Di sisi lain terlihat Zira yang sedang sibuk mencari seorang dengan celingukan kiri kanan. "Lo ngapain celingukan gitu?" Tanyak Aurel.
"Gue nyari kak Varrel" Jawab Zira sembari terus mencari cari keberadaan Varrel.
"Varrel?" Aurel menyatukan kedua alis nya. "Mantan lo atau gebetan baru lo" tanya Aurel antusias.
Zira menoleh. "Bukan" Jawab Zira dengan gelangan kepala.
"Terus"
"Jangan bilang lo ngak tau tentang kak Varrel" Zira menatap Aurel dengan curiga.
"Emang penting?" tanya Aurel dengan wajah lugu nya.
"Oh my god Aurel lo benar-bener kudet!!" Pekik Zira. "Kak Varrel itu ketua osis paling populer dan terkenal di sekolah HSI, kata nya Kak Varrel itu pria paling tampan di HSI [High School Internsional]" Jelas Zira dengan hebo.
"Eleh, berlebihan banget lo" Ucap Aurel masa bodoh.
"Beberapa hari yang lalu gue sempat stalking media sosial kak Varrel, ngak ada apa-apa sih tapi gila followers nya banyak banget" Ucap Zira dengan wajah takjub nya.
"Masa sih" Aurel terlihat kurang percaya.
"Tapi sayang nya kak Varrel seperti manusia kutub utara yang sangat dingin dan galak banget"
"Yaelah udah tau begitu, kenapa masih jadi idola coba" protes Aurel sembari memutar malas kedua bola mata nya.
"Karena kak Varrel itu pintar dan gue dengar dia juga menang olimpiade beberapa kali bahkan tahun lalu kak Varrel juga berhasil nge-lead tim basket sampai menang tingkat nasional".
Baru saja Aurel ingin membuka mulut untuk menjawab ucapan Zira, tiba-tiba saja suara mic berdengung dari atas panggung sontak Aurel pun mengalihkan pandangan nya pada Vira yang ingin menyampaikan sesuatu.
"Selamat pagi! Sebentar lagi acara akan di mulai di mohon pada adik-adik untuk menyiapkan alat tulis dan menyimak penjelasan dari ketua karena tidak akan ada pengulangan penjelasan" Kata Vira lalu berjalan mundur mengikuti posisi anggota osis lain nya.
Sedetik kemudia terdengar suara langkahan kaki yang mengema di seluruh aula, ada sekitar 15 orang rombongan Osis laki-laki yang berjalan melewati seluruh peserta Mos.
Setelah anggota Osis duduk di tempat nya, kini datang tiga laki-laki yang muncul dari arah pintu masuk. Sontak seluruh peserta hebo melihat Varrel, Amar dan Evan berjalan menuju tempat duduk nya.
"Kak Varrel"
"Akh kak Varrel ganteng banget"
"Demi apa!! Ketua osis nya adalah kak Varrel!"
Beberapa perempuan memekik dan melongo saat melihat Varrel walaupun Varrel memasang wajah dingin nya.
"Baiklah perkenal kan nama saya, Vira kelas 3A, saya adalah sekretaris osis dan selama masa observasi kalian harus mematuhi perintah saya dan seluruh kakak kelas kalian, apakah kalian faham" Vira berbicara dengan nada tegas nya tanpa senyum sedikit pun.
"Faham" jawab seluruh siswa bersamaan.
"Oh iya kenal kan dia adalah Varrel kelas 3A ketua osis di sekolah ini" kata Vira sembari melirik ke arah Varrel dengan tersenyum.
"Dia Amar wakil ketua osis kelas 3A dan.. " Vira menatap Evan dengan malas. "Dan cowok tengil yang ada di samping aku ini adalah Evan, cowok paling rese dan nyebelin sejagat Mangatoon" Vira seakan enggan untuk memperkenal kan Evan ke siswa baru.
Bagaimana tidak, Evan terkenal sebagai murid yang sering bolos, sering tidur di kelas dan sering langgar peraturan sekolah. Berbeda dengan Amar dan Varrel yang terkenal sebagai cowok yang sangat pengertian dan rama ke semua orang.
Varrel berjalanan menaiki panggung sembari membawa beberapa lembar kertas putih di tangan kiri nya. "Selamat pagi!" Sapa Varrel pada seluruh peserta Mos dengan suara berat dan menggelegar ke seluruh ruangan.
"Selamat pagi, kak" Jawab seluruh peserta Mos termasuk Aurel dan Zira.
"Selamat datang di High School Internasional. Perkenalkan nama saya Varrel Caesar ketua Osis tahun ini"
"Seperti yang kalian lihat di layar proyektor, ada sistem peraturan yang harus kalian taati saat Mos berlngsung"
Sontak semua mata mengalihkan pandangan nya pada layar proyektor dengan alis yang terangkat sebelah saat melihat tulisan 'DIES GED CREEID. EEN VOOR ALLEN'.
Entah Devan merangkum bahasa itu dari mana hingga seluruh peserta saling lirik dengan kebingungan karena tidak mengerti.
"Hah? Gue ngak paham, lo paham ngak" tanya Aurel sembari melirik Zira.
Zira mengangkat bahu. "Gue juga ngak ngerti maksud nya".
"Hanya ada dua peraturan" kata Varrel dan kini seluruh pandangan teralihkan ke arah Varrel. "Een Voor Allen artinya, satu untuk semua. Salah satu maka semua dapat hukuman dan kedua aturan itu akan berlaku selama masa Mos" lanjut Varrel.
Araya terus menatap Varrel dan benar jika Varrel sangat tampan walaupun tidak tersenyum apalagi sekarang Varrel sedang menjelaskaan sesuatu ahh makin ganteng aja. Walaupun Varrel minim expresi dan datar tapi itu semakin membuat kaum hawa semakin tertarik mendekati nya.
"Pertama kalian wajib meminta tanda tangan kepada pendamping kelompok setelah sesi kegiatan selesai dan kalian juga harus meminta tanda tangan seluruh panitia osis lalu kumpul kan saat Mos akan berakhir yaitu minggu depan" Varrel menjeda ucapan nya mengambil nafas lalu melanjutkan nya.
"Kemudian kalian akan di pecah dalam sebuah kelompok beranggotakan 10 orang secara acak" Lanjut Varrel.
"Saya tidak akan menjelaskan apa arti dan makna peraturan satu! Kalian harus menganalisa nya selama masa mos berjalan dan semua panitia berhak menghukum dan menegur jika kalian melakukan kesalahan" Jelas Varrel
Ini lah yang Varrel tidak ingin kan saat mejadi ketua Osis pasti akan selalu di tuntut untuk berbicara dan menjelaskan sesuatu, sedang kan Varrel adalah orang yang malas berbicara.
"Yang terakhir, saya ingin kalian membuat portofolio arti dan makna Dies Ged Creeid. Een Voor Allen sesuai dengan pengamatan kalian di tulis dengan kertas folio di kumpulkan hari rabu! Faham"
"Faham kak.." Jawab seluruh peserta dengan ragu karena mereka memang kurang faham.
"Ada pertanyaan" Tanyak Varrel sembari melihat seluruh peserta. Namun semua peserta hanya diam tidak ada yang berani bertanyak pada Devan.
"Tunggu!" Seru Aurel saat melihat Varrel ingin turun dari panggung dan sontak Aurel pun menjadi pusat perhatian seluruh peserta dan anggota Osis.
"Ya" Jawab Varrel dan kembali pada posisi awal nya sembari menatap Aurelia.
Semua mata tertuju pada Aurel yang cukup berani menurut nya. Aurel berdiri ia tidak memperdulikan tatapan tajam dari para peserta.
"Kalau kakak tidak menjelaskan aturan satu, bagaimana kami tahu aturan seperti apa? Lalu bagaimana jika salah satu dari kami tanpa sengaja melanggar tetapi kami tetap di hukum? Apakah itu adil?" Aurel terlalu berlebihan menyampaikan keluhan nya bahkan Aurel bertindak kurang sopan.
Varrel masih bungkam dan membiar kan Aurel malanjutkan argumen nya. Namun seorang senior perempuan menegur Aurel karena merasa tidak sopan saat berbicara. "Hey kamu!! Yang sopan kalau berbicara!!" Tegas nya sembari menatap sinis Aurel.
Devan mengangkat tangan nya memberika kode pada Vira agar tetap diam. "Sudah selesai" tanya Varrel pada Aurel yang terlihat diam setelah di tegur oleh Vira. "Peraturan di buat untuk di taati bukan untuk di bantah" Tegas Varrel namun tetap terlihat tenang.
"Yaa! Tapi bagaimana kami ingin taati jika kami tidak tau peraturan nya seperti apa? Bagaimana kami berkerja sama dalam kalompok jika kami saja tidak tau apa yang harus kami terapkan?" Ucap Aurel nyolot.
Varrel mengangkat dagu kemudian kembali berbicara dan memandang tajam ke arah Aurel. "Saya berekspektasi jika kalian bisa berpikir pintar! Saya tidak meminta kalian untuk berkerja sendirian, kalian harus berkerja sama dengan kelompok! Tetapi jika salah satu dari kalian melanggar itu arti nya kalian tidak menghargai usaha teman-teman kalian!!" telak Varrel seketika membuat Aurel bungkam seribu bahasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments