.

"Kau pasti bohong... biasanya tidak seperti begini, kau pakai uangnya buat ke club malam ya.. dua hari ini ku lihat kau asik pulang malam ".

" Tidak nyonya... saya kerja part time, saya akan bayar kalau saya sudah gajian.. "

"Banyak alasan... dua hari lagi aku tunggu kau bayar, kalau tidak angkat kaki dari sini.. " ujar kepala asrama ketus, kemudian pergi meninggalkan Clara dengan marah.

Clara menghela nafas berat, dia harus tenang menghadapi semua ini. Kepala harus dingin, pasti ada jalan keluar mengatasi masalahnya.

Clara kemudian melanjutkan langkah nya untuk masuk kampus. Di tengah jalan Clara dicegat Anton.

" Clara... " panggilnya.

Clara mempercepat langkahnya, dia sudah tahu siapa kira kira cowok yang memanggilnya tanpa perlu menoleh lagi.

"Clara... tunggu". Anton berhenti didepan Clara.

Clara menatapnya dingin, dia sangat kesal sekali dengan laki laki yang satu ini. Apakah dia ingin aku dapat masalah terus, pikir Clara sebal.

" Mau apa.. ". tanya Clara dingin.

"Aku dengar kau ada masalah dengan keuangan ya... kau belum bayar uang kuliah dan asrama..., aku ingin membantu mu".

" Terimakasih... tapi tidak perlu, maaf aku mau lewat " . kata Clara dengan wajah datarnya.

"Tapi Clara... aku memang tulus mau bantu, tolong aku ingin berteman denganmu.. "

"Anton... kumohon.., jangan menambah beban ku saja, aku tidak ingin berteman dengan mu, permisi... aku mau lewat " Clara berjalan melewati Anton.

Reflek Anton menarik tangan Clara. Tentu saja Clara terkejut dengan tindakan Anton tersebut.

"Heii...!! " pekik Clara tidak senang, wajahnya menunjukkan rasa tidak suka " kau benar benar tidak sopan.. ini di tempat umum, apa kau sengaja membuat aku jadi bahan lelucon, dan dikatakan perempuan tidak tau malu ya! " Clara menepis tangan Anton kasar.

"Bukan begitu Clara.. "

"Lantas.. maksud mu apa berbuat begitu " tatap Clara tajam.

"Aku ingin membantu mu ".

" Menjauh lah dari ku... itulah cara nya kau membantu ku " kata Clara tajam.

Clara kemudian berbalik melanjutkan langkah nya, dia tidak memperdulikan banyak pasang mata memperhatikannya. Dia akan menyiapkan dirinya untuk menghadapi, kira kira sebentar lagi apa yang terjadi padanya.

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!