Kau satu-satunya yang berharga

Kau satu-satunya yang berharga

01.

Brakk...!!

Pintu dibanting dengan keras, tubuh gadis mungil kira-kira tinggi 155 cm terbanting didorong masuk kedalam kamar toilet.

Dia hanya bisa meringis menahan rasa sakit di tubuhnya begitu terjerembab ke lantai.

"He! ja-lang! jangan coba-coba teriak minta tolong, aku tidak segan-segan melukai wajahmu yang sok imut itu ya!!" sahut Amira melotot pada gadis yang teronggok di lantai kamar toilet tersebut.

"Rasakan! itu akibatnya suka tebar pesona pada Anton!!" ujar Sani dari belakang punggung Amira.

"Cuhh...!!" Lusi berludah di depan gadis yang terlihat mengenas kan itu.

Amira Pho nie, Sani Augustine dan Lusi Amber tiga cewek kampus senior yang ditakuti di kampus Sunkrila, kampus yang meng khususkan para muridnya untuk tinggal di asrama kampus.

Mereka tiga senior yang populer di kampus karena kecantikannya. Dan juga karena latar belakang mereka mempunyai orang tua terpandang dan terkaya di kota tempat ia kuliah tersebut.

Clara Stephanie, gadis yang sebenarnya lebih cantik dari mereka bertiga, hanya bisa meringis menahan sakit, akibat didorong begitu keras ke lantai.

Ia hanya diam saja, tidak menjawab tiga gadis monster yang dianggapnya cemburu padanya.

"Heh! dengar ya! kalau kau coba tebar pesona lagi didepan Anton, jangan panggil namaku Amira, ingat itu! kau tidak pantas menjadi wanitanya Anton!" ujar Amira tersenyum sinis.

Mereka pun meninggalkan Clara sembari tertawa mengejek.

Clara yang ditinggal hanya bisa menghela nafas, tak habis pikir dengan kelakuan tiga seniornya yang selalu merundungnya.

Perlahan dia bangkit dari lantai, ia merasakan ngilu di bagian pinggul, akibat benturan ke lantai tadi.

Dalam diam Clara berusaha bangkit, dengan berpegangan di sisi tembok kamar toilet.

Setelah berhasil berdiri, Clara menyingkapkan bajunya untuk melihat rasa sakit di bagian pinggulnya. Ada warna merah lebam di sana.

Dia melihat penampilannya di depan cermin, sangat berantakan. Bajunya terlihat robek di bagian lengan dan dada, karena tarikan tangan dari Amira , dan rambutnya yang acak-acakan akibat tarikan tangan Lusi Amber.

Clara mengelus pipinya yang terlihat merah karena tamparan Amira. Terasa pedih dan ngilu.

Clara mencuci mukanya dan kemudian membetulkan rambutnya agar terlihat rapi lagi.

Clara melakukannya dalam diam, karena sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini setiap hari.

Dia harus bertahan, sebentar lagi sudah mau lulus, dan dia akan meninggalkan kampus ini.

Clara memang satu angkatan dengan ketiga wanita monster tadi, tapi dia tergolong junior, karena ia siswa pindahan ke kampus Sunkrila di kota ini.

Awal masuk saja sudah terlihat seniornya tersebut menaruh rasa tidak suka padanya.

Clara gadis imut dengan tinggi 155 cm, tubuh yang ramping dengan kulit putih bersih. Rambut yang panjang tergerai indah, sangat sedap dipandang mata.

Senyumnya yang menawan, membuat siapa saja pasti merasa terbuai oleh pesonanya.

Saat di usia 14 tahun pamannya sudah menganjurkan Clara untuk tinggal di asrama sekolah saja, agar bisa lebih fokus belajar dan tidak capek pulang pergi sekolah.

Saat di sekolah menengah Clara dulu belum tinggal di asrama, dia selalu diantar jemput oleh sopir pribadi pamannya.

Dikarenakan pamanya akan meluaskan bisnis kedua orang tua Clara, yang diwalikan kepada pamannya tersebut, terpaksa pamannya akan meninggal kan Clara.

Pamannya sangat super sibuk, hingga jarang berkomunikasi dengan Clara, dia hanya fokus kerja dan kerja.

Hingga hasilnya, perusahaan peninggalan orang tua Clara meluas sampai keluar negeri.

Pamannya memang orang yang kompeten dalam berbisnis. Apapun yang yang diusahakannya selalu berhasil.

Saat itu pamannya masih berusia 20 tahun, orang tua Clara meninggal . Membuat pamannya Alexander menjadi walinya, dan mengambil alih perusahaan orang tuanya.

Alexander bukan paman kandung Clara. Dia adik angkat ibunya yang di adopsi dari panti asuhan.

Ibunya sangat sedih kala itu, melihat kehidupan Alexander, yang tanpa sengaja dilihat ibunya.

Alexander di pinggir jalan dengan sandal lusuh, dan pakaian kusam, membeli makanan di pinggir jalan.

Ibu Clara dan tunangannya, yaitu Ayah Clara, sedang berhenti di lampu merah.

Dan Ibu Clara mengusulkan kepada Ayah Clara, bahwa ia ingin mengadopsi Alexander, menjadi adik angkatnya.

Ayah Clara langsung setuju, karena dia pun merasa sedih juga melihat Alexander saat itu.

Kala itu Alexander masih sangat muda, usianya baru 12 tahun, saat di adopsi ibu Clara.

Dan saat pesta pernikahan Ibu dan Ayah Clara, Alexander muda jadi wali Ibu Clara, mewakili kakek Clara yang sudah meninggal.

Karena saat itu Ibu Clara juga, seorang gadis yatim piatu.

Alexander tumbuh menjadi pria yang tampan dan maskulin. Dia sangat menyanyangi keluarga kakak angkatnya.

Saat kelahiran Clara, dia sangat senang sekali. Dia selalu memanjakan Clara, menjaganya dan menyayanginya.

Bagi Alexander dalam hidupnya sekarang, dan selama-lamanya, hanya keluarga kecil kakaknya.

Merekalah hartanya yang berharga. Karena merekalah, dia bisa merasakan cinta kasih sayang yang tulus.

Clara sangat mengagumi pamannya, pria impiannya adalah pamannya itu. Clara merasa, kalau Pamannnya adalah pria ideal yang tiada duanya didunia.

Gila memang, kalau dipikir-pikir, entah sejak kapan Clara menyimpan rasa pada pamannya.

Mungkin terakhir kali diusia 14 tahun, rasa itu datang tiba-tiba di hatinya.

Saat itu, terakhir kali, setelah 5 tahun, Clara tidak bertemu lagi dengan pamannya.

Waktu itu, paman nya datang dari luar negeri, setelah menyelesaikan bisnisnya, dia pulang ke kota mereka, untuk melihat Clara.

Dan menganjurkan untuk tinggal di asrama sekolah saja, Pamannya mengatakan, akan memenuhi segala keperluannya.

Pamannya tidak ingin Clara terlalu capek, kalau tinggal di asrama sepertinya lebih bagus, dan bisa bergaul dengan teman seasrama.

Awal masuk asrama sekolah menengah atas semuanya berjalan lancar, tidak ada masalah.

Saat masuk asrama sekolah tinggi, masalah mulai datang. Hingga mengubah pribadi Clara menjadi gadis yang pendiam dan dewasa sebelum waktunya.

Saat terakhir kali, Alexander kembali ke kota mereka, Clara sangat gembira sekali.

Dia memeluk pamannya dengan begitu erat, untuk melepas rindunya.

Dan Alexander juga, membalas pelukan Clara dengan erat. Ia juga merindukan keponakannya itu, setelah 2 tahun di luar negeri.

Clara melihat Paman Alexander, menjadi pria matang yang sangat tampan. Saat pertama setelah 2 tahun bertemu lagi, Clara berdebar-debar menatap Pamannya.

Wajah itu penuh berewok yang yang belum dicukur. Tubuh paman tampak semakin kekar, dan semakin tinggi.

Saat Clara berdiri di depan pamannya, tinggi nya hanya sebatas dada pamannya.

"Paman, rasanya paman kok semakin tinggi saja ya!" ucap Clara waktu itu.

"Ha.. ha.. ha...!" Alexander hanya tertawa terbahak-bahak kala itu, mendengar kata-kata Clara.

Alexander lalu memeluk Clara gemas, dan Clara balas memeluk pamannya dengan posesif.

Dalam hati dia berbisik, "Paman milik ku.. hanya milikku!"

Clara menekan dadanya, menahan rasa sedih yang dideritanya selama ini. Dia menunduk menahan air matanya yang ingin jatuh.

Memori ingatan akan pamannya, membuat dia ingin menghamburkan dirinya, kedalam pelukan pamannya. Dan menceritakan tentang kesedihannya.

Dan ingin memohon pada pamannya, jangan lagi pergi meninggalkannya.

Bersambung...

Halo salam kenal...

ini karya saya yang pertama..

semoga terhibur...

Terpopuler

Comments

DFD Mom

DFD Mom

mampir

2023-06-28

0

Mayrima Najma

Mayrima Najma

Alur ceritanya bagus Thor, cerita gadis dalam pembulian semoga cerita di tulis sampai Tamat ya. Tetapi coba perhatikan Typonya rapikan thor..semangat dan jangan lupa untuk singgah juga di novel kk.

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!