Senyum Mematikan

Ke esokan harinya di sekolah semua murid telah masuk ke kelas masing-masing dan memulai pelajaran.tapi saat jam pelajaran pertama di mulai guru yang masuk ke kelas 2-4 memperkenalkan murid baru lagi.

Seorang murid laki-laki yang bertubuh tinggi,besar tepatnya gemuk dan berkulit putih masuk menjadi murid baru di kelas ini.

"Perkenalkan diri mu"ucap bu Indah.

"Hai...teman-teman nama saya Fery"ucapnya dengan nada mendayu-dayu membuat hampir semua teman-teman sekelas tertawa karena suaranya khas cowo yang belok.

Prince melihat Fery dia seperti mengenal sosok Fery sebelumnya.

"Fery kamu duduk di sana ya di bangku paling belakang sebelah Prince"tunjuk ibu Indah.

Prince menoleh ke arah kanannya dia merasa tadi tidak ada bangku disana tapi kenapa bisa ada bangku dan meja kosong di sana tiba-tiba.

Nggak bener nih.

Batin Prince.

Fery berjalan berlenggok ke arah bangku yang di tunjuk ibu Indah,saat dirinya ingin duduk dia menyapa Prince.

"Hai pangeran"sapa Fery.

Prince lalu terbelalak dia mengingat siapa Fery.

"Masih ingat aku?"tanya Fery.

"Dasar peri sialan,peri gadungan elu"bisik Prince memaki Fery.

"Ck...sudah pangeran tak usah marah nanti berubah loh"Fery mengingatkan.

"Akh...sial bener juga apa kata dia"Prince langsung meredakan emosinya.

Dia tidak mungkin kan berubah wujud di kelasnya ini,yang ada semua murid termasuk guru juga akan ketakutan.

Saat jam istirahat tiba.

Prince langsung menarik tangan Fery dan membawanya ke halaman belakang sekolah.

"Eh...peri sialan kenapa elu buat hidup gue sekarang ini sengsara hah?"Prince kesal.

"Maaf pangeran tapi ini semua bukan murni kesalahan dari saya"ucap Fery lirih.

"Ck...elu bener juga sih,terus elu ngapain sekarang ada disini juga?"tanya Prince ketus.

"Aku masih harus membantu anda pangeran,membantu menemukan cinta sejati anda"jelas Fery sumeringah.

"Ck...bantu aku mencari pemilik sarung keris biru yang ada di tubuh ku,maka kutukan ku bisa lenyap"ucap Prince.

"Baik pangeran aku akan membantu anda, sekarang bisa kah kita bersahabat?"

"Nggak mau gue sahabatan sama elu hemft"Prince tersenyum dan Fery melihat senyuman itu dia pun terkesima dengan Prince yang sekarang ini.

Prince berjalan menuju kantin dia lalu memesan somay disana.

"Prince dari mana ajah lu tumben baru keliatan"sapa Ela.

"Tadi gue kebelakang dulu"jawab Prince yang duduk se meja dengan mereka berdua.

Tak lama Fery datang dan ikut nimbrung bersama mereka disana,Prince cuek saja.

"Eh...elu anak baru ya?"tanya Ela.

"Iya kenalin nama gue Fery"ucap Fery mengulurkan tangannya dengan gaya yang lentik.

"Gue Ela dan ini adik kembar gue Elin dia sekelas kan sama kalian"jelas Ela.

Fery hanya tersenyum saja dan Prince asik menikmati makanannya dia makan siomay tiga porsi dan itu sudah biasa di mata si kembar.

Tapi saat sedang asik makan tiba-tiba ada seorang siswa menghampiri meja mereka.

Brak...

Siswa itu menggerbrak meja.

"Hei...anak baru"tegurnya pada Prince.

Fery menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan bukan elu bances tapi dia"ucap siswa itu pada Fery.

"Gue?"tanya Prince santai.

"Iya elu siapa lagi"ucapnya ketus.

"Ck...Simon elu tuh apa-apaan sih"celetuk Ela.

"Ela sayang...gue cuma mau kasih peringatan sama dia kalau jangan deket-deket sama kamu"ucap Simon.

"Ih...apaan sih lu pake sayang...sayang emang elu siapa gue?"ucap Ela ketus.

"Gue calon pacar elu"ucap Simon.

"Hemft...."Prince dan Fery menahan tawanya.

"Heh...jangan ketawa sialan berani lu sama gue?"ancam Simon.

"Berani siapa takut"ucap Prince santai sambil memakan somaynya.

Elin melihat ke arah Prince yang memang tidak ada ekspresi ketakutan di wajahnya.

"Kalo elu berani lawan gue nanti pas pulang sekolah di taman sana"tantang Simon.

"Oke"jawab Prince.

"Pangeran jangan berkelahi nanti kamu bisa emosi dan berubah wujud"bisik Fery.

"Nggak tenang ajah"ucap Prince santai.

Tapi tiba-tiba Simon seperti tertampar oleh angin hingga dirinya tersungkur di lantai.

Prince manyadari ini.

Ini...

"Aw...kenapa ada angin kenceng banget ya?"Simon bingung dia pun pergi karena malu.

"Itu ulah elu ya?"tanya Prince pada Fery.

"Bukan pangeran bener deh"ucap Fery serius.

Terus siapa dong dari kemarin ada yang ngelindungin gue tapi bukan peri? seorang pengedali angin tapi siapa?

Batin Prince sambil kepalanya menoleh kesegala arah mencari siapa pengendali angin tesebut.

Tak lama bel masuk pun berbunyi dan semua murid pun masuk ke kelas masing-masing.

Begitu pun Prince,Fery dan Elin.

Semua murid fokus pada pelajaran tapi tidak dengan Prince dia masih melamun memikirkan siapa pengendali udara itu,dan kenapa dia selalu membantunya.

Dia ingin bertemu dengan pengendali udara dan mengucapkan terima kasih hanya itu yang ada di fikirannya,bila perlu dia ingin berteman dengannya.

"Prince...Prince..."tegur guru fisika pak Gani.

Elin menoel lengan Prince hingga membuat Prince terbangun dari lamunannya.

"Eh...ada pa Lin?"tanya Prince saat Elin mencoleknya.

Elin menunjuk dengan dagunya memberitahukan kalau dirinya di panggil pak Gani.

"Eh...iya pak"ucap Prince mengangguk sopan.

"Kerjakan soal ini"tunjuk pak Gani ke papan tulis yang sudah bertuliskan sebuah soal.

Prince pun maju kedepan dan untung saja dia sudah mempelajari rumus tersebut sebelumnya hingga dia bisa mengerjakannya dengan baik dan benar.

Pak Gani pun tersenyum pada Prince karena dia bangga Prince ternyata anak yang cerdas.

Prince tersenyum di depan kelas semua siswi yang baru pertama kali melihat senyumnya itu berjerit histeris.

"Aaaa ternyata dia kalau senyum manis banget"jerit Muara.

"Iya mengalahkan manisnya gula aaaaa"jerit Anita siswi yang lain.

"Hus...diam kenapa malah pada jerit-jeritan begini sih?!"sentak pak Gani.

Prince pun kembali ke kursinya Elin tersenyum dan mengacungkan jempolnya pada Prince hingga membuat Prince tersenyum lagi.

Dan itu membuat Elin juga ikut terkesima dan tersipu malu.

Aih...manusia beruang ini ternyata benar-benar mempunyai senyuman mematikan untuk para gadis.

Batin Fery.

Saat pulang sekolah Prince melihat Simon yang tadi ingin menantangnya tapi Simon terlihat cuek-cuek saja.

Dan Prince pun cuek saja,dan tak lama dia melihat si kembar Eka dan Elin berjalan beriringan Ela mengejak berbicara Elin sedangkan Elin terlihat hanya senyum-senyum saja menanggapi pembicaraan kembarannya.

"Kenapa dia sangat irit berbicara ya?hehe beda banget sama kembarannya"gumam Prince.

"Hai...Prince mau pulang bareng?"tanya Zeva saat mereka bertemu di parkiran.

"Nggak kak aku bawa sepeda kok"tolak Prince.

"Kan bisa di taruh di bagasi"bujuknya.

"Nggak usah kak makasih,udah ya aku duluan dah kak Zeva"Prince lalu mengayuh sepedanya.

"Dah..."balas Zeva saat melihat kepergian Prince.

...🐻🐻🐻🐻🐻...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!