Bab 03 - Suami Yang Sama

Maudy bertekad untuk kasih tahu sang bunda tentang masalah ini. Maudy tau kalau selama ini bunda nya selalu aja lebih bela Nadya. Tapi siapa tahu kan bunda nya lebih membela keadilan? Dan bunda nya bakalan jauh lebih marah sama tingkah Nadya yang memalukan?

Maudy mengangguk yakin.

“Ya .... walaupun selama ini bunda nggak pernah peduli sama aku. Tapi seenggaknya aku harus berpositif thinking kan?”

Maudy menarik napas dalam dan bergegas pakai tas lalu keluar rumah. Ia tidak melihat sama sekali keberadaan dua orang itu. Dua orang yang udah kasih dia luka.

“Ah ... rasanya sakit banget ya.”

Dan pada akhirnya Maudy hanya bisa berusaha tersenyum tipis dan kemudian naik motornya. Ia mengendarai menuju makan ayahnya. Maudy masih butuh tempat untuk cerita dan salah satu orang yang ada di pikirannya hanya ayahnya ini.

Setengah jam kemudian, motornya terparkir di halaman Tempat Pemakaman Umum. Tak lupa ia membeli bunga dan langsung beranjak menuju makam ayahnya.

“Ayah?” gumam Maudy.

Langkahnya terhenti saat melihat makam ayahnya itu. Sampai saat ini hatinya masih menolak untuk menerima. Ia benar-benar nggak bisa menahan diri untuk semuanya. Dia muak. Dia kalut. Ayahnya. Salah satu orang yang paling dekat dengan dirinya kini udah pergi meninggalkan dirinya.

Sampai ... dia cuma sendirian di dunia ini.

Maudy berlutut di gundukan tanah itu. Ia mengusap nisannya itu dan tangisnya kembali pecah.

“Ayah ... aku butuh ayah di dunia ini. Aku nggak bisa hidup tanpa ayah. Aku nggak kuat. Semua orang jahat sama aku.”

Maudy menangis sejadi-jadinya di makam sang ayah.

“Selama ini aku cuma punya ayah. Karena bunda selalu aja bela Nadya. Bunda lebih sayang sama Nadya. Tapi aku? Aku cuma kayak anak tiri yang nggak pantas dapat kasih sayang sama sekali.”

Maudy terisak.

Ia berusaha menenangkan diri. Tapi semakin berusaha lupa. Bayangan suaminya yang bilang mau menikahi Nadya terus hinggap di benaknya. Ia menggeleng kecil, nggak sanggup sama sekali.

“Selama ini bayangan aku cerai aja tuh nggak pernah ada. Karena mas Farhan jadi salah satu orang yang udah buat aku jatuh cinta dan usaha nya nggak usah diraguin lagi. Tapi apa ini? Kenapa pada akhirnya bakalan begini? Kenapa mereka nggak pernah mikirin perasaan aku.”

“Aku nggak kuat yah ...”

Andai ayahnya masih di sini, andai ayahnya masih ada di depan dia, andai ayahnya masih terus mendengar dirinya. Pasti sekarang Maudy akan jauh lebih kuat dan memilih untuk pergi. Pergi berdua sama ayahnya aja.

Maudy mendongak, menatap cerahnya langit.

“Kenapa ya ... kenapa dari kecil aku selalu aja alamin ini semua? Kenapa cuma kesedihan yang datang ke hidup aku? Kenapa nggak ada orang yang bisa membuat aku lebih bahagia. Sebentar aja ...”

Maudy kembali memeluk nisan sang ayah.

“Ayah ... bawa aku pergi.”

***

Maudy memasuki komplek perumahan orang tuanya. Semakin dekat. Semakin perasaannya nggak enak. Ia menelan saliva dan semua prasangka nggak enak itu kembali terbayar saat melihat mobil Farhan ada di parkiran rumahnya.

Dengan kalut, Maudy langsung menaruh asal motornya dan masuk ke dalam rumah.

/Sah .../

“MAS FARHAN!”

Nafas Maudy memburu. Ia menggeleng kuat.

“Keluar, keluar kalian semua. Nggak ada yang nikah. Pergi kalian!” pekik Maudy membuat semua orang di dalam rumahnya pergi.

Siapa yang nggak kaget saat masuk ke dalam rumah dan malah melihat suaminya sendiri sedang ijab jabuk sama seorang ustadz dan jangan lupakan beberapa orang yang baru saja mengucapkan kata ‘sah' secara serempak.

“Apa-apaan ini!” ngamuk Maudy

Amukan Maudy membuat semua orang yang ada di sana saling berbisik dan berakhir pergi gitu aja. Disusul sorakan. Termasuk ustadz yang tadi bersalaman sama Farhan.

“Kakak! Apa-apaan sih ... nggak suka banget liat adiknya bahagia,” marah sang bunda membuat Maudy tertawa lirih dan menggeleng.

“Bunda ... woah?” Maudy meraup wajahnya dan berakhir menangis.

Semua kesakitan akhir-akhir ini ia keluarkan. Tak peduli mereka bakalan menganggap apa. Maudy Cuma butuh hatinya tenang.

“Bun ... sebenarnya aku salah apa sih sama bunda? Kenapa selalu aku aja yang terasingi? Kenapa selalu aku yang berakhir kayak gini? Kenapa selalu aku yang selalu sakit? Kenapa selalu aku yang nggak bunda pedulikan.”

Mereka diam.

Maudy maju dan berdiri di depan Nadya. Membuat adik kembarnya itu menunduk.

“Kenapa selalu Nadya? Kenapa bukan aku? Kenapa aku lagi yang tersakiti? Kenapa harus aku yang mengalah? Kenapa aku terus?”

Maudy nggak kuat. Tubuhnya luruh ke lantai. Ia menangis sejadi-jadinya.

“Kalian tuh kenapa sih?”

“Maudy ... dengerin dulu apa kata mas,” sela Farhan sambil berlutut di depannya. Farhan mengguncang tubuhnya tapi Maudy terlalu malas untuk mengucapkan sepatah kata pun.

Ia terlalu sakit.

“Bukannya kemarin mas udah bilang sama kamu, kalau mas bakalan nikah sama Nadya secepatnya? Dan menurut mas ini waktu yang paling tepat. Kamu cukup ngertiin kami ya. Jangan bertingkah kekanak-kanakan. Apa lagi tadi? Kamu beneran udah buat mas sama Nadya malu. Apa tanggapan orang yang datang kalau lihat kamu yang ngamuk kayak tadi.”

“Tahu,” lanjut Nadya dengan kesal. “Pernikahan itu sakral kak dan Cuma pertama sampai terakhir kalinya. Tapi apa ini? Kenapa kakak malah buat pernikahan aku hancur. Aku nggak mau tahu nanti kakak harus datangin tamu yang datang aja dan bilang kalau tadi kakak cuma salah paham aja. Aku nggak mau harga diri aku jadi terinjak-injak karena mereka tau hal ini.”

Maudy terdiam.

Apa lagi sekarang? Kenapa jadi dirinya yang salah di mata mereka? Kenapa dirinya yang salah atas semua ini?

Maudy menoleh, meminta pembelaan dari bunda Salma yang balik menatap dia heran.

“Kenapa jadi lihatin bunda? Nggak denger apa yang di bilang sama adik kamu dan nak Farhan? Lagian kamu jadi anak tuh nggak punya otak banget. Udah tahu ini pernikahan adik kamu tapi kamu masih aja hancurin. Apa selama ini kamu nggak pernah di didik? Kayak perempuan kampung aja kamu.”

Maudy terdiam.

Sakit sekali rasanya. Benar-benar sesakit itu dan dirinya nggak tahu lagi harus apa.

“Kalian semua belajar kesalahan ini?”

Ia menunduk dan menggeleng pelan.

“Mas Farhan ini suami aku dan apa aku salah kalau marah karena lihat suami sendiri nikah sama adik kandung aku sendiri? Apa aku nggak berhak marah karena semua kesakitan ini?”

“Maudy—

“Apa kalian nggak mikirin hati aku sama sekali? Apa kalian nggak mikir gimana perasaan aku selama ini? Apa kalian nggak punya hati sama sekali?”

Mereka semua diam sampai Nadya berdeham dan berdiri di hadapan Maudy.

“Aku tahu, tapi kakak juga harus tau kalau sekarang kita punya suami yang sama. Jadi, jangan menutup fakta yang satu ini ya kak ...”

 

 

 

 

Episodes
1 Bab 01 - Kepergian Ayah
2 Bab 02 - Jahatnya Farhan dan Nadya
3 Bab 03 - Suami Yang Sama
4 Bab 04 - Masa Lalu
5 Bab 05 - Kenapa?!
6 Bab 06 - Ceraikan Aku!
7 Bab 07 - Tetangga Yang Kepo
8 Bab 08 - Fakta Yang Menyakitkan
9 Bab 09 - Mulai Sadar
10 Bab 10 - Mulai Berani
11 Bab 11 - Luka Lama
12 Bab 12 - Benarkah Janji Itu?
13 Bab 13 - Tentang Honeymoon
14 Bab 14 - Tentang Honeymoon (2)
15 Bab 15 - Ini Sangat Sakit
16 Bab 16 - Benar-benar Benci
17 Bab 17 - Amanat Almarhum Ayah
18 Bab 18 - Janji Akan Selalu Ada
19 Bab 19 - Tega
20 Bab 20 - Keputusan Maudy
21 Bab 21 - Tentang Nadya
22 Bab 22 - Dua Bulan Berlalu
23 Bab 23 - Ancaman Kecil
24 Bab 24 - Sudah Tidak Tahan!
25 Bab 25 - Keegoisan Nadya
26 Bab 26 - Dendam Maudy
27 Bab 27 - Tidak Ada Pilihan Lain
28 Bab 28 - Mendapat Dukungan
29 Bab 29 - Setajam Silet
30 Bab 30 - Panti Asuhan
31 Bab 31 - Nasib Yang Sama
32 Bab 32 - Misi Maudy
33 Bab 33 - Bukti Baru
34 Bab 34 - Sepuluh Perjanjian (1)
35 Bab 35 - Sepuluh Perjanjian (2)
36 Bab 36 - Rencana Buruk
37 Bab 37 - Janji Nadya
38 Bab 38 - Tipuan Pertama
39 Bab 39 - Keduanya Egois
40 Bab 40 - Nurunin Ego
41 Bab 41 - Hilang Tanpa Kabar
42 Bab 42 - Keputusan Maudy
43 Bab 43 - Pesan Menyakitkan
44 Bab 44 - Dokter Maya
45 Bab 45 - Mulai Belajar Hal Baru
46 Bab 46 - Tak Ada Kabar
47 Bab 47 - Surat Cerai
48 Bab 48 - Aku Pasti Bisa
49 Bab 49 - Maafin Bunda
50 Bab 50 - Bukan Ini Yang Aku Mau
51 Bab 51 - Pingsan
52 Bab 52 - Tetap Salah
53 Bab 53 - Apa Itu Harga Diri?
54 Bab 54 - Musibah
55 Bab 55 - Ancaman
56 Bab 56 - Sedikit Terkuak
57 Bab 57 - Mulai Terkuak (Sedikit)
58 Bab 58 - Orang Tua Farhan
59 Bab 59 - Sinis
60 Bab 60 - Tersudut
61 Bab 61 - Tahu Semua
62 Bab 62 - Tuduhan
63 Bab 63 - Tentang Luka
64 Bab 64 - Permohonan Maudy
65 Bab 65 - Sumber Masalah
66 Bab 66 - Izin
67 Bab 67 - Kekecewaan
68 Bab 68 - Menyesal
69 Bab 69 - Dituduh
70 Bab 70 - Gak Boleh Takut
71 Bab 71 - Janji
72 Bab 72 - Terpengaruh
73 Bab 73 - Ancaman
74 Bab 74 - Air Mata
75 Bab 75 - Terima Kasih
76 Bab 76 - Tak Ada Harapan
77 Bab 77 - Keresahan Kecil
78 Bab 78 - Sebuah Tawaran
79 Bab 79 - Sedikit Informasi Tentang Farhan
80 Bab 80 - Kebingungan Farhan
81 Bab 81 - Keributan Kecil
82 Bab 82 - Terbongkar
83 Bab 83 - Fitnah (1)
84 Bab 84 - Fitnah (2)
85 Bab 85 - Cemburu
86 Bab 86 - Perjodohan
87 Bab 87 - Tentang Hermawan
88 Bab 88 - Permintaan Farhan
89 Bab 89 - Bertemu
90 Bab 90 - Selesai
91 Bab 91 - Ingat
92 Bab 92 - Manipulatif
93 Bab 93 - Keputusan Akhir
94 Bab 94 - Maaf!
95 Bab 95 - Satu Masalah Selesai
96 Bab 96 - Tindakan Lisa
97 Bab 97 - Maaf
98 Bab 98 - Yang Diinginkan Sama Maudy
99 Bab 99 - Bantuan
100 Bab 100 - Fakta Baru
101 101 - Keputusan Hermawan
102 Bab 102 - Pesan
103 Bab 103 - Kita Nikah Yuk!
104 Bab 104 - Kita Pasti Kuat
105 Bab 105 - Masih Belum Dapat Restu
106 Bab 106 - Jangan Khawatir
107 Bab 107 - Gagal?
108 Bab 108 - Akhirnya
109 Bab 109 - Penantian Panjang
110 Bab 110 - Jangan Berubah
111 Bab 111 - Ajakan
112 Bab 112 - Keresahan
113 Bab 113 - Bakalan Baik Baik Saja
114 Bab 114 - Mereka Yang Peduli
115 Bab 115 - Ribut
116 Bab 116 - Perkara Hal Kecil
117 Bab 117 - Bersama
118 Bab 118 - Perkara Anak
119 Bab 119 - Rutinitas
120 Bab 120 - Anak?
121 Bab 121 - Kembali
122 Bab 122 - Harapan
123 Bab 123 - Lisa dan Masalah
124 Bab 124 - Selesai
125 Bab 125 - Kabar Mengejutkan
126 Bab 126 - Kabar Menyedihkan Lainnya
127 Bab 127 - Berlalu
128 Bab 128 - Akhir Yang Indah
129 Usai
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 01 - Kepergian Ayah
2
Bab 02 - Jahatnya Farhan dan Nadya
3
Bab 03 - Suami Yang Sama
4
Bab 04 - Masa Lalu
5
Bab 05 - Kenapa?!
6
Bab 06 - Ceraikan Aku!
7
Bab 07 - Tetangga Yang Kepo
8
Bab 08 - Fakta Yang Menyakitkan
9
Bab 09 - Mulai Sadar
10
Bab 10 - Mulai Berani
11
Bab 11 - Luka Lama
12
Bab 12 - Benarkah Janji Itu?
13
Bab 13 - Tentang Honeymoon
14
Bab 14 - Tentang Honeymoon (2)
15
Bab 15 - Ini Sangat Sakit
16
Bab 16 - Benar-benar Benci
17
Bab 17 - Amanat Almarhum Ayah
18
Bab 18 - Janji Akan Selalu Ada
19
Bab 19 - Tega
20
Bab 20 - Keputusan Maudy
21
Bab 21 - Tentang Nadya
22
Bab 22 - Dua Bulan Berlalu
23
Bab 23 - Ancaman Kecil
24
Bab 24 - Sudah Tidak Tahan!
25
Bab 25 - Keegoisan Nadya
26
Bab 26 - Dendam Maudy
27
Bab 27 - Tidak Ada Pilihan Lain
28
Bab 28 - Mendapat Dukungan
29
Bab 29 - Setajam Silet
30
Bab 30 - Panti Asuhan
31
Bab 31 - Nasib Yang Sama
32
Bab 32 - Misi Maudy
33
Bab 33 - Bukti Baru
34
Bab 34 - Sepuluh Perjanjian (1)
35
Bab 35 - Sepuluh Perjanjian (2)
36
Bab 36 - Rencana Buruk
37
Bab 37 - Janji Nadya
38
Bab 38 - Tipuan Pertama
39
Bab 39 - Keduanya Egois
40
Bab 40 - Nurunin Ego
41
Bab 41 - Hilang Tanpa Kabar
42
Bab 42 - Keputusan Maudy
43
Bab 43 - Pesan Menyakitkan
44
Bab 44 - Dokter Maya
45
Bab 45 - Mulai Belajar Hal Baru
46
Bab 46 - Tak Ada Kabar
47
Bab 47 - Surat Cerai
48
Bab 48 - Aku Pasti Bisa
49
Bab 49 - Maafin Bunda
50
Bab 50 - Bukan Ini Yang Aku Mau
51
Bab 51 - Pingsan
52
Bab 52 - Tetap Salah
53
Bab 53 - Apa Itu Harga Diri?
54
Bab 54 - Musibah
55
Bab 55 - Ancaman
56
Bab 56 - Sedikit Terkuak
57
Bab 57 - Mulai Terkuak (Sedikit)
58
Bab 58 - Orang Tua Farhan
59
Bab 59 - Sinis
60
Bab 60 - Tersudut
61
Bab 61 - Tahu Semua
62
Bab 62 - Tuduhan
63
Bab 63 - Tentang Luka
64
Bab 64 - Permohonan Maudy
65
Bab 65 - Sumber Masalah
66
Bab 66 - Izin
67
Bab 67 - Kekecewaan
68
Bab 68 - Menyesal
69
Bab 69 - Dituduh
70
Bab 70 - Gak Boleh Takut
71
Bab 71 - Janji
72
Bab 72 - Terpengaruh
73
Bab 73 - Ancaman
74
Bab 74 - Air Mata
75
Bab 75 - Terima Kasih
76
Bab 76 - Tak Ada Harapan
77
Bab 77 - Keresahan Kecil
78
Bab 78 - Sebuah Tawaran
79
Bab 79 - Sedikit Informasi Tentang Farhan
80
Bab 80 - Kebingungan Farhan
81
Bab 81 - Keributan Kecil
82
Bab 82 - Terbongkar
83
Bab 83 - Fitnah (1)
84
Bab 84 - Fitnah (2)
85
Bab 85 - Cemburu
86
Bab 86 - Perjodohan
87
Bab 87 - Tentang Hermawan
88
Bab 88 - Permintaan Farhan
89
Bab 89 - Bertemu
90
Bab 90 - Selesai
91
Bab 91 - Ingat
92
Bab 92 - Manipulatif
93
Bab 93 - Keputusan Akhir
94
Bab 94 - Maaf!
95
Bab 95 - Satu Masalah Selesai
96
Bab 96 - Tindakan Lisa
97
Bab 97 - Maaf
98
Bab 98 - Yang Diinginkan Sama Maudy
99
Bab 99 - Bantuan
100
Bab 100 - Fakta Baru
101
101 - Keputusan Hermawan
102
Bab 102 - Pesan
103
Bab 103 - Kita Nikah Yuk!
104
Bab 104 - Kita Pasti Kuat
105
Bab 105 - Masih Belum Dapat Restu
106
Bab 106 - Jangan Khawatir
107
Bab 107 - Gagal?
108
Bab 108 - Akhirnya
109
Bab 109 - Penantian Panjang
110
Bab 110 - Jangan Berubah
111
Bab 111 - Ajakan
112
Bab 112 - Keresahan
113
Bab 113 - Bakalan Baik Baik Saja
114
Bab 114 - Mereka Yang Peduli
115
Bab 115 - Ribut
116
Bab 116 - Perkara Hal Kecil
117
Bab 117 - Bersama
118
Bab 118 - Perkara Anak
119
Bab 119 - Rutinitas
120
Bab 120 - Anak?
121
Bab 121 - Kembali
122
Bab 122 - Harapan
123
Bab 123 - Lisa dan Masalah
124
Bab 124 - Selesai
125
Bab 125 - Kabar Mengejutkan
126
Bab 126 - Kabar Menyedihkan Lainnya
127
Bab 127 - Berlalu
128
Bab 128 - Akhir Yang Indah
129
Usai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!