Part 2

Di usia nya yang masi terbilang muda, Amelia mampu mendiri kan Cafe Shop dengan usaha nya sendiri. Cafe itu lumayan terkenal di kalangan anak muda karena konsep dan suasana nya memang cocok buat anak muda untuk nongkrong bersama teman nya.

Aurelia putri kedua dari mendiang suami nya bersama Casandra. Aurelia  memawarisi sifat ibu nya yang jarang tersenyum dan tidak mudah akrab kepada siapapun kecuali orang yang dia sayang.

Amelia, putri kandung Lusi yang sejak lahir tidak perna merasakan kasi sayang seorang ayah. Amelia tumbuh menjadi gadis dewasa dan cantik. walaupun sifat keras kepala Anton juga dia warisi.

Sejak Anton meninggal, Lusi mulai melanjut kan usaha pabrik minyak yang di rintis oleh Anton dengan bantuan keluarga Sebastian. Lusi juga telah membangun beberapa rumah kost mewah untuk para pelajar yang rumah nya lumayan jauh.

Dan kemungkinan Aurelia akan tinggal untuk sementara di rumah kost itu karena rumah yg sekarang Aurelia dan Amelia tempati sangat jauh dari sekolah baru Aurelia.

"Tumben kau sudah rapi, biasa nya kau berangkat setengah delapan ke sekolah" tanyak Amelia saat melihat Aurelia yang sedang sibuk mengepang rambut nya dengan seutas pita merah dan memakai segaram putih hitam.

"Hari ini aku lagi masa observasi  harus memakai seragam putih hitam dan mengepang rambut dengan pita, Hais memang nya masuk ke SMA harus seperti ini yah" keluh Aurelia dengan cemberut. Amelia pun tersenyum melihat adik nya pagi ini begitu kesusahaan mengepang rambut nya sendiri.

"Mau aku bantu untuk mengepang rambut mu" tanyak Amelia dan Aurelia pun mengangguk tanda nya setuju.

Walaupun Amelia tahu bahwa Aurelia bukan lah adik nya. Namun Amelia tidak perna membenci Aurelia sedikit pun.

Karena Lusi sangat membenci Aurelia dan enggan untuk merawat Aurelia, Alhasil Amelia lah yang merawat Aurelia sejak kecil dan sangat menyayangi Aurelia seperti adik kandung nya sendiri.

"Selesai" kata Amelia saat selesai mengepang rambut Aurelia "Kau sangat cantik dek" lanjut Amelia saat melihat pantulan wajah Aurelia di sebuah cermin besar yang berada tepat di depan Aurelia.

"Berhenti memuji ku kak, aku akan kesekolah jangan sampai aku terlambat di hari pertama ku masuk" Aurelia pun berdiri dari duduk nya dan mengambil tas sembari berjalan keluar kamar dan di ikuti oleh Amelia.

"Morning mama" ucap Aurelia dan Amelia bersamaan saat melihat sang mama sedang menata makanan di meja makan dan Lusi hanya mengangguk sembari tersenyum manis melihat Amel.

"Wah masakan mama menggoda imam, Ahh harum banget ma" ucap Amel  yang sedang mengendus aroma masakan Lusi. berbeda dengan Aurel yang langsung mengicip sedikit makanan yang telah tertata rapi lalu mereka bertiga pun sarapan bersama dengan tenang.

****

Hari ini masa orientasi siswa baru seluruh sekolah di mulai serentak. Aurelia melangkahkan kaki dengan ragu menuju aula karena Aurel sangat gugup hari pertamanya mengikuti MOS di tingkat SMA.

Seperti sekolah pada umum nya, hari ini Aurel mengenakan atribut yang menurut nya tidak masuk akal dan tidak berguna.

Hari ini Aurel cosplay menjadi orang gila karena menggunakan papan nama dari kardus dan di gantung di leher menggunakan tali rafia dengan rambut yang di kuncir sesuai tanggal lahir. Benar-benar mirip seperti orang gila.

"Aurelia"

Aurel yang merasa terpanggil pun segera menoleh ke arah sumber suara dan sesaat ada senyuman yang mengembang saat melihat yang memanggilnya adalah Zira sahabat nya sejak SD.

Mereka memang sudah sepakat untuk masuk ke SMA yang sama yaitu SMA High School Internasional.

"Zira" Pekik Aurel saat Zira sudah mendekat ke arah nya.

Dengan nafas yang ngos ngosan Zira sampai di hadapan Aurel. "Cepat ikut gue, lo harus isi daftar hadir dulu karena lo dah terlambat limat menit" Ucap Zira sembari menarik tangan Aurel untuk segera mengikuti nya.

Aurel menepis tangan Zira. "Hah! Terlambat apaan? Mos di mulai kan jam sembilan sedangkan.." Aurel melihat jam tangan yang melingkar di tangan nya "Sekarang baru jam 08.07 masih ada waktu beberapa menit lagi" Ucap Aurel

"Dudul, emang lo ngak baca ralat dari kak Vira kalau jadwal mos di majukan sejam dan itu artinya kegiatan mos di lakukan jam delapan pagi!" Ucap Zira panik.

Aurel pun mengecek hp nya dan benar saja yang di katakan oleh Zira bahwa jam mos di majukan sejam. Semalam Aurel tidak membuka hp nya karena sibuk menyiapkan peralatan dan atribut yang harus dia kenakan hari ini.

"Mampus gue!! Gue ngak baca pengumuman nya semalam" Pekik Aurel dengan panik

"Ayo buruan kita ke aula" Ajak Zira sembari menarik tangan Aurel

Sesampai nya di depan aula, Aurel dan Zira di hadang oleh kakak senior yang bertugas mengecek daftar hadir siswa baru.

"Kamu yang tadi izin ke toilet kan? Bukan nya tadi sendiri?" Tanyak senior itu dengan memasang wajah sinis.

"Maaf kak sa.."

"Dia tadi kesasar kak dan untung nya bertemu dengan saya jadi saya ajak sekalian" Ucap Zira berbohong.

"Mana mungkin, di depan sana sudah banyak anggota osis yang berjaga" Ucap Vira dengan tertawa sinis.

Aurel dan Zira pun terdiam karena ketahuan telah berbohong. "Tanda tangan di sini kemudian duduk di kelompok kalian. IPS di sebelah sini dan IPA di sebelah sana" Tunjuk Vira pada kelompok yang sudah duduk di tempat nya masing-masing.

Mereka berdua pun menuruti perintah Vira dan segera bergabung ke dalam kelompok nya.

***

Berbeda dengan anggota osis lain nya yang sibuk berperan sebagai senior. Varrel malah asik bermain game di sudut ruangan khusus bagi panitia.

Varrel malas berintraksi dengan banyak orang apalagi orang yang baru Varrel kenal. Sejujur nya Varrel tidak ingin menjabat sebagai ketua osis namun mau bagaimana lagi jika guru nya terus mendesak Varrel dan mau tidak mau Varrel harus ikut serta.

Varrel adalah siswa yang sangat berbakat, prestasi yang cemerlang baik di bidang akademik atau pun non akademik. Varrel juga berhasil membawa tim basket menang di tingkat nasional tahun lalu.

"Rel" Seru Amar dari kejauhan saat melihat Varrel sendang bermain game.

"Varrel" Ucap Amar setelah melepas airphone yang di gunakan oleh Varrel

"Apa" Varrel berdecak kesal karena Amar mengganggu konsentrasi nya bermain game.

"Acara bentar lagi mau di mulai, lo malah asik mojok di mari" Oceh Amar

Varrel tidak mengubris ucapan Amar dan malah melanjut kan bermain game. "Oii cepatan Rel lo udah di tungguin di aula" Amar menarik lengan Varrel agar segera berhenti bermain game.

"Brisik" Dengan kesal Varrel mematikan ponsel nya dan memasukan ponsel kedalam saku celana sembari berjalan mendahului Amar.

"Hadeh!! Sabar Amar sabar!!" Ucap Amar sembari mengikuti langkah Varrel

Sesampai nya di aula, seorang anggota osis menyerahkan beberapa lembar daftar hadir yang berisi kan tanda tangan para siswa baru pada Varrel.

"Ini absensi dari 200 peserta siswa baru. Semua siswa sudah hadir dan siap mengikuti kegiatan"

Varrel hanya mengangguk lalu membuka lembaran daftar hadir. Alis Varrel seketika terangkat saat melihat tanda tangan yang sangat rapi di bagian bawah dengan tag nama Aurelia

"Gue udah share salinan nya ke tim dempok, mereka udah mulai bagi dan siang ini hasil nya akan keluar setelah makan siang" Jelas Vira namun Varrel hanya menanggapi nya dengan deheman saja. Lalu menyerahkan kembali lembaran itu pada Vira.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!