Clara berlahan keluar dari toilet, rasa ngilu di pinggulnya sangat terasa saat bergerak.
Karena pakaian yang sudah robek, dia tidak kembali ke kelas, dia memutuskan untuk kembali ke kamar asmara.
Kamar nya yang kecil terasa nyaman, 3 tahun sudah dia menempati kamar ini. Tempat nyaman yang dia rasa sepanjang tahun di kampus ini adalah kamar nya . Walau sempit ini adalah tempat yang aman, sembunyi dari para monster kampus.
Clara membersih kan diri dikamar mandinya yang sempit. Setelah mandi dia mengoles cream lebam di pinggul nya.
Tiba-tiba perutnya berbunyi meminta makan. Dia berlahan bergegas ke kulkas memeriksa makanan sisa tadi pagi yang tidak dihabiskannya saat berangkat ke kelas kampus.
Bahan makanan nya tinggal sedikit lagi. Dia harus menghemat, karena jatah uang bulanan yang biasa di berikan pamannya akan datang 2 minggu lagi. Clara kadang merasa heran belakangan ini, kenapa uang bulanan yang dikirim pamannya semakin hari semakin berkurang.
Hanya bisa bayar uang kuliah dan kamar asrama, sisa nya dia harus berhemat untung satu bulan ke depan. "Apakah usaha paman mulai bangkrut..."pikirnya.
Dan pelayan pamannya yang biasa pamannya atur buat mentransfer uang bulanan nya sudah beda orang. Dan orang itu terlihat sangat ketus bila menyerahkan uang kepada Clara.
" Gunakan uang nya baik-baik jangan boros! "itu selalu pesan orang tersebut bila menyerahkan uang bulanan pada Clara.
Clara seperti biasa tidak menjawab kata-kata orang tersebut. Dia hanya diam saja menerima uang itu.
Clara menatap foto pamannya di atas nakas, dia mengelus foto tersebut sambil tersenyum. Pamannya lah keluarga satu-satunya di dunia ini, cintanya dari hari ke hari semakin bertambah saja.
Dia tidak mempunyai handphone untuk menghubungi pamannya. 2 tahun yang lalu dia punya satu. Tapi benda kecil itu sudah dihancurkan oleh para monster kampus.
5 tahun tidak bertemu dengan paman, Kira-kira apakah paman sudah mempunyai kekasih? Atau apakah dia sudah menikah? Pikiran itu selalu membayangi Clara akhir-akhir ini.
kalau dihitung jarak usia Clara dengan Alexander terpaut 18 tahun, Clara sekarang berusia 19 tahun dan Alexander 37 tahun.
Yahh... Clara menghela nafas, mungkin paman sudah punya calon istri.
Lama Clara menatap foto pamannya. Ada rasa sakit di dadanya memikirkan pamannya memeluk wanita lain, memanjakannya, memberikan apa yang diinginkan oleh wanita itu.
Clara menekan dadanya dengan remasan jemarinya, hatinya sangat sakit. Air matanya ditahannya agar jangan jatuh. Dia sudah kebal dengan kesedihan. Dia sudah terbiasa, bahkan dia pernah tidak makan dua hari karena uangnya habis. Dia hanya minum air putih saja, dan banyak tidur agar jangan lemas.
Dok... dokk..
Pintu kamarnya ada yang menggedor. Clara reflek melihat ke pintu, kira-kira siapa yang menggedor pintunya.
Berlahan Clara membuka pintu, tampak Laura tersenyum dibalik pintu menenteng satu bungkusan.
Laura teman sekampusnya yang terbilang masih ramah padanya. Laura selalu diam-diam menegur Clara, supaya Amira cs tidak mencurigainya berteman dengan Clara.
"Hai... aku ada bawa bakso... apa kau mau" tawarnya tersenyum.
"Aku sudah makan. " jawab Clara masih belum mempersilahkan Laura masuk, dia takut nanti Amira melihat.
"Amira tadi kulihat pergi bersama Anton dan yang lainnya. " kata Laura
Clara merasa bimbang, tapi akhirnya dia membuka pintu lebar-lebar.
"Masuklah... " ujarnya
"Makasih.. " Laura tersenyum senang
Clara menutup pintu, lalu bergegas mengambil mangkuk buat bakso mereka.
"Oh ya Clara... apakah kau mau ikut denganku besok malam ke pasar malam, besok kan akhir pekan jadi kita malam mingguan di pasar malam... cuci mata, dari pada di asrama terus bosan ". kata Laura sembari menuang satu bungkus bakso kedalam mangkuk.
" Tidak mau... kau saja yang pergi bersama yang lain". sahut Clara sembari ikut menuang bakso satu lagi untuknya.
"Kenapa... ayolah.. apa kau tidak bosan dikamar terus ".
" Tidak.. "jawab Clara singkat.
Dia tidak ada keinginan untuk bersenang-senang, dia ingin fokus belajar. Dia ingin dapat nilai bagus dan cepat lulus, supaya bisa cari kerja menghasilkan uang. Dan bisa kembali ke kota D tempat asal nya, yaitu rumahnya dan bertemu pamannya.
Laura tahu sifat Clara tidak mau dipaksa, jadi dia pun tidak membujuk lagi agar Clara mau malam mingguan. Mereka makan dalam diam, hanya suara sendok dan kunyahan mereka yang terdengar.
"Bakso nya enak... terimakasih Laura". ucap Clara
Laura tersenyum, dia hanya mengangguk. Laura mengagumi Clara karena Clara sangat cantik dan baik. Clara tampak dewasa dari usianya, membuat Laura merasa nyaman dekat dengan nya.
Clara teman yang tidak banyak mengeluh dan tidak suka bergosip, dan juga gadis pintar, dan banyak cowok kampus yang menyukai nya. Tapi Clara tidak perduli, selalu bersikap cuek. Dia terbilang sangat dingin dengan lawan jenis nya.
"Wahh.... cepat sekali kau selesai makannya". ujar Laura.
" Iya.. baksonya enak" sahut Clara seraya membawa mangkuk kosong nya untuk dicuci.
"Clara... apakah kamu baik-baik saja... tadi aku lihat Amira menarik mu ke lorong toilet ". sahut Laura hati-hati dia merasa kasihan pada Clara.
" Iya aku baik-baik saja".
"Kenapa kamu tidak lapor saja ke Dosen pengawas.. supaya mereka diperingati ".
" Tidak ada gunanya... dulu aku pernah coba, malah aku yang disalahkan".
...****************...
Clara berjalan menuju kantin kampus, pagi ini dia memutuskan untuk sarapan di kantin.
Dia memesan nasi goreng dan teh manis panas, duduk santai disudut kantin sambil melihat berita di tivi.
"Wahh... bukankah itu Alexander Genius... tampan nyaaa " tiba-tiba seorang siswi yang duduk tidak jauh Clara menjerit senang menunjuk ke arah tivi.
"Iya... kau benar, eh...tapi siapa perempuan yang disampingnya itu ". sahut siswi lain yang duduk disebelahnya.
Clara spontan membuka matanya fokus pada layar tivi, iya itu paman bathin nya.
Deg! jantungnya terkejut melihat seorang wanita berdiri disamping pamannya terlihat sangat mesra menggandeng tangan Alexander.
Clara tidak tahu ternyata pamannya sangat terkenal dan populer di kalangan para wanita.
Rasa tak enak memenuhi dadanya. Lama tidak bertemu, banyak perubahan di diri pamannya. Pamannya semakin tampan saja, tubuhnya terlihat atletis walau memakai pakaian formal.
Kira-kira bila mereka bertemu apakah paman mengenalinya. 5 tahun tidak bertemu, Clara juga mengalami banyak perubahan di pertumbuhan tubuhnya.
Rambutnya yang tidak pernah dipotong nya, semakin panjang dan lebat. Wajahnya nampak berubah dari usia terakhir kali mereka berpisah yaitu saat diusia 14 tahun. Sekarang dia semakin cantik dan ramping, kulitnya terlihat semakin putih bersih.
Clara jadi tidak berselera lagi sarapan, perasaannya tidak tentu. Kalau paman sudah menemukan jodohnya, berarti dia tidak ada harapan lagi. Percuma dia kembali ke kota D, sudah ada nyonya baru menempati rumah paman.
Berarti dia tidak dibutuhkan lagi, mungkin karena itulah pamannya menganjurkan dia waktu itu untuk tinggal di asrama kampus, pikir Clara.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments