Part 5 Pesona Istriku Luar Biasa

Bram duduk merenung di sebuah sofa yang ada di ruang kerjanya. Nia, istrinya sudah pamit pulang setengah jam yang lalu.

Bram terpana memperhatikan meja kerjanya dalam keadaan berantakan. Terbayang oleh Bram aktivitas panas yang mereka lakukan di atas kerja kerja tersebut. Bram baru pernah kali merasakan dirinya dibaringkan di atas meja kerja oleh istrinya, dan kendali dipegang istrinya. Luar biasa. Belum pernah istrinya seaktif dan liar seperti tadi. Bram merasa seperti diterjang ombak, ombak itu datang menggulung dirinya di saat puncak, tak terlupakan. Belum pernah Bram merasakan rasa seindah itu selama menikah dengan istrinya, bahkan Sandra pun tidak bisa menghantarkan rasa seperti rasa yang dihantarkan Nia kepada Bram, tadi.

Mengapa Nia bisa berubah menjadi aktif, nakal dan memegang kendali?

Bram duduk, penyesalan itu datang merambat di relung hatinya, teringat kata-kata kasar yang sering dilontarkan kepada istrinya. Mengapa Bram tidak mencoba mengkomunikasikan keinginannya kepada istrinya, jika istrinya ternyata bisa berubah, berubah menjadi aktif, nakal, dan memegang kendali. Mengapa menyakiti hatinya?mengapa mencari kenikmatan pada wanita lain, pada Sandra jika kenikmatan sejati yang halal itu sudah dimilikinya sejak lama. Kenikmatan itu ada pada istrinya sendiri.

Bram mengusap kasar wajahnya. Iya dirinya harus berubah. Berubah, meninggalkan Sandra.

Sore itu sebelum pulang ke rumah, Bram mampir ke toko perhiasan di sebuah mall. Bram memilih sebuah kalung berlian untuk istrinya. Bram kemudian membayar kalung berlian tersebut di kasir dan meminta agar kotak perhiasan tersebut dibungkus dengan cantik.

Bram juga tidak lupa mampir ke food court yang ada di mall tersebut, dibelinya empek-empek yang merupakan makanan kesukaan istrinya, dan membeli mango float, minuman kesukaan istrinya. Bram sudah lama tidak membelikan kado untuk istrinya dan juga sudah lama tidak membawakan makanan kesukaan istrinya. Bram hanya ingat memberikan uang serta credit card untuk istrinya, terserah istrinya akan membeli apa saja. Beli saja sendiri sesuai selera istrinya. Bram tidak mau repot mencari hadiah untuk istrinya.

Bram bertekad untuk membahagiakan istrinya mulai hari ini, memeriksakan kesuburannya ke dokter, dan jika ada masalah Bram akan berupaya sekuat tenaga untuk mempunyai keturunan, Bram akan mencari dokter yang ahli untuk masalah kesuburan.

Bram juga akan meminta maaf kepada istrinya dan juga memperbaiki dirinya.

Sore itu Bram sampai ke rumahnya.

"Ibu, mana Bik?" tanya Bram.

"Ibu tadi naik ke atas kata Ibu mau beristirahat," jawab Bi Inah.

Iya," jawab Bram.

"Makanan tolong ditata di meja makan ya Bik, minuman disimpan di kulkas supaya tetap dingin pada saat mau diminum. Makanan dan minuman kesukaan Ibu.

Bram kemudian naik ke atas ke lantai dua, disitulah kamar pribadi Bram dan istrinya.

Perlahan-lahan Bram membuka pintu kamar, dan masuk ke kamarnya.

Bram melihat istrinya sedang tertidur, dikecupnya pelan kening istrinya. Bram memperhatikan istrinya, tidur dengan mengenakan dress tidur bertali yang terbuat dari bahan satin, berwarna ungu. Perpaduan warna yang sangat serasi dengan warna kulit istrinya yang putih. Sungguh indah pemandangan dihadapan Bram. Bram kembali teringat kenakalan istrinya tadi pagi di atas meja kantornya, sungguh menggoda.

Bram bergegas masuk ke kamar mandi, sebelum pikirannya mulai tergoda oleh keinginan melakukannya lagi. Bram menutup pintu kamar mandi pelan-pelan, supaya istrinya tidak terbangun.

Bram kemudian mandi dengan air hangat. Selesai mandi, Bram kemudian keluar kamar mandi. Bram membuka pintu lemari, memilih sehelai kaos oblong berwarna coklat muda dan satu buah celana pendek. Bram kemudian memakai kaos oblong dan celana pendek tersebut. Perlahan-lahan Bram naik ke atas tempat tidur dan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Bram merasa kehangatan merambat ke hati nya, rasa yang sudah lama menghilang tidak terasa lagi di hatinya. Aroma parfum vanila yang lembut tercium dari tubuh istrinya yang sedang dipeluk Bram dari belakang. Bram juga mencium aroma shampoo yang beraroma apel dari rambut istrinya. Sungguh Bram menyesal telah melontarkan kata-kata kasar kepada istrinya, tetapi Bram berjanji akan merubah semuanya menjadi kembali baik. Menjadi suami yang baik bagi istrinya.

Bram perlahan-lahan mulai merasa mengantuk dan tertidur tidak lama kemudian.

Nia terbangun dua jam kemudian, merasakan ada tangan yang sedang memeluknya dari belakang, Mas Bram.

Nia perlahan-lahan bangun dan kemudian duduk di pinggir ranjang. Perlahan-lahan Nia mencondongkan badan ke depan, dan mencium bibir suaminya, lembut.

Bram merasa ada yang mencium bibirnya, dan membuka matanya perlahan-lahan. Dilihatnya wajah istrinya , dan Bram juga membalas ciuman istrinya dengan mesra, dan penuh semangat.

Perlahan-lahan, tali dress tidur Nia mulai terlepas dan Bram dan Nia mengulang percintaan seperti tadi siang di kantor Bram.

Setengah jam kemudian, Bram memeluk tubuh istrinya, diciumnya kening istrinya, pelan.

"Sayang kita rasanya seperti pengantin baru ya, berulang-ulang kita melakukannya," ucap Bram.

Iya Mas," jawab Nia sambil tersenyum malu. Kedua pipinya bersemu merah.

"I love u Nia, aku mencintaimu," ucap Bram.

"Aku minta maaf atas kata-kata kasar yang telah aku ucapkan. Maafkanlah aku, pinta Bram kepada Nia.

Nia tidak menjawab, ditatapnya mata Bram. Aku butuh waktu untuk mememberimu maaf Mas, tetapi semua hak Mas Bram sebagai suami tetap akan kuberikan sambil aku menata hatiku kembali. Aku akan berusaha memberimu maaf, Mas Bram.

"Aku mandi dulu ya Mas, mau membersihkan diri setelah itu Mas mandi juga, kemudian kita makan malam bersama berdua.

"Baiklah Sayang ucap Bram."

Nia kemudian keluar setelah selesai mandi. Bram juga bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai mandi, Mas Bram keluar dari kamar mandi, dilihatnya Nia sudah memakai sehelai dress mini bertali. Sungguh cantik. Wajah istrinya juga dipoles dengan make up. Suatu hal yang diluar kebiasaan Nia, biasanya istrinya hanya suka memakai daster yang longgar, dan tidak memakai make up.

"Nia kamu cantik sekali, ujar Mas Bram.

"Terima kasih Mas,," jawab Nia.

"Sayang, duduk sebentar di depan meja rias, ada sesuatu yang mau kuberikan untukmu, ucap Bram sambil tersenyum.

"Apa itu Mas?", tanya Nia.

"Kejutan," jawab Mas Bram.

"Pejamkan matamu sebentar, Sayang", ucap Bram.

Bram kemudian memasangkan kalung berlian itu ke leher istrinya.

"Bukalah matamu, Sayang," ucap Bram.

Nia membuka matanya dan terlihat sebuah kalung berlian yang bagus sekali, melingkar di lehernya. Sungguh kalung yang bagus sekali, sesaat Nia merasa matanya mulai menghangat, matanya berkaca-kaca, sudah lama sekali Bram tidak bersikap manis seperti ini, sudah lama sekali Bram tidak pernah memberikan hadiah untuknya.

"Terima kasih Mas, kalungnya indah dan cantik sekali, bagus," ucap Nia

"Pasti mahal harganya, Mas," ucap Nia lagi.

"Tidak ada yang mahal untuk istriku, semua ini supaya kau bahagia, semoga belum terlambat. Maafkanlah aku," ujar Bram sambil mengecup kening istrinya

Episodes
1 Part 1 Melamun Mengenai Masa Lalu
2 Part 2 Ada Aroma Parfum Wanita Di Kemeja Yang Dipakai Mas Bram
3 Part 3 Mengikuti Mas Bram, dan Kutemukan Bukti Mas Bram berselingkuh
4 Part 4 Bram, Wanita Selingkuhan Bram, dan Egoku
5 Part 5 Pesona Istriku Luar Biasa
6 Part 6 Sandra Mengamuk Diputuskan Bram
7 Part 7 Kencan Romantis Bram Prasetya dan Nia Prasetya
8 Part 8 Ternyata Nia Prasetya Lebih Pintar, Lebih Cantik, dan Lebih Sexy
9 Part 9 Video panas Bram Prasetya dan Sandra
10 Part 10 Nia Prasetya, Istri Sah Bram Prasetya Melapor Ke Polisi
11 Part 11 Bram Panik Mendengar Laporan Sang Asisten Pribadi
12 Part 12 Nia, Maafkanlah Aku
13 Part 13 Permintaan Maaf Bram Prasetya dan Kedatangan Ibu Rahayu Ke Kantor.
14 Part 14 Ibu Mertuaku Yang Tersayang, membelaku.
15 Part 15 Cinta Aditya Prasetya Kepada Nia
16 Part 16 Kenyataan Pahit Untuk Kesuburan Bram Prasetya
17 Part 17 Bram Diperiksa Penyidik Kepolisian Terkait Kasus Video Asusila.
18 Part 18 Sandra Menjadi Tersangka
19 Part 19 Bram Prasetya mengadu Kepada Ibu Rahayu
20 Part 20 Nia Prasetya Menemui Pengacara
21 Part 21 Bram Digugat Cerai
22 Part 22 Aku Selalu Ada Untukmu Nia
23 Part 23 Bram Curhat Kepada Reyhan Tentang Perceraiannya
24 Part 24 Nia Pindah Ke Apartemen Aditya
25 Part 25 Kehampaan Hati Bram Prasetya
26 Part 26 Perceraian Nia dan Bram Prasetya Dan Kunjungan Aditya Prasetya.
27 Part 27 Obrolan Aditya Prasetya dan Nia.
28 Part 28 Aku Mau Menikah Denganmu
29 Part 29 Meminta Restu Ibu Rahayu
30 Part 30 Kemarahan Bram Prasetya.
31 Part 31 Mengapa Harus Nia?
32 Part 32 Sandra Tertawa Mendengar Perceraian Nia
33 Part 33 Mencari Gaun Pengantin dan Cincin
34 Part 34 Sah Menikah
35 Part 35 Malam Pertama dan Kegelisahan Bram Prasetya
36 Part 36 Bram Patah Hati Di saat Malam Pertama Aditya dan Nia
37 Part 37 Reyhan Kita Ikut Ke Jepang
38 Part 38 Ke Jepang Untuk Berbulan Madu
39 Part 39 Demi Cintaku, Nia.
40 Part 40 Hari Pertama Di Tokyo
41 Part 41 Spring In Tokyo Tetapi Winter Di Hatiku.
42 Part 42 Kunjungan Ke Kuil Meiji, di Shibuya, Tokyo
43 Part 42 Nyaris Ketahuan
44 Part 44 Arti Sebuah Kesetiaan
45 Part 45 Apakah Nia hamil?
46 Part 46 Test Pack Positif
47 Part 47 Bram, Nia hamil
48 Part 48 Pelajaran Berharga Untuk Bram Prasetya
49 Part 49 Ketahuan
50 Part 50 Ketahuan Ada Di Jepang
51 Part 51 Rasa Cinta Bram Harus Tersimpan Rapat Di Hati
52 Part 52 Nia Apakah Kau Masih Menyimpan Rasa Kepada Mas Bram?
53 Part 53 Jalan Ke Shinjuku Bersama-sama
54 Part 55 Bersama-sama Menyelusuri Amonohashidate (Jembatan Surga) di Kyoto
55 Part 55 Hanami di Osaka
56 Part 56 Nikmatnya Es Krim Rasa Matcha di Uji, Kyoto
57 Part 57 Pulang, Bulan Madu telah Usai.
58 Part 58 Teguran Dari Ibu Rahayu Untuk Bram Prasetya.
59 Part 59 Aditya Prasetya dan Bram Prasetya Makan Bersama
60 Part 60 Pesan Terakhir Aditya Prasetya
61 Part 61 Kebersamaan Terakhir
62 Part 61 Duka Mendalam Nia
63 Part 63 Kesedihan Nia
64 Bab 64 Inikah Perpisahan Kita?
65 Part 65 Kelahiran Adam
66 Part 66 Enam Tahun Kemudian
67 Part 67 Akhir tragis Sandra
68 Part 68 Permintaan Adam
69 Part 69 Bram melamar Nia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Part 1 Melamun Mengenai Masa Lalu
2
Part 2 Ada Aroma Parfum Wanita Di Kemeja Yang Dipakai Mas Bram
3
Part 3 Mengikuti Mas Bram, dan Kutemukan Bukti Mas Bram berselingkuh
4
Part 4 Bram, Wanita Selingkuhan Bram, dan Egoku
5
Part 5 Pesona Istriku Luar Biasa
6
Part 6 Sandra Mengamuk Diputuskan Bram
7
Part 7 Kencan Romantis Bram Prasetya dan Nia Prasetya
8
Part 8 Ternyata Nia Prasetya Lebih Pintar, Lebih Cantik, dan Lebih Sexy
9
Part 9 Video panas Bram Prasetya dan Sandra
10
Part 10 Nia Prasetya, Istri Sah Bram Prasetya Melapor Ke Polisi
11
Part 11 Bram Panik Mendengar Laporan Sang Asisten Pribadi
12
Part 12 Nia, Maafkanlah Aku
13
Part 13 Permintaan Maaf Bram Prasetya dan Kedatangan Ibu Rahayu Ke Kantor.
14
Part 14 Ibu Mertuaku Yang Tersayang, membelaku.
15
Part 15 Cinta Aditya Prasetya Kepada Nia
16
Part 16 Kenyataan Pahit Untuk Kesuburan Bram Prasetya
17
Part 17 Bram Diperiksa Penyidik Kepolisian Terkait Kasus Video Asusila.
18
Part 18 Sandra Menjadi Tersangka
19
Part 19 Bram Prasetya mengadu Kepada Ibu Rahayu
20
Part 20 Nia Prasetya Menemui Pengacara
21
Part 21 Bram Digugat Cerai
22
Part 22 Aku Selalu Ada Untukmu Nia
23
Part 23 Bram Curhat Kepada Reyhan Tentang Perceraiannya
24
Part 24 Nia Pindah Ke Apartemen Aditya
25
Part 25 Kehampaan Hati Bram Prasetya
26
Part 26 Perceraian Nia dan Bram Prasetya Dan Kunjungan Aditya Prasetya.
27
Part 27 Obrolan Aditya Prasetya dan Nia.
28
Part 28 Aku Mau Menikah Denganmu
29
Part 29 Meminta Restu Ibu Rahayu
30
Part 30 Kemarahan Bram Prasetya.
31
Part 31 Mengapa Harus Nia?
32
Part 32 Sandra Tertawa Mendengar Perceraian Nia
33
Part 33 Mencari Gaun Pengantin dan Cincin
34
Part 34 Sah Menikah
35
Part 35 Malam Pertama dan Kegelisahan Bram Prasetya
36
Part 36 Bram Patah Hati Di saat Malam Pertama Aditya dan Nia
37
Part 37 Reyhan Kita Ikut Ke Jepang
38
Part 38 Ke Jepang Untuk Berbulan Madu
39
Part 39 Demi Cintaku, Nia.
40
Part 40 Hari Pertama Di Tokyo
41
Part 41 Spring In Tokyo Tetapi Winter Di Hatiku.
42
Part 42 Kunjungan Ke Kuil Meiji, di Shibuya, Tokyo
43
Part 42 Nyaris Ketahuan
44
Part 44 Arti Sebuah Kesetiaan
45
Part 45 Apakah Nia hamil?
46
Part 46 Test Pack Positif
47
Part 47 Bram, Nia hamil
48
Part 48 Pelajaran Berharga Untuk Bram Prasetya
49
Part 49 Ketahuan
50
Part 50 Ketahuan Ada Di Jepang
51
Part 51 Rasa Cinta Bram Harus Tersimpan Rapat Di Hati
52
Part 52 Nia Apakah Kau Masih Menyimpan Rasa Kepada Mas Bram?
53
Part 53 Jalan Ke Shinjuku Bersama-sama
54
Part 55 Bersama-sama Menyelusuri Amonohashidate (Jembatan Surga) di Kyoto
55
Part 55 Hanami di Osaka
56
Part 56 Nikmatnya Es Krim Rasa Matcha di Uji, Kyoto
57
Part 57 Pulang, Bulan Madu telah Usai.
58
Part 58 Teguran Dari Ibu Rahayu Untuk Bram Prasetya.
59
Part 59 Aditya Prasetya dan Bram Prasetya Makan Bersama
60
Part 60 Pesan Terakhir Aditya Prasetya
61
Part 61 Kebersamaan Terakhir
62
Part 61 Duka Mendalam Nia
63
Part 63 Kesedihan Nia
64
Bab 64 Inikah Perpisahan Kita?
65
Part 65 Kelahiran Adam
66
Part 66 Enam Tahun Kemudian
67
Part 67 Akhir tragis Sandra
68
Part 68 Permintaan Adam
69
Part 69 Bram melamar Nia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!