Bab 5

"Nur!" teriak Mala pada keponakan nya itu dengan galaknya.

Nur yang masih tertidur itu buru buru bangun dan menghampiri bibi nya itu. Nono yang masih tertidur pun ikut terbangun karena teriakan Maka. Mala menarik paksa rambut panjang Nur sampai dirinya meringis kesakitan.

"aduh, sakit bi, ampun Bu, ampun," rintih Nur meminta ampun.

"Kau itu ****** kecil, sini kau," teriak Mala sambil menarik rambut Nur

"Maaf bi, maaf,"

"Maaf, maaf enak saja, kau itu memang ya anak pembawa sial tidak tahu di untung,"

"Aku sudah capek capek ngurusin kau, eh kau malah enak enakan pacaran di luar sana," teriak Mala lagi.

"Tidak bi, tidak, aku, aku tidak pernah pacaran bi," tangis Nur

Plakk, Mala menampar keras pipi Nur. Sampai Nur terduduk jatuh. Mala menatap marah dan jijik pada Nur.

"Sudah dek, sudah, kasihan Nur," teriak Nono dari dalam kamar.

"Diam kau lelaki tak guna, bisa nya hanya ngoceh saja kau itu, dasar mayat hidup tak guna," teriak Mala

"Kau ya, aku sudah bilang cari uang kerja, bukannya pacaran, kau kira aku tidak tahu apa kau asyik di pojokan dengan Boy, hah!" teriak Mala sambil menoyor kepala Nur

"Tidak bi, tidak, kami tidak pacaran bi," tangis Nur

"Hah, sudah berani membantah kau ya, ****** kecil tidak tahu diri, kau kira kau yang paling cantik apa, dasar tidak tahu diri,"

Mala menendang tubuh Nur yang masih terduduk di bawah. Nur terjengkang di buat nya, ada darah yang keluar dari hidung Nur. Mala tidak merasa sedikit kasihan pun pada nya.

"Ingat ya Nur, jika kau memang mau jadi ******, bilang pada bibi agar bibi menjual kau ke Hindun sana, agar kau menghasilkan uang banyak untuk ku, bukan hanya pacaran dengan Boy yang kere itu, kau mau jadi apa tanpa ku," ujar Mala sambil memegang wajah Nur

"Ampun bi, sakit bi, ampun,"

"Mala, sudah lepaskan dia, jangan kau turuti hawa setan mu itu, lepas Mal, lepas," teriak Nono yang sudah merangkak keluar kamar

Mala melihat tajam kearah Nono, dirinya memang sudah merasa kesal pada lelaki lumpuh itu. Tidak ada lagi rasa hormat dan takut pada Nono. Mala meninggalkan Nur yang menangis dan berjalan kearah Nono.

"Ya Tuhan, bibi mau berbuat apa pada paman, jangan jangan bibi mau menyiksa paman, tidak, tidak, jangan Tuhan," gumam Nur takut

"Bi, jangan bi, tolong bi jangan," tangis Nur memanggil bibi nya

"Diam kau ****** kecil, kau akan dapatkan kesempatan mu, aku urus mayat hidup ini dulu,"

"Hai Min, mau apa kau hah," teriak Nono

"Kau tanya aku mau apa sayang, nih aku mau ini,"

Mala menampar kedua pipi Nono kuat. Nono mendorong tubuh Mala hingga Mala terjatuh. Mala melotot tak percaya jika Nono masih bisa melawan dirinya.

"Sialan, lelaki tak ada guna nya, awas kau ya, ku bunuh kau," teriak Mala

Mala menarik kaki Nono yang sedang berusaha merangkak kembali kekamar. Dengan tanpa perasaan dirinya menginjak kuat kedua kaki Nono. Nono yang kesusahan merangkak hanya bisa memandang tajam pada Mala.

"Lepas Mal,, lepas!" bentak Nono

"ciuh, aku harus lepasin kau yang sudah mendorong ku, mimpi kau sayang," ujar Mala seram

"Kau bukan Mala ku, kau iblis,"

"Hahaha, aku memang bukan Mala mu lagi Abang sayang, aku sudah jijik pada mu, nih rasakan," seru Mala sambil menginjak dada Nono kuat

"Bibi jangan bi, tolong lepasin paman bi, tolong," tangis Nur yang sudah memegang kaki Mala kuat.

"Kau setan Mal, kau akan kualat, aku ini suami mu," ucap Nono sesak.

"Hahaha, terserah kau saja suami ku sayang, terserah kau mau mengutuk ku bagaimana, aku tak akan takut, hahaha," tawa Mala keras.

Mala menekan dada Nono kuat, sampai sampai Nono tersengal sengal di buatnya. Nur berusaha mengangkat kaki Mala dari dada Nono. Dengan kasar, Mala menghempaskan dan menendang Nur dengan kaki nya.

Nur terjengkang kebelakang dengan kuat. Nur menangis putus asa melihat pamannya yang sudah pucat pasi itu. Mala semakin jadi dirinya seperti kesetanan.

"Hai Nur, ini akibatnya jika kau tidak menurut pada ku, akan ku siksa lelaki bodoh dan tak guna ini, kau dengar Nur," bentak Mala

"Ya bi, Nur dengar bi, tolong lepaskan paman bi, pukul Nur saja Bi, siksa Nur, Nur iklhas bi, jangan paman bi, tolong bi kasihan paman,"

"Hahaha, kau dengar No, keponakan tersayang mu itu sangat sayang pada mu hingga dirinya rela aku pukul dan ku tendang hanya demi mu, hahaha, hebat, hebat," Mala tepuk tangan

"Mala, iblis kau, aku menyesal menikahi mu Mal," ucap Nono putus putus

"Terserah kau saja bang, aku hanya tak ingin melihat kalian berdua hidup bahagia dan tenang, kau lelaki lumpuh tak ada guna," ujar Mala sambil mengangkat kaki nya dari dada Nono.

Nono dapat bernafas dengan lega karena dada nya tak lagi terhimpit dan sakit. Nur langsung berlari kearah pamannya untuk memeriksa apa kah ada yang terluka di badan pamannya. Mala menatap jijik pada kedua manusia yang tak berguna di depannya.

"Cih, dua orang manusia tak ada guna nya, satu lumpuh seperti mayat hidup, satu nya lagi anak pembawa sial, memang cocok kalian berdua itu,"

"Mala, sudah Mal, sudah," bentak Nono.

"Paman jangan paman, tolong, nanti paman di siksa lagi oleh Bibi," cegah Nur

"Hahaha, hai Nono, dengarkan tuh nasehat keponakan mu itu, diam jangan banyak oceh kau jika kau tidak mau aku siksa lagi, ingat ya disini aku yang berkuasa, bukan kau No, bukan, kau itu hanya mayat hidup, aku kasih saran ya suami ku tersayang, lebih baik kau cepat mati deh biar bebas beban hidup ku, hahaha,"

"Hah, apa kata mu, kau doa kan aku mati, kau keterlaluan Mala, aku ini masih suami mu,"

"Suami yang tak ada guna nya, lelaki tak ada guna jangan kan nafkah lahir, nafkah batin pun kau tak bisa penuhi, hahaha, dasar tidak tahu di untung,"

"Mala!" teriak Nono keras.

"Bi, sudah bi, sudah, paman juga sudah, tolong paman demi Nur, paman," tangis Nur

"Bawa lelaki tak guna ke dalam kamar Nur, seret saja dia kalau kau tak kuat, sebelum pikiran ku berubah lagi, cepat sana," perintah Mala.

"Baik bi,"

Nur mengangkat Nono dengan sekuat tenaga nya keatas kasur. Nono yang melihat keponakan nya itu begitu menderita hidupnya hanya bisa menangis. Nur meminta pamannya untuk tidak menangis lagi.

"Paman, sudah jangan nangis terus, nanti Nur semakin sedih paman," pinta Nur sambil menangis.

"Paman minta maaf ya nak, gara gara paman yang mengangkat kau jadi anak kami, hidup mu jadi menderita seperti ini, paman malu pada kedua orang tua mu nak," tangis Nono

"Tidak paman, Nur bahagia bisa jadi anak paman, Nur yang berterima kasih pada paman, karena hanya paman yang mau menerima Nur," tangis Nur

"Nak, dengarkan paman ya, jika sewaktu waktu paman pergi jauh meninggalkan kau, paman harap kau jangan hanya diam saja menerima siksaan dari Mala, Mala berbuat seperti ini karena dirinya hanya ingin balas dendam pada kedua orang tua mu,"

"Apa maksud paman, Nur tidak paham paman?" tanya Nur bingung

"Nak, kau jangan banyak tanya, kau dengarkan saja apa yang paman mu ini sampaikan, dengarkan baik baik,"

"Baik paman,"

"Umur mu kini baru 15 tahun, 2 tahun lagi maka hak warisan mu akan jatuh ke tangan mu, untuk sementara kami yang mengelola semua harta mu nak, paman harap kau hati hati pada bibi mu itu, jangan perna percaya pada nya, jika kau mampu, lari lah dari sini pergi jauh dari sini," pinta Nono.

"Tidak paman, aku tidak akan pergi, aku tidak mau meninggalkan paman seorang diri,"

"Ya nak, hanya pesan ini yang bisa paman sampaikan pada mu, paman takut diri ku tak sempat menyampaikan pesan apa apa pada mu," ucap Nono seperti orang yang ingin jauh

"Tidak paman, tolong jangan bilang seperti itu, Nur tidak suka paman,"

Mereka berdua saling menangis dan saling menguatkan satu sama yang lain. Nono meminta Nur pergi menemui Mala karena Mala sudah memanggil Nur lagi, Nono tidak mau keponakan tersayang nya itu di siksa lagi oleh Mala. Dalam hati Nono, dirinya selalu mendoakan kebahagiaan buat Nur selalu.

Apakah impian dan harapan Nono akan tercapai, apakah Nur akan bahagia suatu hari nanti?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!