Bab 4

"Huft dasar lelaki tidak ada guna nya, bisa nya hanya bikin kepala sakit saja," gumam Mala kesal

Mala yang pergi meninggalkan rumah tidak memperdulikan Nono suaminya lagi. Diri nya sudah benar benar marah dan kesal. Pagi hari nya di hiasi dengan ceramah Nono saja.

"Sudah lumpuh, bisa nya hanya ngoceh saja, ceramah saja, kasih makan saja tidak bisa tapi mau ngatur hidup orang, dasar tak guna,"

Bruk, tak sengaja Mala menabrak seseorang sampai orang itu terjatuh. Mala yang merasa bersalah berniat untuk menolong orang itu. Saat dilihat olehnya ternyata orang itu adalah seorang pemuda yang tampan

"Wow, tampan sekali," batin Mala mengagumi seorang pemuda yang ada di depannya.

"Eh, maaf ya, sini saya bantu," ujar Mala sambil membantu pemuda itu.

"Tidak, tidak usah, saya bisa bangun sendiri," tolak pemuda itu.

"Ikh sombong sekali anak itu," batin Mala kecewa.

"Tante, kalau Tante mau lewat, lewat saja, kenapa bengong di situ?" tanya nya dingin.

"Eh ya, ini aku memang mau ke warung," jawab Mala serba salah

Sebenarnya niat Mala tidak mau ke warung Hindun. Jadi nya malah ke warung Hindun, dirinya bingung mau beli apa di sana. Karena dirinya tidak jadi sarapan tadi, jadi dirinya memutuskan untuk membeli mie goreng saja.

"Eh ada kau Mala, mau beli apa?, tumben sekali kau kesini?" tanya Hindun.

"Ikh Mpok Hindun ini, memang nya aku tidak boleh kesini apa?" tanya Mala balik.

"Ya boleh saja, cuma tumben saja kau main kesini, warung ku kan jauh dari rumah mu," ujar Hindun dengan tatapan selidik.

"Ikh Mpok ini loh, aku memang tadi nya tidak niat mau kesini tapi saat mencium wangi mie rebus yang di makan anak anak itu, jadi nya kepengen aku,"

"Memangnya kau tidak masak apa, suami mu tidak kau siapkan sarapan apa?" selidik Hindun.

"Mpok ini mau jadi detektif atau jadi penjual sih, kok malah nanya nanya seperti itu, Abang Nono mah sudah sarapan sebelum aku pergi, aku itu tadi nya mau ke pasar tapi keburu lapar jadi nya mampir,"

"Oh begitu ya, ya sudah kau mau pesan apa?" tanya Hindun sambil menyerahkan daftar menu

"Wah hebat juga Mpok Hindun ini ya, warung sekecil ini ada daftar menu nya segala," gumam Mala

Mala memutuskan untuk memesan Indomie rebus di kasih telor dan cabai rawit. Hindun yang merasa aneh pada Mala menatap dirinya tidak kedip kedip. Hindun merasa ada maksud tersembunyi dari kehadiran Mala di warungnya.

"Mau apa si Mala ke warung ku ya, ada niat apa kesini?" gumam Hindun.

"Mih, apa aku boleh pergi sama si Ferdy mih?" tanya Shinta anak buah Hindun

"Kau mau kemana sama si Ferdy, ini masih pagi, masa si Ferdy mau booking kamu?" tanya Hindun balik.

"Seperti nya tidak mih, Ferdy hanya minta Shinta temenin dia saja maen ke pantai," jawab Shinta

"Boleh saja, bilang sama dia, dia harus bayar full gitu,"

"Ya mih,"

"Oh ya, jangan lupa juga, jika dia make kau, kau harus minta bayaran lagi, jangan mau gratisan," pesan Hindun.

"Tapi mih, Shinta sayang sama Ferdy, Shinta tidak mungkin minta bayaran pada nya mih," ujar Shinta pelan

"Goblok kau itu, makan tuh cinta, bagaimana kau bisa kirim uang ke kampung jika kau kasih service Ferdy cuma cuma," bentak Hindun

"Eh Mpok, masih pagi, Napa marah marah tuh?" tanya Mala setelah dirinya tidak sengaja mendengar suara bentakan Hindun

"Hindun lagi marah sama siapa ya, kok pakai bayar, bayat segala sih?" gumam Mala pelan

"Akh tidak ada apa Mal, kau nikmati saja makanan mu itu," teriak Hindun.

Hindun dan Shinta menemui Ferdy yang sudah menunggu Shinta di dekat mobilnya. Hindun tidak segan segan meminta bayaran full pada Ferdy meskipun Shinta tidak mengijinkan nya. Ferdy yang memang anak orang kaya itu memberi uang dengan royal.

"Siapa ya anak itu, seperti nya Mpok Hindun kenal baik sama anak itu, loh, loh kok dia kasih uang ke Mpok Hindun sih?" tanya Mala pada dirinya sendiri.

Hindun pun tersenyum lebar saat menerima uang yang diberikan oleh Ferdy. Shinta pun dengan cepat memasuki mobil Ferdy. Mala tak berkedip memperhatikan apa yang dilakukan Ferdy.

"Eh, eh Mpok, siapa cowok itu?" tanya Mala saat Hindun melewati nya.

"Eh yang mana Mal, banyak anak cowok di sana?" tanya Hindun bingung.

"Akh Mpok ini, itu yang pergi sama anak mu itu?" tanya Mala kesal

"Anak mana?, ikh kau itu Mal, aku itu belum punya anak,"

"Itu loh Mpok, yang manggil Mpok Hindun dengan Mih?" tanya Mala lagi

"Oh itu toh, hahaha, itu mah si Shinta anak buah ku, hahaha, kau itu ada ada sih Mal," tawa Hindun

"Oh dia anak buah mu toh, lalu dia itu pergi sama siapa?"

"Shinta pergi dengan Ferdy, itu anak juragan Mud yang punya kontrakan banyak,"

"Anak juragan Mud?, apa yang dari kota maksud nya?"

"Ya benar, dia disini sedang liburan kata nya, memang kenapa Mal, kenapa kau tanya tanya siapa Ferdy?"

"Ya tidak ada apa apa si Mpok, aku hanya penasaran kok di kampung kita ternyata ada cowok ganteng macam si Ferdy,"

"Hahaha, kau ini, memang sih di kampung kita tidak ada yang ganteng, si Ferdy itu lah yang paling ganteng selama aku disini,"

"Memang nya Ferdy itu sering apa ke warung Mpok?" selidik Mala

"Ya bisa di bilang sering sih, sehari itu bisa melebihi seperti minum obat, sehari bisa 6x anak itu main kesini,"

"Hah, mau ngapain juga anak itu maen ke warung Mpok Hindun sampai 6x sehari?"

"Ya dia mau pacaran lah sama si Shinta, jika Shinta ada tamu, ya dia di temenin oleh Murni,"

"Tamu?, Murni?, siapa lagi mereka Mpok," tanya Mala.

"Hahaha, ya ada deh, memangnya kau kenapa kepengen tahu banget tentang si Ferdy, apa kau suka pada nya Mal?" tanya Hindun

"Ya sih Mpok, si Ferdy itu ganteng banget, bikin gimana gitu," ujar Mala tak malu.

"Hahaha, kau itu Mal, kau pasti kurang belaian Nono ya, secara suami mu itu lumpuh, hahaha," ledek Hindun

"Ikh Mpok ini, ya tidak lah, bang Nono masih bisa memberi ku nafkah batin kok, kau itu jangan sok tahu deh Mpok," ujar Mala berbohong.

"Hahaha, Mala Mala, memangnya aku perempuan polos apa, apa kau lupa suami ku dulu kan sama seperti suami mu itu, lumpuh, mana bisa dia kasih kehangatan lagi, hahaha," ledek Hindun

Mala yang merasa tersindir itu akhirnya terdiam dan tidak berani menatap Hindun. Karena yang di katakan oleh Hindun itu semua nya benar. Mala butuh kasih sayang dan belaian lelaki.

"Aku harus mendapatkan Ferdy, jangan panggil aku Mala jika aku tidak bisa mendapatkan anak itu," batin Mala

Mala tak sadar jika Ferdy masih sangat muda. Beda jauh dengan dirinya yang sudah berumur. Beda umur Mala dan Ferdy juga lumayan banyak yaitu 10 tahun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!