Varrel mengangkat dagu kemudian kembali berbicara dan memandang tajam ke arah Aurel. "Saya berekspektasi jika kalian bisa berpikir pintar! Saya tidak meminta kalian untuk berkerja sendirian, kalian harus berkerja sama dengan kelompok! Tetapi jika salah satu dari kalian melanggar itu arti nya kalian tidak menghargai usaha teman-teman kalian!!" telak Varrel seketika membuat Aurel bungkam seribu bahasa.
"Benar?" tanya Varrel pada seluruh peserta.
"Benar kak.." jawab mereka serentak kecuali Aurel. Ia hanya membuang muka pada Varrel yang sedang memandang nya dengan datar.
"Masih ada pertanyaan" Varrel masih manatap Aurel. Barangkali Aurel masih ingin memepermalukan diri nya sendiri di depan para peserta dan anggota Osis.
Namun Aurel hanya bungkam lalu kembali duduk dengan mengumpat diri nya sendiri yang telah bertindak kelewat batas.
"Kalian bisa masuk ke High School Internasional artinya kalian memiliki kemampuan analitik yang tinggi! Silahkan gunakan pikiran kalian untuk menganalisis mengapa saya dan anggota Osis lain nya menerapkan peraturan ini" Varrel menjeda ucapan nya.
"Saya harap kedepan nya kalian bisa bersikap sopan dan menaati peraturan yang berlaku, Mengerti!!" Tegas Varrel
"Mengerti kak.." Jawab seluruh peserta dengan anggukan kepala dan menyimak penjelasan Varrel.
Setelah memberikan penjelasan pada mereka, Amar sebagai wakil ketua osis maju kedepan memberikan sedikit tambahan ceramah lalu memberikan map pada Varrel dan kembali duduk di kursi meninggalkan Varrel sendirian di atas panggung.
***
Kini malam pun menyambut dengan bintang yang bertebaran di langit gelap dan bulan sabit yang begitu indah menghiasi langit.
"Ma, boleh tidak Aku menempati rumah kost mama karena butuh waktu satu jam jika aku berangkat ke sekolah dari sini" Pinta Aurelia
"Pergilah, akan lebih baik jika kau menjauh dari keluarga ku, jika perlu kau tinggal saja di sana selama nya" kata Lusi enggan menatap Aurelia dan melanjutkan perkerjaan nya.
"Perlu berapa tahun lagi ma, agar mama bisa menyayangiku seperti kak Amelia atau aku harus melakukan apa agar mama bisa sayang pada ku" Tanyak Aurelia.
"Bahkan sampai kau mati pun aku tidak akan perna menyukaimu apalagi menyayangi mu, jadi berhentilah berharap" Lusi berkata sembari berjalan keluar kamar meninggal kan Aurelia yang diam mematung.
"Apa kau akan tinggal menjadi patung di kamar ini" Ujar Lusi yang masuk kembali ke kamar karena melupakan sesuatu dan melihat Aurelia masi berdiam di kamar Lusi. Dengan berjalan gontai Aurelia pun keluar dan berjalan menuju kamar nya dengan deraian air mata.
"Eh eh kau kenapa dek! kenapa kau menangis! siapa yang menyakiti mu! sini kk Sleding biar tau rasa tuh orang, brani bener buat Adek ku yang ngeselin ini nangis" Tanyak Amelia saat melihat Aurelia masuk ke dalam kamar dengan mata yang sembab.
"Mama" ucap Aurelia singkat dengan terisak.
"Haah.. mama" Amelia pun mulai bingung "Kalau gitu kamu yang sabar yah dek, mungkin mama lagi banyak fikiran" Ucap Amelia sembari memeluk Aurelia
"Kenapa mama hanya sayang dengan kak Amelia sedangkan aku selalu di kesamping kan, sejak dulu mama hanya sayang dengan kakak" Keluh Aurelia sembari menangis.
"kau jangan bodoh Aurel kita ini saudara, mama sangat menyayangi kita berdua, kau tidak boleh ngomong gitu" Ujar Amel yang tidak terima dengan ucapan Aurel
"Kakak dan mama sama saja, tidak ada yang bisa mengerti perasaan aku, kalian berdua egois!!" bentak Aurelia sembari bergegas ke tempat tidur dan menutupi tubuh nya dengan selimut. Begitu pun dengan Amelia juga memilih untuk tidur di banding kan harus berdebat dengan Aurelia.
Siapa pun yang mengganggu Aurelia, Amelia lah yang berada di gardan terdepan membelah adik kesayangan nya. Namun jika Aurelia berdebat dengan Mama nya maka Amelia hanya berusaha menenangkan Adik nya. Walaupun pada akhir nya Amelia dan Aurelia akan berdebat juga tapi tidak butuh waktu lama mereka akan berbaikan lagi.Pagi pun menyambut dengan sinar matahari segar.
"Kak Amel mau kemana rapi banget pagi gini" Tanyak Aurelia yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Hari ini kakak mendaftar kerjaan di sebuah perusahaan besar dan semoga saja kakak di terima" Ujar Amelia penuh harap. Walau pun Amelia mempunyai Cafe yang lumayan terkenal namun Amelia juga ingin mencoba melamar kerjaan sebagai sekretaris di perusahaan besar, siapa tau saja Amelia akan mendapat kan Jackpot di perusaan itu dan menambah biaya pemasukan untuk mereka bertiga.
Sejak Lusi jatuh sakit beberapa tahun lalu, Amelia lah yang berkerja banting tulang untuk menghidupi mama dan adek nya. Amelia menjual rumah dan beberapa aset peninggalan alm ayah nya dan uang itu Amelia gunakan untuk membangun rumah kost beberapa petak di pusat kota dan sisa uang nya Amelia sisihkan untuk membeli rumah kecil untuk mereka tempati bertiga. itu lah mengapa Aurelia tiba tiba pindah tampah memberikan kabar kepada Dea.
Rumah kost yang di bangun oleh Amelia berada di pusat kota berdekatan dengan sekolah yang Aurelia tempati sekarang.
"Terus bagaimana dengan Cafe Shop kk? siapa yang bakal jagain" Tanyak Aurelia.
"Jika kau mau, kau bisa membatu kk menjaga Cafe Shop itu, Setelah pulang sekolah kau mampir lah ke Cafe dan kk akan mengajari mu bagaimana mengurus Cafe Shop"
"Baiklah, pulang sekolah aku akan singgah ke Cafe Shop" Ucap Aurelia sembari mengemas barang² nya untuk pindah ke rumah kost baru nya.
"Kau mau kemana, kenapa kau mengemas barang² mu? apakah kau masi marah dengan mama" Tanyak Amelia sembari menghampiri Aurelia dan menahan tangan Aurelia agar berhenti memasukan barang ke dalam koper.
"Ah mana mungkin aku marah dengan mama, Aku hanya ingin pindah ke rumah kost mama karena di sana lebih dekat dari sekolah baru ku, Kk kan tau aku paling susah bangun pagi" Jawab Aurelia.
"Baiklah tapi kk akan terus mengawasi mu yahh, jangan sampai kau bergaul dengan gadis gadis nakal" Amelia takut adik nya akan terpengaruh dengan teman teman nya. apalagi jaman sekarang banyak pergaulan bebas.
"Asiaap kk" Aurelia berdiri sembari memberikan hormat untuk Amelia dengan gelak tawa nya "Oh iya kk mau berkerja di perusaan mana" Tanyak Aurelia.
"Di perusahaan Sebastian Compeny"
"Hah, setau ku perusahaan itu sedang bermasalah deh, mending kk cari kerja yang lain aja" Saran Aurelia karena simpang siur ada yang mengatakan jika Perusahaan itu akan gulung tikar.
"Tidak mau, aku sudah susah payah mencari pekerjaan sepanjang hari dan aku juga ngak perduli walaupun perusahaan itu akan gulung tikar yang penting aku di gaji" Amelia berbicara sembari berjalan keluar kamar dan di susul oleh Aurelia.
Di dapur terlihat Lusi yang sedang menata makanan.
"Ma, Amelia berangkat kerja dulu yah" Amelia pamit sembari mencium pipi Lusi dan berjalan melambaikan tangan.
"Aku pamit ke sekolah dan mulai hari ini aku akan pindah ke rumah kost mama. aku pindah bukan berarti aku menyerah untuk meluluhkan hati mama" Jelas Aurelia dan berlalu pergi meninggal Lusi.
Karena waktu yang lumayan mepet akhir nya Aurelia mengenderai motor dengan kecepatan tinggi. sejam kemudian akhirnya Aurelia sampai di rumah kost nya. Aurelia hanya menyimpan koper nya lalu kembali mengunci pintu dan segera berangkat ke sekolah. Amelia menginginkan jika kelak Aurelia bisa menjadi dokter hebat namun nyatanya Aurelia lebih suka menggambar dan melukis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments